20240824

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 24 Agustus 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Yohanes 12:20-36 terbagi 3 bagian:

1.      Ayat 20-27 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus dan Yesus memberi jawaban dengan menunjuk pada kematianNya.

2.      Ayat 28-34 Suara Bapa di Sorga dan Yesus dipermuliakan di atas salib.

3.      Ayat 35-36 Berjalan di dalam terang.

 

Kita pelajari bagian pertama.

Yohanes 12:20-27

12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.

12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."

12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.

12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

 

Orang Yunani menunjuk kita bangsa kafir ingin bertemu dengan Yesus. Ketika murid-murid Yesus menyampaikan kepada Yesus keinginan dari orang-orang Yunani ini, Yesus lalu menunjukan tentang kematianNya. Artinya lewat kematian Yesus kita bangsa kafir bisa bertemu dengan Yesus = diselamatkan, hidup bahkan sampai hidup kekal.

Yohanes 3:16

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Setiap orang berarti termasuk kita bangsa kafir. Yesus menunjukan kematianNya, Dia memberikan perumpamaan tentang biji gandum. Biji gandum itu harus jatuh ke dalam tanah, kemudian mati, bertumbuh dan berbuah banyak. Jadi lewat kematian Yesus, kita bangsa kafir yang tadinya harus mati dan binasa, tetapi diberi kesempatan untuk menghasilkan buah-buah kerajaan Sorga. Syaratnya ikuti jejak kematian dan kebangkitan Yesus. Kita akan pelajari tentang biji gandum yang jatuh, mati, bertumbuh, berbuah.

 

Proses biji gandum yang mati:

1.      Yohanes 12:24

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

 

Proses pertama biji gandum harus jatuh ke tanah dan mati. Artinya kita harus merendahkan diri dan rela direndahkan sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau tidak bisa merendahkan diri pasti tidak mau direndahkan. Jadi kalau Tuhan izinkan ada orang yang merendahkan kita, seharusnya kita bersyukur, saya bangsa kafir diberi kesempatan menghasilkan buah-buah kerajaan sorga. Bukan bereaksi daging, kita mau marah, tersinggung, mau membalas, jangan! Teladan yang sempurna adalah Yesus. Dia Allah yang lahir menjadi manusia, satu-satunya manusia yang tidak berdosa. Yesus merendahkan diriNya bahkan rela direndahkan sampai mati terkutuk di kayu salib.

Filipi 2:7-8

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Praktek merendahkan diri, kita lihat Yesus. Di kayu salib Yesus menanggalkan semuanya, ke-IlahianNya Yesus tanggalkan untuk mati mengaku dosa kita manusia. Jadi praktek merendahkan diri adalah menanggalkan segala harga diri, gengsi, untuk mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama. Dosa perkataan, perbuatan, pikiran, pandangan, semua akui dan selesaikan kepada Tuhan dan sesama. Maka saat itu kita mengalami kuasa darah Yesus.

I Yohanes 1:7,9

1:7 Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

 

a)      Kuasa darah Yesus mengampuni segala dosa dan menutupi sampai tidak berbekas. Sehingga Allah melihat kita seakan-akan kita tidak pernah melakukan dosa itu. Betul-betul dosanya sudah ditutupi oleh kuasa darah Yesus. Makanya kalau dosanya sudah ditutupi oleh kuasa darah Yesus, kita manusia jangan ungkit-ungkit lagi. Itu berarti kita yang membuka tutup darah Yesus itu. Sementara Allah melihat kita seperti tidak pernah berbuat dosa itu, kenapa kita manusia malah mengungkit-ungkit! Seandainya Tuhan mengungkit-ungkit dosa kita, sudah berapa banyak dosa yang kita lakukan. Tetapi Tuhan tidak mengungkit-ungkitnya karena sudah kita selesaikan, kita akui. Jangan lagi kita ungkit dosa-dosa orang karena sudah ditutupi oleh darah Yesus.

b)      Kuasa darah Yesus menyucikan dari segala dosa, dari segala kejahatan dan kenajisan = mencabut akar dosa sehingga kita tidak berbuat dosa lagi = melepaskan kita dari dosa. Ini yang disebut buah pertobatan. Kalau sudah terlepas dari dosa berarti kita sudah menghasilkan buah pertobatan. Bagaimana bisa menghasilkan buah pertobatan kalau biji gandumnya tidak mau jatuh ke dalam tanah, tidak akan bisa bertumbuh dan berbuah.

 

Tetapi kalau kita tidak mau mengaku dosa, kita sembunyikan, kita pertahankan, tidak mau kita akui akibatnya:

a)      Tetap memikul beban dosa. Dosa itu beban yang membebani sampai ke neraka. Tetap memikul beban dosa sehingga menjadi beban bagi orang lain. Suami menyembunyikan dosa, jadi beban bagi isteri. Isteri menyembunyikan dosa, jadi beban bagi suami. Gembala menyembunyikan dosa, jadi beban bagi jemaat. Jemaat yang menyembunyikan dosa menjadi beban bagi sesama, menjadi sandungan bagi orang lain!

 

b)      I Yohanes 1:8

1:8 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

 

Menipu diri sendiri. Kalau menipu diri sendiri apalagi orang lain, sampai Tuhanpun dia tipu. Apa tanda menipu diri sendiri dan menipu Tuhan?

Mazmur 32:2-4

32:2 Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak berjiwa penipu!

32:3 Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari;

32:4 sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas. Sela

 

Tanda orang menipu diri sendiri adalah letih lesu, banyak keluhan sepanjang hari. Bangun tidur sudah mengeluh, sarapan mengeluh, pergi kerja mengeluh, di sekolah mengeluh, pulang makan siang mengeluh, sampai tidur ngigau mengeluh. Itu tanda menyembunyikan dosa dan dia sedang menipu diri sendiri dan menipu Tuhan. Sebaliknya kalau dosanya sudah diselesaikan, sepanjang hari mengucap syukur. Biar banyak beban yang dipikul tetapi mengucap syukur. Orang memikul beban dosa itu pasti mengeluh apalagi kalau bebannya ditambah. Itulah kalau dosa disembunyikan, itu beban, ditutupi lagi dengan dusta, bebannya tambah berat. Jadinya mengeluh terus. Kalau banyak mengeluh rohani kering, bisa dideteksi dari perkataannya yang kering, bersungut-sungut, mengeluh, ngomel, marah-marah tanpa sebab.

 

c)      I Yohanes 1:10

1:10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

 

Firman tidak ada di dalam kita, berarti kosong dari Firman, tanpa kebenaran Allah sehingga dia menjadi seperti sekam yang hanya untuk dibakar.

 

Orang seperti ini bisanya hanya menghakimi orang lain, tunjuk-tunjuk orang lain padahal sebenarnya dirinya sendiri lebih parah. Kalau tunjuk orang dengan 1 jari, 3 jari mengarah kepada kita, lebih banyak kepada kita. Itu karena ada beban dosa yang dia simpan. Paling enak kalau sudah cerita orang. Lebih baik kita banyak berdiam diri, koreksi diri. kita mau cerita orang, tunggu dulu, saya tidak lebih baik dari dia, malah mungkin saya lebih jahat dari dia.

 

Kalau sudah bisa merendahkan diri pasti rela direndahkan, yaitu berdiam diri sekalipun diapa-apakan karena kebenaran, bisa menahan diri. Ini sama dengan mengaku hanya tanah liat yang rela diinjak-injak. Tetapi kalau kita bereaksi daging, ketika kita direndahkan, dikata-katai, harga diri kita direndahkan, itu ular yang memagut. Tidak apa orang kata-katai mau bilang ini itu. Kita belajar diam seperti Yesus.

I Petrus 2:21-23

2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

 

Kalau kita diam maka Tuhan tampil sebagai hakim yang adil pasti membela kita. Tuhan bukan hakim di dunia yang bisa memutar balikan kebenaran, tetapi Dia hakim yang adil. Diam saja, tidak usah bereaksi, nanti Yesus hakim yang adil membela kita. Banyak pembelaan yang saya boleh alami dalam pelayanan. Saya tidak bilang supaya orang itu dibegitukan, saya diam saya. Apa yang dituduhkan kepada saya terjadi pada orang itu. Diam saja, Tuhan Hakim yang adil membela!

 

2.      Biji gandum harus mati, artinya merobek daging. Ayo kita merobek daging = menyangkal diri. Apa itu menyangkal diri? Berkata tidak terhadap dosa atau sesuatu yang tidak berkenan kepada Tuhan! Sekalipun ada kesempatan, ada keuntungan atau ada paksaan bahkan ancaman, kita katakan tidak kepada dosa! Ini berarti kita sudah menghasilkan buah kesucian atau buah terang.

Efesus 5:8-9

5:8 Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,

5:9 karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,

 

Kita bisa menghasilkan buah terang hasil dari lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus yang benar. Dulu kita anak gelap, kita berbuat ini dan itu yang tidak berkenan kepada Tuhan. Tetapi lewat lahir baru, baptisan air yang benar dan baptisan Roh Kudus kita menjadi anak terang, anak Tuhan yang menghasilkan buah-buah terang. Ada 3 macam buah terang di sini:

a)      Kebaikan yaitu hanya melakukan apa yang baik bagi sesama, bukan merugikan sesama, bahkan bisa membalas kejahatan dengan kebaikan. Apapun yang terjadi, apapun yang kita alami, yang boleh kita lakukan kepada sesama hanya kebaikan. Itu buah terang, buah kesucian. Biar kita diapa-apakan tetap berbuat baik, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan. Yesus berkata taruh bara api di atas kepala orang, artinya kita lakukan kebaikan, kalau dia tetap lakukan kejahatan kepada kita berarti ada bara api di atas kepalanya. Tidak usah kita balas, nanti Tuhan sebagai hakim yang adil yang membela kehidupan kita.

 

b)      Keadilan, artinya jujur, tidak memihak siapa-siapa, hanya memihak Tuhan, hanya memihak Firman. Ketika kita diperhadapkan dengan suatu persoalan, seringkali yang membuat kita pusing itu persoalan dalam nikah. Saya juga sebagai gembala, kalau jemaat membawa persoalan dalam nikah, saya pusing juga kalau pakai kekuatan sendiri. Isteri datang ‘om saya punya suami begini-begini’. Besok suaminya yang datang ‘isteri saya begini-begini’. Kalau tidak jujur, tidak ada buah keadilan, nanti berpihak, saya laki-laki, saya memihak suami. Tetapi kalau kita ada buah keadilan, kita jujur, ada persoalan apapun kita kembali pada Firman. Untuk tahu siapa yang benar dan salah yah kembali pada Firman. Firman bilang begini, isteri harus tunduk pada suami, suami mengasihi isteri, lakukan itu! Memihak Tuhan, jangan pakai perasaan daging.

 

Waktu bangsa Israel menyembah anak lembu emas, kemudian Musa turun dari gunung Sinai, dia pecahkan 2 loh batu, dia ambil anak lembu emas, dia giling lalu dihamburkan abunya di sungai dan disuruh orang Israel minum airnya. Kemudian Musa berkata siapa memihak kepada Tuhan datang kepadaku dan suku Lewi datang kepada Musa. Musa bilang sandang pedang, bunuh saudaramu, temanmu, tetanggamu. Artinya jangan pakai perasaan daging, biar itu teman akrabnya kita, kalau dia salah, kita pegang Firman, Firman yang menjadi tolak ukur kebenaran. Biar itu anak saya sendiri kalau salah, berpihak pada Firman, bukan pada anak. Biar isteri kalau salah tetap berpihak pada Firman. Itulah buah keadilan, jujur, tidak memihak orang, hanya memihak Tuhan, memihak Firman.

 

c)      Buah kebenaran, artinya hidup benar dalam segala hal dan menjadi senjata kebenaran. Artinya apa yang kita buat semua untuk kebenaran. Apalagi kami hamba Tuhan, semuanya untuk kebenaran.

II Korintus 13:8

13:8 Karena kami tidak dapat berbuat apa-apa melawan kebenaran; yang dapat kami perbuat ialah untuk kebenaran.

 

Kita nanti berkunjung ke Bitung, kita menjadi senjata kebenaran atau bukan? Kalau kita senjata kebenaran, kita datang ke sana melayani, maka orang-orang yang datang kita tembakan dengan peluru kebenaran, sehingga mereka pulang sebagai pribadi yang dibenarkan oleh Tuhan, dapat kemurahan. Tetapi kalau kita tidak benar kemudian mau melayani, mulai dari motivasinya tidak benar, saya tembakan peluru tidak benar. Berapa banyak orang yang datang, pulang jadi tidak benar. Yang tidak benar, pulang tambah tidak benar. Yang benar datang, pulang jadi tidak benar.

 

Jadilah senjata kebenaran. Yang kita tembakan semua adalah peluru kebenaran, yang kita perbuat hanyalah untuk kebenaran. Makanya jaga hati, jaga mulut, jaga telinga. Biarlah kita melayani sebagai senjata kebenaran.

 

Begitu biji gandum jatuh, daging dirobek, maka tumbuh tunas, artinya Roh Kudus dicurahkan. Roh Kudus itu memberikan hidup.

Roma 8:11

8:11 Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.

 

Penggembalaan adalah tempat membendung daging kita sehingga bisa dirobek oleh pedang Firman pengajaran dan doa penyembahan. Doa puasa, doa semalaman, juga percikan darah, itu untuk mempercepat proses perobekan daging. Ayo dipercepat biar bertumbuh dan bertunas. Kalau belajar tentang gandum, gandum itu bertunas, kemudian keluar tangkai, keluar bulir, kemudian ada isi. Sesudah itu disabit, sesudah disabit ditampi, dipisahkan dari gandum dan sekam. Setelah itu dikuliti, dikupas, baru digiling sampai halus, dibuat adonan jadilah roti, dibakar untuk dimakan.

 

Kita berdoa supaya betul-betul hidup kita mengalami proses perobekan daging sehingga Roh Kudus dicurahkan dengan limpahnya kepada kita maka kita bisa menghasilkan buah-buah Roh Kudus.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Buah-buah Roh Kudus adalah gambar Allah Tritunggal atau tabiat Allah Tritunggal.

Kasih, sukacita, damai sejahtera, itu gambar atau tabiat Allah Bapa.

Kesabaran, kemurahan, kebaikan, itu gambar atau tabiat Yesus Anak Allah.

Kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaaan diri, itu gambar atau tabiat Allah Roh Kudus.

 

Kita periksa sudah ada pada kita atau belum. Memang sekarang belum matang, kalau sudah matang berarti kita sudah sempurna. Sekarang minimal sudah ada buah itu muncul, sekalipun belum matang tetapi sedang dalam proses pematangan. Paling tidak poin yang terakhir ini, penguasaan diri! Saya sebagai hamba Tuhan harus bisa menguasai diri. Menghadapi segala situasi dan kondisi harus bisa menguasai diri. Saat diberkati bisa menguasai diri, tidak terlena, tidak menyalahgunakan berkat. Saat dalam kesulitan dan kesusahan bisa menguasai diri, tidak bersungut-sungut, tidak mempersalahkan orang lain, tidak mempermalukan Tuhan lewat berbuat dosa.

 

Kita lihat pada cermin Firman, gambar kita mulai berkurang sampai tidak ada, gambar Yesus yang nyata. Gambar kita ini tidak laku di Sorga, jelek, terlalu banyak dosa, terlalu banyak kekurangannya. Tetapi kalau gambar Allah masuk, kita bercermin, mulai hilang gambar kedagingan kita. Gambar Allah mulai nyata sampai nanti sungguh-sungguh nyata. Waktu Yesus datang kita bisa memandang Dia muka dengan muka, sudah segambar dengan Dia.

 

Gambar Allah mulai nyata dalam kita, semakin nyata sampai akhirnya sempurna, maka ada hasilnya:

a)      Kejadian 1:26

1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."

 

Manusia yang diciptakan segambar dengan Allah itu berkuasa atas burung-burung di udara, atas ikan di laut, atas binatang merayap di bumi, itu semua menunjuk setan tritunggal. Jadi hasil yang pertama ada kuasa kemenangan atas setan tritunggal sumbernya masalah, sumbernya air mata, sumbernya kegagalan, sumbernya dosa. Gambar Allah semakin nyata, kita menang. Mulai terasa itu kemenangan demi kemenangan itu kita raih. Semakin nyata gambar Allah, semakin kuat kita sehingga kita menang. Sampai full 100% gambar Allah pada kita, kemenangan yang terakhir kita raih duduk setakhta dengan Yesus di Yerusalem Baru.

 

b)      Kejadian 1:31

1:31 Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

 

Tuhan menjadikan semua baik sampai sungguh amat baik. Kapan sungguh amat baik? Ketika kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.  

 

Bawa hidup kita bangsa kafir seperti orang Yunani yang mau bertemu Yesus. Kita juga ada kerinduan saya mau bertemu dengan Yesus. Caranya bagaimana? Ikuti jejak kematian dan kebangkitan Yesus, hasilkan buah-buah kerajaan sorga. Yaitu lewat proses biji gandum harus jatuh ke dalam tanah, merendahkan diri dan rela direndahkan. Biji gandum harus mati, robek daging, matikan suara-suara daging lewat pedang Firman pengajaran dan lewat doa penyembahan, doa puasa, doa semalaman, lewat percikan darah, sehingga hidup Yesus semakin nyata, gambar Allah semakin nyata di dalam kita. Ada kemenangan demi kemenangan, semua menjadi baik sampai sungguh amat baik, sempurna, kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 


Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar