20171230

Kebaktian Doa, Sabtu 30 Desember 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 3:7-10
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?

Pembicaraan ini berkisar pada pelajaran dasar. Tentu ini tidak boleh dientengkan karena bagaimana landasan bisa dipakai untuk pesawat tinggal landas atau mendarat kalau landasannya tidak kuat. Jadi pelajaran dasar ini harus kuat dan ini sangat penting bagi kita gereja Tuhan yang hidup akhir zaman ini.

Tuhan bicara pelajaran dasar kepada Nikodemus. Yesus tidak bicara dengan kaum awam tetapi dengan kaum Sanhedrin yaitu orang inti di Yerusalem. Imam Besar sebagai kepala dan di sekitarnya ada 70 orang yang disebut Sanhedrin, salah satunya adalah Nikodemus.

Dasar harus diletakkan dengan jelas, tepat dan benar, tidak boleh salah. Sebelumnya kita sudah bahas tentang iman, pertobatan dan baptisan air. Kali ini kita akan bicara tentang penumpangan tangan. Berkali-kali kami menyajikan di tempat ini bahwa selama 3,5 tahun Yesus bersama murid-muridNya, tidak pernah Dia menumpangkan tangan kepada murid-muridNya. Sekalipun ada 70 murid yang diutus masuk ke kota-kota dan desa-desa untuk menyampaikan injil, namun Yesus belum pernah menumpangkan tangan kepada mereka.

Mengapa hal ini seperti ditangguhkan oleh Tuhan. Apakah penumpangan tangan ini tidak penting? Ini sangat penting! Di dalam pelayanan Tuhan Yesus menyangkut penumpangan tangan, selalu dikaitkan dengan tangan kanan. Penumpangan tangan ini bukan suatu aturan yang digampang-gampangkan.

Penumpangan tangan kepada murid-muridNya (hamba Tuhan) terjadi setelah pengalaman mati dan bangkit. Bahkan itu terjadi saat Yesus mau kembali ke Sorga.
Lukas 24:50-51
24:50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Mengapa Yesus belum menumpangkan tangan selagi masih dalam tubuh insani seperti kita? Kalau begitu apakah kita juga harus bersikap seperti itu secara hurufiah? Tidaklah demikian. Artinya penumpangan tangan itu harus dapat dikerjakan oleh hamba Tuhan kalau dia pernah mengalami pengalaman mati dan bangkit. Mati di sini bukan berarti habis nafas. Paling kurang di sini ada dua pengalaman mati:
1.      Dalam dia melayani dalam kesulitan apapun, baik dalam masalah financial atau kesulitan yang lain, dia tidak bersungut, dia tidak berharap pada manusia tetapi selalu bersandar pada Tuhan maka itulah pengalaman mati seorang hamba Tuhan.

2.      Kehidupan itu mampu untuk menahan nafsu dagingnya. Mampu untuk mengekang hawa nafsu dagingnya, itu adalah pengalaman mati.

Contoh konkritnya kalau seorang menumpangkan tangan tetapi hidupnya dalam keadaan najis maka turun kepada yang dia tumpangkan tangan. Tangannya masih pegang tabako (artinya suka merokok) dan masih pegang botol bir (berarti suka mabuk-mabuk) maka tidak boleh menumpangkan tangan karena dia tidak ada pengalaman mati dan bangkit.

Jangan saudara sedikit-sedikit minta ditumpangkan tangan pada sembarang orang karena itu mencelakakan saudara, lihat dulu siapa yang mau menumpangkan tangan. Jangan saudara berkata “saya sudah ditahbiskan” tetapi perhatikan siapa yang menumpangkan tangan. Jadi menumpangkan tangan itu jangan dientengkan. Jangan sembarang dalam penumpangan tangan menyangkut soal pengutusan, pentahbisan, turunnya berkat, jangan asal.

Harus ada pengalaman mati dan nantinya ada pengalaman kebangkitan. Saat menumpangkan tangan Yesus sudah ada dalam pengalaman kebangkitan dan sesudah itu beberapa detik lagi Yesus akan terangkat dan berpisah dengan mereka. Bukan berarti tidak boleh Yesus menumpangkan tangan ketika masih dalam tubuh seperti kita manusia. Sebenarnya bisa saja karena Dia tidak ada dosa. Tetapi Yesus tidak lakukan hal itu karena meninggalkan teladan.

Kalau sebelumnya Yesus menumpangkan tangan sebelum ada pembersihan maka itu celaka. Itu sebabnya Yudas Iskariot sudah tidak ada baru terjadi penumpangan tangan. Kalau pencuri ditumpangkan tangan maka bukannya dia bertobat tetapi malah memantapkan dosa pencurinya itu.

Kalau penumpangan tangan yang kita terima itu benar maka nanti akan ada tanda-tanda yang menyusul.
Lukas 24:51-53
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
24:52 Mereka 1sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka 2pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
24:53 Mereka 3senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.
Tandanya:
1.      Hidup itu suka menyembah kepada Tuhan. Hidup itu selalu ingat kepada Tuhan. Rasanya khusyuk terus dengan Tuhan. Itu tanda hidup itu mendapatkan impertasi, penumpangan tangan yang benar.

Bagaimana kalau penumpangan tangan benar tetapi tidak mau menyembah? Itu juga menjadi masalah. Itu berarti ketika minta ditumpangkan tangan orang itu tidak serius. Seperti tempayan yang kena hujan tetapi mulutnya menghadap ke bawah dan pantatnya ke atas, dia basah tetapi tidak ada isinya. Yang mulutnya ke atas juga basah tetapi isinya penuh.

2.      Pulang ke Yerusalem dengan sukacita
Bicara Yerusalem ada kaitannya dengan tangan kanan.
Mazmur 137:5
137:5 Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!

Kalau orang yang sudah mendapat penumpangan tangan cirinya selalu ingat Tuhan, suka menyembah. Kemudian dia selau merenungkan Yerusalem. Berarti dalam menyembah dia merenungkan “saya rindu untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan”. Jadi ini saling kait mengkait.

Penumpangan tangan selalu ada hubungan yang vertikal berarti menyembah Tuhan dan dalam benaknya rindu menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Ini tujuan penumpangan tangan yang lebih mendasar untuk kehidupan kita semua di akhir zaman ini.

Yeremia 51:50
51:50 Kamu, orang-orang yang terluput dari pedang, pergilah, janganlah berhenti! Ingatlah dari jauh kepada TUHAN dan biarlah Yerusalem timbul lagi dalam hatimu:

Ingat akan Tuhan, Dia Mempelai Laki-laki Sorga. Ingat Yerusalem, ingat dalam dirimu ada roh Mempelai, tanamkan itu dalam hatimu. Itu hasil dari penumpangan tangan yang benar. Bagaimana kalau yang menumpangkan tangan tidak mengerti tentang Yerusalem Baru atau persoalan Mempelai Wanita dan Mempelai Laki-laki Sorga, nantinya yang ditumpangkan tangan juga menjadi tidak mengerti. Karena yang menumpangkan tangan tuli dan buta maka yang ditumpangi tangan juga menjadi tuli dan buta rohani. Itu sebabnya jangan kita asal ditumpangi tangan.

Hati-hati karena sekarang ini menjadi tren soal penumpangan tangan. Dipikir karena Roh Kudus sehingga orang itu jatuh dan menggelepar padahal sudah pekerjaan kuasa kegelapan. Ini yang jangan sampai terjadi.

Bukan hanya ingat, tetapi timbul dalam hati tentang Yerusalem bahkan menjadikan pokok doanya. Kalau anak Tuhan menerima penumpangan tangan yang benar, maka akan menjadikan Yerusalem pokok doanya maka dia akan selalu merindu untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan dan itu menjadi pokok doanya.
Mazmur 122:6
122:6 Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: "Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.

Jadi, kaitan penumpangan tangan adalah ketika menyembah arah pandangan saudara ke Yerusalem. Sehingga ketika berdoa maka yang menjadi pokok doa adalah kesejahteraan Yerusalem. Kesejahteraan Yerusalem berarti kesejahteraan dirimu juga, untuk menjadi Mempelai. Juga itu berarti kesejahteraan nikahmu, buah nikahmu dan sidang jemaat. Ini yang harus menjadi pokok doa. Itu sebabnya penumpangan tangan tidak boleh asal-asal.

Dikatakan mereka bersukacita. Kalau Yerusalem menjadi pokok doa maka orang itu pasti bersukacita.

3.      Senantiasa berada di dalam Bait Allah.
Untuk menjaga semua hal ini lestari dan abadi maka hidupnya selalu dibawa berada pada pengaruh Bait Allah, selalu berada pada pengaruh perkara yang rohani. Ini yang harus kita nyatakan di dalam diri ketika kita sudah mendapatkan penumpangan tangan, bahkan sering minta ditumpangkan tangan.

Kalau kita gereja Tuhan bisa memahami ini lebih dalam maka saudara tidak akan kesasar atau tercecer di tengah jalan, saudara pasti mantap. Oleh sebabnya jangan kita sesukanya minta ditumpangi tangan.

Menyembah itu berarti kita memberi sesuatu kepada Tuhan. Sesuatu itu adalah tubuh, jiwa dan roh saudara, itu saudara beri kepada Tuhan.

Ketika Yohanes di pulau Patmos berjumpa dengan Yesus Imam Besar maka dia tersungkur seperti orang mati maka Yesus menumpangkan tangan kepadanya.
Wahyu 1:17
1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,

Ini penumpangan tangan khusus kepada Yohanes sebagai rasul. Itu sebabnya jangan sembarang saja saudara minta pendeta mana saja untuk menumpangkan tangan. Lihat dulu tahbisannya, apakah orang itu ada pengalaman mati dan bangkit atau tidak. Jika tidak ada, jangan saudara mau ditumpangi tangan.

Lukas 24:50
24:50 Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
Jadi mengangkat tangan itu adalah memberkati. Kalau tangan itu terulur memberkati, jelas itu adalah tangan yang sudah mengalami pengalaman mati dan bangkit. Yesus tidak pernah menumpangkan tangan sebelum Dia punya pengalaman mati dan bangkit, itu pelajaran bagi kami hamba-hamba Tuhan!.

Lukas 24:51
24:51 Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.

Yesus berpisah dengan mereka tetapi bukan perpisahan tanpa makna. Yesus berpisah dengan mereka tetapi meninggalkan berkat.

Lukas 24:52
24:52 Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.

Bukan hanya mau berkatnya tetapi mana penyembahannya. Kadang kala kita hanya mau menerima berkat tetapi setelah menerima berkat lupa yang memberi berkat. Mereka mengarahkan diri ke Yerusalem berarti Yerusalem lahir dalam hati mereka. Menyembah berarti ingat Tuhan, ingat Mempelai Laki-laki dan mau membawa hidupnya menjadi Mempelai Wanita. Ini tindak lanjut dari kehidupan yang menerima berkat yaitu menyembah Tuhan dan ingin menjadi Mempelai WanitaNya.

Lukas 24:53
24:53 Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah.

Berarti mereka berada pada pengaruh suasana Bait Allah, suasana rohani. Untuk menjaga supaya lestari dan ingat pada Mempelai Laki-laki Sorga, maka ada di Bait Allah. Sesibuk apapun saudara, apapun yang kita kerjakan di dunia ini, jangan sampai itu menyita sehingga saudara tidak ada dalam pengaruh Bait Allah (ibadah), nanti penyesalan yang saudara alami di kemudian hari.

Mereka memuliakan Allah.
I Korintus 6:20
6:20 Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (dan rohmu juga).

Amsal 3:9
3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,

Ini orang yang mendapat penumpangan tangan, dia memuliakan Tuhan dengan harta dan hasil pertama dari segala penghasilan. Di sinilah yang sering dirasa berat, tetapi mau menerima kemuliaan. Tidak mungkin menerima kemuliaan kalau tidak ada kebangkitan. Tidak mungkin ada kebangkitan kalau tidak ada kematian. Jadi mesti mati, bangkit dan dipermuliakan, itulah perjalanan Mempelai Laki-laki Sorga. Mempelai WanitaNya juga harus mati, bangkit, baru dipermuliakan.

Bukan berarti mati seperti secara jasmani kemudian dikubur. Itu mati yang biasa. Tetapi mati yang luar biasa dia tetap bernafas namun hawa nafsu dagingnya rela dia salibkan.
Galatia 5:24
5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.


GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar