20171216

Kebaktian Doa, Sabtu 16 Desember 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 3:9-13
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?
3:11 Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kami berkata-kata tentang apa yang kami ketahui dan kami bersaksi tentang apa yang kami lihat, tetapi kamu tidak menerima kesaksian kami.
3:12 Kamu tidak percaya, waktu Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal duniawi, bagaimana kamu akan percaya, kalau Aku berkata-kata dengan kamu tentang hal-hal sorgawi?
3:13 Tidak ada seorang pun yang telah naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak Manusia.

Pembicaraan Nikodemus dengan Yesus, masih berkisar kelahiran baru. Begitu pentingnya kelahiran baru karena langsung dihubungkan dengan kerajaan Sorga. Jadi kelahiran baru itu benar-benar suatu praktek hidup dari siapapun yang merindukan kekekalan bersama dengan Tuhan. Makanya kelahiran baru ini tidak dapat dientengkan.

Tentu mengenai kelahiran baru ini ada tindakan. Pertama pertobatan, kemudian harus memberi diri dibaptis. Ini tindakan dari seseorang yang menerima Firman tentang kelahiran baru, hal ini menyulitkan dalam pemikiran Nikodemus. Mendengar kata lahir ini, bagi Nikodemus hanya bagaimana seorang bayi dalam kandungan kemudian tiba waktunya dilahirkan. Pemikiran Nikodemus hanya berkisar seperti pada yang lahiriah/ jasmani, dia tidak bisa menjangkau pemikiran yang rohani.

Ini juga yang terdapat di kalangan Kristen, dikalangan orang yang mengaku pengiring Kristus. Bicara kelahiran baru, manusia Kristen ini hanya berpikir seperti alam Nikodemus. Padahal tuntutan tentang lahir baru ini dihubungkan dengan kerajaan sorga, berarti kelahiran baru harus cocok dengan sorga. Bukan cocok dengan pikiran kita, bukan cocok dengan pikiran pendeta. Di sini berkali-kali Yesus bicara tentang sorga dan lahir baru.

Kalau kelahiran baru kita lakukan tidak cocok dengan pikiran sorga, maka itu bukan kelahiran baru, itu buatan manusia. Tetapi kalau kelahiran baru yang benar harus cocok dengan pikiran sorga. Sekarang saudara periksa, apakah praktek kelahiran baru kita benar-benar cocok dengan sorga? Prakteknya mulai dari percaya, bertobat dan memberi diri dibaptis. Jadi bagaimana supaya bisa cocok dengan sorga maka kita harus melihat diagram sorga, patokan sorga. Jangan kita jadikan persoalan lahir baru ini menjadi polemik, menjadi perdebatan. Lihat saja diagram sorga.
Pintu gerbang hubungannya percaya kepada Tuhan. Penampilannya dengan empat tiang yang mengangkat kain pintu yang empat warna itu. Tidak dapat diragukan lagi itu menunjuk Matius, Markus, Lukas dan Yohanes yang menampilkan Yesus yang datang ke dunia dalam PengorbananNya untuk menyelamatkan manusia. Makanya Yohanes menampilkan bagaimana seperti Musa yang membuat ular tedung dari tembaga dan dia angkat dengan tongkat.

Kalau mengaku pengikut Kristus maka hatinya harus terbuka sungguh bahwa dia percaya kepada Tuhan. Bukan hanya mulut yang percaya tetapi hati tidak. Karena di situ kita banyak mengalami kesulitan di dalam pengiringan kepada Tuhan.
Roma 10:9
10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.

Percaya di sini pertama mengaku dengan mulut. Memang mulut yang pertama kita lihat kalau dia mengaku, tetapi siapa yang bisa mengetahui hatinya. Hati ada hubungannya dengan kematian dan kebangkitan Kristus. Mungkin mulut sudah mengaku “aku percaya” tetapi bagaimana persoalan hati? Apakah hati itu percaya bahwa Tuhan benar-benar telah bangkit dari antara orang mati.

Bicara kematian dan kebangkitan berarti tidak bisa lepas dari praktek baptisan.
Kolose 2:12
2:12 karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati.

Roma 6:3-4
6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Kalau hatinya benar-benar yakin bahwa Allah yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, maka hubungan dengan praktek kelahiran baru sudah tidak sulit untuk diperagakan. Tidak sulit sebenarnya, tetapi begitu lihainya iblis dan dia memprovokasi manusia. Sehingga menyangkut hati yang hubungannya dengan kematian dan kebangkitan Kristus, sulit diwujudkan dengan serahkan diri untuk dibaptis.

Kalau dia percaya dengan mulutnya itu sudah langkah pertama. Tetapi dia harus meningkat. Hatinya harus percaya bahwa Yesus telah mati dan bangkit oleh perbuatan Allah. Sehingga tidak sulit memberi diri dibaptis. Baptisan itu adalah pengalaman mati dan bangkit. Mati berarti hidup yang lama dikubur dan kita bangkit berarti kita hidup baru.
Ini yang sulit bagi Nikodemus untuk memahami. Terlampau banyak kehidupan Kristen yang sulit memahami. Padahal coba dia mengkaitkan lahir baru dengan sorga. Setelah dia percaya dengan mulut dan percaya dengan hati (berarti bertobat) maka tidak sulit memberi diri dibaptis.

Kita yang sudah melaksanakan ini, jangan kita stop di situ. Karena Alkitab menceritakan ada tindak lanjut. Katakanlah kita sudah percaya, saudara sudah menguburkan hidup lama.

Maksud dari baptisan air ini juga adalah untuk memutuskan hubungan kita dengan hidup yang lama. Hidup lama itu diibaratkan seperti seorang suami yang dulu kita cinta. Kita harus putus hubungan dengan dia supaya kita ada hubungan dengan Yesus, sehingga kita mencintai Yesus. Jadi harus ada tindak lanjut.
Roma 7:1-2
7:1 Apakah kamu tidak tahu, saudara-saudara, -- sebab aku berbicara kepada mereka yang mengetahui hukum -- bahwa hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup?
7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.

Hukum bagi orang Yahudi adalah taurat, hukum bagi orang kafir adalah adat istiadat, itu taurat kita bangsa kafir. Hukum itu diibaratkan sebagai suami. Kita digambarkan sebagai isteri yang terikat dengan suaminya. Kalau israel terikat dengan Taurat dan bangsa kafir terikat dengan adat istiadat.

Roma 7:3-4
7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.
7:4 Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus, supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.

Kita perhatikan ini agar jangan berkata “saya sudah lahir baru” tetapi masih menggandoli suami pertama. Mengatakan mau menikah dengan Yesus tetapi ternyata berzinah sebab masih dengan laki-laki lain. Itu zinah rohani! Makanya parah gereja yang tidak mengerti pikiran pola sorga.

Suami kita yang lama kita tunggu-tunggu dia mati tidak bisa mati, maka kita yang harus mati. Dan kita dikubur lewat baptisan air. Lewat baptisan air kita dibangkitkan, maka putus hubungan dengan suami lama. Katakan pada suami lama “jangan kejar lagi saya, saya cinta kepada Yesus”. Namun yang terjadi justru mengajak kembali suami lama. Ini perempuan apa, ini gereja apa, itu gereja yang berzinah! Makanya kalau esok lusa engkau mau menikahkan anakmu, jangan ajak saya zinah rohani dengan menggunakan adat istiadat!

Kita sudah percaya Yesus sebagai Tuhan, kita lahir baru, berarti kita lepas dari suami pertama ini. Kemudian kenapa kita mau menyeret lagi suami lama! Tuhan katakan itu sebagai perzinahan. Sebelum kenal Yesus kita terikat dengan hukum dengan suami yang salah sedikit kena denda/tersiksa.
Roma 7:2-3
7:2 Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
7:3 Jadi selama suaminya hidup ia dianggap berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain; tetapi jika suaminya telah mati, ia bebas dari hukum, sehingga ia bukanlah berzinah, kalau ia menjadi isteri laki-laki lain.

Taurat itu suami pertama dan ini banyak tuntutannya. Dan kasih karunia itulah suami yang sebenarnya yang luar biasa. Untuk bangsa kafir, tauratnya adalah adat istiadat. Karena taurat ini tidak bisa mati maka kita yang harus mati lalu dikubur, kemudian kita bangkit maka kita lepas dari suami yang lama yaitu Taurat atau adat istiadat ini. Dan kita ada pada pengaruh suami yang luar biasa ini yaitu Raja Sorga. Tuhan bicara kepada kita supaya gereja Tuhan jangan sampai tidak matang dalam persoalan ini.

Roma 2:12-14
2:12 Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat.
2:13 Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
2:14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri.

Taurat bagi bangsa kafir sebelum kenal Yesus itulah adat istiadat.
Roma 2:15-16
2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.
2:16 Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.

Taurat itu tidak dapat menyelamatkan dia, bahkan menghukum.
Kisah Rasul 15:10-11
15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?
15:11 Sebaliknya, kita percaya, bahwa oleh kasih karunia Tuhan Yesus Kristus kita akan beroleh keselamatan sama seperti mereka juga."

Baiklah kita tidak lagi memegang Taurat, tetapi kenapa tetap gandoli Taurat seperti jemaat Galatia. Itu membuat pedih dan perih hati rasul Paulus melihat jemaat Galatia. Tadinya mereka sudah memegang kasih karunia, kemudian datang pemberita lain yang mengajarkan kembali Taurat. Akhirnya mereka mengawinkan anugerah dan Taurat, itulah Galatia. Sehingga rasul Paulus mengatakan “aku bagaikan seorang ibu yang sakit melahirkan lagi untuk kamu”. Jangan seperti jemaat Galatia yang pegang Yesus tetapi pegang Taurat. Bagi bangsa kafir sudah percaya Yesus tetapi pegang juga adat istiadat. Itu menjadi masalah sebab akan kehilangan kasih karunia (Yesus).

Sebelum kenal Yesus kita diatur oleh sesuatu yang kita sebut adat istiadat. Di dalam Roma pasal 7, adat istiadat itu digambarkan sebagai suami. Untuk kita bisa menerima Yesus maka taurat itu harus mati, tetapi Taurat ini tidak bisa mati. Makanya kita yang mati (dibaptis). Setelah kita mati dan bangkit bersama dengan Kristus maka itu pikiran sorga. Jadi di balik kubur sana kita bertemu dengan Yesus. Yesuslah tunangan kita, mulai saat itu kita diikat pertunangan dengan Dia. Jangan hanya sampai pada pertunangan, lanjutkan pada kesempurnaan. Ada 6 pelajaran dasar dan yang ketujuh itu membawa kita pada kesempurnaan. Untuk apa? Supaya kepala dan tubuh bisa nyambung, kita menikah dengan Kristus. Ini yang harus kita mengerti di akhir zaman ini.

Kalau masih pegang Taurat dan masih pegang Yesus, itu berarti ada dalam perzinahan rohani. Kalau kita bangsa kafir pegang adat dan pegang Yesus, itu berarti zinah rohani.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar