20171210

Kebaktian Umum, Minggu 10 Desember 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Wahyu 4:2-3
4:2 Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Ada peran Roh Kudus, ada Firman yang diterima oleh Yohanes. Firman ini sudah masuk dalam kasanah hati Yohanes. Jadi Firman sudah didengar kemudian ada Roh Kudus yang berperan aktif.

Bila kita dengan sepenuh hati mendengarkan Firman Tuhan, bila saya sebagai hamba Tuhan membuka hati secara penuh untuk menerima Firman Tuhan maka apapun permintaan Firman untuk mengajak naik, kita tidak boleh berkata “aduh, berat. Saya tidak mampu”. Kita sudah mulai memperhitungkan tenaga yang kita gunakan untuk menanjak. Kalau otak kita berjalan seperti itu maka nanti tidak ada peran Roh Kudus. Tetapi kalau kehidupan itu mendengar Firman langsung pasrah, menyerah utuh kepada Tuhan maka dari pihak Tuhan, Tuhan tahu solusinya, nanti Tuhan memberikan Roh Kudus.

Olehnya Firman dan Roh Kudus bekerja sama. Jangan hanya Roh tanpa Firman atau Firman tanpa Roh Kudus, itupun tidak tepat guna. Karerna iman harus ditambah dengan kebajikan. Kebajikan itu adalah pelayanan yang tepat guna.

Saya membutuhkan Firman sekalipun harga yang saya harus bayar adalah saya harus naik saya tetap membutuhkan Firman. Mengapa? Sebab kalau kita naik ada pemandangan indah yang kita lihat. Tetapi kalau ada ajakan naik namun kita tetap ada didasar maka yang kita lihat hanya itu-itu saja. Kalau saya hamba Tuhan tetap tinggal di dasar maka yang saya lihat yang itu-itu saja dan nanti yang saya sajikan kepada jemaat yang itu-itu saja.

Kalau minggu lalu bicara iman, bulan depan bicara iman, tahun depan bicara iman, berarti kehidupan itu tidak pernah menanjak. Dia tetap ada pada dasar, sehingga yang diberitakan hanya warna dasar terus. Tidak pernah yang lebih indah yang dia lihat, untuk capai tujuan akhir yaitu kesempurnaan.

Begitu ada ajakan “naiklah” maka respon dari Yohanes adalah membuka diri. Tuhan tahu kemampuan Yohanes itu sangat terbatas. Apalagi untuk melihat yang sakral, yang suci itu tidak sembarang.
Mazmur 24:2-4
24:2 Sebab Dialah yang mendasarkannya di atas lautan dan menegakkannya di atas sungai-sungai.
24:3 "Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"
24:4 "Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.

Suasana naik itu berarti dari dasar ke lereng gunung dan sampai ke puncak gunung. Untung Yohanes mau naik, dia harus ada pada level kesucian. Inilah hamba Tuhan yang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menyampaikan isi hati Tuhan. Sekarang kita dengar lewat tulisan Yohanes yang memang Tuhan suruh ditulis untuk kita. Jadi apa arahan Tuhan kepada Yohanes, itu juga arahan Tuhan kepada saya dan saudara yaitu untuk naik.

Makanya mendengar Firman harus loyal, harus membuka hati. Kalau itu maka segera Roh Kudus memegang peran untuk mengangkat rohani kita untuk bisa naik supaya jangan hanya pengenalan dasar terus.

Setelah Yohanes naik, pandangan pertama yang dia lihat adalah sebuah takhta terdiri di sorga. Kalau ada takhta berarti itu kerajaan. Kalau ada kerajaan berarti ada pemerintahan. Kalau ada pemerintahan berarti ada yang namanya aturan bagi rakyat (umat) dari pemerintah yang duduk di atas takhta itu.

Jadi dia naik ditopang oleh Roh Kudus, bukan berarti sampai di sana santai-santai. Sebab banyak anak Tuhan yang merasa sudah naik rohaninya kemudian dia santai-santai. Ingat ada perintah atau acuan dari Tuhan. Perintah dari Raja yang duduk di takhta itu bukan basa-basi tetapi untuk kita tindak lanjuti. Berarti kita naik melihat Pribadi yang duduk di takhta yang ada perintahNya untuk kita patuhi, tunduk dan taati. Berarti ajakan naik ini adalah ajakan yang lebih menekankan ketaatan dan kepatuhan kita.

Takhta berarti terkait dengan kerajaan. Kerajaan berarti ada struktur pemerintahan. Bukan berarti sekarang ini kita santai-santai dan kelak santai-santai di sorga. Di sorgapun kita beribadah. Kalau di dunia ini kita tidak ada minat untuk beribadah, bagaimana bisa sampai di sorga sebab di sorga kita beribadah. Ibadah itu dikaitkan dengan takhta.
Wahyu 22:3-4
22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Wajah Tuhan di dalam Wahyu 4:3 dikatakan bagaikan yaspis. Kalau di dunia ini kita tidak ada minat beribadah dan melayani, maka nanti saudara tidak ada tempat di sorga.
Bagaimana kalau ada orang yang masuk sorga, kemudian ibunya masuk neraka. Apakah dia akan mengingat-ingat terus ibunya sehingga tidak sejahtera hati sekalipun masuk sorga. Firman itu adalah jawaban dari segala pemikiran manusiawi kita.
Yesaya 65:17
65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.

Ayo kita membiasakan diri beribadah dan melayani sebab pekerjaan kita di sorga nanti hanya beribadah dan melayani Tuhan.

Sekarang kita harus membiasakan diri mendengarkan berita Firman, aturan Firman atau ketetapan Raja itu. Kadang ketetapan/ aturan sorga kita lirik sebelah mata. Bagaimana mau mengatakan ke sorga tetapi melirik perintah Tuhan yang adalah ketetapan Raja itu hanya dengan sebelah mata. Ini sebenarnya hal yang rancu, hal yang tidak pas.

I Timotius 3:14
3:14 Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau.

Ada perintah yang ditulis, ada perintah yang lisan. Paulus mengatakan “kamu sudah membaca tulisanku dan juga aku telah mengajar kamu secara lisan”.

I Timotius 3:15
3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

Berarti Firman itu secara lisan dan tulisan, untuk membenahi bagaimana kita berperilaku sebagai anggota keluarga Allah. Suami, isteri dan anak sebagai anggota keluarga Allah, ada peraturan dari Raja yang duduk di atas takhta itu.

II Tesalonika 2:15
2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Jangan sampai kita menjadi umat Tuhan yang melanggar aturan. Untuk apa aturan ini? Dikaitkan dengan II Timotius 3:16 yang bicara ibadah.
II Timotius 3:16
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Di dalam ibadah hamba Tuhan memaparkan Firman yang tertulis dan dia jelaskan secara lisan. Maksudnya supaya hamba Tuhan dan umat Tuhan itu berperilaku sebagai anggota keluarga Allah.

Misalnya saudara punya marga, masakan saudara tega menodai marga saudara. Apalagi kalau marga itu sudah kesohor di dalam masyarakat lalu saudara masuk menodai dan membuat onar di sana.

Kita masuk dalam keluarga Allah, kita butuh perintah dan aturanNya supaya kita tidak masuk dalam keluarga Allah sebagai pembawa onar. Kalau itu sudah terjadi, Bapa itu tetap akan bermurah hati, tetapi hati-hati. Sama seperti karet, bisa ditarik tetapi ada waktunya karet itu putus.

Apakah saudara pikir Tuhan itu bisa kita permainkan? Kalau sekarang ini anak muda melayani bermain-main, hati-hati satu ketika kalau algojo sudah ada di depanmu saudara mau lari ke mana. Antikristus itu adalah cambuknya Tuhan kepada orang yang main-main dalam ibadahnya.

Wahyu 22:4
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

Kita akan melihat wajahNya dan memang ketika Yohanes naik, Dia melihat wajahNya yang duduk di takhta itu bagaikan Yaspis. Yaspis itu adalah permata yang kebiru-biruan dan tembus pandang. Bila kita goyang-goyang seperti ada sesuatu yang menyala di dalamnya.

Yang duduk di takhta itu seperti Yaspis. Dia akan bekerja dalam dua sisi. Dikatakan Tuhan itu bagaikan api yang menghanguskan, itu sisi yang negatif. Tetapi sisi yang positif, Tuhan itu bagaikan api yang menyucikan. Oleh sebab itu jangan kita bermain dengan Yang duduk di atas sana.
Ibrani 12:29
12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Jangan kita bermain-main dengan Tuhan. Kalau kita tampil dengan angkuh, sombong dan congkak dan bermain-main dengan dosa bahkan berkata “kalau berbuat dosa jangan salah-salah!” awas ada api yang akan menghanguskan! Jangan kita seperti mengolok Tuhan. Kalau bahasa seperti itu pernah kita lontarkan baik suami, isteri atau anak-anak muda, cepat selesaikan. Anak muda jangan bermain-main dengan Tuhan. Waktumu masih panjang kelihatan secara logika, tetapi tidak sedikit orang mati umur muda.

Hanya di dalam Tuhan ada keselamatan. Ayo kita patuh pada ketetapan sorga. Dengarkan pengaturan dalam nikah rumah tangga yang sudah diatur dalam tulisan dan secara lisan. Jangan bosan-bosan kalau ada hamba Tuhan mengingatkan supaya jangan kita tertidur rohani. Kalau sudah keterlaluan, Tuhan sendiri yang akan membuat orang itu tidur nantinya. Sekarang ada hamba Tuhan yang selalu membuat kita siuman dari tidur. Kalau ajakan dan himbauan untuk menjagakan itu diabaikan maka satu waktu Tuhan sendiri yang akan membuat kehidupan itu tertidur. Berbahagia kalau kita masih diingatkan dan dijagakan. Kapan? Waktu kita beribadah kita diingatkan dan dibuat siuman.
Roma 11:8-9
11:8 seperti ada tertulis: "Allah membuat mereka tidur nyenyak, memberikan mata untuk tidak melihat dan telinga untuk tidak mendengar, sampai kepada hari sekarang ini."
11:9 Dan Daud berkata: "Biarlah jamuan mereka menjadi jerat dan perangkap, penyesatan dan pembalasan bagi mereka.

Orang yang tidur rohani ini adalah orang yang selalu hidup dalam kesenangan dunia. Dia menggelar jamuan terus. Dia pikir kalau dia terus menggelar jamuan maka di akan baik dengan orang lain. Dia mengajak “ayo kita makan dan minum” sehingga orang berkata “baik sekali itu bapak, hari-hari dia mengajak orang lain makan di rumahnya. Tidak ada orang lain baik seperti itu bapak, pasti masuk sorga”. Tunggu dulu, bukan itu ukurannya.

Roma 11:10
11:10 Dan biarlah mata mereka menjadi gelap, sehingga mereka tidak melihat, dan buatlah punggung mereka terus-menerus membungkuk."

Terus menerus bungkuk berarti kehidupan itu dirundung rasa kuatir terus. Tidur di sini maksudnya tidur rohani. Tidak ada kesadaran bahwa perjalanan hidupnya itu bermuara dua arah yang bisa dia jalani yaitu neraka atau sorga. Pokoknya dia menggelar jamuan saja padahal itu menyebabkan dia masuk dalam jerat dan perangkap. Beginilah kalau tidak ada yang menjagakan kita. Lewat ibadah kita dibuat siuman.

Alkitab mengatakan semua mata dunia mengarah ke Yerusalem. Karena Yerusalem itu adalah pasu yang akan memabukkan seiisi dunia.
Zakharia 12:2-3
12:2 "Sesungguhnya Aku membuat Yerusalem menjadi pasu yang menyebabkan segala bangsa di sekeliling menjadi pening; juga Yehuda akan mengalami kesusahan ketika Yerusalem dikepung.
12:3 Maka pada waktu itu Aku akan membuat Yerusalem menjadi batu untuk diangkat bagi segala bangsa. Siapa yang mengangkatnya pastilah mendapat luka parah. Segala bangsa di bumi akan berkumpul melawannya.

Jadi tidak usah kaget. Ini berarti kita berada pada aba-aba di mana lampu sein sudah menyala, sudah mau belok. Atau lampu kuning, berarti sudah mau merah. Santailah anak muda remaja, satu waktu kamu lari terkencing-kencing baru ingat “betul apa yang dikatakan gembala”. Memang betul karena yang disampaikan dari Alkitab dan Alkitab tidak pernah salah/bohong.

Itu sebabnya ketika bicara Yerusalem, dunia goncang karena memang ke sana arahnya. Apalagi 60% kekayaan dunia ada di Israel. Itu akan diperebutkan oleh bangsa-bangsa. Goncangan ini harus kita tanggapi dengan serius bahwa itu adalah perhatian Tuhan kepada kita.  
Dia yang duduk di atas takhta itu bagaikan Yaspis. Yaspis itu adalah permata yang kebiru-biruan dan semakin lama kita menatap di dalamnya seperti ada api. Tuhan itu seperti api yang menghanguskan dan bagaikan api yang menyucikan. Lebih baik kita ambil dari sisi yang kedua ini yaitu menerima penampilan Tuhan lewat FirmanNya sebagai api yang menyucikan kita dari pada Dia tampil sebagai api yang menghukum.

Gereja Tuhan juga akan mencapai kesetaraan dengan Tuhan yang duduk di takhta itu, gereja Tuhan juga akan menjadi Yaspis.
Wahyu 21:11
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Permata yaspis ini tembus pandang. Itu sebabnya mengapa Tuhan pakai gambaran diriNya seperti yaspis, berarti ada api yang berkobar-kobar. Kalau gereja Tuhan juga bagaikan yaspis maka umat Tuhan juga harus memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar.

Ternyata Raja yang duduk di atas takhta itu setara dengan dengan gerejaNya, sebab Dia tampil seperti yaspis dan kita juga tampil seperti yaspis. Supaya kita bisa setara dengan Dia maka caranya harus ada peran Roh Allah.
II Korintus 3:17
3:17 Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.

Kadang bahasa ayat ini disalahgunakan. Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan sehingga mereka bebas berekspresi, akhirnya aksi mereka kelewatan. Tetapi apa artinya bebas beraksi tetapi tidak bebas dari dosa. Di dalam gereja berapi-api tetapi di dunia juga berapi-api. Berarti tidak ada kemerdekaan. Kalau ada kemerdekaan berarti kita mengalami pembebasan oleh pekerjaan Firman. Makanya Yohanes lebih dahulu mendengar Firman kemudian ada Roh Tuhan yang membawanya ke atas.

Banyak umat yang salah mengartikan soal tarian. Pengertian tarian bagi gereja Tuhan:
1.      Ketika Salomo melihat Sulamit menari, seperti melihat tari-tarian perang. Sulamit menunjuk gereja Tuhan. Kalau kita gereja menari berarti ada kemenangan dalam perang dan ada jarahan sebagai bukti kemenangan tetapi yang nyata selalu kalah dalam dosa.

2.      Pengertian menari yang kedua adalah penampilan tubuh seutuhnya. Sebab kalau orang menari kadang kita melihat telapak kakinya, punggunya, matanya mendelik, dagunya ke sana ke mari, itu berarti penampilan seutuh tubuh. Sekarang ini kita berkata menari, tetapi mana penampilan seutuh tubuhnya. Kalau dilihat dari belakang dikira perempuan karena panjang rambutnya, tetapi setelah dilihat dari depan ternyata laki-laki. Dilihat dari samping dikira perempuan karena pakai anting-anting, tetapi setelah dilihat dari depan ternyata laki-laki. Apakah ini penampilan seutuhnya. Inilah yang salah penampilan umat di hadapan Tuhan.

Menari itu berarti seperti melihat Sulamit menari tarian perang, artinya menang dari musuh. Musuh kita ada tiga yaitu iblis, dunia dan daging. Tiga ini akan terakumulasi dalam satu pribadi yaitu antikristus, dia akan menguasai semua ini. Kalau kita tidak menang menghadapi iblis, dunia dan daging, bagaimana bisa menari.

Itu sebabnya mari kita perhatikan, karena ini ajakan rasul Paulus bagaimana kita berperilaku sebagai anggota keluarga Allah.
Kidung Agung 6:13
6:13 Kembalilah, kembalilah, ya gadis Sulam, kembalilah, kembalilah, supaya kami dapat melihat engkau! Mengapa kamu senang melihat gadis Sulam itu seperti melihat tari-tarian perang?

Itulah gereja yang menang menghadapi situasi. Dan inilah sebabnya kita menanjak ke atas. Naik lagi satu tapak dan naik terus sampai kita menang dan setara dengan Dia yang duduk di atas takhta. Dia bagaikan yaspis, kita juga bagaikan yaspis, berarti sudah setara.

Ini berawal dari kedatangan Yesus pada kali pertama, ini sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya pasal 9. Terang itu datang kepada kita bangsa kafir sehingga bangsa kafir itu menang dan membagi-bagi jarahan.

II Korintus 3:18
3:18 Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.

Ini adalah proses, kehadiran Tuhan yang bagaikan Roh membawa keubahan terus menerus sampai kita menjadi seperti yaspis. Inilah yang kita rindukan. Masakan Hawa dari rusuknya Adam, masakan Hawa tidak bisa serupa dengan Adam. Kita ini dari rusuknya Yesus, kita juga akan dibawa serupa dengan Dia.

Setelah melihat Dia yang duduk di atas takhta itu bagaikan yaspis, yang berikut dilihat Yohanes ada pelangi yang melingkupi takhta itu.
Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Zamrud itu kalau diputar-putar, ada tujuh cahaya yang dia tampilkan. Itu seperti pelangi. Kalau bicara pelangi yang ada di takhta Tuhan, itu mengingatkan kita kejadian di zaman Nuh. Tuhan membinasakan semua yang bernafas, yang tinggal adalah yang berpasang-pasangan di bahtera Nuh. Baik manusia berpasang-pasangan, baik binatang berpasang-pasangan. Yang halal tujuh pasang, yang haram satu pasang. Keselamatan dalam bahtera itu adalah keselamatan mempelai.

Setelah Nuh keluar dari bahtera, dia membangun mezbah dan Tuhan hadir. Tuhan berkata:
Kejadian 9:8
9:8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:

Firman Tuhan ini tidak seperti dulu zaman Adam. Dulu Tuhan hanya berfirman khusus kepada Adam, tetapi kali ini Tuhan berfirman kepada Nuh bersama anak-anaknya yang bersama dengan dia, semua mendapat bagian merata. Kalau dulu Tuhan hanya berfirman kepada Adam dan Adam membagi Firman kepada Hawa. Makanya Hawa salah interprestasi ketika dia digoda oleh iblis karena dia tidak menerima Firman secara utuh.

Kejadian 9:9-13
9:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
9:10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
9:11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.

Kejadian 9:13 (terjemahan Lama)
9:13 Bahwa pelangi-Ku telah Kutaruh dalam awan-awan, maka ia itulah akan tanda perjanjian di antara-Ku dengan bumi.

Jadi dengan adanya pelangi melingkupi takhta itu, ini mengingatkan kepada Yohanes dan kepada kita bagaimana keadaan zaman Nuh. Kalau Tuhan mengatakan akan membinasakan maka benar dibinasakan. Kalau Tuhan selamatkan maka benar-benar Tuhan selamatkan.

Dengan naiknya Yohanes dan melihat pelangi, mengingatkan dia benar bumi ini pernah dimurkai oleh Tuhan. Ini juga mengingatkan dan menyadarkan kita agar kita punya kewaspadaan yang tinggi. Coba saudara jawab siapa yang menghukum dunia ini dengan air bah? Tentu saudara menjawab Tuhan. Tetapi ayat Firman Tuhan mengatakan Nuh yang menghukum dunia.
Ibrani 11:6-7
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Oleh karena iman maka Nuh menghukum dunia. Ini akan terulang tetapi bukan dengan air bah. Kalau ketaatan kita seperti Nuh membangun Bahtera, berarti taat melaksanakan Firman Tuhan, maka bila ketaatan kita sudah penuh maka bumi siap dihukum. Jadi dengan adanya pelangi ini berarti di depan kita ini ada penghukuman, bukan kita santai-santai.

II Korintus 10:5
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

Jadi ada orang yang punya sifat tidak mau tahu tentang Tuhan. Ada orang yang ingin tahu tentang Tuhan tetapi mereka hambat.

II Korintus 10:6
10:6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.

Kedurhakaan zaman Nuh begitu hebat. Saudara bayangkan dari seluruh dunia hanya 8 orang yang taat, berapa banyak yang tidak taat. Jadi jangan saudara berpikir “karena banyak maka itu sudah yang benar”. Sedikit itu belum tentu tidak baik. Biar hanya 8 orang tetapi kalau taat maka itu menjadi penentu Tuhan akan menghukum dunia. Mengapa kita mau membawa diri untuk dihukum orang lain. Coba lirik kiri kananmu, siapa di depan dan di belakangmu, jangan-jangan orang yang sebangku dengan engkau, justru dia yang menghukum engkau kelak. Ini jangan sampai terjadi. Jangan sampai kita tidak taat, nanti kita kena hukum.

Itu sebabnya pelangi ini mengingatkan janji Tuhan, mengingatkan kasus yang terjadi pada zaman Nuh. Bukan sekedar dipajang untuk memperindah takhta. Bahasa ini tidak hanya sebatas itu.

Kejadian 9:12-15
9:12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
9:15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.

Betul tidak akan terjadi lagi air bah untuk seluruh bumi, tetapi tsunami bisa terjadi. Dalam kitab nabi Amos, ada dua kali Tuhan bicara tentang tsunami. Jangan kita main-main dengan Tuhan. Kalau Tuhan murka, tidak ada ampun lagi.
Amos 5:8; 9:6
5:8 Dia yang telah membuat bintang kartika dan bintang belantik, yang mengubah kekelaman menjadi pagi dan yang membuat siang gelap seperti malam; Dia yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.
9:6 yang mendirikan anjung-Nya di langit dan mendasarkan kubah-Nya di atas bumi; yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi -- TUHAN itulah nama-Nya.

Kejadian 9:16-17
9:16 Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17 Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."

Kesimpulannya busur pelangi ini mengingatkan janji Tuhan. Apa janji Tuhan? Supaya kita yang menerima janji itu membersihkan diri dari pencemaran jasmani dan pencemaran rohani.
II Korintus 7:1
7:1 Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.

Kalau bicara pencemaran jasmani atau pencemaran dunia itu sudah jadi di depan mata kita. Tetapi pencemaran rohani itu sudah berdampak paling berat. Pencemaran rohani adalah masuknya pengajaran yang palsu dan tidak sehat, pencemaran jasmani adalah masuknya adat yang sebenarnya tidak boleh dilakukan di dalam gereja. Itu sebabnya harus ada penyucian dua sisi.

Kalau Tuhan tidak segera datang, berarti manusia tidak ada yang selamat. Bila kita menanti Tuhan datang, Tuhan tidak ingin kita pangku tangan, kita harus berkarya bersama Tuhan.

Pencemaran jasmani dan rohani yang menganggu kita harus kita bersihkan. Pencemaran yang rohani itu adalah pelajaran permainan palsu manusia. Pencemaran jasmani adalah adat istiadat yang menggangu kita. Adat istiadat ini adalah kendala paling terakhir bagi gereja. Sebabnya kita tidak boleh main-main, kita harus banyak bergumul hari-hari terakhir ini supaya kita menikmati yang dijanji oleh Tuhan.

Dalam perintah Tuhan ini Nuh taat, isterinya taat, anaknya taat, mantunya taat sehingga mereka semua masuk dalam bahtera.
I Korintus 6:2
6:2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?

Kalau sekarang kita dihakimi, terima saja. Tetapi satu saat kita akan menghakimi dunia.

I Korintus 6:3-4
6:3 Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.
6:4 Sekalipun demikian, jika kamu harus mengurus perkara-perkara biasa, kamu menyerahkan urusan itu kepada mereka yang tidak berarti dalam jemaat?

Kenapa kalau saudara ada masalah justru lari kepada orang yang tidak mengerti pengajaran. Sebab itu jika saudara mengalami permasalahan, datanglah pada penggembalaan supaya tertolong. Apalagi persoalan  nikah, jangan bawa di majelis adat. Kenapa lari ke situ? Lari kepada Tuhan, ada gembala, pasti tidak akan meleset nasihat Firman, tidak akan salah.

I Korintus 6:5-6
6:5 Hal ini kukatakan untuk memalukan kamu. Tidak adakah seorang di antara kamu yang berhikmat, yang dapat mengurus perkara-perkara dari saudara-saudaranya?
6:6 Adakah saudara yang satu mencari keadilan terhadap saudara yang lain, dan justru pada orang-orang yang tidak percaya?

Tuhan percayakan di tangan saudara untuk menghukum dunia. Kenapa tidak bisa kita atasi persoalan diri kita. Banyak hal yang kita alami, datalanglah kepada gembala dan selesaikan di situ supaya aman.

Suami-suami jangan asah parang untuk ancam isterimu, karena engkau berhutang pada isterimu. Isteri-isteri jangan menang sendiri. Anak-anak taatlah pada orang tua. Di tangan kita semua ada wibawa untuk menghukum dunia.

Ibrani 11:6-7
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
11:7 Karena iman, maka Nuh -- dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan -- dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Ternyata ketaatan suami berdampak pada keluarga, ternyata ketaatan isteri berdampak pada keluarga, ketaatan anak berdampak pada keluarga. Apakah ketaatanmu berdampak pada orang yang di sampingmu? Kalau tidak berdampak berarti saudara belum taat sehingga belum bisa menyelamatkan keluargamu, isteri, anak atau suami. Padahal dunia ini akan dihukum oleh orang yang taat kepada Tuhan.

Di sisi lain Nuh diberikan otoritas menghukum dunia, di sisi lain lagi dia menampung kebenaran Allah.

Di mana posisi saudara sekarang. Sekarang tanggal 10 desember, lagi 21 hari kita melangkah ke tahun 2018. Sudahkah ketaatanmu tumbuh, adakah pelangi saudara hayati. Adakah kita menuju pada kesetaraan dengan Dia yang duduk di atas takhta atau tidak? Jangan sampai kita gagal.

Tuhan Memberkati.



JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 






















Tidak ada komentar:

Posting Komentar