20181229

Kebaktian Doa, Sabtu 29 Desember 2018 Pdt. Bernard Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 5:19-23
5:19 Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak.
5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
5:22 Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,
5:23 supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.

Di sini Tuhan mengajar kita lewat teladan dari pada Yesus sebagai Anak yang mentaati semua yang diperintahkan oleh Bapa kepadaNya. Di sini Tuhan memberikan pelajaran bagi kita mencontoh pribadi Yesus yang dengar-dengaran atau taat kepada Bapa. Jadi jelas ini adalah hubungan Bapa dan Anak yang sangat diikat oleh saling mengasihi.
Yohanes 14:31
14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."

Keteladanan Yesus taat kepada Bapa, landasannya adalah mengasihi Bapa. Ini teladan Yesus yang ditinggalkan kepada kita supaya kita meneladani. Jika kita menyebut kita anak-anak Tuhan, maka ada teladannya yang harus kita ikuti. Yesus adalah teladan, Dia mengasihi Bapa. Bukti bahwa Dia mengasihi Bapa, apa yang diperintahkan oleh Bapa, apa yang Dia lihat dari Bapa, itu yang Dia lakukan.

Jika kita mengatakan “saya anak Tuhan” tetapi di mana pembuktiannya kita mengasihi Bapa, di mana bukti kita adalah anak Tuhan? Apakah hanya sampai kelahiran baru? Kalau sampai di situ memang itu awal saudara adalah anak Tuhan. Tetapi tindak lanjutnya bagaimana? Apakah kita mengasihi Bapa yang dibuktikan dengan mengikuti apa yang menjadi selera atau perintah Bapa. Di sinilah kegagalan-kegagalan umat Tuhan, termasuk kegagalan-kegagalan hamba Tuhan.

Memang kita mengatakan “puji Tuhan saya sudah lahir baru”. Tetapi dalam melakukan kehendak Bapa, kita seringkali jatuh bangun. Olehnya status Bapa ini antara lain mengajar. Mengajar ini menjaga atau membina kita, bukan hanya supaya kita sama dengan Dia, tetapi kita diajar oleh Bapa supaya  kita berjalan lestari, tidak ada yang disebutkan jatuh bangun, undur maju dan sebagainya. Itulah tugas Bapa antara lain mengajar.

Kita lihat Anak yaitu Yesus, tunduk taat kepada Bapa. Kita juga sebagai anak harus melaksanakan seperti itu sehingga satu saat kita selevel dengan Yesus. Yang memungkinkan kita bisa sama lewat status Bapa yang mengajar.
Yohanes 6:45
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Mari kita melihat keteladanan dari Yesus. Dalam Yohanes 5:22 dikatakan Dia akan menghakimi.
Yohanes 5:22
5:22 Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,

Penghakiman itu Bapa percayakan kepada Yesus. Penghakiman itu juga Bapa percayakan kepada kita. Jangan hanya berkata “Yesus akan menghakimi, sayapun akan menghakimi” tetapi prakteknya dulu harus kita lakukan.
I Petrus 2:20
2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

Yesus sebagai Anak, Bapa tidak memberikan pembelaan ketika Dia menderita, ketika Dia dianiaya. Kadang kita mau melebihi Yesus. Padahal Yesus tidak meminta pembelaan, tetapi kita begitu getol minta pembelaan dan memang itu sangat dambakan.

I Petrus 2:21
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Yesus sebagai Anak, tetapi dalam penderitaan apakah Yesus menuntut pembelaan dari Bapa? Tidak. Tuhan mewariskan teladan ini bagi kita supaya kita mengikuti jejakNya. Kadang kita terlalu cengeng, kapan kita mencapai dewasa. Sakit gigi saja kita sudah teriak-teriak “mana itu Tuhan, kenapa biarkan saya sakit gigi, saya tidak bisa makan sate!”. Ini kadang kegagalan kita, termasuk kami hamba Tuhan. Terlampau kita menuntut pembelaan Tuhan, padahal itu kasih karunia. Tuhan tidak akan memberikan pencobaan melampaui kekuatan kita.
I Korintus 10:13
10:13 Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.

Kita terlalu banyak menuntut kepada Tuhan. Sementara tuntutan Tuhan, minim sekali atau tidak ada sama sekali kita lakukan. Kalau Yesus, apa yang Dia dengar dan Dia lihat dari Bapa itu yang Dia lakukan. Dibadingkan kita sebagai anak Tuhan, apa yang kita lihat dan kita dengar dari Bapa, syukur-syukur kalau ada 1% kita lakukan. Lebih banyak yang tidak kita dengar dan kita tidak lihat dari Bapa itu yang kita lakukan. Tetapi terlalu banyak menuntut “saya anak”. Dan ketika tuntutan kita itu  kita angkat dan tidak mendapat jawaban, berbalik lagi menyalahkan Bapa. Padahal kita harus pukul diri, kita harus koreksi diri 10 % pun yang kita dengar dan kita lihat dari Bapa dan diajarkan itu belum kita lakukan, padahal kita mau dibawa untuk menjadi sama dengan Yesus, kita mau menghakimi dunia. Bukan hanya dunia yang akan kita hakimi tetapi malaikat-malaikat juga akan kita hakimi.
I Korintus 6:2-3
6:2 Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara yang tidak berarti?
6:3 Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.

Kalimat-kalimat terakhir dari dua ayat inilah kegagalan kita. Kita tidak bisa seperti Yesus. Kita tidak bisa melepaskan harga diri kita. Kita tidak bisa melepaskan prestise kita, kita tuntut harga diri kita. Yesus walaupun Anak Allah, Dia tidak menuntut. Itu sebabnya dalam I Petrus 2:21 tadi, Dia mewariskan keteladanan. Kita lihat prakteknya.
I Petrus 2:22-23
2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Kalau kita, orang mencaci kita sampai lidahnya keluar 10 cm, kita mau memaki sampai lidah kita keluar 1 meter. Kalau orang yang mencaci kita matanya melotot sampai keluar 10 cm, kita balas melotot sampai 20cm. Itulah kegagalan kita.

Yesus katakan “apa yang Aku lihat dari Bapa, apa yang Aku dengar Bapa itu yang Aku lakukan”. Dan itu Yesus tinggalkan sebagai teladan bagi kita. Kita tidak melihat Bapa, kita tidak mendengar Bapa tetapi Yesus kita dengar karena oleh suara AnakNya maka kita mendengar suara Bapa. Kita melihat AnakNya maka kita melihat Bapa.
Ibrani 1:2
1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.

I Petrus 2:24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Kadang kita hanya ambil penggalan ayat ini “oleh bilur-bilurNya kamu telah sembuh” tetapi ayat di atasnya tidak mau dilakukan. Di sini kena dengan kesembuhan rohani. Tetapi dalam Yesaya 53 kena pada kesembuhan jasmani.
Yesaya 53:5
53:5 Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

Kesembuhan rohani dan kesembuhan jasmani keduanya akan kita peroleh karena ini memang Firman Tuhan. Tetapi kita lihat dulu sebelum bahasa bilur-bilurnya ini. Apakah kita ada dalam praktek. Jangan hanya karena sakit gigi saja atau batuk-batuk atau influensa, kita sudah banyak menuntut. Sementara yang Tuhan inginkan tidak kita lakukan, kita alpa. Ketika kita tidak peroleh kita katakan Tuhan tidak adil. Di sini kesalahan yang patut kita akui dan kita sadari.

Yesaya 53:5b kesembuhan jasmani
I Petrus 2:24b kesembuhan rohani.

I Petrus 2:23
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Yesus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
II Timotius 4:1
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

I Petrus 2:24
2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Ini kesembuhan rohani, karena dihubungkan kita sudah mati terhadap dosa. Apakah benar kita telah mati terhadap dosa. Oleh bilur-bilurNya maka kita disembuhkan dari dosa. Ini bagiku dan bagi kita semua. Apakah benar hati kita ikhlas dan tulus untuk mempraktekkan. Yesus berkata “apa yang Aku lihat dari Bapa dan apa yang Aku dengar dari Bapa, itu yang Aku lakukan”. Maka Dia tampil menjadi alat, oleh bilurNya menyembuhkan penyakit jasmani dan oleh bilurNya menyembuhkan penyakit rohani.  

100% yang kita lihat dan kita dengar dari Bapa, yang kita lakukan syukur-syukur kalau 10% atau 2%. Kemudian kita tidak adil, padahal tadi dikatakan Dia yang adil, namun kita menuntut. Kita kembali dikoreksi oleh Tuhan, masih banyak sisi yang belum kita praktekkan. Masih terlampau banyak yang tidak kita praktek dalam lini kehidupan kita. Bahkan yang banyak kita praktekkan yang tidak kita lihat dan tidak kita dengar dari Bapa. Tujuannya supaya semua menghormati Bapa seperti Yesus menghormati Bapa.

II Timotius 4:1
4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

Berarti wewenang Yesus untuk menghakimi orang hidup dan orang mati. Itu ada dalam Yohanes 5:22
5:22 Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak,

Oleh pertolongan Tuhan dan dijelaskan oleh rasul Paulus:
II Timotius 4:2
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Bila ditunjuk salah atau ditegur kita tidak mau. Tetapi kita minta kepada Tuhan “Tuhan saya ingin ini, saya butuh itu”. Yang kita mohon kebutuhan kita, tetapi selara Tuhan untuk menampilkan kita mempelai WanitaNya malah kita abaikan, kita kesampingkan. Padahal kalau kita betul-betul ada niat ada ketulusan untuk ditampilkan menjadi Mempelai, masakan pekerjaan bilur-bilurNya tidak kita nikmati. Kalau benar kita adalah calon Mempelai WanitaNya maka pekerjaan bilur-bilurNya itu akan kita nikmati.

Yesaya 53:5b bilur-bilurNya untuk kesembuhan jasmani
I Petrus 2:24b bilur-bilurNya untuk kesembuhan rohani

Supaya kita bisa tampil sehat jasmani dan rohani itulah Mempelai Wanita Tuhan. Bagaimana supaya bisa sampai di sana? Ayo kita terima pengajaran dari Bapa.
Yohanes 6:44-45
6:44 Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.
6:45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Tujuan Bapa mengajar kita, jangan saudara berpikir bukan hanya “supaya rohaniku tampil tanpa cacat dan kerut” tetapi termasuk tubuh jasmani kita, supaya kita tampil segar bugar seperti Mempelai Laki-laki Sorga. Tetapi rohani itu yang harus dinomorsatukan baru yang jasmani akan kita peroleh.
Dalam Yohanes pasal 5 tadi, antara Bapa dan Anak yang menjadi perekat adalah kasih.
Yohanes 5:20
5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.

Karena Bapa mengasihi Anak, maka segala yang dikerjakan oleh Bapa, ditunjukkan kepada Anak.

Yohanes 14:31
14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."

Begitu Yesus memproklamasikan “Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku” kemudian ada tindak lanjutnya.

Yohanes 10:17-18
10:17 Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.
10:18 Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."

Dia menyerahkan nyawa kepada Bapa, tanda Dia mengasihi Bapa. Menyerahkan nyawa prakteknya untuk kita adalah tidak egois, tidak mementingkan diri kita sendiri. Yang kita lakukan terlalu tebal egois kita. Pandangan kita hanya terpusat pada hal-hal kebutuhan jasmani kita. Untuk menunjang kepentingan rohani kita, kalau bisa kita irit-irit yang jasmani. Padahal yang rohani ini yang perlu, yang paling utama. Dan itu sebabnya Bapa mengajar kita. Sesudah Bapa mengajar kita, Bapa itu menghentar kita kepada Yesus. Di sinilah kegagalan bukan hanya jemaat tetapi kami juga hamba Tuhan. Mengapa? Sebab tidak mau disucikan lewat Firman pengajaran.

Maleakhi 1:6
1:6 Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"

Di sini justru imam-imam/ hamba Tuhan yang tidak menghormati Bapa. Di mana buktinya? Maleakhi 1:7-8, 12-14
1:7 Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN boleh dihinakan!"
1:8 Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu, apakah ia berkenan kepadamu, apalagi menyambut engkau dengan baik? firman TUHAN semesta alam.
1:12 Tetapi kamu ini menajiskannya, karena kamu menyangka: "Meja Tuhan memang cemar dan makanan yang ada di situ boleh dihinakan!"
1:13 Kamu berkata: "Lihat, alangkah susah payahnya!" dan kamu menyusahkan Aku, firman TUHAN semesta alam. Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan binatang yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman TUHAN.
1:14 Terkutuklah penipu, yang mempunyai seekor binatang jantan di antara kawanan ternaknya, yang dinazarkannya, tetapi ia mempersembahkan binatang yang cacat kepada Tuhan. Sebab Aku ini Raja yang besar, firman TUHAN semesta alam, dan nama-Ku ditakuti di antara bangsa-bangsa.

Malah tidak enak didengar dikatakan terkutuk.

Yesus Anak, apa yang Dia lihat dan Dia dengar dari Bapa itu yang Dia kerjakan. Yang menjadi pengikat antara Yesus dengan Bapa adalah saling mengasihi. Di sini kita punya kelemahan yang kadang kita tutup-tutupi. Hal ini kita harus praktekkan tetap tidak kita lakukan. Lalu  kita tuntut untuk kebutuhan kita segera Bapa penuhi. Pasti Bapa akan penuhi dan Bapa nyatakan karena dalam Yesaya 53 tadi, bilur-bilurNya menyembuhkan penyakit jasmani. Dalam I Petrus tadi bilur-bilurnya menyembuhkan penyakit rohani. Tetapi untuk hal ini apakah kita melakukan apa yang kita lihat dan kita dengar dari Bapa? Tetapi yang tidak kita lihat dan tidak kita dengar dari Bapa justru itu yang kita lakukan, kemudian kita menuntut.

Kita ini ada dalam pengajaran, mau dibawa Tuhan untuk menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Memang berbeda dengan yang ada dalam penginjilan, jangan saudara samakan. Tetapi apa yang ada dalam penginjilan itu bisa dibawa masuk pada kesempurnaan? Sekarang kita adalah anak Tuhan, teladannya Yesus. Yesus bekerja sesuai dengan apa yang Dia lihat dan Dia dengar dari Bapa. Inilah status Anak yang kemudian diajarkan keteladanan ini pada kita.

Kalau masih di luar sana, nyata sekali mujizat jasmaninya. Kemudian kita banding-bandingkan kenapa kalau di luar sana begitu. Setelah lahir baru dan menjadi anak Tuhan, bagaimana pelayanan kita, disitu perbedaannya. Jadi jangan saudara banding-bandingkan yang sudah status anak dan yang belum status anak. Setelah status kita menjadi anak, teladan kita adalah Yesus. Kiranya kita perhatikan ini dalam menantikan kedatangan Yesus. Jangan kecewa, jangan putus asa, sebab cara kerja Tuhan kepada anak dan yang bukan anak itu berbeda. Apalagi kita mau dibawa menjadi Mempelai Wanita Tuhan, lebih beda lagi.

Tuhan Memberkati.
GPT “Kristus Penebus”
Jl. Langgadopi No.4 Tentena
Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663
HP: 085241270477
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar