20170701

Kebaktian Doa, Sabtu 1 Juli 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 2:5-7
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

Ketika ibu Yesus memberitahu bahwa mereka telah kehabisan air anggur, Yesus memberi jawaban “waktuKu belum tiba”. Dalam Yohanes pasal 7, Tuhan Yesus juga berbicara hal yang sama.
Yohanes 7:6
7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.

Dikatakan “waktu-Ku belum tiba” sebab Dia yang mengatur waktu dan kita ini yang diatur. Jadi kita ini setiap saat ada waktu karena Yesus yang mengatur waktu.

Ini perlu penjelasan baik untuk saya maupun untuk saudara. Berbicara “bagi kamu selalu ada waktu” salah satunya adalah bagi Yesus, Dia tahu kapan mendaki Golgota dan kapan pelayananNya berakhir, tetapi bagi kita selalu ada waktu. Arti kata kalau berbicara akhir hidup, kita harus selalu punya persiapan karena waktu itu selalu ada pada kita. Kita tidak tahu besok lusa siapa yang tiba waktunya. Oleh sebab itu kita harus selalu mempersiapkan diri dalam menjalani waktu-waktu yang ada ini. Kita harus selalu mawas diri dalam menempuh ruas jalan yang kita tapaki. Kehidupan anak Tuhan harus selalu waspada. Jangan sampai lonceng berbunyi dan saudara tidak siap.

Menyangkut soal waktu penyingkiran gereja Tuhan, Tuhan juga yang mengatur. Kita selalu ada waktu, artinya kita harus selalu memanfaatkan waktu. Kapanpun penyingkiran gereja kita harus siap. Mungkin pengangkatan itu nanti malam, besok, minggu depan, bulan depan atau tahun depan, kita harus setiap waktu mempersiapkan diri. Kita harus memanfaatkan waktu-waktu yang ada ini, jangan terbuang begitu saja.

Apalagi bahasa Tuhan Yesus ini dikaitkan dengan pesta nikah. Dulu Tuhan Yesus yang diundang tetapi kelak Tuhan Yesus yang akan mengundang. Sekarang ini undangan itu sedang berjalan. Tetapi saudara perhatikan bagaimana dalih-dalih dari orang yang diundang. Mereka ada waktu setiap saat tetapi tidak menggunakan waktu-waktu itu.
Lukas 14:18
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.

Ini menunjuk kesibukan daging. Waktu yang selalu ada itu diisi dengan kesibukan daging, padahal dia diundang untuk datang di pesta. Apa susahnya, kitakan datang makan gratis di pesta dan makanan yang disajikan adalah masakan ahli masak.

Lukas 14:19
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.

Ini berbicara keinginan-keinginan daging yang menutup keinginan untuk terima Firman. 5 pasang lembu berarti ada 10 ekor. Angka 10 adalah angka Firman. Berarti mereka lebih mengutamakan angka 10 yang menunjuk keinginan daging dari pada angka 10 yang artinya Firman sepenuhnya. Undangan tadi ditolak oleh orang-orang yang membludak keinginan-keinginan dagingnya.

Lukas 14:20
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.

Diajak untuk datang ke pesta nikah, tetapi dia tidak mau datang karena merasa memiliki suasana mempelai. Suasana mempelai yang membuat orang ini tidak datang pada pesta nikah ini adalah kenikmatan daging yang hanya sementara/ fana.

Jadi alasan manusia untuk tidak datang ketika ada undangan atau tawaran Tuhan untuk menikmati pesta Sorga ada tiga yaitu kesibukan daging, keinginan daging dan kenikmatan daging. Memang hanya tiga hal ini yang menjadi alasan yang paling tepat bagi manusia. Padahal Tuhan katakan “kepada kamu selalu ada waktu”. Kalau ini ada maka akibatnya mereka menerima bencana dan musibah yang mengerikan, hidup mereka tertolak. Ini jangan terjadi dalam kehidupan kita.

Keinginan daging ini yang menutup keinginan yang seharusnya ada pada kita yaitu keinginan untuk menikmati yang ada di tangan kanan Tuhan. Seharusnya ini yang menarik bagi umat Tuhan.
Mazmur 16:11
16:11 Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.

Wahyu 5:1
5:1 Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai.

Bukan nikah daging yang harus menghambat keinginan kita akan Firman, bukan persekutuan daging itu yang menghambat. Tuhan hadir dalam pesta nikah ini karena diundang. Ketika nikah itu akan dipermalukan sebab air anggur habis dan tamu masih berdatangan, maka Tuhan Yesus menolong. Itulah nikah kalau masih mau digembalakan.

Yohanes 2:6
2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

Di situ ada 6 tempayan yang kosong tetapi dalam suasana adat istiadat. Angka 6 adalah angka manusia, karena manusia itu diciptakan pada hari yang keenam. Artinya kalau nikah kita dikemas dengan adat istiadat maka nanti tidak akan mendatangkan kemuliaan, malah akan mengalami suasana yang runyam. Tetapi Tuhan rubah, angka 6 tadi sudah Tuhan isi dengan air tetapi bukan lagi difungsikan dalam adat istiadat. Namun air yang sudah berubah menjadi anggur.

Isi tempayan ini dua tiga buyung. Angka 2 dan 3 ini ada kaitannya dengan penggembalaan. Tetapi kalau angka 2 dan 3 itu kaitannya dengan adat istiadat maka tidak akan menjamin nikah dalam kemuliaan, berarti gagal untuk masuk dalam nikah yang rohani.

I Samuel 17:26-30
17:26 Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"
17:27 Rakyat itu pun menjawabnya dengan perkataan tadi: "Begitulah akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan dia."
17:28 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."
17:29 Tetapi jawab Daud: "Apa yang telah kuperbuat? Hanya bertanya saja!"
17:30 Lalu berpalinglah ia dari padanya kepada orang lain dan menanyakan yang sama. Dan rakyat memberi jawab kepadanya seperti tadi.

Angka dua tiga ini kembali ada dalam penggembalaan. Begitu Yesus tampil dalam penggembalaan untuk mengatasi masalah dalam nikah, Dia tampil juga dengan angka dua dan tiga. Tetapi angka dua dan tiga ini tercemar oleh adat istiadat. Akhirnya adat istiadat ditinggalkan dan Tuhan tampil dengan penggembalaan yang benar sehingga tertolonglah nikah yang sudah terancam diaibkan.

Sebelum kita mengenal Yesus dalam penampilan sebagai Mempelai Laki-laki Sorga, sering 2 dan 3 itu dihubungkan dengan persoalan adat istiadat. Bisa saja mereka protes “itu jangan kamu ganggu gugat, itu tempayan untuk persoalan adat” tetapi tidak ada yang berkomentar. Yesus mau memakai itu tetapi fungsinya sudah lain.

Kita harus masuk dalam penggembalaan dua dan tiga tetapi tidak mengangkat lagi yang lama yaitu adat istiadat, supaya nikah rumah tangga kita masuk dalam nikah yang rohani, nikah yang dipermuliakan, bukan nikah yang dipermalukan. Nikah dalam sistem lama selalu tercemar dengan adat istiadat. Tuhan Yesus berkata “apa yang tidak ditanam oleh Bapa harus dicabut sampai ke akar-akarnya”.
Matius 14:12-14
15:12 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?"
15:13 Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya.
15:14 Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang."

Ini Yesus katakan ketika dikonfrontir persoalan adat dan yang dicabut sampai ke akar-akarnya itu adalah adat. Kalau Yesus yang punya sorga kemudian kita melawan Dia bagaimana bisa masuk Sorga. Bagaimana nikah bisa dipermuliakan.

Pesta nikah itu awalnya digarap oleh penggembalaan yang lama, dua tiga dalam suasana adat. Sekalipun kita ada dalam penggembalaan tetapi digarap oleh penggembalaan yang lama yang disertai adat maka dia tidak bisa masuk dalam nikah yang rohani, tidak masuk dalam penyingkiran gereja. Kalau masih hidup sampai zaman antikristus, maka dia akan bayar dengan darahnya sendiri.

Ini bukan keinginan kami sendiri tetapi karena Tuhan ingin saudara sekalian masuk dalam kemuliaan nikah yang rohani. Sehingga kita harus ada dalam penggembalaan yang bersuasana pemulihan. Dari tempayan untuk mencuci kaki menurut adat dirubah menjadi alat pembenahan nikah menuju pada nikah rohani. Untungnya para pelayan-pelayan di situ tidak memprotes. Maria katakan “apa yang Yesus katakan, lakukan itu”. Bahasa dari Maria ini masuk di telinga pelayan-pelayan sehingga tidak ada dari mereka yang memprotes.

Ada yang mengatakan bahwa adat ini harus disandingkan dengan pemberkatan nikah supaya lebih kuat, padahal bukan lebih kuat tetapi justru membuat nikah hancur! Hancur dalam pengertian tidak masuk pada kemuliaan. Inilah kegagalan-kegagalan yang ada dalam gereja Tuhan. Iblis berusaha untuk hal ini sehingga dia memprovokasi termasuk memprovokasi para pelayan sekarang ini. Tetapi untung pelayan-pelayan di sini terhindar dari provokasi iblis karena mereka lebih dahulu menangkap perkataan Maria.

Dalam penggembalaan, Gembala itu kadang tampil sebagai ibu dan tampil sebagai bapa bagi sidang jemaat.
I Tesalonika 2:7,11
2:7 Tetapi kami berlaku ramah di antara kamu, sama seperti seorang ibu mengasuh dan merawati anaknya.
2:11 Kamu tahu, betapa kami, seperti bapa terhadap anak-anaknya, telah menasihati kamu dan menguatkan hatimu seorang demi seorang,

Ada roh kepatuhan dari pelayan-pelaya itu. Orang yang patuh dan dengar-dengar akan masuk pada pemerintahan yang kekal. Ini yang dituntut Tuhan, utamanya kami hamba-hamba Tuhan. Hamba Tuhan itu bagaikan imam yang mengunjuk-unjuk umat di hadapan Tuhan yang ada dalam penggembalaan.
Ibrani 13:17
13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.

Daniel 7:28
7:27 Maka pemerintahan, kekuasaan dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit akan diberikan kepada orang-orang kudus, umat Yang Mahatinggi: pemerintahan mereka adalah pemerintahan yang kekal, dan segala kekuasaan akan mengabdi dan patuh kepada mereka.

Jadi orang yang patuh ada dalam pemerintahan yang kekal. Kita ini mau patuh kepada Firman Tuhan atau patuh kepada manusia (adat istiadat). Satu ketika rasul Petrus dan rasul Yohanes dikonfrontir pada pengadilan agama. Lalu dengan tegas mereka menjawab “kami mau taat kepada manusia atau taat kepada Allah!”.

Kisah Para Rasul 4:19-20; 5:29
4:19 Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
4:20 Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."
5:29 Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.

Kepatuhan atau ketaatan hamba Tuhan diuji. Dalam hal mendengar Firman hendaklah kamu taat atau patuh.

Kita ini digembalakan model bagaimana? Yang masih yang bernuansa adat istiadat atau penggembalaan yang bersih dari adat dan hanya taat pada Tuhan Yesus Mempelai Laki-laki Sorga.

Kisah Para Rasul 4:21
4:21 Mereka semakin keras mengancam rasul-rasul itu, tetapi akhirnya melepaskan mereka juga, sebab sidang tidak melihat jalan untuk menghukum mereka karena takut akan orang banyak yang memuliakan nama Allah berhubung dengan apa yang telah terjadi.
Jadi ada ancaman dan suasana itu akhirnya memberikan pembelaan kepada Petrus dan Yohanes. Kita mau diuji, apakah kita mau patuh pada penggembalaan yang lama dalam suasana dua tiga tetapi adat istiadat atau patuh pada penggembalaan yang baru yaitu dua tiga dan ada Firman pengajaran yang sehat.

Daud ini diutus bapa membawa bekal kepada kakak-kakaknya tetapi sampai di medan perang dia dapat marah dari kakaknya. Apa yang diucapkan oleh raja Daud yang selalu patuh ini?
Mazmur 18:45
18:45 baru saja telinga mereka mendengar, mereka taat kepadaku; orang-orang asing tunduk menjilat aku.

Daud berbicara pribadi Yesus karena takhta Daud itu adalah Takhta Tuhan yang kekal selama-lamanya.

Apakah saudara juga mau patuh dalam hal ini?
I Timotius 2:11
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.

Perempuan secara lahiriah harus menerima ajaran dengan patuh. Tetapi bila dikembangkan karena di hadapan Tuhan kita ini adalah wanita, makanya seharusnyalah gereja patuh kepada Tuhan Yesus. Karena syarat nikah isteri harus patuh dan tunduk kepada suami. Demikianlah kita kepada Mempelai Laki-laki Sorga. Olehnya kita gereja Tuhan masuklah dalam penggembalaan yang benar.

Dua dan tiga itu juga berbicara pemulihan. Jadi penggembalaan itu bernuansa pemulihan.
Lukas 13:32
13:32 Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.

Serigala di sini adalah Herodes. Herodes ini nikanya tidak betul, dia merampas isteri dari saudaranya. Sebab saat itu Herodes agung telah mati dan diganti oleh anaknya yang bernama Antipas. Antipas mempunyai saudara bernama Filipus, isteri Filipus inilah yang dia rampas. Ini yang tidak benar.

Besok dan hari yang ketiga itu berarti dua tiga. Itu berbicara pemulihan dari nikah serigala. Jadi penampilan Tuhan Yesus dalam Yohanes pasal 2 ini juga untuk memulihkan nikah. Nikah serigala ini akan berakhir dengan sunyi sepi, tidak ada sukacita dan tidak ada kegirangan.
Lukas 13:35
13:35 Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata:  Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!"

Kalau mempertahankan nikah serigala maka nanti bunyi batu kilangan, suara kegirangan dan sukacita, suara mempelai tidak akan terdengar lagi dan jadi gelap.
Yeremia 25:10
25:10 Aku akan melenyapkan dari antara mereka suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin laki-laki dan pengantin perempuan, bunyi batu kilangan dan cahaya pelita.

Kalau dulu nikah kita sudah salah, sekarang jangan lagi kita salah setelah kita dalam pengajaran. Sebelum dalam pengajaran itu memang nikah yang lama. Tetapi setelah ada dalam penggembalaan Kabar Mempelai ini, jangan lagi kita ulangi seperti lalu. Kita sudah harus berupaya membenahi hidup kita. Nikah serigala akhirnya ditinggalkan oleh Tuhan.

Untuk dibawa kepada kemuliaan banyak hal yang harus dibenahi. Kalau masuk dalam nikah serigala maka kita akan kehilangan gandum. Makanya jangan kita terjebak dalam penggembalaan yang melegalkan nikah serigala, ini bisa berbahaya dan akhirnya akan berakhir kehilangan gandum. Kalau gandum hilang berarti pemeliharaan Firman tidak kita nikmati. Lihat saja orang yang melegalkan nikah serigala, tidak ada rahasia Firman dibukakan, beritanya hanya akal.

Pohon zaitun tidak ada berarti hidup dalam suasana gelap dan cenderung suka yang gelap karena dia senang dengan nikah serigala.
Hakim-hakim 15:4-5
15:4 Maka pergilah Simson, ditangkapnya tiga ratus anjing hutan, diambilnya obor, diikatnya ekor dengan ekor dan ditaruhnya sebuah obor di antara tiap-tiap dua ekor.
15:5 Kemudian dinyalakannyalah obor itu dan dilepaskannya anjing-anjing hutan itu ke gandum yang belum dituai kepunyaan orang Filistin, sehingga terbakarlah tumpukan-tumpukan gandum dan gandum yang belum dituai dan kebun-kebun pohon zaitun.

Gandum itu bicara Firman. Gandum terbakar berarti kehilangan pemeliharaan Firman.

Hakim-hakim 15:6
15:6 Berkatalah orang Filistin: "Siapakah yang melakukan ini?" Orang menjawab: "Simson, menantu orang Timna itu, sebab orang itu telah mengambil isteri Simson dan memberikannya kepada kawannya." Kemudian pergilah orang Filistin ke sana dan membakar perempuan itu beserta ayahnya.

Pemeliharaan Tuhan sekarang dan yang akan datang hilang. Kebun-kebun zaitun terbakar berarti tidak ada minyak, berarti gelap dan akan diterkam oleh kegelapan. Itu sebabnya Tuhan Yesus rela hadir di pesta nikah. Dia tidak ingin nikah itu diterkam oleh serigala sehingga tidak ada gandum (tidak ada pemeliharaan Firman), tidak ada anggur (tidak ada sukacita), tidak ada buah zaitun (berarti gelap). Tuhan tidak tega kita seperti itu sehingga Dia hadir, Dia ingin menolong saya dan saudara supaya kita sampai kepada nikah yang dipermuliakan.

Mohonlah kepada Tuhan “nikah saya lalu sudah berantakan dan tidak karu-karuan. Sekarang Tuhan tolong saya, ampuni saya dan sesudah diampuni janganlah lagi meneruskan hal yang salah.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar