20160521

Kebaktian Doa, Sabtu 21 Mei 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.
                                  
Yohanes 1:14
1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Orang pertama yang disebut dalam Alkitab yang mendapat kasih karunia adalah Nuh. Kita sudah sampai pada model kasih karunia yang dinikmati atau di alami oleh Nuh. Kasih karunia ini berujung pada keselamatan, bukan hanya untuk dirinya tetapi juga untuk orang yang ada di sekitarnya.

Tuhan berkata kepada Rahab melalui dua utusan supaya menghimpun semua keluarganya dan mereka semua menikmati keselamatan saat kehancuran Yerikho. Rahab adalah ibu dari Boas. Boas kemudian menikah dengan Rut dan mempunyai anak bernama Obed, Obed mempunyai anak bernama Isai, Isai mempunyai anak bernama Daud. Jadi Rahab perempuan sundal yang ada di Yerikho ini menjadi jalur kedatangan Tuhan Yesus. Mengapa? Sebab dia menyambut dua utusan. Dua utusan itu menggambarkan kepada kita sebagai Firman dan Roh Kudus, ini adalah dua utusan Tuhan yang harus kita sambut.

Panjang Bahtera Nuh 300 hasta, lebarnya 50 hasta dan tingginya 30 hasta. Angka 300 dan 50 itu horizontal, angka 30 itu vertikal karena menunjuk tingginya Bahtera. Begitu kita bersentuhan dengan angka 30, sesungguhnya Tuhan menginginkan dalam kehidupan saudara agar matamu naik memandang ke atas.

Angka 30 memang banyak disebut di dalam Alkitab tetapi secara khusus itu kena mengena dengan pengorbanan Tuhan Yesus sebab Tuhan Yesus dijual seharga 30 keping perak. Itu disejajarkan dengan harga lembu yang nakal. Bila lembu itu menanduk hamba laki-laki atau hamba perempuan maka pemilik lembu itu harus membayar 30 keping perak dan lembu itu harus dibunuh.
Keluaran 21:32
21:32 Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.

Sejauh itulah pandangan banyak umat manusia. Mereka tidak melihat bahwa pengorbanan Kristus itu meng-crois pandangan kita secara manusia yang hanya berisi tentang hamba laki-laki dan hamba perempuan, sebab hamba laki-laki dan perempuan hanya mengurus soal ekonomi majikannya.

Kalau kita umat Tuhan tidak memandang ke atas dan hanya memandang horizontal melihat keadaan dunia ini saja demi kebutuhan-kebutuhan lahiriah kita maka itu berarti kita hanya menganggap bahwa Tuhan Yesus itu lembu yang nakal.

Tetapi kalau kita memandang ke atas maka kita akan melihat nilai dari lembu itu, nilai pengorbanan Tuhan Yesus itu sungguh luar biasa. Tetapi kalau kita tidak melihat nilai pengorbanan Kristus Yesus demi keselamatan saudara dan saya dan hanya mengukur dengan nilai financial dan material maka itu sama dengan melihat Tuhan Yesus seperti seekor lembu yang nakal. Ini jangan sampai terjadi dalam diri kita.

Itu sebabnya angka 30 tidak ditaruh pada lebarnya tetapi ditaruh pada tinggi dari Bahtera itu.
Kejadian 6:15
6:15 Beginilah engkau harus membuat bahtera itu: tiga ratus hasta panjangnya, lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya.

Yesus memulai pelayananNya dengan angka 30 dan berakhir pelayananNya dengan angka 30.
Lukas 3:23
3:23 Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,

Matius 27:3
27:3 Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,

Bila kita melihat awal pelayanan dan akhir pelayanan Yesus ditandai angka 30, tujuannya supaya kita memandang Korban Kristus sedalam-dalamnya. Kalau kita memandang nilai Korban Kristus begitu dalam maka kita bisa menyimpulkan itu karena kita dan Dia naik ke Sorga karena kita. Kehidupan ini kalau paham dan menghayati 30 awal pelayanNya dan 30 akhir pelayananNya dan itu semua untuk kita, maka tujuan dari angka 30 itu adalah supaya kita memandang Dia yang sekarang ada di sebelah kanan Bapa di Sorga.

Dengan alur pikiran kita ke sana maka kita kembali diketuk oleh Firman bahwa Dia akan datang kembali. Untuk apa Dia datang kembali? Untuk saya dan saudara. Kalau kita orang percaya, terutama hamba Tuhan memahami ini maka tidaklah mungkin kita masuk ke dalam angka ini kemudian mempermainkan dengan tidak memiliki iman yang teguh.

Angka 30 ini mengkrois panjanganya yaitu 300 yang berbicara angka kesetiaan, angka 30 ini mengkrois lebanya yaitu angka 50 yang berbicara angka Pentakosta. Tidak mungkin Roh Kudus datang kalau tidak ada angka 30, tidak mungkin Roh Kudus turun dalam kehidupan saudara kalau mengabaikan angka 30 yaitu pengorbanan Tuhan Yesus. Kenapa kita sulit menikmati pekerjaan Roh Kudus, sulit untuk dipenuhkan Roh Kudus? Karena sadar atau tidak pikirannya masih ada pada rana pikiran bahwa Tuhan Yesus itu adalah lembu yang nakal sehingga pantas untuk dibunuh sebab menanduk hamba laki-laki dan hamba perempuan yang mengurus soal perokonomian serta soal makan minum saudara. Kalau pandangan kita hanya seputar persoalan sandang, pangan dan papan maka kita belum menghayati pengorbanan Kristus sehingga Roh Kudus masih terlalu berat untuk kita nikmati.

Olehnya itu coba kita membuka hati, mari kita pandang Dia yang di atas. Kalau pandangan kita di atas maka tidak asal kita memandang. Kalau memandang itu berarti kita ambil apa yang kita pandang itu lalu kita tarik masuk pada diri kita. Dalam bahasa Gerikanya memandang adalah nosso, artinya: membawa diri masuk ke dalamnya.

Kalau kita memandang Dia yang ada di atas berarti kita menarik Dia untuk masuk dalam hati kita. Dia ada di atas demi saya dan saudara dan Dia akan kembali lagi demi saya dan saudara.
Kolose 3:1-2
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

Yang di atas ini adalah perkara Tuhan. Yang di bumi adalah persoalan hamba laki-laki dan hamba perempuan yang hanya berkisar tentang persoalan ekonomi.

Kolose 3:3
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

Ketika pandangan kita arahkan ke atas, maka dengan iman kita akan melihat diri Tuhan Yesus dan diri kita yang ada tersembunyi di dalam Allah. Berarti kita juga memandang diri kita yang ada bersama dengan Kristus.

Kolose 3:4
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Jadi semua yang Tuhan kerjakan ternyata mengarah pada kepentinganku dan kepentingan saudara. Kalau Tuhan menyediakan Sorga untuk saudara dan mau menciptakan saudara menjadi Mempelai WanitaNya, masakan persoalan telur ayam, minyak, gula, ikan garam, beras dan sebagainya itu berat bagi Tuhan?. Sorga saja sudah Tuhan sediakan bagi kita, masakan persoalan yang sepeleh di dunia ini tidak Tuhan sediakan. Persoalannya hatimu dan hatiku belum terpusat pada pribadi Tuhan, kita masih memandang yang horzisontal. Apakah kita ini menjadi umat Tuhan yang sungguh-sungguh mempunyai arah pandangan kita atas?
Keluaran 21:32
21:32 Tetapi jika lembu itu menanduk seorang budak laki-laki atau perempuan, maka pemiliknya harus membayar tiga puluh syikal perak kepada tuan budak itu, dan lembu itu harus dilempari mati dengan batu.

Cuma gara-gara tidak ada lagi yang mengurus soal cuci piring, memasak nasi, mencari kayu api, menggali ubi kayu, memasak dan sebagainya, maka pemilik budak laki-laki dan perempuan itu menuntut pada pemilik lembu supaya dia dibayar 30 keping perak dan lembu itu harus mati dirajam dengan batu. Kalau pandangan kita hanya pada persoalan ekonomi dan tidak menghayati dalamnya pengorbanan Kristus maka keterlaluan kita. Akhirnya pelayanan Tuhan Yesus yang diawali angka 30 dan diakhiri angka 30, tidak bermanfaat bagi orang itu. Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga tidak bermanfaat bagi orang seperti itu. Ketika Dia datang kembali maka orang itu tidak akan masuk dalam kategori yang akan menyambut Tuhan Yesus. Oleh karena apa? Dia hanya seperti pemilik budak laki-laki dan budak perempuan yang ditanduk oleh lembu nakal lalu menuntut bayar dan melempari lembu itu dengan batu. Sadar atau tidak sadar ini adalah sikap yang tidak terpuji yang seringkali kita lakoni.

Seharusnya Korban Kristus mewarnai dan membentuk kehidupan kita karena Dia telah mati dan bangkit untuk kita, Dia naik ke Sorga demi kita dan Dia akan datang kembali demi kita.

Inilah bukti orang yang mendapatkan kasih karunia. Itu sebabnya disebutkan “Anak Tunggal” berarti tidak terbagi. Jadi pemberianNya kepada kita juga tidak terbagi, secara penuh untuk kita. Dia Kepala, berarti Dia tunggal dan TubuhNya juga tunggal yaitu gereja yang menyatu dengan Dia sebagai kepala. Itulah gereja Tuhan yang mendapat kasih karunia. Ini masih merupakan bungkus dan di dalamnya ada inti itulah Mempelai Wanita Tuhan. Kita mau dibawa ke sana.

Dikatakan “kita tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah”. Kristus itu adalah nama dari Roh Kudus. Itu berbicara pengurapan, olehnya itu kita bersama dengan Dia. Coba nikmatilah kehadiran Roh Kudus bersamamu.

Mari kita pandang pribadi Tuhan Yesus dengan fokus. Kalau benar kita cinta Dia masakan hanya persoalan garam dan dabu-dabu kita sudah berantam. Jangan karena persoalan budak laki-laki dan budak perempuan sehingga ganjarannya lembu itu yang harus dibunuh.

Pelayanan Tuhan Yesus dimulai dengan angka 30 dan diakhiri dengan angka 30. Ini menunjukkan kepada kita agar pandangan kita hanya tertuju pada alur pelayanan Tuhan Yesus dari awal sampai akhir, Yang Awal dan Yang Akhir. Kalau ruang lingkup kita ada di situ maka sudah dapat dipastikan bahwa kehidupan itu adalah orang yang ikut mendapat kasih karunia dan dia adalah orang yang tersembunyi di dalam Tuhan.

Berbeda melihat dan memandang. Kalau hanya melihat itu berarti tidak direkam masuk di dalam hati. Kalau memandang berarti apa yang kita pandang itu kita tarik dan masukan ke dalam hati.

Ibrani 12:2
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

Apa tidak hina, Dia disejajarkan seperti lembu yang nakal. Apakah tidak disebut hina, Pribadi yang mengasihi kita kemudian disebut gila. Apakah tidak hina kalau Dia dibilangi dirasuk setan.

Kalau kita memandang Dia yang duduk di sebelah kanan takhta Allah berarti kita melihat bahwa Dia sementara berkarya untuk menyempurnakan iman saya dan saudara. Dia naik ke Sorga untuk kepentingan kita.
Ibrani 9:24
9:24 Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita.

Yang tegak lurus yaitu angka 30 ini selalu disebut untuk kepentingan kita. Dia selalu berkarya untuk kepentingan kita, kita bisa dikatakan tidak waras kalau kita menganggap itu biasa apalagi kalau sampai dihina. Ini sama sekali tidak dapat diterima.

Itu juga yang mendorong saya sebagai hamba Tuhan bisa ada di ladang Tuhan sampai detik ini karena selalu hati saya terenyuh untuk memandang hal-hal yang ada di atas.

Bukan berarti kita mengabaikan persoalan ekonomi atau mengabaikan pekerjaanmu tetapi vertikal itu yang paling penting. Yang horizontal pasti Tuhan jamin. Jangan yang horizontal menjadi utama kemudian yang vertikal menjadi nomor dua. Ini yang seringkali menimbulkan masalah. Contohnya karena dabu-dabu tidak ada di meja maka suami sudah membentak isteri.

Orang yang mendapat kasih karunia yang diceritakan dalam Alkitab adalah:
1.      Nuh
2.      Yusuf
3.      Musa
4.      Daud
5.      Gereja Tuhan

Kalau kita yang mendapat kasih karunia maka mari kita jiwai bagaimana Nuh, Yusuf, Musa dan Daud mendapat kasih karunia supaya kasih karunia itu mewarnai kehidupan kita. Orang-orang ini bukan berada pada situasi dan kondisi yang menunjang serta menguntungkan bagi diri mereka. Situasi zaman Nuh tidak menunjang kehidupan kerohaniannya. Yusuf juga tidak berada pada situasi yang menguntungkan Dia, saudara-saudaranya membenci dia dan difitnah oleh isteri Potifar. Musa tidak berada pada situasi yang menguntungkan dia, dia lahir pada situasi anak laki-laki Israel dibunuh. Apakah situasi yang dialami Daud menunjang dia untuk mendapatkan kasih karunia? Tidak, dia selalu bergulat dan berperang. Itu sebabnya Tuhan tidak mengizinkan dia membangun Bait Allah karena tangannya berlumuran darah.

Jangan saudara berpikir karena situasi enak dan nyaman baru saudara bisa mendapatkan kasih karunia. Tidak seperti itu! Ketika saudara bisa tampil indah justru di saat yang tidak menguntungkan maka itu bukti saudara mendapattkan kasih karunia. Bila saudara tampil bersahaja, tidak muram muka, tidak muring-muring justru saat tidak menguntungkan maka itu bukti kasih karunia Tuhan berakar dalam hidup saudara.

Firman ini bukan hanya untuk saudara tetapi juga untuk saya. Setelah menyampaikan Firman ini maka tidak lama lagi saya diuji. Demikian juga setelah mendengar ini saudara akan diuji. Itu tanda Firman yang saudara dengarkan itu adalah Firman yang murni, Firman hidup.

Itu sebabnya marilah kita menjadi umat Tuhan dan saya menjadi hamba Tuhan yang mau belajar supaya Tuhan berikan kasih karunia. Jangan hanya meminta kasih karunia tetapi kita juga harus berani menerima resikonya.

Nuh resikonya harus membangun Bahtera, Yusuf resikonya harus dibenci saudara-saudaranya, Musa resikonya harus lari dari Firaun dan oleh bangsanya sendiri berkali-kali dia mau dilempari batu, Daud lebih lagi karena berkali-kali dia dikejar-kejar. Tetapi empat orang ini tidak berakhir hancur namun akhirnya mereka menikmati apa itu kasih karunia Tuhan.


Tuhan Memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar