20190522

Kebaktian PA Imamat, Rabu 22 Mei 2019 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 23:23-25
23:23 TUHAN berfirman kepada Musa:
23:24 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus.
23:25 Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN."

Kita kembali berbicara pesta yang kelima yaitu pesta bunyi nafiri. Pesta keenam adalah pesta grafirat atau pendamaian dan yang ketujuh adalah pesta pondok daun-daunan. Perjalanan gereja, perjalanan rohani kita juga seirama dengan masa raya Tuhan yang kita jalani dan memang harus kita jalani. Tidak satu masa raya Tuhan yang bisa kita abaikan. Semua harus kita jalani karena itu bagaikan anak tangga untuk mencapai singgasana. Singgasananya adalah pesta pondok daun-daunan, saat gereja sudah menyatu dengan Kristus.

Semua pesta ini hanya bayangan. Apa yang ditulis dalam Perjanjian Lama pada hakekatnya itu hanya bayangan. Jadi ibadah mereka ini adalah ibadah bayangan. Kita sekarang ada pada ibadah wujud.
Kolose 2:16-17
2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;
2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus.

Jika kita melihat ibadah umat Israel yang sifatnya disebut bayangan, bukan berarti bahwa kemudian dianggap ringan atau diringankan atau tidak punya nilai di hadapan Tuhan. Itu tetap punya nilai dan tidak boleh diringankan. Karena ketika mereka mulai meringankan dan tidak menghargai serta tidak menjalankan semestinya maka Tuhan tidak senang melihat mereka melaksanakan seperti itu sehingga terjadi penolakan dari Tuhan. Jadi walaupun bayangan bukan berarti itu tidak dinilai oleh Tuhan karena itu Firman. Jika dilayani dan dikerjakan hanya asal maka Tuhan tidak setuju. Sebabnya Tuhan murka. Di sini Tuhan memperlihatkan ketidaksenangan hatiNya melihat umat melaksanakan masa raya hanya asal-asal. Apalagi kita sekarang ibadah wujud, dulu hanya bayangannya.
Yesaya 1:14
1:14 Perayaan-perayaan bulan barumu dan pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu menjadi beban bagi-Ku, Aku telah payah menanggungnya.

Sekalipun bayangan tetapi jika dilakukan tidak sesuai dengan format Firman Tuhan, tidak sesuai dengan selera Tuhan maka Tuhan tidak suka melihat ini sehingga terjadi penolakan. Sekarang kita ada pada poin pesta bunyi serunai, bunyi nafiri atau bunyi sangkakala. Kita berada pada wujud. Kalau bayangan saja Tuhan bisa murka apalagi kita yang melayani dalam bentuk wujudnya. Jika kita mempemainkan itu sangat menyakiti hati Tuhan dan bisa terjadi penolakan lebih dari bangsa Israel dulu.

Olehnya kita perhatikan masa raya apa kita sekarang, poinnya masa raya bunyi nafiri. Kalau bicara bunyi nafiri maka bagian tubuh apa yang meniup? Nafiri berbunyi karena ditiup oleh mulut. Kalau dulu mereka meniup terompet atau nafiri yang dibuat dari perak. Jadi begitu mereka pegang dan meniup maka yang mereka pegang itu adalah harga tebusan. Ini dulu bayangan. Sekarang kita bukan bayangan, tebusan Korban Kristus benar-benar sudah wujud dalam diri kita. Begitu kita meniup perak, begitu kita memegang korban Kristus, berarti kita menyuarakan korban Kristus, korban tebusan/kelepasan.

Sekarang bagaimana saya mengangkat Korban Kristus/kelepasan. Apakah korban Kristus itu sudah menjadi pengalaman saudara? Ini wujud. Apakah suara nafiri itu sudah mengasai hidup saudara, alias apakah korban penebusan itu sudah menjadi pengalaman keselamatan saudara. Apakah saya sudah menikmati arti penyelamatan dari perak, berarti dari korban Kristus. Kalau sudah menikmati indahnya persekutuan dengan Korban Kristus, maka harus saya tiup supaya orang lain juga bisa selamat seperti saya.

Kita ada pada wujudnya, dulu mereka hanya bayangan. Begitu kita pegang terompet atau serunai atau nafiri atau sangkakala berarti kita memegang perak/harga kelepasan. Sebab sangkakala itu dibuat dari perak.
Bilangan 10:1-2
10:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
10:2 "Buatlah dua nafiri dari perak. Dari perak tempaan harus kaubuat itu, supaya dipergunakan untuk memanggil umat Israel dan untuk menyuruh laskar-laskarnya berangkat.

Begitu meniup maka kita pegang nafiri perak. Berarti kita lebih dahulu harus ada persekutuan yang nyata bahwa kita telah diselamatkan oleh Korban Kristus. Ini wujudnya. Hanya orang yang meniup nafiri itu yang menikmati bahwa dia sudah diselamatkan. Hanya orang yang merasa sudah diselamatkan oleh Korban Kristus maka dia akan bersaksi, dia pasti akan meniup nafiri. Jadi kalau saudara mengatakan “saya sudah diselamatkan/ dilepaskan oleh Korban Kristus, saya sudah pegang nafiri dari perak” maka saudara akan bersaksi.

Dua nafiri perak itu berbicara perjanjian lama dan perjanjian baru yang berbicara pekerjaan penebusan Tuhan dalam manusia, wujudnya adalah Korban Kristus. Jika saudara sudah mengalami itu, tetapi kalau saudara tidak mau meniup berarti saudara egois di hadapan Tuhan, mementingkan diri sendiri! Kalau kita mementingkan diri sendiri justru itu kepala dari 18 dosa di akhir zaman. Itu berarti masih dilabel dosa, masih dibelenggu dosa. Ini yang harus kita pangkas dari diri kita, supaya jangan ada dari diri kita hanya berpikir selamat sendiri dan tidak peduli dengan orang lain. Kalau kita peduli dengan orang lain maka kita akan waspada menjaga diri kita dan mulut kita meniup nafiri berarti bersaksi kepada mereka dan berupaya jangan menjadi sandungan bagi orang lain.

II Timotius 3:1-2
3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama,

II Timotius 3:1-2 (Terjemahan Lama)
3:1 Perhatikanlah! Pada akhir zaman akan datang kelak suatu masa yang sukar.
3:2 Karena segala orang akan mengasihi dirinya sendiri, dan tamak akan uang, membesarkan dirinya, congkak, mengumat orang, durhaka kepada ibu bapanya, tiada syukur, fasik,

Kita ibadah wujud, makanya kita merayakan pesta bunyi nafiri yang bareng dengan pesta grafirat untuk menuju pesta pondok daun-daunan. Kalau ini kita abaikan, jangan sampai kita ditolak oleh Tuhan. Bisa pendeta ditolak oleh Tuhan. Dr. Brainberlay/London sudah melihat banyak pendeta ditolak dan ada di neraka. Dia seorang ahli apoteker, tiba-tiba datang anak muda masuk di tokonya. Anak muda itu berkata “engkau akan menjadi hamba Tuhan, segera lepaskan pekerjaan ini karena kau akan menjadi hambaNya”. Tiba-tiba anak muda itu hilang, dia cari-cari sudah tidak ada, itu utusan Tuhan.

Kemudian Tuhan perlihatkan dua suasana yang bertolak belakang, dia lihat sorga dan dia lihat neraka. Pada waktu itu dia melihat ada orang beribadah di neraka. Artinya diperlihatkan ada orang beribadah tetapi kenapa masuk neraka. Mereka menyanyi semuanya fals, musiknya fals. Kemudian saat Firman mau diberitakan dan pendeta naik di belakang mimbar. Begitu pendeta mengatakan “mari kita buka Alkitab” maka jemaat itu datang mengeroyok dia “gara-gara kau kami ada di sini!”. Itu sebabnya ketika itu Dr.Brainberlay mengatakan “jangan saudara pikir saudara sudah berdiri di belakang mimbar maka otomatis saudara giring jemaat ke sorga. Jangan sampai saudara giring di neraka!”. Bahasa ini memotivasi saya, jangan sampai menjadi gembala tetapi menggiring jemaat masuk neraka.

Kita hati-hati sekarang ini, kita ada pada ibadah wujud, bukan bayangan. Kalau bayangan saja Tuhan sangat murkai jika salah, apalagi ibadah wujud. Ketika kita mengangkat nafiri, bicara Firman, bicara korban penebusan, berarti lebih dahulu menikmati bahwa saya sudah diselamatkan oleh Tuhan lewat Korban Kristus”. Maka harus ada ikhtiar untuk menolong dan menyelamatkan orang lain. Jangan kita egois. Paulus sendiri berkata “celaka aku kalau aku tidak tiup nafiri!”.
I Korintus 9:15
9:15 Tetapi aku tidak pernah mempergunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian. Sebab aku lebih suka mati dari pada ...! Sungguh, kemegahanku tidak dapat ditiadakan siapa pun juga!

Motivasi pelayanan rasul Paulus dia perlihatkan pada ayat 15. Tujuan pelayannya bukan untuk mencari sesuatu yang sifatnya duniawi, tetapi tujuannya sungguh untuk keselamatan orang lain.

I Korintus 9:16
9:16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.

Paulus berkata “celaka aku kalau tidak meniup nafiri”. Tadinya Paulus adalah orang yang giat melawan Tuhan Yesus, sampai pengikut Tuhan Yesus banyak yang dia bunuh. Tetapi setelah dia sadari ternyata yang dia lawan adalah suara nafiri perak yang mengungkap penebusan Tuhan di dalam Yesus. Begitu dia sadar maka benar-benar dia berubah sikap. Perhatiannya tidak lagi terfokus hanya untuk dirinya, dia meniup nafiri juga untuk orang lain. Itu namanya rayakan pesta bunyi nafiri, ada aktifitas kita. Kita merayakan pesta bunyi nafiri berarti ada aktifitas kita. Bagaimana untuk menolong dan menyelamatkan orang-orang lain yang belum diselamatkan. Itu yang dilakukan oleh rasul Paulus.

Peniupan nafiri ini tidak lepas dengan fungsi mulut yang meniup. Kita sekarang ini bukan nafiri lagi yang kita bawa-bawa. Tetapi dengan mulut kita bersaksi dan dengan ekspresi-ekspresi kita. Orang yang menangkap perkataan kita, melihat perilaku kita sehingga mereka berkata “benar itu bapak, benar itu ibu, benar pribadi itu sudah diselamatkan” sehingga dia juga tertarik. Ini yang harus ada dalam kehidupan gereja Tuhan.

Kita berbuat ini bukan kita buang-buang waktu. Jangan sampai kita Kristen vakum tidak bersaksi. Dan lebih tidak elok lagi dia tidak bersaksi malah jadi sandungan. Sedangkan kita sudah bersaksi kita harus waspada jangan sampai jadi sandungan. Apalagi tidak bersaksi dan malah jadi sandungan. Ini berarti tidak merayakan pesta bunyi nafiri.

Ini pesta bunyi nafiri dalam Imamat 23:23-25, ada 3 ayat. Tetapi lengkapnya ada dalam bilangan 29:1-6. Kalau kita lihat pesta nafiri ini, termasuk 6 pesta yang lain, itu semua oleh raja Salomo, sudah dibawa pada satu lokasi yaitu Bait Allah. Termasuk pesta Paskah, roti fatir, timang-timangan, Pantekosta, bunyi nafiri, grafirat dan pesta pondok daun-daunan, tidak lepas dengan Bait Allah. Jadi kalau kita bersaksi berarti kita terkait dengan Bait Allah, terkait dengan Tubuh Kristus. Dulu bayangan, tetapi kita sekarang wujud, wujudnya adalah Tubuh Kristus.

Jadi semua pesta tidak lepas dengan Bait Allah, semua pesta terkait dengan Bait Allah, mulai dari Paskah.
II Tawarikh 2:4
2:4 Ketahuilah, aku hendak mendirikan sebuah rumah bagi nama TUHAN, Allahku, untuk menguduskannya bagi Dia, supaya di hadapan-Nya dibakar ukupan dari wangi-wangian, tetap diatur roti sajian dan dipersembahkan korban bakaran pada waktu pagi dan pada waktu petang, pada hari-hari Sabat dan bulan-bulan baru, dan pada perayaan-perayaan yang ditetapkan TUHAN, Allah kami, sebab semuanya itu adalah kewajiban orang Israel untuk selama-lamanya.

Jadi pesta-pesta yang kita rayakan secara rohani ini adalah kewajiban supaya tetap berada pada Tubuh Kristus. Ini upaya dari Tuhan dan kita harus mengupayakan supaya ada di sana. Saya melihat luar biasa tujuan Tuhan ini. Olehnya kalau kita paham tentang Paskah, berarti menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maksudnya untuk menjadi Tubuh Kristus. Merayakan roti fatir tujuannya apa? Supaya ada jalan masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Saudara ditimang-timang dan digembalakan oleh hamba Tuhan tujuannya apa? Supaya saudara dan hamba Tuhan itu masuk Tubuh Kristus. Saudara dan hamba Tuhan butuh Roh Kudus supaya ada kemampuan ajaib untuk bisa menapaki hidup yang ada dengan berbagai corak ragam tantangan supaya kita masuk dalam Tubuh Kristus.

Sebagai umat Tuhan dan saya hamba Tuhan, Tuhan makin membuka isi hatiNya dengan terang benderang. Tidak cukup bila berkata: “ah saya sudah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat lalu dibaptis”. Saudara belum mengerti semua ini. Nanti sampai pada pesta bunyi nafiri baru saudara mengerti, ternyata hubungannya dengan Bait Allah tidak bisa saudara ingkari. Ternyata rangkaian tujuh pesta ini erat hubungannya dengan pembangunan Tubuh Kristus, saling terkait satu dengan yang lain.

Pesta bunyi nafiri dirayakan tanggal 1 bulan yang ketujuh. Tanggal 1 itu berarti bulan baru. Apakah benar kita meniup nafiri pas tanggal 1 yaitu bulan baru dengan roh perdamaian. Sudahkah kita menikmati pekerjaan penebusan itu, ada roh perdamaian. Betul sudah mengalami Paskah, tetapi di sini harus dikaji kembali. Begitu memegang nafiri, ditiup, berarti saudara bersinggungan dengan Korban Kristus. Begitu saudara angkat Alkitab, saudara cerita Firman, berarti saudara bersinggungan dengan Korban Kristus.

Contoh orang yang merayakan bulan baru, apakah betul-betul dia menikmati pekerjaan penebusan atau tidak. Ternyata tidak.
I Samuel 20:24
20:24 Sesudah itu bersembunyilah Daud di padang. Ketika bulan baru tiba, duduklah raja pada meja untuk makan.

Daud bersembunyi di padang sebab sudah ada pembicaraan dengan Yonatan. Yonatan mau meraba hati bapanya apakah benar bapanya ini niat 100% mau membunuh Daud. Saat itu bulan baru, berarti peniupan nafiri.
Bilangan 29:6
29:6 selain dari korban bakaran bulan baru serta dengan korban sajiannya, dan korban bakaran yang tetap serta dengan korban sajiannya dan korban-korban curahannya, sesuai dengan peraturannya, menjadi bau yang menyenangkan, suatu korban api-apian bagi TUHAN.

Peniupan nafiri kena bulan baru, bulan 7 tanggal 1. Dan apa yang terjadi pada perayaan bulan baru di istana Saul?
I Samuel 20:25
20:25 Raja duduk di tempatnya seperti biasa, dekat dinding. Yonatan berhadapan dengan dia, Abner duduk di sisi Saul, tetapi tempat Daud tinggal kosong.

Jadi pesta bulan baru tetapi Daud tidak ada. Padahal Daud ini orang istana karena dia anak mantu raja. Raja merayakan bulan baru tetapi hatinya busuk! Ini kita jaga, jangan sampai kita merayakan ini dan itu, masa raya Tuhan kita rayakan, tetapi kalau hati kita busuk maka di hadapan Tuhan hanya menghadirkan bencana.

I Samuel 20:26
20:26 Dan Saul tidak berkata apa-apa pada hari itu, sebab pikirnya: "Barangkali ada sesuatu yang terjadi kepadanya; mungkin ia tidak tahir; ya, tentu ia tidak tahir."

Memang kalau merayakan bulan baru, harus mentahirkan diri.

I Samuel 20:27
20:27 Tetapi pada hari sesudah bulan baru itu, pada hari yang kedua, ketika tempat Daud masih tinggal kosong, bertanyalah Saul kepada Yonatan, anaknya: "Mengapa anak Isai tidak datang makan, baik kemarin maupun hari ini?"

Daud tidak ada berarti tidak merayakan bersama, dia menjauh. Bagaimana Daud bisa duduk semeja dengan orang yang membenci dia. Apa arti merayakan bulan baru, meniup nafiri tetapi duduk dengan orang yang tidak senang dengan dia, itu sebabnya dia menghindar.

I Samuel 20:28
20:28 Jawab Yonatan kepada Saul: "Daud telah meminta dengan sangat kepadaku untuk pergi ke Betlehem,

Ini rekayasa! Jika logika kita manusia, berarti Yonatan berbohong di sini. Padahal mereka sudah janjian Daud bersembunyi di balik batu, tetapi dia katakan ada ke Betleham. Begitu rupa Yonatan untuk mengawal dan menjaga Daud. Karena apa? Cinta Yonatan dengan Daud lebih dari cinta perempuan kepada laki-laki. Semua peralatan perang Yonatan dia serahkan kepada Daud karena kasihnya kepada Daud.

I Samuel 20:29-30
20:29 katanya: Biarkanlah aku pergi, sebab ada upacara pengorbanan bagi kaum kami di kota, dan saudara-saudaraku sendirilah yang memanggil aku. Oleh sebab itu, jika engkau mengasihi aku, berilah izin kepadaku untuk menengok saudara-saudaraku. Itulah sebabnya ia tidak datang ke perjamuan raja."
20:30 Lalu bangkitlah amarah Saul kepada Yonatan, katanya kepadanya: "Anak sundal yang kurang ajar! Bukankah aku tahu, bahwa engkau telah memilih pihak anak Isai dan itu noda bagi kau sendiri dan bagi perut ibumu?

Inikah model orang merayakan bulan baru, inikah model orang meniup nafiri! Dia justru mengatakan anaknya “anak sundal kurang ajar!”. Begitu rupa gambar isi hati dari Saul, sekarang nampak di mata Yonatan.

I Samuel 20:31
20:31 Sebab sesungguhnya selama anak Isai itu hidup di muka bumi, engkau dan kerajaanmu tidak akan kokoh. Dan sekarang suruhlah orang memanggil dan membawa dia kepadaku, sebab ia harus mati."

Orang merayakan masa raya mengapa malah berpikir seperti ini?. Kita ini ada pada ibadah wujud. Lebih besar tuntutan Tuhan kepada kita sekarang. Jangan berpikir “oh Perjanjian Lama lebih berat dari kita sekarang”. Justru Perjanjian Baru lebih berat, tetapi tidak langsung dihukum. Karena zaman kemurahan maka selalu diberi kesempatan untuk bertobat.

I Samuel 20:32-33
20:32 Tetapi Yonatan menjawab Saul, ayahnya itu, katanya kepadanya: "Mengapa ia harus dibunuh? Apa yang dilakukannya?"
20:33 Lalu Saul melemparkan tombaknya kepada Yonatan untuk membunuhnya. Maka tahulah Yonatan, bahwa ayahnya telah mengambil keputusan untuk membunuh Daud.

Ini yang terjadi di meja Saul. Merayakan bulan baru, merayakan bunyi serunai tetapi hatinya busuk, ingin membunuh, ingin mencabut nyawa orang lain. Yang seharusnya kalau kita pegang bunyi nafiri itu justru untuk keselamatan nyawa orang lain. Di sini sebaliknya mau mencabut nyawa orang lain. Ini bukan perayaan pesta. Ini jangan terjadi pada diri kita.

I Samuel 20:34
20:34 Sebab itu Yonatan bangkit dan meninggalkan perjamuan itu dengan kemarahan yang bernyala-nyala. Pada hari yang kedua bulan baru itu ia tidak makan apa-apa, sebab ia bersusah hati karena Daud, sebab ayahnya telah menghina Daud.

Yonatan langsung meninggalkan kursinya dengan kemarahan yang menyala-nyala. Menghina Daud saja Yonatan sudah tidak sanggup mendengar, apalagi seperti ayahnya yang mau membunuh. Jadi kita lihat di sini, merayakan bunyi nafiri tetapi ada niat hati busuk. Di sini dikatakan oleh Firman Tuhan, Yonatan tidak sanggup mendengar penghinaan kepada Daud, menghina orang yang diurapi Tuhan. Apa arti duduk semeja tetapi ada niat membunuh, mencabut nyawa orang dan menghina orang lain, yang seperti ini bukan pesta.

Akhirnya dua tempat duduk, dua kursi di meja Saul kosong, tidak ada lagi yang duduk. Di mana ada penghinaan, di mana ada hati busuk, maka kursi mempelai tidak akan ada. Kenapa? Sebab Daud dan Yonatan digambarkan seperti dua sejoli yang cinta mereka seperti cinta perempuan. Jadi kursi yang kosong ini adalah kursi mempelai. Padahal kita mau dibawa ke sana. Pesta demi pesta yang Tuhan suruh rayakan adalah untuk membawa kita pada kursi mempelai.

Coba renungkan ketika Daud menyanyikan nyanyian ratapan saat dia mendengar Saul sudah mati dan sahabatnya Yonatan juga sudah mati. Bagaimana ungkapan Daud yang tulus ikhlas. Walaupun Saul mau membunuh, dia tetap mengasihi Saul. Walaupun Saul mau mencabut nyawanya, dia katakan Saul orang yang paling baik di Israel. Tidak ada pembalasan, Daud tidak ada sakit hati.
II Samuel 1:19-20,23 (Ratapan Daud untuk Saul dan Yonatan)
1:19 Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!
1:20 Janganlah kabarkan itu di Gat, janganlah beritakan itu di lorong-lorong Askelon, supaya jangan bersukacita anak-anak perempuan orang Filistin, supaya jangan beria-ria anak-anak perempuan orang-orang yang tidak bersunat!
1:23 Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.

Sekalipun Saul selalu berniat jahat kepada Daud, karena Daud ada pemahaman dan pengenalannya bahwa dia merayakan masa raya ini sehingga dia tulis dalam Mazmur 89:16.
Mazmur 89:16 (Terjemahan Lama)
89:16 Berbahagialah segala umat yang mengetahui akan bunyi nafiri, ya Tuhan! mereka itu akan berjalan dalam terang yang dari hadirat-Mu.

Inilah pribadi Daud, karena dia mengetahui bunyi nafiri, dia tahu arti korban Kristus. Kalau kita ingin mengetahui apa itu bunyi nafiri yang keluar dari nafiri perak yaitu Korban yang kita terima dari dua nafiri ini maka kita berbahagia. Daud tidak ada niat membunuh, tidak ada roh dendam, tidak ada sakit hati. Ini orang yang tahu bunyi nafiri/Firman.

II Samuel 1:24-26
1:24 Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.
1:25 Betapa gugur para pahlawan di tengah-tengah pertempuran! Yonatan mati terbunuh di bukit-bukitmu.
1:26 Merasa susah aku karena engkau, saudaraku Yonatan, engkau sangat ramah kepadaku; bagiku cintamu lebih ajaib dari pada cinta perempuan.

Ini cinta mempelai. Kita merayakan Paskah, roti fatir, timang-timangan, bunyi nafiri, tetapi kalau seperti Saul, stop! Kita harus berubah, jangan lagi ada ugut-ugutan dalam hati kita. Akhirnya dua kursi kosong. Sesudah peristiwa ini maka Yonatan bangkit dengan amarahnya karena mendengar ayahnya menghina Daud. Berarti hati Yonatan tidak setuju jika menghina orang, ini bukti dia bersekutu dengan korban tebusan, untuk kita sekarang Korban Kristus. Maka tidak ada penghinaan apalagi mencabut nyawa orang.

Kita meniup nafiri justru untuk menolong nyawa orang, supaya orang lain selamat sebagaimana kita sudah selamat. Maka seperti yang ditulis oleh rasul Paulus “celaka aku jika tidak memberitakan Firman” berarti celaka aku jika tidak meniup nafiri. Artinya sekarang celaka aku jika tidak bersaksi, karena aku telah  menikmati keselamatan itu. Hanya orang yang telah menikmati telah diselamatkan maka dia akan meniup nafiri. Betulkan saudara sudah menikmati bahwa saudara sudah diselamatkan lewat Injil yang saudara dengar ditiup oleh orang lain. Saudara harus ada terbeban untuk meniup lagi. Itulah namanya pesta serunai.

Berarti meniup nafiri ini bukan sendirian, namun sahut menyaut, sambung menyambung. Berarti kalau saya meniup nafiri, ayo saudara lanjutkan juga. Kemudian yang diselamatkan meniup juga. Maka ramailah kita meniup serunai. Makanya manfaatkan kesempatan ini. Jangan sampai kita tidak memanfaatkan mulut kita untuk meniup serunai, jangan sampai kita menutup mulut kita untuk tidak menyaksikan korban tebusan yaitu korban Kristus di Golgota.

Filipi 4:8
4:8 Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.

Di sini kita banyak kebobolan. Tetapi pengajaran ini tidak bisa untuk tidak disandingkan walaupun kita banyak bobol di sini. Sekarang kita dengar kita harus berjuang supaya mulut, pikiran dan perasaan kita bagaikan bunyi serunai.
Kolose 4:6
4:6 Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.

Ini bukan hanya untuk hamba Tuhan tetapi bersama jemaat. Kata-katamu jangan hambar supaya tahu bagaimana memberi jawab kepada orang-orang lain. Kalau saudara buka handphone saudara, banyak orang bertanya-tanya apakah arahnya ke sorga atau ke neraka. Kenapa hatinya risau dan tidak ada ketenangan, tidak tahu pasti ke sorga dan ke neraka. Kemudian dia bergumul dan tiba-tiba Almasih datang “terimalah Aku”. Begitu dia terima maka hatinya damai maka dia berseru dengan nama Tuhan. Baru mendengar umat Tuhan menyanyi hatinya sudah sejuk. Mereka ini bertanya-tanya, kepada siapa mereka mau bertanya? Kadang mereka malas juga bertanya pada yang sudah percaya karena melihat hidupnya tidak karu-karuan!

Banyak sekarang yang kita dengar “kenapa dia mengikut Yesus”. Akhirnya mereka menikmatinya. Nah sekarang apakah kita harus diam. Saudara sudah menikmati nilai penebusan/ perak yang kita tiup itu yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang menceritakan pekerjaan penebusan Ilahi terhadap manusia yang berdosa diselamatkan. Apakah saudara diam? Kalau diam berarti saudara tidak merayakan pesta. Padahal pesta ini adalah masa raya Tuhan, bukan masa raya manusia. Masa raya Tuhan, Tuhan berikan kepada kita supaya kita rayakan. Bagaimana bisa masuk sorga kalau masa raya Tuhan tidak kita rayakan.

Lihat saja seorang yang diceritakan Tuhan Yesus dalam Lukas pasal 16. Dia tidak mau merayakan, akhirnya dia terlambat. Yang dia rayakan hanya pesta untuk kesenangan dagingnya. Itulah orang kaya. Akhirnya apa? Karena selama ini tidak pernah memikirkan untuk keselamatannya, maka ketika di neraka baru dia pikir ada 5 saudaranya yang dia minta tolong untuk diselamatkan agar mereka tidak berada di tempat dia berada tetapi sudah terlambat. Waktu dia hidup, tidak pernah ia merayakan masa raya Tuhan. Yang dia rayakan adalah kesenangan dagingnya sendiri. Akhirnya apa? Dia terlambat meniup nafiri, lambat bersaksi. Baru berpikir tentang keselamatan orang lain, tetapi dia sudah terlambat, dia sudah ada di neraka. Ada hal-hal yang kita lihat di sini. Terlambat untuk bersaksi, terlambat bertobat, terlambat menggunakan waktu, terlambat menggunakan uangnya, terlambat berbuat baik, sebab dia tidak pernah hirau keselamatan jiwanya.
                                                                                                                   
Ini jangan terjadi, jangan sampai kita telat. Mari kita rayakan dengan wujud yang nyata. Salomo mengatakan tadi ingin membangun Bait Allah, supaya semua masa raya dirayakan bersinggungan dengan Bait Allah. Jadi kita merayakan sekarang harus terkait dengan Tubuh Kristus, itulah wujudnya.

Ketika Tuhan memperlihatkan ini saya berterima kasih banyak kepada Tuhan. Oleh kemurahan Tuhan dari Sulawesi Selatan saya sudah banyak meniup terompat. Waktu melayani di Daya, 3 bulan saya melayani di situ, kemudian ada 4 orang saya bawa ke kota untuk dibaptis. Beberapa bulan saya melayani lagi, 6 orang saya bawa ke pusat kota untuk dibaptis.

Kemudian pekerjaan Tuhan di kompleks pabrik semen Tonasa kacau balau, jemaat melawan gembala, padahal gembala itu sekeretaris majelis daerah. Kemudian ketua majelis daerah entah bagaimana beliau pilih saya supaya harus ke sana. Kemudian saya langsung berangkat ke sana. Saya seperti polisi rahasia yang melakukan spionasi. Lalu saya dapat 2 otaknya yang menolak gembala ini. Lalu saya laporkan kepada ketua majelis daerah dan beliau berkata lanjutkan pelayananmu di situ.

Saya melayani, oleh kemurahan Tuhan yang pertama saya baptis dari orang sebelah. Puji Tuhan ada jiwa, satu saat 10 lebih yang saya baptis sehingga saya direncanakan untuk dibunuh. Kemurahan Tuhan jika saya terus meniup nafiri.

Kemudian Tuhan pindahkan kami ke Tentena, walaupun sebenarnya kami tidak mau. Yang pertama kami jumpai adalah pak Suradji, makanya pak Suradji jaga baik-baik hidupmu. Kami bawa pak Suradji ke Kelei dan dibaptis. Dan anak-anaknya kami serahkan kepada Tuhan. Saya berterima kasih jika masih boleh meniup nafiri. Saya sudah berupaya kepada keluarga-keluarga daging saya, sudah berapa kali saya berkhotbah di rumah-rumah mereka. Tetapi baru satu keluarga yang ikut di sini. Memang ada yang sudah dibaptis dan ikut ibadah di sini, tetapi mereka kembali sebab diancam oleh keluarga yang lain.

Saya berpesan kepada bapak Suradji, anak-anak dan cucu-cucu, mari kita tiup nafiri, jangan diam. Kalau kita sudah pegang itu perak, korban tebusan, kita kumandangkan, kita saksikan, maka seharusnya kita lebih dahulu ada roh takut dan gentar kepada Tuhan.
Amos 3:6
3:6 Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan TUHAN tidak melakukannya?

Kalau kita dengar bunyi nafiri, apalagi kalau kita yang tiup, kita bersaksi, mestinya lebih dulu dari dasar hati kita ada kegentaran di hadapan Tuhan, supaya jangan kita disambar. Sebab dalam Wahyu 8:7 ada tiupan bunyi nafiri beruntun sampai 7 kali, ini adalah hukuman Anak Allah.

Perhatikan pada peniupan nafiri pertama pohon-pohon dan rumput-rumput yang disambar oleh Tuhan? Kalau saudara perhatikan, pasangan nikah pertama yaitu Adam dan Hawa, dipelihara oleh buah pohon-pohon ini. Berarti mereka digembalakan oleh Tuhan lewat buah-buah pohon-pohon ini. Tetapi pada sangkakala pertama ini pohon yang disambar karena manusia sudah tidak menghargai penggembalaan Tuhan. Makanya rumput juga disambar oleh Tuhan. Daud mengatakan dia digembalakan dan dibaringkan di rumput hijau. Tetapi manusia sudah tidak menghargai penggembalaan tidak mau meneruskan peniupan nafiri, sehingga nantinya disambar. Dari sekarang kita sudah harus gentar dengan hal ini. Agar tidak terjadi dalam kehidupan saudara dan saya. Sebabnya jangan coba ringankan penggembalaan.

Sistem penggembalaan Tuhan mulai dari taman Eden, nikah digembalakan Tuhan di Eden. Tetapi akhirnya mereka diusir keluar. Kalau Daud tetap bertahan sampai akhir hidupnya, tetapi akhir-akhir ini banyak yang tidak bertahan.

Kita perhatikan hari-hari terakhir ini supaya jangan seperti merayakan bulan baru, peniupan nafiri dalam suasana Saul. Jangan sampai kita tidak merayakan pesta ini seperti orang kaya dalam Lukas pasal 16. Dia terlambat, semuanya terlambat. Jangan sampai kita baru memikirkan keselamatan orang lain tetapi sudah terlambat. Bahkan orang kaya itu baru memikirkan keselamatannya tetapi sudah di neraka. Jadi kalau sekarang kita tidak memikirkan keselamatan kita, otomatis kita tidak memikirkan keselamatan orang lain. Tetapi kalau saudara memikirkan keselamatanmu dan saudara hayati serta nikmati karena sudah memegang nafiri perak yaitu Korban Kristus, maka saudara diwajibkan meniup nafiri kepada orang lain, perdengarkan pada orang lain. Diterima atau tidak diterima terserah orang itu. Yang penting kewajiban kita meniupkan nafiri ini adalah suatu pesta.

Ketika kita sudah diselamatkan, kita sudah meniup nafiri kepada orang lain, jangan lupa tujuan utamanya adalah Bait Allah, menjadi Tubuh Kristus. Artinya supaya dalam perjalanan nanti, walaupun memakan waktu, kita tidak menjadi lemah, karena melihat sosok Tubuh Kristus yaitu Bait Allah. Seperti Yesaya melihat sosok Tuhan duduk di atas takhtaNya dan jubahNya menutupi Bait Allah, sehingga Yesaya berubah luar biasa.

Ini untukku dan untuk saudara. Kita bukan ibadah bayangan lagi, tetapi wujud. Kalau dulu Bait Allah itu sudah hancur, dibakar oleh Nebukadnezar. Tetapi wujudnya adalah Tubuh Kristus. Katakan “saya mau ke sana” saya ingin membawa dan mengkait orang lain ke sana. Sebagaimana lagu: hatiku rindu mau ke sana, bukan bertamu tetapi tinggal selamanya, di sana rumah Bapa, di tanah airku, di Eden taman puspa, berhimpun salehMu.

Makanya kalau saya sendiri, saya suka menyanyikan “saya mau pulang, pulang ke sorga, pulang ke Yesus. Di sana susah, hilang di sana, saya mau pulang ke Yesus”. Di sini dunia yang susah, damai tidak ada lah, pikulan dan tangisan banyak lah, di sini dunia yang susah. Di sana sorga yang mulia, damai dan gembiralah, pikulan dan tangaisan hilanglah, di sana sorga yang mulia”. Jangan sampai kita terbuang, jangan sampai ada di neraka.

Bukti orang kaya itu disebut anak Abraham, tetapi kenapa masuk neraka. Abraham akui dia anaknya tetapi kenapa di neraka. Kenapa Zakheus yang sudah jelas merugikan bangsanya, seperti lintah darat, tetapi ketika bertemu Yesus korban tebusan, maka anak Abraham yang ini bertobat. Orang kaya itu anak Abraham, tetapi kenapa dia terus ke neraka? Sebab tidak pernah menyadari dirinya butuh keselamatan. Dia tidak pernah memikirkan orang lain. Nanti sudah di neraka baru dia butuh selamat tetapi sudah terlambat. Dia ingat saudara yang 5 itu, dia suruh Lazarus ke sana. Tetapi Abraham katakan tidak! Di sana ada sudah ada nafiri, ada kitab suci yang ditiup oleh hamba-hamba Tuhan. Tidak perlu Lazarus turun lagi.

Sejauh mana kita memiliki kerinduan hati merayakan bunyi nafiri?. Perayaan bunyi nafiri ini luar biasa, sampai 1 ekor lembu jantan harus dipersembahkan dengan 1/3 efa tepung terbaik. Ada dua ekor lembu yang terbaik yang harus dipersembahkan dengan 2/10 efa. Ada 7 ekor domba, ada juga kambing, ada korban sajian. Semua ini adalah bayangan datangnya Yesus. Korban sajian, itulah Firman Tuhan.

Jadi kalau kita merayakan pesta bunyi serunai, lihat, betapa darah mengalir. Mulai dari seekor lembu, dua ekor domba, tujuh ekor domba dan seekor lagi kambing. Jika saudara melihat korban Kristus, katakan terima kasih Tuhan, darahMu lebih berharga dari pada seekor lembu, lebih berharga dari tujuh ekor domba dan seekor kambing. Jika melihat darah mengalir di Golgota, itulah keselamatan saudara. Jangan saudara diam, bersaksilah kepada saudara-saudara dan tetangga-tetanggamu.

Kita lihat yang belum kita singgung secara mendalam tentang pesta peniupan bunyi nafiri ini.
I Tawarikh 15:24
15:24 dan Sebanya, Yosafat, Netaneel, Amasai, Zakharia, Benaya dan Eliezer, yakni imam-imam itu, meniup nafiri di hadapan tabut Allah, sedang Obed-Edom dan Yehia adalah penunggu pintu pada tabut itu.

Waktu Tabut itu mau dipindahkan, ada peniup-peniup nafiri di hadapan Tuhan. Jadi kalau ada peniupan nafiri, berarti kita dihubungkan dengan gerakan tabut Tuhan. Kalau dulu hanya bayangan, sekarang kita bersaksi inilah Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki Sorga dalam satu kesatuan, kita sudah melihat wujud, maka harus ada kegerakan mempelai/ tabut.

I Tawarikh 15:28
15:28 Seluruh orang Israel mengangkut tabut perjanjian TUHAN itu dengan diiringi sorak dan bunyi sangkakala, nafiri dan ceracap, sambil memperdengarkan permainan gambus dan kecapi.

Ketika tabut bergerak, diikuti suara bunyi nafiri. Dengan demikian jika kita memperdengarkan bunyi nafiri, maka kita benar bersaksi serta berkata “celaka aku kalau tidak bersaksi” berarti saudara terkait erat dengan peti perjanjian yang menunjuk Mempelai Wanita. Dulu ini hanya bayangan, sekarang bayangan ini diperlihatkan.
Wahyu 11:19
11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

Bait Allah terbuka, dan Yohanes melihat tabut perjanjian. Wujudnya adalah Wahyu 12:1, seorang ibu yang mau melahirkan.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Jadi kalau kita meniup nafiri, lihat ke atas. Ada gerakan-gerakan peti Perjanjian. Bahkan pada waktu mengelilingi Yerikho, ada 7 peniup nafiri di depan. Peniupan nafiri itu bukan hanya hubunganya dengan Bait Allah tetapi isi Bait Allah yang paling puncak diperlihatkan oleh Tuhan. Dalam usia tua ini saya diperdengarkan oleh Tuhan bersama isteri, anak, cucu dan seluruh sidang jemaat, mari kita bergerak. Cintailah keselamatan jiwamu dan cintailah orang lain. Seperti Yonatan, dia cinta dirinya dan dia cinta Daud lebih dari dirinya. Sampai semua perlengkapan perangnya dia serahkan kepada Daud. Dia rela mati demi Daud. Sungguh kasihnya luar biasa.

Peniupan nafiri ini ada hubungannya dengan menghabiskan segala keinginan daging.
Yoel 2:1,15
2:1 Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;
2:15 Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;

Hari Tuhan sudah dekat, mari kita puasa. Artinya salibkan keinginan-keinginan daging saudara. Artinya pantang/nistia. Bukan cuma pantang makan tetapi pantang keinginan-keinginan daging. Di sinilah yang beratnya yaitu penyangkalan diri. Tetapi apa yang harus kita kerjakan? Apakah kita harus tawar menawar dengan Tuhan? Tidak! Karena bunyi ini dikaitkan hari Tuhan sudah dekat.

I Raja-raja 1:39-40
1:39 Imam Zadok telah membawa tabung tanduk berisi minyak dari dalam kemah, lalu diurapinya Salomo. Kemudian sangkakala ditiup, dan seluruh rakyat berseru: "Hidup raja Salomo!"
1:40 Sesudah itu seluruh rakyat berjalan di belakangnya sambil membunyikan suling dan sambil bersukaria ramai-ramai, sampai seakan-akan bumi terbelah oleh suara mereka.

Sangkakala ditiup, di sini terjadi pesta besar, Salomo menjadi raja. Daud gambaran Yesus dalam penderitaan. Salomo gambaran Yesus dalam kemuliaan, lepas dari kesalahannya di kemudian hari. Saudara lihat peniupan nafiri dikaitkan dengan raja. Makanya ketika menubuatkan datangnya Salomo, bukan Salomo yang dimaksud tetapi ini gambaran datangnya Yesus. Waktu nabi Natan datang kepada Daud, Tuhan katakan “akan ada anakmu jika dia salah Aku akan pakai cemeti manusia untuk memukul dia” seakan-akan tentang Salomo padahal tentang Yesus. Jadi pengangkatan Salomo menjadi raja, wujudnya adalah Yesus. Jadi kalau kita meniup nafiri berarti kita terkait dengan Yesus sebagai Raja dan kita menjadi mempelai wanita.

Ada 3 raja yang pengangkatannya disertai bunyi nafiri.
1.      Salomo
2.      Yehu
3.      Yoas

Tugas raja Yehu dan Yoas adalah membersihkan roh Izebel dalam gereja (kerajaan Israel). Ini tugas kita, tugas saya. Dulu hanya bayangan, tetapi sekarang rohnya luar biasa di dalam gereja. Masihkah kita mau diam diri/ mendiamkan. Bahkan kadang kala bukan cuma kita diamkan tetapi kita terlibat masuk dalam program mereka, kita bawa kepala/pikiran kita ke sana. Hati-hati kalau seperti itu!

II Raja-raja 9:13
9:13 Segeralah mereka masing-masing mengambil pakaiannya dan membentangkannya di hadapan kakinya begitu saja di atas tangga, kemudian mereka meniup sangkakala serta berseru: "Yehu raja!"

Saudara bayangkan ketika Yehu menjadi raja dan akhir pelayanannya, kuil baal yang didirikan oleh Izebel bersama Ahab, mereka bongkar semua dan dirubah menjadi jamban. Saudara lihat, roh Izebel bersama Ahab itu hanya seharga jamban. Jamban itu tempat buang hajat. Apa yang mau kita banggakan. Kita katakan mudah menangkan jiwa, silahkan, tetapi di hadapan Tuhan hanya seharga jamban.
II Raja-raja 10:27
10:27 Mereka merobohkan tugu berhala Baal itu, merobohkan juga rumah Baal, dan membuatnya menjadi jamban; begitulah sampai hari ini.

Kalau dikatakan bagitulah sampai hari ini, berarti kita harus ingat sampai kapanpun bahwa roh Ahab dan Izebel ini hanya seharga jamban, makanya Yehu hancurkan.

Kita baca juga tentang Yoas.
II Tawarikh 23:13
23:13 Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiangnya pada jalan masuk, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri, sedang para penyanyi dengan alat-alat musik mereka, memimpin nyanyian puji-pujian. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berkata: "Khianat, khianat!"

Yoas baru berumur 7 tahun. Tetapi begitu Yoas dilantik menjadi raja maka anak Izebel yang bernama Atalya dipancung. Jangan sampai roh Izebel masuk dalam hati saudara, dalam nikah rumah tangga saya dan saudara. Itu harus dilawan. Jadi kalau dilawan jangan marah! Jangan sampai isteri lebih menguasai suami. Ini harus dilawan. Kalau nikah sudah terbalik, kepala sudah di bawah dan kaki di atas, maka nilai nikah itu sudah senilai toilet, senilai kakus. Kalau istri saya mulai komando saya, berati nikah kami nikah wc! Tapi ibu-ibu di sini luar biasa bagaikan Maria dan Elizabeth. Makanya ketika fellowship kandungan mereka melonjak-lonjak karena nikah-nikah mereka luar biasa.

Kalau saudara mau masuk pada jalur yang menjadikan Yesus belahan jiwamu, ayo tiup nafiri. Bila ada roh izabel mau mengganggu kita, dengar suara nafiri.

Setelah mendengar suara bunyi nafiri yang terakhir maka semua anggota Tubuh Kristus yang mempunyai pandangan pada Tubuh Kristus, semua dibawa kumpul di satu tempat.
Matius 24:31
24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.

Jadi kalau sekarang kita tidak mau dan tidak membiasakan mendengar bunyi sangkakala, suara Firman yang ditiup oleh hamba Tuha, maka nanti akan kaget dan tidak bisa berkumpul. Orang yang sudah biasa mendengar langsung berkumpul. Orang yang tidak biasa mendengar, baru bertanya suara apa itu namun orang sudah pergi dan dia sudah dicekik oleh antikristus. Karena dari sekarang tidak mau masuk dalam pesta bunyi nafiri. Dia tidak seperti Yonatan, Jangan kita seperti Saul.

Tidak ada masalah bagi Tuhan untuk mengumpulkan orang-orang pilihanNya. Tanpa pesawat apapun, tanpa perlu antri di bandara, bisa langsung terbang. Orang yang biasa mendengar suara nafiri dan biasa meniup nafiri, dia tidak akan kaget. Saudara sudah terbang dengan sekejab mata di tempat yang Allah sediakan. Tetapi orang lain tinggal di tempat, maka antikrist/binatang buas memangsa dia. Makanya ingat Wahyu 8:13.
Wahyu 8:13
8:13 Lalu aku melihat: aku mendengar seekor burung nasar terbang di tengah langit dan berkata dengan suara nyaring: "Celaka, celaka, celakalah mereka yang diam di atas bumi oleh karena bunyi sangkakala ketiga malaikat lain, yang masih akan meniup sangkakalanya."

Yeremia 4:5
4:5 Beritahukanlah di Yehuda dan kabarkanlah di Yerusalem: Tiuplah sangkakala di dalam negeri, berserulah keras-keras: "Berkumpullah dan marilah kita pergi ke kota-kota yang berkubu!"

Berhimpun kemudian mari pergi mengungsi bersama. Ini bahasa Firman, dulu ini bayangan, nanti kita akan mengungsi ke padang belantara.
Yesaya 27:13
27:13 Pada waktu itu sangkakala besar akan ditiup, dan akan datang mereka yang hilang di tanah Asyur serta mereka yang terbuang ke tanah Mesir untuk sujud menyembah kepada TUHAN di gunung yang kudus, di Yerusalem.

Jika mungkin sekarang saudara terancam terbuang, dengar bunyi sangkakala dan segera bangkit. Kalau saudara tersisihkan, mungkin bukan orang yang menyisihkan namun saudara menyisihkan diri, tidak peduli dengan perkara rohani, ayo dengar bunyi nafiri. Jangan saudara diam, mumpung belum ditutup Tuhan pintu sorga. Pintu sorga terbukalah, rahmat Allah turunlah. Jangan kita berlambat-lambatan, segera keluar.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar