20171217

Kebaktian Umum, Minggu 17 Desember 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Biarlah kita lebih menghargai penggembalaan karena penggembalaan bukan memelihara tempat duduk tetapi memelihara jiwa. Jiwa saudara yang dia pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Zamrud itu adalah permata warna hijau. Pada prakteknya itu kena mengena dengan pengharapan. Kalau Yaspis adalah permata yang kebiru-biruan yang pada prakteknya adalah kerinduan hati yang berkobar-kobar. Permata Sardis itu warna merah yang pada prakteknya adalah tanda darah.

Pasal 4 ini dalam terang Tabernakel kena peti Perjanjian, bukan tutupnya. Di dalam Peti ada isi yaitu:
Ø  2 loh batu yang berbicara kasih
Loh batu pertama berisi 4 hukum yaitu kasih kepada Tuhan dan loh batu kedua berisi 6 hukum yaitu kasih kepada manusia

Ø  Tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah badam
Ini berbicara pengharapan. Orang yang memiliki pengharapan dia pasti akan bertunas, akan memiliki daun berarti ada aktivitas, akan berbunga berarti ada keelokkan dan ada buah berarti berguna bagi Tuhan dan sesama

Ø  Buli-buli emas berisi manna
Ini bicara iman. Awalnya dari tanah liat tetapi berubah menjadi emas dan isinya ada roti manna. Hati yang sudah disaluti oleh pekerjaan Firman, Roh dan Kasih, walaupun hati itu tadinya bagaikan tanah liat akan berubah menjadi emas murni karena pengaruh dari roti manna.

Secara intelektual, tidak ada yang bisa mengalahkan orang Yahudi. Sebab mereka adalah keturunan orang yang sudah makan manna yaitu roti dari sorga yang penuh dengan nutrisi. Begitu jeniusnya umat Tuhan.

Walaupun begitu luar biasanya umat pilihan, Tuhan tidak bukakan rahasia kepada mereka. Justru rahasia Tuhan dibukakan kepada kita bangsa kafir. Andaikata Tuhan bukakan kepada mereka yang memang pikiran mereka jenius, maka mereka pasti segera bertobat.

Satu ketika rasul Paulus menemukan mantan murid-murid Yohanes di Efesus. Saat itu rasul Paulus sudah berupaya meyakinkan mereka tetapi mereka tetap keras hati dan menolak, hanya sebagian kecil yang menerima. Yang sedikit ini diajar oleh rasul Paulus di ruangan kuliah Tiranus. Yang tegar hati ditinggalkan sudah. Hamba Tuhan ini sudah berupaya untuk meyakinkan orang yang ada di depannya, tetapi toh ada sebagian besar yang keras hati. Apakah kurang urapan rasul Paulus? Tidak mungkin urapan rasul Paulus kurang. Tetapi itu karena kekerasan hati manusia.

Untuk mencapai kesetaraan gereja Tuhan dengan Tuhan maka Tuhan perlihatkan dalam aktivitas Yohanes ini supaya dia tidak tinggal dalam rohani yang dasar atau rendah. Tuhan tidak menginginkan rohani Yohanes ini tetap rendah, itu sebabnya ada acuan dan ajakan dari Tuhan agar dia naik. Bukankah ini pembelajaran Tuhan bagi kita?.

Bukan hanya berkata “ini pernah terjadi” tetapi apa nilainya bagi saya dan saudara. Mempelai Wanita itu bukan lagi ada di padang gurun seperti Babel sundal besar, isterinya iblis. Tetapi gereja Tuhan ada di antara langit dan bumi. Ke sana sebenarnya Tuhan mau mengangkat kita. Jangan berhenti pada rohani dasar yang rendah.
Wahyu 12:1
12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

Inilah gambaran Mempelai Wanita, berselubung matahari berarti disaluti dengan kebenaran Ilahi. Dia yang ada di atas takhta itu bagaikan Sardis berwarna merah, itu tanda darah, seperti bulan di bawah kaki dalam tanda darah. Ada dua belas bintang yang ada di atas kepala, bagaikan pelangi yang bagaikan Zamrud yang ada di atas Dia yang duduk di atas takhta.

Kita harus memacu rohani kita supaya kita ada pada alamat yang ada di langit itu. Bila tidak maka kita tidak ada pembelaan, tidak ada perlindungan, kita telanjang di hadapan musuh. Tidak ada tameng, tidak ada tembok, tidak ada batu karang di mana kita berlindung dari ganasnya dunia di dalam pemerintahan antikristus.

Inilah kesempatan terakhir bagi kita. Sama seperti ketika pesta nikah mau digelar, masih diberi kesempatan kepada orang yang ada di tepi jalan dan yang ada di semak-semak. Kecuali yang di tanah berbatu tidak dicari. Artinya kehidupan yang seperti tanah di tepi jalan yang di antara semak belukar masih dicari Tuhan namun yang sudah murtad seperti tanah berbatu-batu sudah tidak dicari. Namun kalau tetap bertahan seperti tanah di tepi jalan dan yang disemak belukar maka satu waktu akan Tuhan lepaskan sebab waktu segera akan berakhir.

Yohanes ada di pulau Patmos dan dia diangkat ke sorga dengan kekuatan Firman dan Roh Kudus, untuk menghadap Allah. Di sana dia melihat dan mengalami bagaimana suasana sorga itu. Dia melihat sebuah takhta. Ini bukan takhta yang mudah digoncang, tetapi Tuhan sudah menegakkan takhtaNya ini. Apa reaksi bila seseorang menyaksikan takhta ini.
Mazmur 103:19
103:19 TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di sorga dan kerajaan-Nya berkuasa atas segala sesuatu.

Takhta ini tidak bisa digoncang. Di takhta itu ada perkataan “Tuhan setia dalam segala perkataanNya”.
Mazmur 145:13
145:13 Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.

Jadi takhta yang ditegakkan itu adalah takhta yang punya harkat memberi perintah. Dan perintah itu Tuhan setia dalam segala perkataan yang Dia sampaikan, tidak akan Dia tarik. Jadi kalau saudara mau rohanimu naik, engkau akan menaruh perhatian serius terhadap perkataan Tuhan. Anak Tuhan yang masih mau membijaksanai Firman Tuhan, itu berarti rohaninya belum matang dan tidak akan matang. Sebagaimana Tuhan setia terhadap perkataanNya, berarti supaya kita setara dengan Dia maka kita harus mendengarkan Firman Tuhan dan menaruh perhatian serius sehingga kita juga harus setia terhadap FirmanNya. Ini yang Tuhan tekankan kepada saya dan saudara.

Ada aktivitas yang memukau pandangan dan membuat ada reaksi dari Yohanes. Sekarang kita lihat dalam perjanjian lama, apa aktivitas yang dia lakukan setelah seorang nabi menyaksikan itu.
Yesaya 6:1
6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

Tuhan tunggu raja Uzia mati baru Yesaya menyaksikan suatu hal yang ajaib yaitu aktivitas sorga. Raja Uzia ini simbol kesombongan. Awalnya dia rendah hati tetapi di ujung pemerintahannya raja Uzia menjadi tinggi hati. Kalau ada kesembongan dalam diriku, Tuhan tidak akan peragakan hal-hal yang sorgawi, Tuhan tidak akan membukakan rahasia sorgawi.

Tuhan duduk di atas takhta tinggi dan menjulang, tidak ada lagi yang bisa menyaingi. Tuhan kita yang duduk di atas takhta yang menjulang tinggi, adalah satu-satunya yang telah berupaya menyelamatkan kehidupan kita. Dialah satu-satunya yang harus kita besarkan. Sebagaimana Dia setia dalam perkataanNya, kita juga harus setia pada perintahnya. Bagaimana mau setia dalam perintahnya kalau tidak rohaninya tidak meningkat.

Yang menjadi penyebab gerakkan dalam Wahyu pasal 4 adalah adanya pembukaan rahasia Firman dan Roh Kudus yang mengangkat, ini adalah penunjang. Kalau saudara berkomentar Firman Tuhan dibukakan, buktikan ada aktivitas dari saudara! Buktikan ada ketakutan kita kepada Tuhan.

Ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci. Bait suci itu menunjuk gereja Tuhan. Berarti gereja Tuhan sudah satu jubah dengan Tuhan. Itu dilihat oleh Yesaya 2700 tahun yang lampau. Karena pengalaman ini terjadi 700 tahun sebelum Yesus datang kali pertama. Berarti yang dilihat oleh Yesaya ini adalah kondisi gereja Tuhan di akhir zaman ini yaitu supaya kita satu jubah dengan Tuhan. Jubah itu bicara kebenaran, itu jubah mempelai.
Yesaya 61:10
61:10 Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, seperti pengantin laki-laki yang mengenakan perhiasan kepala dan seperti pengantin perempuan yang memakai perhiasannya.

Pakaian keselamatan sudah kita pakai dan kita dikenakan jubah kebenaran. Alangkah ironisnya ketika kita dilawati oleh Tuhan dengan pembukaan Firman pengajaran kemudian kita dingin-dingin saja. Padahal dikatakan kita bagaikan Yaspis. Yaspis adalah kerinduan hati yang berkobar-kobar dari yang duduk di takhta sana, kemudian disambut oleh Mempelai wanita yang juga memiliki hati yang rindu. Itu digambarkan oleh Yerusalem Baru yang bagaikan Yaspis.

Yang duduk di takhta memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar ingin mendapatkan Mempelai WanitaNya. Kemudian Mempelai Wanita ini menyambut, inilah anak Tuhan dan hamba Tuhan yang menyambut kerinduan hati Tuhan sehingga dia juga memliki kerindunan hati yang berkobar-kobar.

Kalau saya dan saudara ada kerinduan hati yang berkobar-kobar maka itu tandanya bahwa saudara menuju Yerusalem Baru. Hal ini diperlihatkan oleh Tuhan supaya kita ada kerinduan hati seperti itu, supaya kita punya minat, ada ikhtiar supaya seperti itu.

Wahyu 4:3
4:3 Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya.

Wahyu 21:11
21:11 Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

Yang duduk di atas takhta itu bagaikan Yaspis, mempelai wanita Tuhan yang adalah  Yerusalem Baru itu juga bagaikan Yaspis. Berarti Mempelai Laki-laki Sorga berkobar-kobar dan Mempelai Wanita Tuhan juga menanggapi dengan berkobar-kobar. Masakan Mempelai Laki-laki berkobar-kobar lalu mempelai wanitanya dingin-dingin saja, jangan seperti itu sebab akan ditolak oleh Tuhan.

Di saat-saat terakhir ini Tuhan berikan kesempatan kepada kita, marilah kita memacu diri sehingga kerinduan hati kita berkobar-kobar. Sehingga ada Zamrud, itulah pengharapan akan janji Tuhan. Ada Sardis, permata yang berwarna merah. Berarti tidak perlu gentar menghadapi derita sengsara.

Aktivitas kita bagaimana? Apakah ada kerinduan hati yang berkobar-kobar?
Yesaya 6:2
6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

2 sayap menutupi wajah dan 2 sayap menutupi tubuh. Ini mengajar kepada kita bahwa tidak ada lagi pandangan daging dan tidak ada lagi aktivitas daging sebab semua sudah dibungkus oleh Firman dan Roh Kudus. Dan dua sayap digunakan untuk terbang, berarti mengangkat rohaninya. Itulah Firman dan Roh Kudus yang mengangkat dan mendongkrak kita. Kalau rohani kita masih dasar dan kuatir maka saudara tidak akan bisa terbang di tempat yang Allah telah sediakan. Ini jangan sampai terjadi.

Sebabnya tutuplah wajah saudara sehingga pandangan saudara hanya terhadap Firman dan Roh Kudus. Tutuplah tubuh saudara atau daging saudara dengan sayap Firman dan Roh Kudus sehingga tidak ada lagi aktivitas daging dan rohani saudara terangkat. Ini yang Tuhan rindukan, kerinduan hati Tuhan seperti itu, kiranya kita tanggapi dengan kerinduan hati yang mendalam.

Jangan hanya perkataan “aku rindu” tetapi tidak ada tindakan. Sementara Firman melimpah Tuhan curahkan, apa lagi yang kurang. Mohonlah kepada Tuhan supaya kita memiliki kerinduan hati yang berkobar-kobar.

Yesaya 6:3
6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!"

Tiga kali kata kudus adalah suara serafim yang sahut menyahut. Jadi suasana sorga adalah suasana yang kudus. Olehnya berpikirlah kita untuk tidak melakukan segala kejahatan dan kenajisan. Sebab rohani yang terangkat adalah kehidupan yang memahami apa arti kata kudus, kudus, kudus. Kudus pertama adalah kudus Allah Bapa, kudus yang kedua adalah kudus Anak Allah, kudus yang ketiga adalah kudus Roh Kudus. Ketiga Pribadi ini disanjung dalam kekudusan.

Mempelai wanita harus mengerti arti kekudusan ini sehingga kita takut berbuat hal-hal yang tidak sesuai dengan sorga. Rohani yang meningkat pasti ada rasa takut, tidak akan berani berbuat kejahatan dan segala kenajisan, pasti akan ada rasa gentar. Termasuk juga anak muda remaja.

Jangan sampai kita yang sudah duluan malah menjadi terkemudian. Kita perhatikan ini, apakah kita berkobar-kobar atau sudah dingin rohani. Jangan saudara berpikir kalau sudah meraih keuntungan di sana sini lalu mengabaikan pekerjaan Tuhan kemudian merasa hal itu menguntungkan. Tidak! Itu tidak menguntungkan, justru itu berbahaya.

Yesaya 6:4
6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itu pun penuhlah dengan asap.

Pintu di mana pintu tirai digantung, itulah yang goyang. Kalau saudara mengikuti pelajaran Ofiler dan pelajaran Van Gessel, 4 pintu itu adalah Henokh, Musa, Elia dan pribadi Yesus sendiri.

Tidakkah Henokh punya aktivitas rohani yang luar biasa. Bukankah saudara menyaksikan dalam Alkitab bahwa Musa memiliki aktivitas yang luar biasa. Bagaimana saudara melihat Elia dalam menghadapi rohani umat Tuhan yang sudah jungkir, dia beraktivitas berkobar-kobar. Apaklah Yesus tidak memiliki aktivitas yang berkobar-kobar. Keempat pribadi ini memiliki aktivitas yang tidak tanggung-tanggung.

Di zaman Henokh, manusia sudah rusak. Musa mau dilempar batu oleh umat Tuhan ketika menghadapi Firaun. Elia juga menghadapi bangsa Israel yang rohaninya sudah jungkir.

Empat pribadi ini bergerak, itu bukan hanya menunjuk tiang pintu yang goyang karena gema suara yang berseru. Bahasa Firman Tuhan itu dalam, ayo kita semua belajar pada 4 pribadi ini. Jangan nanti kita didorong dan didongkrak baru kita goyang.

Apa yang terjadi sesudah bergoyang? Rumah itu penuh dengan asap kemuliaan. Bukan asap rokok atau asap bakar sate.

Bagi saudara yang masih melakukan yang tidak-tidak, selamat tinggal kalau saudara tidak mau bergumul. Orang itu akan bertemu dengan antikristus. Yesus di atas bukit melihat Yerusalem ke bawah. Dia melihat dengan derai air mata. Karena apa? Penolakan ketika Yesus datang.

Kemudian bagaimana reaksi orang yang menyaksikan?
Yesaya 6:5
6:5 Lalu kataku: "Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam."

Di sini tidak ada yang berkata  padanya “engkau begini dan begitu”. Dia baru melihat peragaan sorga, tanpa bicara, hanya bahasa sandi, hamba Tuhan ini sudah peka. Dia baru melihat gerakan goyangnya alas ambang pintu dan mendengar seruan “kudus, kudus, kudus” sudah ada pengakuan yang mendalam dari hamba Tuhan ini. Ini pengakuan spontan, tidak didorong-dorong dan dipaksa-paksa baru mengaku. Banyak kali umat Tuhan dan tidak sedikit pelayan Tuhan, dipaksa-paksa baru mengaku.

Pengakuan itu dihadapan Tuhan bagaikan korban persembahan. Sama seperti saudara mempersembahkan materi.
Hosea 14:2-3
14:2 Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
14:3 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.

Korban persembahan tidak perlu dipaksa-paksa. Termasuk pengakuan tidak perlu dipaksa-paksa. Inilah yang dipraktekkan oleh Yesaya, ketika melihat suasana sorga dia langsung mengadakan pengakuan spontan tanpa menunggu besok dan lusa.

Yesaya 6:6-7
6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.
6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni."

Ternyata pengakuan yang spontan mengakibatkan sorga beraksi. Ada perintah dari sorga kepada serafim itu untuk menyepit bara api dari atas mezbah korban bakaran. Apa yang dibangun oleh Musa adalah simbol yang ada di sorga. Bara api di mezbah korban bakaran yaitu korban Kristus yang penuh kuasa telah menyentuh bibir nabi Yesaya. Lalu dia mengatakan “undurlah kesalahanmu, dan dosamu sudah diampuni”. Jadi pengakuan yang spontan dan tidak dipaksa akan membuat sorga bereaksi untuk membuat kesalahan undur dan pengampunan segera diterima bagi orang yang mengaku.
           
Apa yang dilihat oleh Yesaya 2700 tahun yang lampau, kita sudah ada pada era itu. Kenapa gereja Tuhan santai-santai saja, banyak umat tidak ada reaksi. Rasanya nyaman saja dengan dosanya, nyaman saja dengan kesalahannya, nyaman dengan kenajisannya. Sementara Tuhan membukakan bagi kita pintu sorga dan Tuhan perlihatkan bagaimana kondisi Dia yang ada duduk di sana. Dia mengatakan “hatiKu rindu dan berkobar-kobar atas kamu”. Kemudian kita menanggapi biasa-biasa tanpa rasa gentar dan takut!

Tuhan ampuni saya, ampuni isteri, anak, cucu dan mantu saya. Tuhan ampuni sidang jemaatMu, ampuni kami. Jangan sampai kami tertinggal. Kami sudah dibukakan Firman, sudah melihat Yesus bagaikan Yaspis dan melihat juga gereja Tuhan bagaikan Yaspis. Jangan sampai kami hanya melihat tetapi biarlah kami juga ada di sana.

Kita sudah lihat permata Yaspis, kita sudah lihat permata Sardis, kemudian ada pelangi bagaikan Zamrud. Yang dominan dari pelangi adalah hijau, itulah Zamrud. Itu mengajak kita menjadi gereja Tuhan yang memiliki pengharapan akan janji Tuhan. Karena Zamrud berarti pengharapan. Bagaimana kehidupan yang memiliki pengharapan?
I Yohanes 3:1-3
3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Ayat tiga ini zamrudnya, ini pengharapan. Tuhan lukiskan dulu pada ayat 1 bagaimana kasih Tuhan kepada kita. Kemudian Tuhan lanjut pada ayat 2 bagaimana kehidupan yang merindu bertemu denganNya, kita akan serupa dengan Dia. Kemudian Tuhan teruskan pada ayat 3, itulah zamrudnya. Orang yang ada pengharapan dia punya aktifitas, dia akan memberikan dirinya mandi air Firman Tuhan.

Kita perhatikan bagaimana angka 66 pada kelahiran Yesus. Gabriel datang pada Maria pada bulan 6 dan saat itu adalah bulan ke-6 dari kandungan Elizabet. Apa tujuan Gabriel mengatakan itu? Untuk membangkitkan iman, pengharapan dan kasih dari Maria. Setelah Gabriel mengatakan itu maka Maria berkata “Aku hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan itu” itulah pengharapan.

Lukas 1:36-38
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu.
1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil."
1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.

Maria menaruh pengharapan pada perkataan itu. Bukankah di takhta itu ada kalimat “Tuhan itu setia dalam perkataanNya”. Tidak mungkin Tuhan mengutus Gabriel dan Tuhan tidak menggenapi perkataanNya. Itu sebabnya Tuhan menggairahkan Maria supaya menaruh pengharapan.

I Yohanes 3:3
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Kalau orang menaruh pengharapan pasti ada bukti yaitu dia selalu menyucikan diri. “Ini lagi yang harus dilepaskan karena tidak cocok dengan Tuhan Yesus”. Berarti dia menjadi menaruh pengharapan untuk menjadi Yaspis seperti Yesus juga adalah Yaspis. Kenapa? Sebab Dia memperlihatkan Zamrud di atas takhtaNya.

TakhtaNya berzinar bagaikan keemasan.
Matius 5:35
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;

Mazmur 48:2
48:2 Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!

Ayub 37:22
37:22 Dari sebelah utara muncul sinar keemasan; Allah diliputi oleh keagungan yang dahsyat.

Takhta Tuhan ada di Yerusalem dan sinar keemasan muncul di sana. Kota Raja Besar yang disebut Yerusalem, di situlah takhta. Kalau Yerusalem disebut takhta, mempelai wanita Tuhan adalah tempat Tuhan bertakhta. Seringkali kita berkata “Tuhan bertakhta di atas pujian”. Tetapi hanya saat puji-pujian Tuhan bertakhta, tetapi sesudah itu Tuhan tidak bertakhta lagi. Artinya Tuhan tidak lagi berhak untuk perintah saudara. Ke mana saudara mau berangkat, saudara punya mau. Berarti hanya waktu ibadah saja Tuhan bertakhta di atas pujian, setelah itu lepas dari takhta Tuhan. Kapan kita bisa seperti Yaspis, kapan bisa ada sinar kemuliaan seperti itu!

Yerusalem berasal dari dua kata yaitu Yiire dan Salem. Artinya Tuhan mengadakan damai sejahtera di dalam Yerusalem. Apakah benar saya adalah Yiire Salem, apakah merasakan Tuhan mengadakan damai sejahtera di dalam hatiku.

Ini Desember, tidak lama lagi kita menyeberang tahun 2018. Berapa banyak kali dalam perjalanan kita kehilangan rasa damai sejahtera, kenapa? Karena kita tidak membiarkan Tuhan bertakhta di hati kita. Kalau puji-pujian berkata “Tuhan bertakhta di atas puji-pujian” tetapi sesudah ibadah “tunggu dulu, saya mau mengurus diriku”. Ini hal yang tidak bisa ditolerir, tidak boleh kita lakoni lagi. Izinkan Tuhan benar-benar bertakhta dalam diri saudara.

Yeremia 3:17
3:17 Pada waktu itu Yerusalem akan disebut takhta TUHAN, dan segala bangsa akan berkumpul ke sana, demi nama TUHAN ke Yerusalem, dan mereka tidak lagi akan bertingkah langkah menurut kedegilan hatinya yang jahat.

Semoga kita belum terlambat. Karena waktu bagi kita sudah mepet, ayo kita kejar kegenapan “pada waktu itu”. Benar-benar Yerusalem Baru di mana Tuhan bertakhta sudah tidak ada aktivitas daging lagi. Tingkah laku mereka tidak lagi keliru, tidak lagi salah. Benar-benar mereka sudah diajar oleh Raja yang duduk di takhta.

Semoga kita tidak terlambat, jangan hanya saat memuji Tuhan mulut kita lebar memuji Tuhan. Katakan saya ingin menyerahkan diriku di atur oleh Raja. Kalau Raja yang duduk di takhta itu bagaikan permata Yaspis berarti berkobar-kobar, biarlah kita juga seperti itu. Olehnya itu berkobar-kobarlah, rindulah. Isi hatimu dengan penuh kerinduan hati berkobar-kobar bertemu dengan Tuhan. Zamrud itu sudah jelas, pengharapan itu harus menjadi warna dalam kita menanti kedatangan Tuhan.

Tuhan Memberkati.

JADWAL IBADAH
Rabu   :          Ibadah Pendalaman Alkitab dan
Perjamuan Suci → Pk. 17.00
Sabtu    :         Ibadah Doa Penyembahan → Pk. 16.30
Minggu :         Ibadah Sekolah Minggu → Pk. 07.30
            Ibadah Raya → Pk. 09.00
            Ibadah Kaum Muda Remaja → Pk. 16.00
 



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar