20170330

Kebaktian PA Kitab Yehezkiel, Kamis 30 Maret 2017 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.


Yehezkiel 1:4,13,27
1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
1:13 Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
1:27 Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.

Ini penampilan Tuhan yang menakjubkan kepada Yehezkiel. Dalam Yehezkiel pasal 1 ini Tuhan menampilkan dua suasana yang harus dipahami oleh Yehezkiel dan Yehezkiel harus menyampaikan kepada orang Israel atau umat Tuhan.
1.      Tuhan itu penuh belas kasihan
2.      Tuhan kelak tampil penuh dengan murka

Itu sebabnya setiap poin yang dilihat oleh Yehezkiel ada dua hal ini, mulai dari melihat wajah, melihat sayap, melihat tangan, melihat roda-roda. Kalau melihat sinar kemuliaan wajahNya itu berarti berkat, bila tidak berarti kutuk. Jadi selalu ada dua sisi.

Roda-roda yang dikatakan bagaikan puting beliung bukan berarti di dalamnya tidak ada kemurahan kalau kita menyambut Tuhan. Puting beliung ini akan menyambar hal-hal yang mengendalakan kita berhubungan dengan Tuhan. Itu adalah kuasa Tuhan untuk menghancurkan semua hambatan yang mengganggu hubungan kita dengan Tuhan.

Kalau ini kita tidak bisa terima, maka sama dengan kita tidak mengizinkan kuasa Tuhan yang bagaikan puting beliung itu menghacurkan. Puting beliung itu identik dengan angin badai. Di dalam puting beliung dan angin badai itu mengandung hujan yang deras. Tetapi dalam ayat 4 itu disertai dengan kuasa Tuhan untuk memikat kita sebab ada suasa jadi, belum bersifat hukuman.
Yehezkiel 1:4
1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.

Kalau mendengar penyajian Firman Tuhan lewat hamba Tuhan bagaikan angin badai dalam gereja, karena hamba Tuhan ada hubungannya dengan awan, itu pertanda anak Tuhan yang hadir saat itu, sedang Tuhan lawati untuk membersihkan hati dan pikirannya. Tetapi manakala hal itu tidak dihargai atau dicueki, maka penampilan angin badai tadi akan berubah menjadi puting beliung. Puting beliung ini akan menghancurkan apa saja yang ada di depannya.
Yesaya 66:15-16
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
66:16 Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.

Kalau dalam Yehezkiel 10:16 dikatakan itu adalah kereta beroda api.
Yehezkiel 10:16
10:16 Kalau kerub-kerub itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; kalau kerub-kerub itu mengangkat sayapnya untuk terbang dari tanah, roda-roda itu tidak bergerak dari samping mereka.

Waktu perang Israel di zaman Yosua, yang dibunuh oleh Tuhan secara langsung lebih banyak dari pada yang dibunuh oleh tentara Israel. Ada dua hal di sini:
1.      Pembelaan Tuhan terhadap umatNya
2.      Tuhan melawan musuh-musuh.

Jadi ada dua hal yang diperlihatkan Tuhan kepada Yehezkiel bahwa Tuhan yang dia layani yang dia paparkan kepada orang Israel itu sebenarnya datang dulu dengan kasih tetapi dicueki maka datanglah penghukuman yang dahsyat seperti angin puting beliung dan juga disertai dengan api. Itu yang akan banyak kita bicarakan pada saat ini adalah tentang api.

Manusia membutuhkan api. Tidak ada manusia di dunia ini tanpa membutuhkan api. Semua kendaraan bermotor itu pasti ada api. Tanpa api tidak bisa jalan. Pabrikpun tanpa api tidak berjalan. Jadi kita membutuhkan api. Sekarang ini apakah benar saudara dan saya membutuhkan api kehangatan Ilahi atau menunggu api penghukuman.

Ini yang diperagakan Tuhan kepada Israel. “umat Tuhan ada api yang menghangatkan anda, tetapi kalau ini kamu cueki maka akan menjadi api penghukuman yang akan membakar habis saudara”. Jadi kami hamba Tuhan harus tampil dalam dua sisi yaitu
1.      Menampilkan kemurahan Tuhan, tentu kami lebih dahulu mengalami.
2.      Menyampaikan hukuman Tuhan, tentu kami hamba Tuhan harus berusaha menghindari supaya umat Tuhan juga jangan dihukum.
Puting beling dan api ini disertai dengan air dan disertai dengan hujan es. Jangan lupa dalam Wahyu pasal 16 diceritakan bahwa dunia ini akan dilanda dengan hujan es seberat 50 kg. Hujan es ini bukan hanya seperti yang pernah terjadi di dunia ini, itu baru bagaikan kerikil tetapi sudah sakit.
Wahyu 16:21
16:21 Dan hujan es besar, seberat seratus pon, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.

Tuhan sudah menyediakan perbendaharaan hujan batu untuk melibas habis manusia di dunia ini.
Ayub 38:22
38:22 Apakah engkau telah masuk sampai ke perbendaharaan salju, atau melihat perbendaharaan hujan batu,

Kalau sekarang kita tidak menghargai Dia, hati-hati! Tuhan sudah bicara kepada Ayub. Ayub sejaman dengan Yakub dan Esau dulu. Kalau Tuhan sudah simpan maka benar-benar satu saat Tuhan akan melibas habis manusia yang tidak menghargai Dia.

Jangan kita berpikir dengan menimbun kekayaan maka itu menjadi perlindungan bagi kita. Memang bagi orang kaya menimbun kekayaan itu adalah perlindungan baginya (anggapannya).
Amsal 18:10-11
18:10 Nama TUHAN adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.
18:11 Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya dan seperti tembok yang tinggi menurut anggapannya.

Menara itu nama Tuhan. Jangan kita melecehhkan nama Tuhan. Nama Tuhan yang tertulis di paha dan di jubahNya adalah Firman Tuhan.
Wahyu 19:13
19:13 Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Allah."

Jangan melecehkan Firman Tuhan. Kesempatan kita mendengarkan Firman Tuhan itu adalah kesempatan kita didorong masuk dalam perlindungan Tuhan yang kuat itu.

Di dunia ini tidak ada orang benar, kecuali orang dibenarkan oleh Kristus. Tidak ada orang benar, semua orang berdosa tetapi kita menjadi benar karena dibenarkan oleh Tuhan Yesus.

Amsal 11:4
11:4 Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.

Jadi orang benar lari kepada menara. Menara itu nama Tuhan. Jangan kita entengkan nama Tuhan. Jangan kita entengkan Firman Tuhan. Kesempatan yang ada hari-hari terakhir ini untuk mendengarkan Firman Tuhan, sama dengan saudara melejit atau lari ke tempat perlindungan yaitu menara itu. Jangan berlambat-lambatan.

Kita jaga baik-baik, jangan sampai hidup kita ditawari kemurahan tetapi kita cueki, kita terlantarkan atau tidak kita hargai, maka satu saat berubah menjadi puting beliung, angin badai yang membinasakan.

Kali ini kita bicara tentang api.
1.      Api ini aneh, dia bukan untuk membakar. Sebab Tuhan itu dikatakan bagaikan api yang menghanguskan. Tetapi bukan untuk menghanguskan kita tetapi untuk menghanguskan kotoran-kotoran yang ada pada diri kita.
2.      Keanehan kedua adalah api ini datang bersama dengan es.

Api itu menghangatkan tetapi api bisa berubah untuk membakar.

Ibrani 12:29
12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Kalau begitu kenapa kita diajak untuk menghampiri Tuhan. Kalau Tuhan itu adalah api yang menghanguskan maka kitakan bisa hangus. Padahal ajakan Firman “mari kita menghampiri Tuhan dengan tulus dan ikhlas”.

Ulangan 4:24
4:24 Sebab TUHAN, Allahmu, adalah api yang menghanguskan, Allah yang cemburu.

Jadi kalau Dia menghanguskan, itu karena orang itu mengundang kecemburuanNya. Mengapa kita harus membuat Dia cemburu? Bukankah kita sedang bertunangan dengan Kristus. Kalau saudara main mata dengan yang lain, pasti tunangan saudara cemburu. Bukan sekedar cemburu tetapi Dia geram dan tidak ada belas kasihan.
Amsal 6:34
6:34 Karena cemburu adalah geram seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam;

Kita menghampiri Tuhan yang bagaikan api sebenarnya bukan untuk dibakar tetapi untuk menghangatkan. Tuhan itukan Firman, Firman adalah Tuhan dan Firman itu sudah menjadi daging.
Yohanes 1:1-2,14
1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
1:2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Kita menghampiri api. Sama seperti Musa ketika melihat api di belukar terbakar, dia datang menghampiri dan dia mendengar suara dari tengah-tengah api itu. Jadi Tuhan yang dikatakan bagaikan api yang menghanguskan itu bukan sekedar api tetapi kita akan mendengarkan suaraNya. Itulah suara Firman yang menyucikan saudara dan saya. Segala sifat dan tabiat kita disucikan.

Api itu menyala di tengah belukar duri. Itulah duri yang menyusahkan kita, yaitu segala dosa kita. Tetapi belum dilalap dengan api, Tuhan baru mengingatkan Musa dan mengingatkan kita bahwa ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa maka tumbuhlah duri dan onak dalam hati saya dan saudara. Inilah yang menyusahkan, maka izinkanlah api itu untuk membakar onak dan duri, sekaligus menghangatkan kita. Makin jauh kita dari api, makin jauh kita dari Tuhan, makin dingin kita kelak.

Api ini akan membakar dan Tuhan sudah memperlihatkan dalam sejarah keberadaan manusia di dunia ini bahwa ada berapa negeri yang disambar Tuhan dengan api. Jangankan zaman Sodom, Gomora dan Zeboim dimusnahkan Tuhan dengan api, sekarang ini ada orang yang sedang berjalan tiba-tiba disambar oleh petir, itu api murka Tuhan.

Kalau kita sekarang ini menjauh dari api Firman Tuhan, menjauh dari Tuhan berarti jauh dari Firman, jauh dari api, maka lama kelamaan dingin rohani saudara, saudara bagaikan es. Kalau ini sudah terjadi maka itu alamat berbahaya bagi kehidupan seperti itu. Itu sebabnya kita perlu memperhatikan. Jangan sampai api yang tadinya Tuhan izinkan untuk menghangatkan kita, supaya kita tidak dingin rohani, api yang tadinya bersinar untuk mengusir kegelapan, api yang tadinya memberi kita kekuatan supaya jangan lemah, akhirnya akan berubah karena membiasakan diri menjauh dari Tuhan.

Mengapa Yesus berteriak “Eloi, Eloi lama sabakthani”? Sebetulnya bukan Yesus yang berteriak karena Dia disalib menggantikan kita. Berarti itu adalah suara kita. Dan itu menunjukkan betapa ngerinya kalau kita ditinggalkan oleh Tuhan. Ngeri kalau Tuhan menjauhkan diri dari kita. Kalau membiasakan diri menjauh dari Tuhan maka satu saat Tuhan sendiri yang menjauhkan diri dari kita. Berarti kita mengalami kedinginan, mengalami kegelapan karena tidak ada lagi sinar api, mengalami kelemahan karena tidak ada lagi kekuatan dari api. Coba dunia ini tanpa sinar matahari maka semuanya mati.

Olehnya sekarang ini sebagai umat Tuhan kita masih diberi kesempatan bernapas, ayo kita menghampiri Tuhan. Dikatakan Tuhan itu bagaikan api yang menghanguskan. Tetapi itu peringatan supaya kita ada pada:
Ibrani 12:28
12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.

Kerajaan yang tidak tergoncangkan itu kerajaan Kristus. Biarlah kita beribadah dengan cara yang berkenan sebab ada ibadah yang berkenan dan ada yang tidak berkenan. Jangan berpikir bahwa semua orang yang beribadah itu berkenan kepada Tuhan sebab ada cara yang tidak berkenan. Yang tidak berkenan ini yang akan dilibas oleh api seperti yang disebutkan dalam Ibrani 12:29.

Kerajaan itu sudah dituangkan dalam bentuk mini yaitu pelajaran Tabernakel. Itu tidak tergoncangkan. Makanya Yesus mengajar kita berdoa “datanglah kerajaanMu di bumi seperti di Sorga”. Kalau ada kerajaan yang lain, satu saat itu akan hancur. Yang tidak tergoncangkan hanya kerajaan Tuhan Yesus.

Beribadah kepada Tuhan dengan cara yang berkenan, pasti ada contohnya.
Roma 14:17-18
14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.
14:18 Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Kebenaran itu halaman, damai sejahtera itu ruangan suci dan sukacita oleh Roh Kudus itu ruangan maha kudus. Ini cara beribadah yang berkenan kepada Tuhan. Sudah diberikan contoh kepada kita tetapi kenapa mau membuat lagi model ibadah tersendiri.

Manusia itu pada hakekatnya cenderung ikut mode. Contohnya guntingan rambut dulu model tentara, kemudian ikut model rambut jabrik dan sebagainya.

Ibadah itu sebenarnya sudah punya model, tidak perlu kita tiru model yang lain. Mulai dari pintu gerbang, kita percaya kepada Tuhan Yesus. Kemudian Mezbah Korban Bakaran yaitu kita menyesal akan dosa kita dan bertobat. Namun jangan hanya sampai pada menyesal, harus bertobat. Kalau hanya sampai pada menyesal dan tidak bertobat, itu sama dengan Yudas Iskariot. Dia menyesal dan melempar tiga puluh keping perak itu tetapi tidak pernah menyatakan dirinya bertobat. Kita harus bertobat (metanoia), harus berbalik kepada Tuhan, meninggalkan hidup yang lama. Setelah itu baru memberi diri dibaptis.

Selanjutnya masuk ke pintu kemah, berarti menerima kuasa pembaptisan Roh Kudus. Lalu kita masuk dalam ruangan suci berarti kita digembalakan. Dalam ruangan suci ada tiga macam alat yang semuanya ada api.
1.      Pada meja roti ada api dari kemenyan, berarti kita dihangatkan oleh api Firman Tuhan dan perjamuan kudus.
2.      Pada pelita emas ada api pelita, berarti kita dihangatkan oleh api Roh Kudus.
3.      Pada mezbah dupa emas ada api dari perukupan, berarti kita dihangatkan oleh api kasih Kristus.

Kalau kita benar-benar dihangatkan oleh api Firman Tuhan, api Roh Kudus dan api Kasih Tuhan maka kita tidak akan undur, kita pasti akan tembus ke ruangan maha kudus.

Api itu bersama dengan asap. Asap itu menghentar kita masuk dalam pernikahan, tetapi apinya untuk menghukum.
Wahyu 8:1
8:1 Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya.

Ini adalah hubungan yang paling intim antara gereja Tuhan dan Kristus. Semua aktivitas Sorga berhenti menghargai pertemuan itu. Pertemuan Kristus dengan gereja adalah pertemuan yang tidak akan terpisahkan lagi yaitu pertemuan Kepala dan Tubuh. Itu dihiasi dengan mezbah dupa, itulah penyembahan. Jadi mulai dari sekarang gereja Tuhan harus aktif dalam doa penyembahan.
Wahyu 8:3
8:3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu.

Jangan saudara anggap tidak perlu datang dalam ibadah dan menyembah Tuhan. Kalau tidak ada doa penyembahan bagaimana mau ditampung oleh malaikat. Asap penyembahan inilah yang akan menghentar kita masuk dalam pernikahan dengan Anak Domba Allah.

Makanya dalam Kidung Agung dikatakan “siapakah yang datang dari padang gurun seperti gumpalan asap membumbung tinggi”. Ini sikap doa penyembahan dari calon mempelai wanita untuk Kristus.
Kidung Agung 3:6
3:6 Apakah itu yang membubung dari padang gurun seperti gumpalan-gumpalan asap tersaput dengan harum mur dan kemenyan dan bau segala macam serbuk wangi dari pedagang?

Di padang gurun, berarti justru dalam suasana yang tidak menguntungkan masih bisa menyembah. Inilah anak Tuhan yang diperhitungkan oleh Tuhan.

Wahyu 8:5
8:5 Lalu malaikat itu mengambil pedupaan itu, mengisinya dengan api dari mezbah, dan melemparkannya ke bumi. Maka meledaklah bunyi guruh, disertai halilintar dan gempa bumi.

Memang api pada mezbah dupa emas itu berasal dari api mezbah korban bakaran. Inilah bagian dari orang yang tidak menghargai Korban Kristus yang membuka jalan untuk beribadah. Sekarang api dari mezbah korban bakaran diambil oleh malaikat Tuhan beserta dengan pedupaan kemudian itu dicurahkan ke bumi dan goncang semuanya. Tetapi Mempelai Wanita Tuhan sudah ada pada pelukan Mempelai Laki-laki Sorga.

Ini yang harusnya diperkenalkan oleh Yehezkiel, ini yang harus kami pahami untuk kami hamba Tuhan perkenalkan kepada jemaat bahwa beginilah rencana Tuhan dan beginilah kalau melawan rencana Tuhan. Begini kalau melayani Tuhan dan Tuhan melayani kita, serta beginilah kalau tidak melayani Tuhan dan Tuhan tidak melayani orang itu. Jadi tinggal memilih.

Awas api dari Tuhan, api itu akan berubah menjadi api yang menghanguskan. Ketika Sodom dan Gomora bermain-main dengan api hawa nafsu maka Tuhan bakar dengan api dari Sorga. Orang dunia memang bermain-main dengan api hawa nafsu, kalau kita jangan seperti itu. Sebab nanti akan berhadapan dengan api dari Tuhan yang menghancurkan segalanya.
Kejadian 19:22-23
19:22 Cepatlah, larilah ke sana, sebab aku tidak dapat berbuat apa-apa, sebelum engkau sampai ke sana." Itulah sebabnya nama kota itu disebut Zoar.
19:23 Matahari telah terbit menyinari bumi, ketika Lot tiba di Zoar.

Sebenarnya Tuhan tidak suruh untuk Lot lari ke Zoar, mestinya Lot lari ke gunung. Tetapi Lot ini banyak alasan, dia minta lari ke Zoar. Zoar artinya kecil. Lot menganggap kesalahan kecil itu tidak apa-apa.

Inilah kita manusia, sudah diambang penghukuman tetapi masih mau juga kita kedepankan keinginan kita. Akhirnya apa yang terjadi di Zoar? Akibatnya Lot jatuh dalam dosa perzinahan dengan anak-anaknya dan melahirkan Moab dan Amon. Inilah yang terjadi kalau pilih jalan sendiri! Katakanlah tinggal berapa menit Sodom dan Gomora mau dibakar, masih juga pilih jalannya sendiri. Sudah dekat Tuhan menghukum dunia ini, mengapa masih juga kita memilih jalan sendiri! Sayang kalau seperti itu, kalau sudah kena hukuman mau apa.

Kejadian 19:24-27
19:24 Kemudian TUHAN menurunkan hujan belerang dan api atas Sodom dan Gomora, berasal dari TUHAN, dari langit;
19:25 dan ditunggangbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan Lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.
19:26 Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam.
19:27 Ketika Abraham pagi-pagi pergi ke tempat ia berdiri di hadapan TUHAN itu,

Coba saudara bayangkan bagaimana perasaan Abraham pada waktu itu. Sebab permintaan doa Abraham hanya antara 50 sampai 10. Kalau masih ada 10 orang benar di Sodom maka Tuhan tidak akan menghukum. Tetapi ternyata tinggal 4 orang benar yang ada di sana. Jadi dalam pikiran Abaraham, habislah keponakannya.

Kejadian 19:28
19:28 dan memandang ke arah Sodom dan Gomora serta ke seluruh tanah Lembah Yordan, maka dilihatnyalah asap dari bumi membubung ke atas sebagai asap dari dapur peleburan.

Akhirnya asap penghukuman itu yang naik. Lebih baik asap penyembahan yang menghentar kita masuk dalam pernikahan dari pada menunggu asap penghukuman.

Alkitab sudah bersaksi bahwa bumi ini akan dibakar dengan api.
II Petrus 3:9-10
3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

Hal ini sudah dekat. Penghukuman itu sudah dekat, jangan buat jalan kita sendiri! Jalan Tuhan naik ke gunung tetapi Lot dan keluarganya berlambat-lambatan. Akhirnya tangannya disentak oleh malaikat. Malaikat yang satu memegang tangan kedua anak Lot dan malaikat yang lain lagi memegang tangan Lot dan isterinya. Namun masih juga Lot bermohon “aku tidak sanggup lari ke gunung, bagaimana kalau lari ke Zoar saja”. Jalan Tuhan ke gunung, kenapa pilih ke Zoar, padahal api penghukuman sudah dekat.

Kadang kita tidak sadar, api penghukuman Tuhan sudah dekat tetapi kita masih mengikuti jalan kita sendiri dan tidak ada takutnya.

Kejadian 19:29
19:29 Demikianlah pada waktu Allah memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan dan menunggangbalikkan kota-kota kediaman Lot, maka Allah ingat kepada Abraham, lalu dikeluarkan-Nyalah Lot dari tengah-tengah tempat yang ditunggangbalikkan itu.

Jadi Abraham tidak tahu bahwa Tuhan masih berkemurahan kepada Lot, termasuk kepada isteri Lot. Tetapi isteri Lot menoleh ke belakang dan menjadi tiang garam.

Lukas 17:28-30
17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.
17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
17:30 Demikianlah halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.

Jadi kedatangan Tuhan pada kali yang kedua menggenapi II Petrus 3:9-10 yaitu disertai api yang menghanguskan. Makanya terimalah sekarang Tuhan tampil bagaikan api yang menghangatkan kita, menerangi kita jangan sampai disergap kegelapan, memberikan kita kekuatan supaya jangan lemah. Dekatlah dengan Tuhan, sembahlah Dia, agungkan Dia. Jangan menjadi kehidupan Kristen yang mendengar Firman tetapi tidak memperhatikan dan tidak mau kembali kepada Tuhan. Ini jangan sampai terjadi pada kita.


Tuhan Memberkati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar