20171223

Kebaktian Doa, Sabtu 23 Desember 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                                                            
Yohanes 3:7-10
3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
3:9 Nikodemus menjawab, katanya: "Bagaimanakah mungkin hal itu terjadi?"
3:10 Jawab Yesus: "Engkau adalah pengajar Israel, dan engkau tidak mengerti hal-hal itu?

Jadi berbicara kelahiran baru, dua kali Nikodemus mengatakan “bagaimana mungkin”. Yang pertama dia berkata “bagaimana mungkin orang sudah tua masuk dalam kandungan ibunya lagi”. Kemudian pada ayat 9 dia mengatakan “bagaimana mungkin hal itu terjadi?”.

Sekalipun dia adalah petinggi agama Yahudi yang berkecimpung dalam Firman Tuhan, tetapi persoalan kelahiran baru dia tidak memahami. Memang menyangkut soal kelahiran baru yaitu percaya, bertobat dan dibaptis, bila hal itu dianalisa dengan akal maka akan benturan dengan diri sendiri, akan menjadi sandungan bagi diri sendiri.

Kita lihat di dunia Kekristenan, persoalan kelahiran baru ini banyak menjadi sandungan dan benturan di dunia Kekristenan. Mengapa? Sebab pikirannya tidak dia persembahkan kepada Tuhan. Dia tidak menaklukkan pikirannya kepada Tuhan. Tetapi pikirannya tidak ditaklukkan di hadapan Tuhan, pikirannya yang dominan menghadapi kebenaran Firman. Akhirnya itu menjadi benturan bagi dirinya sendiri, menjadi sandungan bagi dirinya sendiri. Bahkan benturan dan sandungan ini bukan hanya untuk dirinya, akhirnya dia juga ajarkan bagi orang lain.

Kalau pemimpin gaya Nikodemus ini ada dalam gereja, kalau yang dia pimpin 10, 100 atau 1000 maka semua akan tersandung, akan terbentur. Bukan terbentur karena kelakuan orang lain, bukan tersandung karena kelakuan orang lain. Tetapi tersandung, terbentur karena kebenaran Firman itu sendiri. Ini banyak kita temukan. Bahkan kita mengaku saja kalau kita juga dulu terbentur, tersandung dengan persoalan kelahiran baru ini. Padahal kelahiran baru ini adalah landasan atau pelajaran dasar bagi gereja Tuhan. Bagaimana dia bisa mencapai kesempurnaan kalau pelajaran dasarnya saja tidak benar. Bagaimana mau bicara soal kesempurnaan, bagaimana mau bicara mempelai, bagaimana mau bicara isteri Anak Domba Allah. Akan lebih panik lagi kehidupannya karena dia sudah tersandung dengan pelajaran dasar.
Saudara perhatikan saja kehidupan yang model seperti Nikodemus yang tersandung dengan pelajaran dasar sehingga tidak bisa mempraktekkan pelajaran dasar. Mereka akan melongo dan bingung kalau mendengar gereja sempurna. Bicara tentang Yesus Mempelai Laki-laki Sorga, mereka tambah bingung.

Jadi tidak menjadi ukuran seorang petinggi agama atau seorang yang dikatakan setiap hari membuka Alkitab. Kalau dari dasarnya saja sudah tersandung, dari pelajaran dasar sudah menjadi sandungan baginya, maka jangan harap berita puncak akan menjadi sesuatu yang mulia baginya, malah akan bertambah bingung.

Itu sebabnya banyak kita temukan, begitu disebutkan “gereja mau menjadi Mempelai, mau menjadi isteri Anak Domba Allah” mereka berkata “masa anak-anak mau menjadi mempelai”. Ini karena sudah tersandung dari dasar. Pelajaran dasar ini harus matang dari awal.

Walaupun kita sudah mengerti kesempurnaan, mari kita kembali menoleh pelajaran dasar ini. Agar kita harus lebih kokoh dalam hal pelajaran dasar ini. Jangan sampai kita ke atas tetapi dasarnya tidak kokoh. Ada 6 pelajaran dasar yang perlu kita ketahui, antara lain lahir baru yaitu baptisan air ini. Percaya, bertobat dan dibaptis, itulah kelahiran baru.

Ibrani 6:1-2 (Terjemahan Lama)
6:1 Sebab itu baiklah kita berhenti daripada menerangkan pengajaran Kristus yang mula-mula itu, langsungkanlah kepada kesempurnaan: Janganlah lagi kita membubuh alas, yaitu dengan pengajaran hal tobat daripada perbuatan yang membawa kepada mati, dan iman kepada Allah,
6:2 dan pengajaran dari hal baptisan, dan dari hal meletakkan tangan atas orang, dan dari hal orang mati bangkit pula, dan hukuman yang kekal.

1.      Iman
2.      Pertobatan
3.      Baptisan air

Tiga hal ini adalah warna hidup lahir baru. Jadi tidak hanya “saya sudah dibaptis” tetapi bagaimana pertobatan dan imanmu. Iman, percaya kepada Firman Tuhan. Kemudian dia bertobat, berhenti dari perbuatan lama dan berbalik kepada Kristus. Lalu dia memberi diri dibaptis, itulah yang disebut kelahiran baru.

1.      Iman
Definisi iman ada di dalam Alkitab. Di sini kami seringkali korslate mulai dari kami pemimpin. Iman itu harus menjadi praktek hidup pemimpin dan menjadi teladan. Ada dua hal yang harus kita perhatikan dari iman.
Ibrani 11:1
11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Jadi orang yang mempunyai iman berarti memiliki dasar segala sesuatu dari apa yang dia harapkan. Yang diharapkan itu belum nyata. Sebab surat Roma mengatakan kalau yang diharapkan itu sudah ada maka itu bukan lagi pengharapan dan tidak bisa dikatakan iman.

Kalau tidak ada dasar iman maka sulit dikatakan orang itu punya iman. Memang dia dengar Firman tetapi belum tentu Firman itu menjadi iman dalam dirinya. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan karena iman, pengharapan dan kasih itu saling bergandengan.

Apakah yang diharapkan oleh pemimpin, apakah yang diharapkan oleh umat? Bukan kita mengharapkan sesuatu yang sifatnya yang jasmani. Kalau imannya hanya menjadi dasar dari segala sesuatu yang dia harapkan dan yang diharapkan itu dalam wujud yang jasmani, maka bukan itu tujuan dari iman. Apa puncaknya dari yang kita harapkan.
I Yohanes 3:2
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Kalau iman hanya untuk mendapatkan perkara-perkara dunia sangat keliru, kalau iman supaya saya mendapatkan hasil pertanian yang melimpah maka itu bukan tujuan iman. Bukan berarti salah, tetapi bukan itu tujuan akhir. Iman yang kita harapkan adalah menjadi sama seperti Dia.

Mulai dari seorang pemimpin, hidupnya harus sudah termotivasi dengan iman yang telah menjadi dasar segala sesuatu yang dia harapkan yaitu untuk menjadi sama dengan Tuhan. Maka dari belakang mimbar pemimpin itu akan mendorong umat Tuhan agar menggumuli supaya menjadi sama seperti Dia. Kalau gembala saja sudah tidak ada pengharapan, bagaimana bisa menjadi sama seperti Dia.

Iman itu menjadi bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Apakah kita sudah melihat gereja sempurna, apakah kita sudah melihat Mempelai Wanita Tuhan? Belum. Tetapi sudah harus kita buktikan. Bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat itu ada dalam I Yohanes 3:3
I Yohanes 3:3
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Di sini bukti bahwa dia ada iman dan ada pengharapan yaitu mau mandi air Firman Tuhan, mau memberi diri disucikan seperti Tuhan Yesus yang adalah suci. Itu bukti iman!
Contoh: 1 Petrus 1:8
1:8 Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,

Jangan kita hanya mengatakan bukti iman itu kalau mendoakan orang buta lalu orang buta itu melihat. Itu belum menjadi bukti yang utama. Bukti yang utama seseorang ada iman, ada pengharapan menjadi sama seperti Dia adalah ketika dia mendengar Firman maka dia datang kepada Tuhan “Tuhan bersihhkan saya, Tuhan sucikan saya” maka dia mengalami penyucian. Namun bukan untuk besok diulang lagi. Kalau dosa diulang-ulang berarti orang itu menjadikan Tuhan sebagai tukang benatu atau laundry. Itu berarti imannya bermain.

Bagaimana mau mengatakan iman sebagai dasar segala sesuatu yang dia harapkan. Apa yang dia harapkan tadi? Yang diharapkan adalah memandang Dia seperti Dia memandang kita. Bukti  memiliki iman adalah mau disucikan. Itu sebabnya baru bicara iman saja Nikodemus sudah bingung 1001 kali. Karena Firman itu disambut dengan logikanya maka dia tersandung dengan Firman dan hidupnya tidak bisa maju. Ini jangan terjadi pada kita.

Kita lihat praktek dari rasul Paulus. Dia menerima ajaran Tuhan dan dia hidup seperti itu.
II Korintus 5:7
5:7 -- sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat --

II Korintus 5:7 (Terjemahan Lama)
5:7 Karena perjalanan kami dengan iman, bukannya dengan penglihatan.

Ini bicara iman karena ini dasar. Kalau ini bolong bagaimana bisa sampai pada sempurna. Alkitab mengatakan Abraham bapa orang percaya. Tetapi begitu suara isterinya melampaui suara Firman maka Abraham gagal. Pada pasal 15 dia mengatakan kepada Tuhan kalau bisa hambanya yang setia menjadi pewaris hartanya, tetapi Tuhan mengatakan bahwa keturunannyalah yang akan mewarisi hartanya. Tetapi begitu masuk pasal 16, suara isterinya dominan sehingga suara Firman ditutup oleh suara isterinya maka hancurlah iman Abraham. Kita lihat mulai dari taman Eden siapa yang membuat hancur iman Adam? Hawa! Yang dilatar belakangi iblis. Siapa yang membuat gugur iman Abraham? Sarah!

Itu sebabnya kita waspada agar dalam hidup kita ini iman itu kita pelihara dan kita jaga benar serta kita buktikan lewat penyucian. Penyucian itu bergerak berawal dalam nikah, mulai dari kandungan. Yang memiliki kandungan itu siapa? Andaikata laki-laki juga memiliki kandungan maka laki-laki bisa melahirkan.

Jangan sampai iman kita hancur berantakan karena suara daging. Yang diangkat oleh Sarah adalah suara daging. Abraham pada waktu itu berpikir “ini kenikmatan daging”
kemudian dia setuju saja isterinya menyodorkan Hagar lalu dia sambar saja sehingga hancurlah iman. Dan hal ini menjadi masalah di dunia ini sampai sekarang.

Rasul Paulus lewat nasihat sorga menasihati dan memberi teladan “kami berjalan bukan dengan penglihatan”. Abraham pada Kejadian 12-18 berjalan dengan iman, pada pasal 16 dia berjalan dengan penglihatan sehingga hancur. Jangan sampai kita seperti ini.

Mulai dari pemimpin, itu sebabnya jemaat harus jelimet melihat apakah pemimpin itu sampai akhir hidupnya dia hidup dengan iman?
Ibrani 13:7
13:7 Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.

Jadi pemimpin menyampaikan Firman Tuhan kepadamu tetapi lebih dahulu dia hidup di dalamnya. Sebab banyak orang memberitakan Firman kepada orang lain, tetapi dia sendiri tidak menurutinya. Bahkan Firman Allah dijadikan komersil, ini pernah terjadi dibanyak tempat. Seorang anak mendengar pemberita Firman sampai dia hafal, di rumah dia bisa meniru-niru pemberita akhirnya dikomersilkan oleh keluarganya. Setelah itu dia pergi main kelereng dan orang datang bertanya “kau kenal betul siapa Yesus” dan dia menjawab “tidak”. Inilah pemimpin anak-anak, sekalipun sudah botak dan rambutnya sudah putih tetapi apa yang mau diharapkan dari dia. Dia bisa berkhotbah di mana-mana hanya dijadikan pencaharian (tujuan jasmani).

Kalau yang mengajar sendiri tidak mengenal dengan benar siapa itu Yesus, apa rancangannya, maka itulah pempimpin kanak-kanak. Bahasa ini menguatkan kita supaya kita tidak linglung ditiup angin di akhir zaman ini. Landasan ini jangan bolong, jangan longsong, jangan amblas, harus kuat.

Rasul Paulus sampai 4 kali mengatakan “turutilah teladanku”
I Korintus 4:16; 11:1
4:16 Sebab itu aku menasihatkan kamu: 1turutilah teladanku!
11:1 2Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.

Kalau orang berpikir miring, bisa mengatakan Paulus macam-macam. Yang dimaksud Paulus menjadi pengikut Kristus di sini adalah teladan iman.
Filipi 3:17; 4:9
3:17 Saudara-saudara, 3ikutilah teladanku dan perhatikanlah mereka, yang hidup sama seperti kami yang menjadi teladanmu.
4:9 Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan 4apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.
Empat kali rasul yang diangkat oleh Tuhan spesial untuk bangsa kafir ini berbicara. Dia memberi penekanan, mengajar banyak orang dan mengkader hamba-hamba Tuhan, termasuk Timotius, Titus, dll.

Saya menyampaikan ini lebih dahulu bagi diriku, makanya saya takut. Baik dari sisi bangunan fisik, jangan sampai dasarnya bukan iman. Kalau persoalan iman ini amblas, bagaimana dasarnya? Bagaimana bisa bicara soal sempurna. Kalau yang pertama ini hidup maka gereja Tuhan kuat dasarnya, tidak akan mudah amblas.

Kenapa banyak orang imannya amblas, imannya hancur, mengaku beriman tetapi meninggalkan imannya? Persoalannya dua kemungkinan
Ø  Tidak diajarkan.
Ø  Diajarkan tetapi orang itu tidak menanggapi dengan serius.

Saya akan mengatakan kepada Tuhan “sudah saya ajar Tuhan, kalau ada yang bolong bukan lagi salahku”.

2.      Kalau iman ini mantap maka pertobatannya tidak diragukan.
3.      Kalau pertobatan tidak diragukan maka akan masuk dalam baptisan air. Orang yang memiliki, iman, pertobatan dan baptisan air inilah yang disebut anak-anak Allah. Berarti sudah memiliki dasar yang kuat.

Nikodemus ini masih berkata “bagaimana mungkin” padahal Tuhan Yesus sudah menjelaskan. Ini juga yang banyak terjadi dalam kehidupan Kristen. Pertama Nikodemus berkata “bagaimana mungkin” lalu Yesus menjelaskan, namun setelah itu muncul pemikiran (akalnya) sehingga dia masih bertanya lagi “bagaimana mungkin”. Akhirnya timbul imannya setelah Yesus menceritakan tentang ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa. Siapa memandang ular tembaga maka bisa ular tedung itu tidak membawa maut.

Setelah Yesus mengangkat poin itu maka Nikodemus tidak ada lagi pertanyaan “bagaimana mungkin”. Sebagai seorang ahli Taurat, sebagai Sanhedrin dia tahu bagaimana praktek Musa melakukan perintah Tuhan membuat ular tembaga dan dinaikan di atas tongkat. Mulai saat itu maka Nikodemus tidak ada lagi pertanyaan. Sebab korban Kristus adalah jawaban segala masalah.

Jadi setiap pertanyaan yang muncul dari kalbu saudara, jalan keluarnya lihat salib Yesus. Dia yang tidak berdosa, Dia mulia, dari sorga rela datang ke dunia untuk menyelamatkan kita. Masakan kita meragukan pengorbananNya. Maka jawaban dari segala masalah yang kita hadapi adalah salib Golgota. Makanya jangan tinggalkan salib Golgota. Yesus Jurudamai, tetapi dunia tidak mau menerima. Padahal Dialah jawaban dari segala sesuatu.

I Tesalonika 1:9
1:9 Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar,

Ini pertobatan. Tadinya melayani berhala, kemudian dia berbalik melayani Tuhan yang hidup dan yang benar. Ini bukti pertobatan. Tinggalkan berhala berarti hidup lama, kekerasan hati dan serakah, kemudian melayani Tuhan yang hidup dan yang benar.

Kemudian dalam pelayanannya ini, di sanalah dia membuktikan iman dan pengharapannya.
I Tesalonika 1:10
1:10 dan untuk menantikan kedatangan Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.

Jadi dia punya pengharapan dan dia buktikan dalam pelayanan. Karena pengharapannya adalah menanti kedatangan Tuhan. Bukan hanya dia menanti tetapi dia yakini bahwa Tuhan akan menghukum dunia ini. Murka Tuhan yang akan datang, dia tahu bahwa itu pasti akan Tuhan lakukan. Ini yang harus kita apresiasi dan tanggapi serius bahwa ada murka Tuhan di depan ini. Ada 21 murka Tuhan, itu bukan isapan jempol atau gertak sambal. Untuk menghindarkan diri dari murka Tuhan ini maka beriman, bertobat, beri diri dibaptis dan ditindak lanjutkan dengan melayani Tuhan yang benar. Tujuannya untuk menanti kedatangan Tuhan kedua kali dan menghindarkan diri dari murka Tuhan yang akan menimpa dunia.

Ada 21 hukuman:
Ø  Tujuh hukuman Roh Kudus
Ø  Tujuh hukuman Anak Allah dan
Ø  Tujuh hukuman Allah Bapa.

Kalau kita benar-benar punya iman, bertobat dan memberi diri dibaptis, karena untuk melayani harus dibaptis lebih dahulu. Di dalam pelayanan harus selalu ingat “saya menanti Tuhan” berarti ada pengharapan bahwa Yesus akan datang. Kemudian dia harus selalu berpikir “saya harus menghindarkan diri dari murka Tuhan”. Itulah orang yang mengerti arti lahir baru.

GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar