20240821

Kebaktian PA Imamat, Rabu 21 Agustus 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Dalam kitab Imamat pasal 26 ada 5 kutukan bagi orang yang tidak mau taat pada Firman Tuhan.

1. Imamat 26:16,25 Penyakit

2. Imamat 26:17,25,33,36-39 Pedang atau perang

3. Imamat 26:19-20,26,29 Kelaparan

4. Imamat 26:22 Binatang liar atau buas

5. Imamat 26:30-32 Ibadahnya dihancurkan

 

Kita bahas poin kelima

Imamat 26:30-32

26:30 Dan bukit-bukit pengorbananmu akan Kupunahkan, dan segala pedupaanmu akan Kulenyapkan. Aku akan melemparkan bangkai-bangkaimu ke atas bangkai-bangkai berhalamu dan hati-Ku akan muak melihat kamu.

26:31 Kota-kotamu akan Kubuat menjadi reruntuhan dan tempat-tempat kudusmu akan Kurusakkan dan Aku tidak mau lagi menghirup bau persembahanmu yang menyenangkan.

26:32 Aku sendiri akan merusakkan negeri itu, sehingga musuhmu yang tinggal di situ akan tercengang karenanya.

 

Ini ibadahnya dihancurkan, bukit-bukit pengorbanan, mezbah-mezbahnya, pedupaannya, semua dihancurkan oleh Tuhan. Berarti rohaninya sudah hancur, sudah rusak. Dan berdampak pada kehidupan yang jasmani juga hancur atau rusak. Hal ini membuat orang lain tercengang melihatnya. Dulu dia beribadah, dia melayani, kenapa begini hidupnya sekarang hancur-hancuran, rohaninya sudah hancur dan jasmaninya juga hancur.

 

Kehancuran rohani Israel sampai membuat Tuhan muak melihat mereka. Ini betul-betul sudah sangat hancur keadaan rohaninya. Berarti tinggal menunggu penghukuman Tuhan. Ibadah orang Israel adalah ibadah yang mati di hadapan Tuhan, sebab dikaitkan dengan berhala. Apa yang ditulis dalam kitab Imamat ini merupakan ancaman Tuhan sekaligus peringatan keras dari Tuhan bagi bangsa Israel sebelum masuk tanah Kanaan. Begitu masuk tanah Kanaan seharusnya mereka sudah tahu ancaman ini, tetapi mereka tidak menghiraukan peringatan Tuhan yang keras ini. Mereka justru membuat bukit-bukit pengorbanan, mereka mendirikan tugu berhala, mereka mempersembahkan korban kepada Ilah lain, sehingga sekali lagi Tuhan mengancam, Tuhan akan menghukum. Dan akhirnya memang itu diwujudkan, hukuman Tuhan dijatuhkan atas bangsa Israel bagaimana Tuhan menghukum bangsa Israel, membuat kota-kota mereka menjadi sunyi sepi karena mereka diangkut dibuang ke Babel.

 

Yehezkiel 6:1-7

6:1 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku:

6:2 "Hai anak manusia, tujukanlah mukamu ke gunung-gunung Israel dan bernubuatlah melawan mereka!

6:3 Katakanlah: Hai gunung-gunung Israel, dengarkanlah firman Tuhan ALLAH! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada gunung-gunung dan bukit-bukit, kepada alur-alur sungai dan lembah-lembah: Sungguh, Aku akan mendatangkan perang atasmu dan Aku akan membinasakan bukit-bukit pengorbananmu.

6:4 Mezbah-mezbahmu akan menjadi sunyi sepi dan pedupaan-pedupaanmu akan dirusak; dan Aku akan merebahkan orang-orangmu yang terbunuh di hadapan berhala-berhalamu.

6:5 Aku akan mencampakkan mayat-mayat orang Israel di hadapan berhala-berhala mereka dan menghamburkan tulang-tulangmu keliling mezbah-mezbahmu.

6:6 Di mana saja kamu diam, kota-kotamu akan menjadi reruntuhan dan bukit-bukit pengorbananmu akan menjadi sunyi sepi, supaya mezbah-mezbahmu dihancurkan dan ditinggalkan sunyi sepi, berhala-berhalamu diremukkan dan ditiadakan, pedupaan-pedupaanmu diluluhkan dan buatan-buatan tanganmu dihapuskan.

6:7 Dan orang-orangmu yang terbunuh akan berebahan di tengah-tengahmu dan kamu akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN.

 

Ini awasan Tuhan bagi kita. Kalau Tuhan sudah memperingatkan kita, biarlah kita taat dengar-dengaran, jangan kita lakukan apa yang Tuhan larang! Sekarang peringatan Tuhan yang keras kita dengar dalam pembukaan rahasia Firman.

II Timotius 3:16

3:16 Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

 

Kalau kita keras hati, tidak menghiraukan Firman Tuhan, maka sekalipun beribadah, kelihatan giat melayani, semuanya adalah ibadah yang mati! Ibadah yang tidak diterima oleh Tuhan. Sehingga semuanya akan hancur atau rusak, jasmani dan rohani bisa hancur dan rusak semuanya.

 

Praktek ibadah yang mati ada bukit pengorbanan. Dulu bukit pengorbanan ini adalah tempat terbuka di tempat tinggi untuk mempersembahkan korban kepada ilah lain, tetapi terkadang juga untuk Tuhan. Jadi kabur, tidak jelas, untuk siapa sebenarnya bukit pengorbanan itu. Kita lihat dari orang yang sama, dari bukit pengorbanan dia persembahkan untuk Tuhan dan juga untuk ilah lain.

I Raja-raja 11:7-8

11:7 Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon.

11:8 Demikian juga dilakukannya bagi semua isterinya, orang-orang asing itu, yang mempersembahkan korban ukupan dan korban sembelihan kepada allah-allah mereka.

 

Di sini dia mempersembahkan korban untuk Tuhan di bukit-bukit pengorbanan.

I Raja-raja 3:2-4

3:2 Hanya, bangsa itu masih mempersembahkan korban di bukit-bukit pengorbanan, sebab belum ada didirikan rumah untuk nama TUHAN sampai pada waktu itu.

3:3 Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya; hanya, ia masih mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit pengorbanan.

3:4 Pada suatu hari raja pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, sebab di situlah bukit pengorbanan yang paling besar; seribu korban bakaran dipersembahkan Salomo di atas mezbah itu.

 

Bukit pengorbanan dipakai untuk Tuhan tetapi juga untuk ilah lain, jadi tidak jelas. Bagi kita ini artinya beribadah tetapi tidak mengenal Yesus dengan jelas. Kenapa bisa?

Efesus 1:17

1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

 

Kita bisa mengenal Yesus dengan jelas lewat hikmat dan wahyu = pembukaan rahasia Firman. Jadi kenapa sudah beribadah tetapi tidak mengenal Yesus? Karena tidak ada pembukaan rahasia Firman, ibadahnya ibadah yang kering. Siapa penyebabnya? Mulai dari kami gembala, tidak ada pergumulan untuk mendapat pembukaan rahasia Firman. Ini koreksi Tuhan, menggelar ibadah kalau tanpa pembukaan Firman, ibadah yang kering, ibadah yang mati. Sementara jemaat merindu supaya ada pembukaan rahasia Firman tetapi gembala tidak bergumul. Atau sebaliknya, gembala sudah bergumul dan Tuhan sudah bukakan rahasia Firman, tetapi sidang jemaat tidak menghiraukan maka ibadah jemaat itu ibadah yang mati, kering. Ada pengorbanan-pengorbanan tetapi tidak berkenan kepada Tuhan. Bagaikan membawa persembahan di bukit pengorbanan tetapi kepada ilah lain.

 

Sikap kita terhadap pembukaan Firman harus seperti sikap Yohanes. Ini sikap yang seharusnya terhadap pembukaan rahasia Firman.

Wahyu 5:3-5

5:3 Tetapi tidak ada seorang pun yang di sorga atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya.

5:4 Maka menangislah aku dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya.

5:5 Lalu berkatalah seorang dari tua-tua itu kepadaku: "Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya."

 

Sikap yang benar adalah menangis dengan amat sedih. Artinya ada pergumulan sungguh-sungguh supaya ada pembukaan rahasia Firman. Mulai dari gembala dan juga sidang jemaat. Dan bergumul untuk bisa menikmatinya. Sudah ada pembukaan rahasia Firman, tetapi seringkali ada gangguan-gangguan saat kita mendengarkan Firman. Kita harus bergumul, jangan malah berkata Tuhan yang tahu saya terganggu. Harus ada perjuangan untuk kita tidak terganggu, supaya kita bisa menikmati pembukaan rahasia Firman.

 

Apa buktinya kita ini sudah menikmati pembukaan rahasia Firman?

Efesus 1:17

1:17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.

 

Buktinya pengenalan kita kepada Yesus semakin meningkat. Rahasia Firman itu mengungkap apa isi hati Tuhan, apa kehendak Tuhan, apa yang menjadi rencana Tuhan dalam hidup kita. Semakin dibuka rahasia Firman, semakin kita mengenal Yesus, meningkat pengenalan kita akan Yesus.

 

Kita pelajari peningkatan pengenalan kepada Yesus, sudah sejauh mana pengenalan kita.

Amsal 30:18-19

30:18 Ada tiga hal yang mengherankan aku, bahkan, ada empat hal yang tidak kumengerti:

30:19 jalan rajawali di udara, jalan ular di atas cadas, jalan kapal di tengah-tengah laut, dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis.

 

Di sini kita pelajari pengenalan kepada Yesus yang semakin meningkat.

1.      Jalan ular di atas cadas, artinya kita mengenal Yesus sebagai manusia sengsara.

Bilangan 21:7-9

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

 

Waktu itu bangsa Israel bersungut-sungut karena bosan terhadap manna. Manna itu roti malaikat, sekarang menunjuk Firman penggembalaan. Akhirnya Tuhan suruh ular-ular tedung memagut mereka. Mereka bisa hidup kalau melihat ular tembaga yang didirikan Musa di atas tiang.

Yohanes 3:14-16

3:14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,

3:15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.

3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Jadi ular tembaga yang didirikan oleh Musa di atas sebuah tiang menunjukan pribadi Yesus sebagai manusia sengsara, rela mati di kayu salib untuk menebus manusia berdosa sehingga manusia berdosa bisa hidup. Seharusnya upah dosa adalah maut kebinasaan, tetapi lewat Korban Kristus manusia berdosa bisa hidup bahkan beroleh hidup kekal asal mau percaya kepada Yesus.

 

Manusia berdosa itu hatinya keras dan sombong seperti batu cadas sehingga sulit untuk menerima Firman Tuhan. Tetapi Korban Kristus sanggup menghancurkan kekerasan hati manusia. Kalau kita periksa hati kita masing-masing, ketika berbuat dosa, sudah menikmati berbuat dosa, Firman datang hatinya malah keras tidak mau mengaku. Dan sombong, malah melawan.

 

Praktek hati yang keras dan sombong:

a)      Seperti Adam dan Hawa yang sudah diperdaya oleh ular tetapi tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan orang lain, menyalahkan Tuhan, bahkan menyalahkan setan. Setelah jatuh dalam dosa mereka takut dan bersembunyi karena telanjang, Tuhan bertanya ‘siapa yang memberitahukan bahwa engkau telanjang? Apakah engkau memakan buah yang telah Kularang untuk kau makan?’  seharusnya Adam sadar dan mengaku. Tetapi apa yang Adam katakan? Perempuan ini (dia salahkan isterinya) yang Kau tempatkan di sisiku (dia salahkan Tuhan) dia yang memberikan padaku maka kumakan. Tuhan tanya kepada Hawa ‘apa yang kau perbuat?’. Hawa tunjuk ular ‘ular ini yang memperdaya aku maka ku makan’. Inilah hati manusia yang keras dan sombong. Sudah salah, sudah berbuat dosa, bukannya malah mengaku tetapi salahkan orang lain, salahkan Tuhan, bahkan salahkan setan.

 

b)      Bilangan 21:5

21:5  Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."

 

Muak terhadap manna. Manna itu roti sorga, roti malaikat. Wujudnya bagi kita sekarang adalah Firman pengajaran, Firman penggembalaan. Manna itu tidak ada dapurnya di dunia, langsung dicurahkan dari Sorga. Jadi pembukaan Firman tidak berasal dari dunia ini tetapi berasal dari Tuhan. Ini yang tidak disenangi lagi oleh orang Israel, mereka muak terhadap Firman Tuhan. Ini hati yang keras, karena pertahankan dosanya, salahkan sesama, salahkan Tuhan, akhirnya dia muak terhadap Firman. Apalagi kalau Firman menunjuk dosanya, dia marah terhadap Firman Tuhan. Akibatnya dipagut ular tedung, artinya racun setan masuk di dalam dirinya. Apa itu racun setan? Ajaran-ajaran palsu dan dosa-dosa masuk, sampai mati rohani.

 

Sekarang ada Yesus yang dipaku di kayu salib, Korban Kristus. Kita manusia berdosa seharusnya mati dan binasa, tetapi ada Korban Kristus sebagai sarana untuk kita datang mengaku dan menyelesaikan dosa kita supaya kita hidup.

 

Praktek mengenal Yesus sebagai manusia sengsara:

a)      Mau merendahkan diri dan melembutkan hati untuk:

1)      Bisa menerima Firman sekeras apapun sehingga kita bisa menyadari dosa kita. Kadangkala kita tidak tahu apa yang kita buat itu ternyata dosa. Dosa itu dinyatakan oleh Firman, kita bisa menerima, kita menyadari dan menyesali dosa kita serta mengakuinya kepada Tuhan dan kepada sesama. Ini sama dengan memandang ular tembaga = memandang Korban Kristus Yesus, maka kita diampuni, kita dibenarkan, kita hidup. Rohani kita hidup, jasmani juga pasti hidup.

Roma 3:23-24

3:23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,

3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

 

Kalau saya renungkan hidup saya masa lampau, orang yang berdosa, sebenarnya tidak layak untuk melayani Tuhan. Tetapi oleh Korban Kristus dibenarkan dengan cuma-cuma, bisa hidup, bahkan dilayakkan untuk melayani Tuhan. Sebenarnya tidak ada satupun di antara kita yang layak melayani Tuhan. Semua kita manusia berdosa, tidak terkecuali! Mau rohaniawan, dia berbuat dosa. Kita telanjang, malu, takut dan kehilangan kemuliaan Tuhan. Tetapi oleh Korban Kristus kita dibenarkan.

 

Kalau Firman datang kepada kita menunjuk salah dan dosa kita, mari kita merendahkan diri, kita melembutkan hati untuk menerimanya. Jangan marah, jangan malah berprasangka buruk ‘siapa yang lapor sama pak gembala apa yang saya perbuat?’. Seperti saya dulu, dengan terpaksa saya dibawa ke Malang. Sampai di sana saya dengar Firman semua kena saya terus, saya mulai curiga kenapa papa lapor kelakuan saya, padahal tidak ada, beliau tidak pernah lapor. Syukur kepada Tuhan mau melembutkan hati menerima Firman. Waktu itu saya tidak mau lagi berlama-lama menyembunyikan dosa, langsung segera saya akui. Firman datang dengan keras, anak hamba Tuhan kalau mendukung pelayanan orang tuanya berkatnya double, tetapi kalau dia menjadi sandungan bagi pelayanan orang tuanya kutuknya double seperti Hofni dan Pinehas. Saya ketakutan dan minta ampun kepada Tuhan. Saya menelpon orang tua, mengaku, diselesaikan semua dan didoakan. Dari situ rohani saya mulai bertumbuh, rohani mulai hidup, mulai sungguh-sungguh melayani Tuhan, mulai ada rasa takut akan Tuhan, sampai Tuhan panggil menjadi hamba Tuhan sepenuh.

 

2)      Untuk tergembala dengan benar dan baik. Tergembala itu sikap merendahkan hati dan melembut. Kalau tidak merendahkan hati dan melembut tidak bisa tergembala.

I Petrus 5:5-6 (Perikop: gembalakanlah kawanan domba Allah)

5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." 

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

 

Selama masih meninggikan diri, masih keras hati, tidak bisa tergembala. Biar dipaksa, sulit untuk tergembala. Domba itu masuk dalam kandang lewat di bawah tongkat gembala. Jadi serendah-rendahnya di kasih turun tongkat itu, tetap domba lewat dibawahnya, dia tidak melompati tongkat, itulah orang tergembala. Mari kita bawa hidup kita tergembala dengan benar dan baik. Tergembala sungguh-sungguh, tergembala dengan mantap sampai menikmati penggembalaan.

 

Mulai dari siapa harus tergembala? Mulai dari gembala. Jangan sampai saya mengajak jemaat untuk tergembala, saya sendiri tidak bisa merendahkan diri, saya sendiri keras hati. Apa bukti gembala tergembala? Setia memberi makan domba-domba dengan pembukaan rahasia Firman. Belum tentu waktu Firman diberitakan 100% meresponi dengan positif. Di situlah dilihat kerendahan hati dan kelemahlembutan gembala. Ketika ada yang bereaksi daging melawan, bagaimana? Dihadapi juga dengan kekerasan? Langsung tembak, langsung hantam? Apakah gembala masih tetap bergumul untuk mencari pembukaan Firman, atau malah berpikir saya ini dilawan terus, masa bodoh cari pembukaan rahasia Firman. Jangan! Tetap berupaya bergumul supaya ada pembukaan Firman dan mendoakan sidang jemaat yang masih ada penolakan daging. Bukan berarti saya sudah lulus, saya masih terus belajar dalam hal ini.

II Timotius 2:23-26

2:23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,

2:24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar

2:25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,

2:26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

 

Jangan cari-cari soal, ada jemaat yang bereaksi, gembala malah cari-cari soal, jangan! Seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, orang yang suka bertengkar tidak boleh jadi hamba Tuhan. Seringkali gembala sudah tahu mengajar tetapi sabarnya dan lemah lembutnya masih kurang. Orang yang suka melawan itu berada dalam jeratnya iblis.

 

Saya masih terus belajar. Tadi dalam doa penyembahan saya berdoa kepada Tuhan ‘berilah hikmat yang dulu Tuhan berikan kepada bapak gembala’. Berikan roh hikmat untuk bisa melayani dan memimpin berapapun jemaat yang Tuhan percayakan. Kalau sedikit-sedikit jemaat bereaksi daging lalu gembala juga bereaksi daging, kamu jual saya beli, habis sudah penggembalaan! Masuk 1 keluar 2, masuk 2 keluar 3, minus terus.

 

Sebagai gembala saya belajar untuk rendah hati dan lemah lembut, menyampaikan Firman dengan kesabaran, menegur menasihati dengan sabar.

II Timotius 4:2

4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

 

Ini untuk saya lebih dahulu. Saya bukan bermaksud untuk menggurui para gembala, saya juga masih belajar untuk bisa sabar, rendah hati, lemah lembut. Jangan saya seperti Petrus, sudah punya pedang tetapi potong telinga orang. Akhirnya jemaat sudah tidak mau dengar Firman, telinganya sudah hilang satu. Kapok dia datang, nanti datang lagi hilang telinga yang kedua.

 

Domba yang tergembala setia untuk makan Firman. Datang ibadah bukan sekedar datang tetapi untuk makan Firman. Sangat disayangkan gembala sudah bergumul menyiapkan Firman penggembalaan lalu sidang jemaat tidak punya minat terhadap Firman. Atau jemaat bergumul supaya bisa menikmati Firman Tuhan, tetapi gembala tidak ada pergumulan untuk mendapat pembukaan Firman. Jadi harus adil, timbal balik.

II Korintus 6:11-13

6:11 Hai orang Korintus! Kami telah berbicara terus terang kepada kamu, hati kami terbuka lebar-lebar bagi kamu.

6:12 Dan bagi kamu ada tempat yang luas dalam hati kami, tetapi bagi kami hanya tersedia tempat yang sempit di dalam hati kamu.

6:13 Maka sekarang, supaya timbal balik — aku berkata seperti kepada anak-anakku —: Bukalah hati kamu selebar-lebarnya!

 

Biarpun pergumulannya banyak, pergumulan pribadi banyak, pergumulan keluarga banyak, tetapi dia masih lipat lutut berdoa untuk sidang jemaat. Itu hati hamba Tuhan terbuka lebar bagi jemaat.

 

I Petrus 5:6

5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

 

Kalau bisa merendahkan diri menerima Firman Tuhan maka posisi kita berada di bawah tangan Tuhan Yesus yang kuat. Sehingga kita akan ditinggikan, diangkat pada waktunya. Mungkin saat ini dalam keadaan merosot, kita sedang berada di bawah, tetapi kalau kita bisa merendahkan diri, melembutkan hati, mau menerima Firman dan tergembala maka Tuhan akan angkat dan meninggikan dari segala kemerosotan. Baik secara jasmani, terutama secara rohani. Ditinggikan secara rohani artinya dipakai Tuhan untuk memuliakan Tuhan. Sehingga waktu Yesus datang kita akan diangkat, ditinggikan di awan-awan yang permai sebagai Mempelai WanitaNya.

 

Sekeras apapun Firman kita mau menerimanya, mau menikmati. Seperti perempuan Siro Fenesia, dia mengaku anjing tetapi mau menjilat remah-remah roti, dia mau menikmati. Remah-remah itu tidak mungkin membuat dia kenyang, tetapi dia mau makan, tidak ada sisa sedikitpun. Itu sikap kita terhadap Firman, maka Tuhan akan tolong, Tuhan tinggikan tepat pada waktunya.

 

2.      Jalan kapal di tengah-tengah laut. Artinya mengenal Yesus sebagai hamba. Kapal itu membawa barang-barang untuk didistribusikan di darat. Yesus sebagai hamba bagaikan kapal yang membawa berkat-berkat dari sorga kepada kita. Apa itu berkat-berkat dari sorga?

Efesus 4:7-12

4:7 Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus.

4:8 Itulah sebabnya kata nas: "Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 

4:9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah?

4:10 Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu.

4:11 Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,

4:12 untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,

 

Inilah berkat dari sorga, jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Kalau kita sudah menikmati Firman pengajaran, kita dibenarkan, disucikan, kita menjadi kehidupan yang tergembala, maka pasti Tuhan berikan jabatan dan karunia Roh Kudus kepada kita. Tuhan tidak mau kita menganggur, Dia rindu supaya kita terlibat di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Dikasih jabatan sebagai singer, paduan suara, pemain musik, gembala dan seterusnya, yang melayani dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Itu yang selalu kita ingat, jabatan dan karunia yang diberikan kepada kita untuk pembangunan Tubuh Kristus, bukan untuk memecah belah Tubuh Kristus. Melayani tetapi malah memecah belah, menanamkan kebencian, jangan! Justru kita diberikan jabatan dan karunia untuk pembangunan Tubuh Kristus.

 

Kenapa sudah melayani tetapi malah menjadi pemecah belah, tercerai berai, bukan menyatu, apa penyebabnya? Kita belajar dari Yesus sebagai hamba.

Filipi 2:5-8

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Karena melayani bukan dengan pikiran dan perasaan Yesus, tetapi dengan pikiran dan perasaan daging. Makanya terpecah belah!. Kalau semua melayani dengan pikiran dan perasaan Yesus, berarti dalam dirinya ada pribadi Yesus, hamba Tuhan juga melayani dengan pikiran dan perasaan Yesus berarti dalam dirinya ada pribadi Yesus, tidak mungkin saya salah-salahkan dia! Kecuali yang satu Yesus yang lain Barabas. Kalau sudah sama-sama pikiran dan perasaan Yesus masakan mau saling tuding! Ini yang menjadi penyebab tercerai berai, sudah ada jabatan dan karunia Tuhan berikan tetapi tanpa pikiran dan perasaan Yesus. Semoga kita bisa memperbaiki pelayanan kita. Kalau selama ini melayani dengan pikiran dan perasaan daging, biarlah dengan Firman Tuhan, kekuatan roh dan kasih Tuhan, semua kita perbaiki, kita melayani dengan pikiran dan perasaan Yesus.

 

Ada 7 pikiran perasaan Yesus, tetapi kita pelajari beberapa saja:

a)      Mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Selama kita selalu merasa saya ada, saya punya kemampuan, saya bisa, saya hebat, tidak akan bisa menyatu dalam Tubuh Kristus. Mungkin dia punya gelar, punya ijazah, punya kekayaan dan kedudukan. Kosongkan itu semua, saya tidak mampu apa-apa Tuhan, sehingga selalu mengandalkan Tuhan. Itu mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Apalagi kalau memang kita sudah tidak ada, kosong, sudah pas melayani dengan mengandalkan Tuhan, bersandar kepada Tuhan.

 

Mengosongkan diri itu kalau ibarat gandum, itu gandum yang sudah dikuliti ditumbuk halus menjadi tepung. Kalau sudah menjadi tepung bisa menyatu. Tepung dengan tepung bisa menyatu. Kalau masih gandum dengan gandum mau dipaksakan menyatu tidak bisa, tidak bisa menjadi roti. Sementara pelayanan kita bagaikan memberi santapan kepada Tuhan. Bagaimana bisa disantap oleh Tuhan kalau masih gandum dengan gandum, benturan terus. Harus mengosongkan diri, ada tetapi merasa tidak ada. Harus rela dihaluskan gandumnya, seperti tepung yang dari gandum yang ditumbuk halus, rela dihaluskan.

 

b)      Taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara. Kalau kita bisa taat, hamba Tuhan yang satu taat, yang lain juga taat pasti bisa menyatu sehingga terciptalah Tubuh Kristus. Coba lihat tubuh kita, semua tunduk pada kepala. Kepala suruh makan, tangan ambil makanan, tidak gerak sendiri. Sama seperti negara kita, ada undang-undang dasar, kalau semua tunduk pada undang-undang yang berlaku terjadilah negara kesatuan republik Indonesia. Kalau tidak tunduk maka terjadilah pemberontakan. Begitulah Tubuh Kristus, taat pada Firman Tuhan. Kalau sama-sama taat pada Firman, pasti menyatu.

 

Pelayan Tuhan yang bisa mengosongkan diri dan taat pasti bisa menjadi berkat bagi orang lain. Bagaikan kapal yang membawa perbekalan, membawa barang dagangan, menjadi berkat bagi orang lain.

 

Posisi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang taat berada di dalam tangan Yesus Gembala Agung.

Yohanes 10:27-29

10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,

10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan

seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

 

Hasil kalau berada di dalam tangan Yesus Gembala Agung:

a)      Ada jaminan pemeliharaan hidup. Hidup kekal saja Tuhan berikan, masa cuma hidup sehari-hari Tuhan tidak berikan. Kaum muda jangan takut, masa depan pasti Tuhan berikan! Pengalaman kami diutus melayani di Tonusu, kalau gembala hidup dari jemaat, kami tidak hidup! Tinggal di rumah yang belum ada listrik, belum ada air, belum ada kamar mandi. Tetapi Tuhan pelihara. Sudah menjadi gembala melayani di sana dan membantu pelayanan di sini masih juga dimarah! Yah dididik dengan keras! Kalau kami disuplai terus, tidak akan jadi hamba Tuhan. Semoga ini pengalaman yang membuat bisa bertahan sampai sekarang, didikan yang keras itu membekas supaya menjadi hamba Tuhan yang kuat, bukan hamba Tuhan yang lemah.

 

b)      Tidak ada yang bisa merebut dari tangan Bapa, artinya ada jaminan perlindungan dari setan, antikristus tidak bisa menjamah kehidupan kita.

 

3.      Jalan rajawali di udara =  mengenal Yesus sebagai Raja. Yesus sebagai Raja memberi kekuatan kepada kita untuk menanti kedatanganNya kedua kali.

Yesaya 40:29-31

40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,

40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

 

Yesus sebagai Raja memberi kekuatan kepada kita yang rendah hati, lemah lembut dan taat untuk bisa menanti kedatangan Yesus kedua kali. Secara jasmani orang mengatakan pekerjaan yang paling membosankan adalah menunggu. Secara rohani kita sedang menanti kedatangan Yesus kedua kali, banyak yang bosan, banyak yang letih lesu. Bahkan tidak sedikit yang gugur dari iman. Banyak yang menjadi murtad.

 

Ingat waktu Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima 2 loh batu dan petunjuk membangun Tabernakel. Orang Israel di kaki gunung bosan menunggu, lalu mendaulati Harun ‘Musa ini tidak turun-turun, jangan-jangan dia sudah mati, ayo buat bagi kami ilah untuk kami sembah’. Banyak yang tidak sabar menanti kedatangan Yesus. Akhirnya murtad, tinggalkan pengajaran, sudah tidak menyembah Tuhan lagi tetapi menyembah yang lain.

 

Biarlah dalam menanti kedatangan Yesus, kita harus kuat dan teguh hati. Ini mengenal Yesus sebagai Raja, menjadi pribadi yang kuat dan teguh hati.

Mazmur 27:14

27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

 

Dalam masa penantian kita sedang disaring, ada yang bertahan, ada yang gugur.

Daniel 11:35

11:35  Sebagian dari orang-orang bijaksana itu akan jatuh, supaya dengan demikian diadakan pengujian, penyaringan dan pemurnian di antara mereka, sampai pada akhir zaman; sebab akhir zaman itu belum mencapai waktu yang telah ditetapkan.

 

Kita sementara dimurnikan, ada yang bertahan, ada yang gugur. Siapa yang bertahan? Orang yang kuat teguh hati. Kekuatan kita dari mana? Dari Yesus sebagai raja. Biarlah kita mau menjadi pribadi yang kuat teguh hati menanti kedatangan Yesus.

 

Praktek kuat teguh hati menanti kedatangan Yesus.

a)      Tetap pegang teguh 1 Firman pengajaran yang benar yang kita terima dari pendahulu yang sudah menjadi pengalaman hidup kita. Sehingga kita tidak terombang ambing oleh rupa-rupa angin pengajaran palsu. Biarlah Firman yang kita dengar, kita praktekan sehingga menjadi pengalaman hidup kita. Kalau sudah menjadi pengalaman hidup, tidak akan bisa digoyahkan oleh angin pengajaran palsu. Biar digoda dengan ini dan itu, karena sudah menjadi pengalaman hidup, kita sudah ditolong Tuhan lewat pengajaran ini, nikah dan pelayanan kita sudah dipulihkan maka kita tidak mau melirik ajaran yang lain, ajaran yang palsu.

 

b)      Tetap hidup benar dan suci, tidak mau dicemarkan oleh dosa sekalipun digoda, dipaksa, bahkan diancam. Bagaikan bunga bakung yang tumbuh di rawa-rawa tetapi dia tetap putih. Itulah Mempelai Wanita Tuhan. Bunga bakung itu ada di lembah berduri, tetapi tetap dia putih, tetap indah. Manusia waktu jatuh dalam dosa, duri dan onak dihasilkan. Jadi duri itu menunjuk dosa, sengat, sengat maut itulah dosa.

Kidung Agung 2:1-2

2:1 Bunga mawar dari Saron aku, bunga bakung di lembah-lembah.

2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.

 

Di mana-mana duri. Buka handphone duri tusuk di mata, tusuk di otak, terganggu pikirannya, ingat-ingat apa yang dia lihat. Menusuk telinga, menusuk seluruh hidupnya sampai berbuat dosa. Begitu keluar rumah ada duri, di dalam kamar sendirian juga ada duri, ada dosa di situ, tetapi kita tetap bunga bakung yang putih, tidak mau tercemar, tetap bertahan. Kaum muda, pergaulan sekarang semakin jahat dan najis, jadilah bunga bakung yang dipuji oleh Tuhan, dipuji oleh Mempelai Pria Sorga, jangan kita tercemar oleh dosa!

 

c)      Tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Berbahagialah hamba yang didapati tuannya tetap melayani.

Matius 24:45-46

24:45 "Siapakah hamba yang setia dan bijaksana, yang diangkat oleh tuannya atas orang-orangnya untuk memberikan mereka makanan pada waktunya?

24:46 Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.

 

Jangan ditinggal-tinggal tugasnya, apapun pelayanannya. Yang sudah isi formulir, tanggung jawabnya bukan kepada saya tetapi kepada Tuhan. Berbahagia yang melakukan tugasnya itu ketika Yesus datang. Tetap setia melakukan tugasnya. Bukan cuma dulu tetapi sampai Tuhan datang!

 

Saya mendampingi bapak gembala dalam pelayanan, saya belajar kebijakan-kebijakan beliau dalam pelayanan. Kalau ada pelayan-pelayan Tuhan di gereja lamanya melayani terus pindah ke Tentena, tidak dibiarkan lama-lama menganggur, tetapi diarahkan untuk melayani. Saya terapkan itu, dulu yang sudah melayani di gereja lamanya setelah pindah di sini tetap melayani, sampai masuk dalam kerajaan sorga, jangan menganggur! Tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan.

 

Memang di masa penantian ini banyak orang Kristen tidak setia, sudah bertunangan dengan Yesus tetapi tidak setia.

I Korintus 11:2-4

11:2 Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran yang kuteruskan kepadamu.

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

11:4 Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.

 

Masa pertunangan sudah dekat dengan pernikahan, jaga kesetiaan. Belajar untuk setia melayani Tuhan sampai garis akhir. Memang yang setia itu hanya sedikit. Bandingkan ketika Musa naik ke atas gunung Sinai, berapa orang yang tetap menyembah Tuhan, berapa orang yang menyembah anak lembu emas. Yang tidak menyembah anak lembu emas tinggal Musa dan Yosua. Yang berada di kaki gunung semua menyembah anak lembu emas dipimpin oleh Harun! Jadi jangan kita ikut-ikutan orang yang tidak setia, memang yang setia itu hanya sedikit!

 

Orang baik hati banyak, tetapi orang yang setia dalam pelayanan langkah! Kalau kita bisa setia sampai sekarang ini, sampai garis akhir, itu hanya kasih karunia Tuhan.

Amsal 20:6

20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?

 

Kalau kita kuat teguh hati, kita berada bersama dengan Tuhan, dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Posisi kita di mana? Juga di dalam tangan Tuhan yang kuat!

I Tawarikh 28:20

28:20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

 

II Tawarikh 32:7-8

32:7 "Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut terhadap raja Asyur serta seluruh laskar yang menyertainya, karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia.

32:8 Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah TUHAN, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita." Oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali.

 

Kalau kita kuat teguh hati, kita berada di dalam tangan Tuhan yang kuat. Yang menyertai kita sampai pembangunan Tubuh Kristus selesai. Memang dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus, tantangannya ada banyak, kita bagaikan menghadapi suatu peperangan, kita menghadapi tantangan-tantangan yang luar biasa. Tetapi tangan Tuhan yang kuat yang berperang ganti kita menyelesaikan semuanya bagi kita.

 

Kita pelajari kitab Kisah Para Rasul luar biasa tantangan yang dihadapi oleh Petrus, oleh Paulus, tetapi tangan Tuhan selalu menyertai. Semakin dihalang-halangi semakin bertambah pengikut Kristus. Semakin luar biasa tantangan yang kita hadapi, Tuhan akan semakin pertambahkan kuantitas dan kualitas kita. Jangan takut, tangan Tuhan yang kuat menyertai kita, bahkan Tuhan menjadikan semua baik.

I Tawarikh 19:13

19:13  Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya."

 

Tuhan melakukan yang baik di mata Tuhan, bukan di mata kita. Kadangkala kita melihat apa yang Tuhan buat itu tidak baik, koq begini, koq begitu. Padahal itu baik di mata Tuhan. Di sinilah pentingnya kuat dan teguh hati.

 

4.      Jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis. Artinya mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga. Gadis ini menunjuk gereja Tuhan, mempelai wanita Tuhan. Laki-laki itu menunjuk Yesus Mempelai Pria Sorga yang mengasihi kita. Yesus begitu mengasihi kita mempelai wanitaNya, sampai Yesus menyerahkan nyawaNya bagi kita.

Efesus 5:25

5:25 Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya

 

Yesus memberikan nyawaNya bagi kita, wujudnya sekarang adalah perjamuan suci, itu wujud kasih mempelai. Praktek kita mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga adalah memiliki hati yang berisi kasih mempelai. Bukti hati memiliki kasih mempelai:

a)      Sakit asmara kepada Yesus = mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu. Bagaimana dalam pelayanan kita menjelang kedatangan Yesus, sakit asmara atau mau melirik laki-laki yang lain, Yesus yang lain, injil yang lain, roh yang lain. Kita mengasihi Yesus lebih dari segala-galanya yang diwujudkan dengan mengutamakan perkara-perkara rohani lebih dari perkara-perkara yang jasmani.

Kidung Agung 2:2-5

2:2 — Seperti bunga bakung di antara duri-duri, demikianlah manisku di antara gadis-gadis.

2:3 — Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.

2:4 Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta.

2:5 Kuatkanlah aku dengan penganan kismis, segarkanlah aku dengan buah apel, sebab sakit asmara aku.

 

Kalau istilah kaum muda lagi kasmaran, kalau sekarang hari-hari video call. Kalau dulu surat-suratan. Rasanya tidak bisa kalau tidak mendengar suara kekasihnya, tidak membaca tulisan kekasihnya. Begitu juga kita dengan Tuhan, mengutamakan perkara rohani lebih dari segala-galanya. Selalu rindu untuk datang kepada Tuhan dalam ibadah pelayanan, melayani Tuhan dengan kasih yang sungguh-sungguh.

 

Kidung Agung 2:6-7

2:6 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, tangan kanannya memeluk aku.

2:7 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang: jangan kamu membangkitkan dan menggerakkan cinta sebelum diingininya!

 

Kidung Agung 2:7 (Terjemahan Lama)

2:7 Bahwa aku menyumpahi kamu, hai segala puteri Yeruzalem! demi kijang dan rusa betina di padang, jangan kamu menyadarkan dan jangan kamu menjagakan birahi itu dahulu dari pada dikehendakinya!

 

Sakit asmara sampai birahi kepada Yesus. Itu betul-betul kasih mempelai kepada Tuhan, sedetikpun tidak mau pisah dari Tuhan, sungguh-sungguh melekat kepada Tuhan.

 

Kalau bisa mengasihi Tuhan pasti bisa mengasihi sesama, itu kasih mempelai. Jika mengatakan mengasihi Tuhan tetapi membenci sesama, itu adalah pendusta. Kita bisa mengasihi sesama sampai mengasihi musuh, mengasihi orang yang memusuhi kita.

I Yohanes 4:20-21

4:20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

4:21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.

 

Biar kita dimusuhi, kita tetap mengasihi. Itu hati yang berisi kasih mempelai. Kalau hati kita sudah berisi kasih mempelai, kasih mempelai ini yang sanggup mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani sampai kita bisa sempurna seperti Yesus. Kita menjadi Mempelai WanitaNya, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Zefanya 3:16-18

3:16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: "Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu.

3:17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai,

3:18 seperti pada hari pertemuan raya." "Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

 

Hari pertemuan raya itulah pesta nikah Anak Domba Allah. Kasih Allah membaharui kita, mengubahkan dari manusia daging yang bertabiat daging menjadi manusia rohani yang bertabiat rohani. Kalau hati kita berisi kasih mempelai, semakin dalam kita mengenal Yesus semakin dibaharui, terus dibaharui, layak menjadi Mempelai Wanita Tuhan.

 

Kalau kita mengasihi Tuhan, punya hati yang berisi kasih mempelai maka kita bukan hanya ada di tangan Tuhan, kita dalam pelukan tangan kasih Tuhan.

Kidung Agung 8:6

8:6 — Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

 

Seperti meterai pada hati, seperti meterai pada lengan, ini posisi dipeluk oleh Tuhan. Kita berada dalam pelukan tangan kasih Tuhan, pelukan tangan Yesus Mempelai Pria Sorga. Tidak ada seorangpun yang bisa merebut kita, tidak ada yang bisa menjatuhkan kita, setanpun tidak bisa menjatuhkan kita, antikristus tidak bisa menjangkau kita. Kita berada dalam tangan Tuhan, berada dalam tangan kasih Yesus Mempelai Pria Sorga yang sanggup memelihara, melindungi, berperang ganti kita dan mengubahkan kita menjadi Mempelai WanitaNya yang sempurna. Di depan ada perjamuan suci, wujud tangan kasih Tuhan kepada kita sekalian. Kita mau menerimanya, sehingga sebentar kita kembali sungguh-sungguh kita berada dalam pelukan tangan kasih Tuhan.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar