20181215

Kebaktian Doa, Sabtu 15 Desember 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 5:9-18
5:9 Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.
5:10 Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: "Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu."
5:11 Akan tetapi ia menjawab mereka: "Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah."
5:12 Mereka bertanya kepadanya: "Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?"
5:13 Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu.
5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."
5:15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.
5:16 Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."
5:18 Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.

Tuhan Yesus mengerjakan suatu pelayanan dan ini disebut oleh Firman Tuhan bahwa ini Tuhan berbuat baik. Ini suatu pelayanan yang diwarnai perbuatan baik. Namun ketika Yesus melakukan pelayanan yang isinya berbuat baik, tidak serta merta diterima orang.

Matius 12:12
12:12 Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."

Markus 3:4-5
3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.
3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Jadi Yesus berbuat baik pada hari sabat, tetapi orang Yahudi tidak senang melihat Yesus berbuat baik. Justru mereka berniat membunuh. Ini lebih parah. Andaikata saat itu mereka bisa menemukan Yesus, akan mereka bunuh dan aniaya justru pada hari sabat. Yesus melakukan perbuatan baik pada hari sabat namun mereka tidak senang, tidak terima, tetapi hati mereka berniat menganiaya atau membunuh Yesus.

Kita lihat di sini sesuatu yang paradoks, yang sangat bertolak belakang. Yesus berbuat baik, bukan berarti serta merta diterima orang. Jika kita melakukan perbuatan yang baik, bakal mendapatkan perlawanan. Jadi ketika kita punya niat dan kemudian niat itu kita lakukan, yaitu untuk melakukan perbuatan yang baik dan perbuatan baik itu justru mendapatkan perlawanan, kira-kira saudara mau seperti Yesus atau stagnan atau urung niat tidak mau melakukan lagi dari pada cari gara-gara. Yesus tidak seperti itu, Dia melakukan. Itulah Yesus, itulah Kepala kita, Mempelai Laki-laki Sorga.

Ketika kita melakukan pelayanan kemudian mendapat perlawanan bukannya membuat kita surut langkah tetapi kita justru harus maju. Orang yang menjadi milik kepunyaan Yesus sendiri adalah orang yang rajin berbuat baik. Rajin berbuat baik ini berkesinambungan.
Efesus 1:10
1:10 sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi.

Titus 2:14
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Ternyata ketika kita melakukan yang baik, kita mendapat perlawanan seperti Yesus. Jika kita mendapat perlawanan apakah kita masih bisa berkesinambungan untuk melakukan yang baik? Apakah saudara dan saya bisa melanjutkan? Padahal karakteristik mempelai wanita akan setara dengan mempelai Laki-laki Sorga. Mempelai Laki-laki Sorga di dalam perbuatan baiknya mendapat perlawanan tetapi Dia tidak urung niat. Walaupun orang yang melawan itu berupaya menganiaya untuk membunuh dan memang satu saat itu terpenuhi. Mereka menganiaya dan membunuh Yesus.

Jika kita umat Tuhan yang hidup pada akhir zaman ini melihat hal seperti ini, kita mau berbuat baik kenapa kita mendapat perlawanan, kita bisa berpikir apakah saya mau lanjut atau tidak, dari pada cari gara-gara lebih baik saya stop. Tidak boleh seperti itu. Alkitab mengatakan rajin berbuat baik, berarti tidak pernah surut langkah, tetap jalan terus. Ada pun tantangan yang ada biarkan berjalan terus, yang penting kita bisa memiliki karakter Ilahi yaitu berbuat baik seperti Yesus berbuat baik.
Ini yang sedang kita alami di mana-mana. Seperti juga yang saya alami. Niat saya menyampaikan Firman, menegur dan menasihati itu termasuk berbuat baik. Bukan serta merta orang menerima dan berterima kasih, tetapi justru perlawanan. Tetapi dengan perlawanan itu apakah saya stop atau saudara stop? Tidak! Kita harus terus menumbuh kembangkan sampai penuh karakter Kristus, sifat Ilahi ada pada kita.

Coba lihat bagaimana mereka niat untuk membunuh. Yesus berbuat baik pada hari sabat namun mereka mau membunuh Yesus pada hari sabat. Ini suatu kebohongan, suatu penipuan dari iblis. Katanya jangan memikul tilam pada hari sabat, jangan menyembuhhkan orang pada hari sabat. Yesus katakan “apakah tidak boleh kita berbuat pada hari sabat?”. Yesus melakukan berbuat baik pada hari sabat. Yang tidak senang melihat Yesus berbuat baik pada hari sabat, justru hati mereka ingin berbuat yang lain yaitu menganiaya dan membunuh Yesus.
Markus 3:6
3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Persekongkolan ini terjadi pada hari sabat. Justru hari sabat harus membersihkan hati, berarti ada roh perhentian, ada Roh Kudus dalam diri, malah mereka bersekongkol untuk membunuh. Ini hal-hal yang terjadi di akhir zaman ini yang tidak dapat kita pungkiri dan tidak bisa kita hindari. Tetapi sebagai hamba Tuhan yang melangkah maju untuk mengkondisikan diri menjadi Mempelai Wanita, kita jalan saja. Walaupun kiri, kanan, muka dan belakang ada orang menggertakkan gigi mau melumatkan kita, tetapi kita tidak usah peduli. Kita jalan saja karena mau memenuhi Firman Tuhan yang mengatakan rajin berbuat baik.

II Timotius 3:17
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.

Apa tujuannya manusia kepunyaan Allah dilengkapi untuk setiap perbuatan baik? Tujuannya adalah:
Titus 2:14
2:14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.

Kejahatan itu niat mau membunuh, mau menganiaya. Orang yang tidak senang Yesus berbuat baik justru berniat membunuh, mau menganiaya. Waktu Yesus berbuat baik, waktu yang sama mereka berniat jahat. Yang mana yang berkenan di hadapan Tuhan. Di hari sabat yang satu berniat mau membunuh, sedangkan di hari sabat yang sama ada yang berbuat baik.

Rajin berbuat baik ini adalah sifat karakter Kristus. Yesus tidak urung niat, walaupun ada yang mau membunuhNya, Dia tetap bekerja terus.
Yohanes 5:17
5:17 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga."

Ada orang yang niat membunuh Yesus dan menganiaya Dia tetapi Yesus bekerja terus. Tidak urung niat, Yesus tetap melakukan pekerjaan, dalam hal ini berbuat baik. Orang dunia ini bisa saja berbuat baik, tetapi coba kalau dia dilawan. Kalau orang miliknya Tuhan, walaupun dia dilawan dia maju terus. Tetapi coba orang dunia kalau dilawan, dia akan berkata “sial sekali, kalau saya tahu saya tidak akan berbuat baik”. Mau meneruskan Firman itu dalam arti kata mau melakukan perbuatan baik. Mau berbuat baik itu banyak resiko, banyak tantangan.

Jika kita melakukan yang baik, kita tidak bisa serta merta mengharapkan sambutan yang baik. Bahkan yang kita terima justru perlawanan. Ketika kita menghadapi perlawanan bagaimana sikap kita? Di sini tesnya. Ketika kita mengulurkan tangan mau berbuat baik apakah kita mengatakan dalam hati “lain kali saya tidak mau!” kalau seperti itu berarti sudah salah. Padahal apapun orang punya bahasa, apapun orang komentar saya mau berbuat baik, untuk mengisi hidup saya dengan sifat atau kodrat Ilahi walaupun tantangan saya alami. Itu ciri orang Kristen yang rajin berbuat baik, itu ciri kehidupan yang mau duduk bersanding dengan Kristus. Saya percaya akan banyak jiwa seperti ini, karena Tuhan mau memilih umatNya yang rajin berbuat baik.

Setelah orang lumpuh ini disembuhkan oleh Tuhan, ke mana arah perjalanannya? Tidak seperti yang banyak sekarang, setelah mendapat pertolonga dari Tuhan mereka berkata “Terima kasih Tuhan” lalu meninggalkan Tuhan.

Yohanes 5:14
5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Jadi, orang ini setelah disembuhkan dia tidak pulang rumah lalu tidur. Setelah menerima kebaikan Tuhan dalam dirinya, dia langsung masuk Bait Allah. Ternyata sebagai rasa syukur terima kasihnya kepada Tuhan karena menikmati kesembuhan yang lama dia nanti-nanti, maka dia masuk dalam Bait Allah, berarti ada ibadah dan pelayanan.

Di dalam Bait Allah bukan datang main HP. Apa yang dia peroleh di Bait Allah? Perjumpaan kedua dengan Yesus dan di dalam Bait Allah dia mendapat nasihat Firman. Jadi di dalam Bait Allah ada keberuntungan. Kita hadir di Bait Allah kita mendapat upah, mendapatkan hadiah, mendapatkan berkat. Dalam hal ini kita mendapat nasihat Firman.

Kadang orang cuma mau terima berkat. Tetapi sesudah terima berkat dia pergi. Pikirnya adakanlah syukuran setelah buat syukuran tidak ditahu ke mana dia pergi. Sebab pikirnya setelah buat syukuran berarti sudah selesai, padahal itu belum selesai.
Yohanes 5:14
5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Berarti ada Firman untuk mengendalikan kehidupan kita supaya tidak terlibat lagi dalam dosa, tidak terjadi hal yang buruk. Itu tujuan masuk Bait Allah, kita dapat nasihat Firman. Makanya niat kita masuk Bait Allah untuk mendapatkan Firman, untuk menerima nasihat. Bukan masuk ibadah sekedar pengisi upacara atau sekedar menjalankan ritual prosesi ibadah tetapi untuk mendapatkan Firman. Salah satu isi Firman adalah nasihat.

Dalam Wahyu pasal 22 ada 7 nasihat, ini nasihat Tuhan yang terakhir bagi gereja:
1.      Supaya kitamempertahankan ajaran yang sehat
2.      Supaya kita tahu ke mana arah kita menyembah
3.      Ini ditujukan kepada pelayanan supaya jangan menyembunyikan atau menutup-nutup Firman.
4.      Yang keempat ini yang paling berat, sebab ini pembiaran. Orang yang mau melakukan yang jahat dan najis silahkan teruskan. Yang baik dan kudus silahkan terus. Karena keduanya akan petik hasil. Kalau kita sudah punya niat untuk berbuat yang jahat dan najis, itu tidak akan ada hambatan, akan jalan terus. Dan kalau sudah jalan terus, tidak akan ada nasihat lagi. Ini jangan terjadi pada kita.
5.      Kita harus membasuh jubah.
6.      Bagikan dengan cuma-cuma
7.      Jangan menambah dan mengurangi Firman.

Orang Kristen bahkan pendeta-pendeta sekarang ini tidak takut. Sudah Tuhan kemas 21 bencana dalam kitab Wahyu, tetapi kenapa dia minta tambah. Sebab orang yang menambah Firman berarti menambah sengsaranya. Bodoh sekali orang Kristen seperti itu. Dan bila mengurangi Firman dia kehilangan bagian dari pohon kehidupan.

Orang lumpuh itu mendapat nasihat dalam Bait Allah. Nasihat kepada orang lumpuh itu adalah jangan berbuat lagi supaya jangan terjadi hal yang lebih buruk dari ini. Jadi dia sudah dijaga, dihadang lebih dulu oleh Firman Tuhan.
Yohanes 5:14
5:14 Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk."

Kalau hadir di Bait Allah kemudian tanpa nasihat atau hadir dalam Bait Allah tetapi Firman itu hanya mengelus kita, maka hal yang lebih buruk bisa terjadi. Apalagi kalau tidak hadir dalam Bait Allah, itu sudah pasti hal yang buruk akan terjadi. Makanya anak Tuhan rajinkan diri masuk dalam Bait Allah, rajinkan diri ibadah, karena tujuan kita masuk rumah Tuhan adalah untuk mendapat nasihat Firman. Dan bukan hanya menerima nasihat Firman tetapi menambah pengenalan kita akan Yesus.

Yohanes 5:15
5:15 Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia.

Tadinya dia tidak tahu siapa itu Yesus, karena Yesus sudah menghilang. Dengan hadirnya di Bait Allah, pengenalannya bertumbuh, pengenalannya berkembang. Karena memang itulah maksud Tuhan. Kita harus bersungguh-sungguh mengenal Tuhan karena dia akan datang seperti hujan di musim semi.

Bagaimana kalau tidak datang beribadah kemudian mengatakan kepada orang yang beribadah “barangkali saya yang tidak pergi-pergi gereja ini malah saya masuk sorga. Kamu yang hari-hari pergi gereja jangan-jangan masuk neraka”. Ini tidak benar, ini tipuan iblis dan itu bahasa umum di luar sana.

Hosea 6:3
6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

Di mana kita bisa kenal Tuhan? Apakah di rumah sambil main halma, main dam, main catur atau sambil main bola kaki? Di Bait Allah. Makanya ketika masuk di Bait Allah jangan kita kecil hati ketika hujan Firman pengajaran turun. Tujuannya untuk menumbuh kembangkan pengenalan kita kepada Kristus yang benar. Bagaimana mau ada pengenalannya akan Tuhan kalau hanya dapat percik Firman 10 atau 15 menit. Kenapa? Sebab pemberita sendiri tidak kenal persis siapa itu Yesus. Makanya banyak pemberita jika mendengar Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga, mereka kebingungan. Katanya sudah sekian puluh tahun sekolah Teologia, bahkan sudah menyandang profesor doktor. Kehidupan seperti ini bagaimana mau mengenal Tuhan, padahal Firman Tuhan katakan “Dia akan datang seperti fajar”. Dikatakan seperti hujan akhir, bukan hujan awal. Hujan awal itu untuk menanam dan hujan akhir itu untuk mematangkan.

Gereja Tuhan bagaimana mau mengenal Tuhan kalau cuma dipercikan dari mimbar dan sudah selesai. Kalau kita mengundang, lihat saja sikap orang yang tidak mau mengenal Tuhan, menderita sekali dia dengar Firman. Yang begini ini bukan orangnya Tuhan kalau dia menderita mendengar Firman. Bukan menderita karena dosanya mau didongkel, tetapi menderita karena merasa terlalu lama pemberitaan Firman. Orang yang seperti itu sudah jelas punyanya iblis. Hal ini didoakan oleh rasul Paulus.
Efesus 1:17
1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

Seorang hamba Tuhan punya pergumulan spesifik di dalam doa, dia meminta kepada Bapa. Dikatakan Bapa yang mulia, berarti di mana kita bermohon itu adalah sumbernya kemuliaan. Roh hikmat itu yang buka rahasia Firman sehingga diberikan wahyu pembukaan Firman.
Amsal 29:18
29:18 Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.

Bila tidak ada pembukaan Firman maka orang liar dengan dosanya. Kalau dalam gereja Tuhan tanpa pembukaan rahasia Firman, umat tidak tahu di mana dia direkatkan. Sebagai perekat itulah Firman. Tanpa pembukaan rahasia Firman orang itu liar hidupnya, lebih sial lagi dia jadi binal!

Rasul Paulus berdoa, saya juga berdoa. Saya lebih dahulu harus mengenal Kristus dengan benar kemudian saya lempar kepada jemaat. Jadi pengenalan jemaat terhadap Kristus, standarnya adalah pengenalan gembala kepada Kristus. Kalau standar pengenalan gembala itu A maka standar jemaat juga A.

Bagaimana pengenalan kita apakah bertumbuh?
II Petrus 3:18
3:18 Tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. Bagi-Nya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.

Yang pertama “bertumbuhlah dalam kasih karunia” karena ini kena mengena dengan bahasa umat Tuhan “amin, datanglah Tuhan Yesus”. Ini warna mempelai wanita.
Wahyu 22:20-21
22:20 Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: "Ya, Aku datang segera!" Amin, datanglah, Tuhan Yesus!
22:21 Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin.

Jadi bagaimana bisa berseru “amin, datanglah Tuhan Yesus” kalau kasih karunia ini kita abaikan. Pembukaan rahasia Firman itu adalah kasih karunia. Adapun pelayanan kami hamba Tuhan itu kasih karunia. Jemaat dilawati Tuhan dengan mendengarkan pembukaan rahasia Firman, itu adalah kasih karunia.

Yang kedua adalah pengenalan akan Tuhan. Pengenalan kita tidak akan berakhir sekarang tetapi sampai selama-lamanya. Pertumbuhan kita gereja Tuhan tidak boleh berhenti satu dua langkah tetapi harus bertumbuh dan itu kasih karunia.

Jika kita mengenal Yesus dalam puncak pengenalan yaitu Dia sebagai Mempelai Laki-laki Sorga, maka kita harus menjaga baik-baik. Untuk menjaga itu kita perlu ada dalam Bait Allah supaya kita mendapat nasihat, sebab kita diganggu terus. Apa yang mengganggu? Injil yang lain, roh yang lain dan Yesus yang lain. Tiga hal ini yang mau mengganggu kita. Tetapi kalau kita ada dalam Bait Allah kita mendapat nasihat, maka sekalipun di luar sana ada roh yang lain, injil yang lain, yesus yang lain, namun kita tetap mendapat nasihat Firman Allah dan rohani kita bertumbuh dalam Tuhan. Kita sudah mengenal Yesus sebagai Mempelai Laki-laki Sorga kenapa kita mau merosot, mau mundur. Ini jangan sampai terjadi.
Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar