20240825

Kebaktian Umum, Minggu 25 Agustus 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-2

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

 

Pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus ditandai 7 hal:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Bicara deruh guruh sebentar lagi hujan. Ada hujan Firman pengajaran yang menumbuhkan rohani kita.

3.      Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c). Ini menunjuk suasana damai sejahtera dan ada penyatuan terjadi.

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3)

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a)

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b)

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5)

 

Kita membahas poin keempat, ada nyanyian baru. Namanya nyanyian, naik turun nadanya. Itu menunjukan pengalaman kematian dan kebangkitan bersama dengan Yesus. Nyanyian baru ini hanya bisa dipelajari oleh 144.000 yang bersama dengan Yesus. Ini orang Israel asli dari 12 suku, minus suka Dan, diganti dengan suku Manasye.

Wahyu 7:6-8

7:6 dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari suku Manasye dua belas ribu,

7:7 dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,

7:8 dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.

 

Hanya 144.000 yang bisa mempelajari nyanyian baru. Mereka ini inti dari Mempelai Wanita Tuhan, dari bangsa kafir kelengkapannya. Dalam Wahyu pasal pasal 7, setelah 144.000 banyak orang memegang daun-daun palem, itu kelengkapan dari kita bangsa kafir. Nyanyian baru itu hanya bisa dipelajari oleh mereka yang bersama dengan Yesus, artinya pengalaman kematian dan kebangkitan merupakan pengalaman pribadi bersama dengan Yesus. Tidak bisa ditiru oleh orang lain, tidak akan sama dan juga tidak bisa dihalangi oleh apapun dan oleh siapapun.

 

Ayub berkata ‘hanya dari kata orang saja aku mengenal Engkau’. Dia belum punya pengalaman dengan Tuhan, makanya dia diizinkan masuk dalam proses sengsara daging, ujian habis-habisan. Dia berkata sekarang mataku sendiri memandang akan Engkau. Dia akhirnya punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Kalau tidak ada pengalaman pribadi dengan Tuhan makanya gampang gugur imannya. Orang bilang Yesus begini begitu, langsung dia gugur dari iman. Tetapi kalau punya pengalaman pribadi dengan Yesus, biarpun dibilangi Yesus begini begitu,  tidak akan tergoyahkan imannya.

 

Tujuan pengalaman kematian dan kebangkitan bersama dengan Yesus supaya kita mengalami pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani. Jika kita sudah mengalami pembaharuan hidup, kita tidak akan bosan dalam mengikut Tuhan, selalu bergemar. Seperti suatu nyanyian, kalau nadanya naik turun bagus, tidak akan bosan dinyanyikan, tidak bosan didengar. Tidak akan pernah bosan ikut Tuhan, tidak pernah kecewa, tidak akan pernah putus asa, selalu ada nyanyian sukacita di dalam hati. Itulah pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus.

 

Kalau kita mendengar teladan pengalaman kematian bapak gembala ketika masuk melayani di Tentena, kami sendiri juga masih ikut mengalami bagaimana pengalaman kematian itu. Pergi ke sekolah TK bawa nasi minyak angus, sementara yang lain bawa yang enak-enak. Tetapi Tuhan permuliakan, sekalipun gizi tidak terlalu mencukupi dibandingkan teman-teman, tetapi dari kelas 1 sampai 6 tetap peringkat. Tetapi pengalaman sepatu kadang sudah mulut buaya, mau beli sepatu mana uangnya. Beli buku yang tipis-tipis, tasnya yang sederhana, tetapi Tuhan tolong semuanya. Apalagi ketika beliau menghadapi tantangan-tantangan, tetapi ada nyanyian sukacita, tidak pernah meninggalkan pelayanan sampai garis akhir. Itu yang harus saya teladani sebagai anak kandung dan sebagai anak rohani.

 

Jadi pengikutan kita kepada Tuhan adalah pengikutan yang ditandai keubahan hidup. Seberapa lama kita mengikut Tuhan, sudah harus ada tanda-tanda keubahan hidup. Biarlah ada keubahan hidup, sebab kalau tidak berubah Alkitab katakan manusia daging tidak mendapat bagian dalam kerajaan Sorga, tidak bisa masuk Yerusalem Baru.

I Korintus 15:50-51

15:50 Saudara-saudara, inilah yang hendak kukatakan kepadamu, yaitu bahwa daging dan darah tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Allah dan bahwa yang binasa tidak mendapat bagian dalam apa yang tidak binasa.

15:51 Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

 

Ada 3 macam pembaharuan ditinjau dari Tabernakel:

1.      Pembaharuan lewat baptisan air (bejana pembasuhan). Jangan puas baru sampai di sini, ini masih halaman. Kita harus berubah untuk sampai di ruangan maha suci.

2.      Pembaharuan lewat doa penyembahan (mezbah dupa emas), ruangan suci.

3.      Pembaharuan lewat percikan darah (7 percikan darah di depan tabut perjanjian), ruangan maha suci. Sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus, karena kebenaran.

 

Ini yang harus kita alami, sudah sampai tahap mana kita? Lewat baptisan air saja belum berubah, bagaimana mau tembus ruangan maha suci. Dari sini kita melihat sudah sejauh mana tingkatan rohani kita. Kalau masih di halaman, halaman itu diserahkan kepada antikristus untuk diinjak-injak, sebab itu harus terjadi peningkatan pembaharuan. Kita pelajari poin pertama, pembaharuan lewat baptisan air.

I Petrus 3:20-21

3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 

3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,

 

Lewat baptisan air yang benar, kita mengalami pembaharuan hati nurani. Hati ini dasarnya, kalau hati sudah dibaharui, yang lain akan dibaharui. Waktu Musa mau mendirikan Tabernakel, Tuhan berfirman kepada Musa pungutlah persembahan dari orang-orang yang terdorong hatinya, pembangunan Tabernakel dasarnya hati yang baik. Lalu Salomo mau mendirikan Bait Allah, doa Daud waktu mengumpulkan bahan-bahan pembangunan Tabernakel ‘Tuhan peliharalah kecenderungan hati umatMu untuk memberi’ semua dari hati. Kemudian sebelum gereja mula-mula dibangun, 11 murid Yesus harus dilengkapi menjadi 12. Doa mereka ‘Tuhan Engkau yang melihat hati’. Semua tentang hati.

 

Sudah sekian tahun kita dibaptis, hati nurani kita bagaimana? Baik atau tidak baik? Pada zaman Nuh hati manusia cenderung jahat. Dan apa yang terjadi di zaman Nuh terulang kembali di zaman akhir ini. Hati manusia cenderung jahat sehingga membuahkan perkataan yang jahat dan perbuatan jahat, pasangannya najis!

Kejadian 6:5-6

6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.

 

Lukas 17:26-27

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

 

Dulu sudah hebat, di akhir zaman lebih hebat lagi. Dulu di zaman Nuh kejahatan dan kenajisan manusia begitu hebat, manusia makan dan minum, kawin mengawinkan. Di akhir zaman ini lebih hebat lagi, dosa makan minum dan kawin mengawinkan betul-betul memperbudak manusia, bahkan hamba Tuhan juga diperbudak oleh dosa makan minum dan kawin mengawinkan ini! Kejatuhan manusia pertama dalam Kejadian pasal 3 karena dosa makan minum, Hawa melihat buah itu baik, dia ambil, dia makan. Kejatuhan manusia kedua dalam Kejadian pasal 6 adalah dosa kawin mengawinkan. Manusia kawin campur, anak Allah melihat anak manusia cantik-cantik lalu mengambil siapa saja yang disukainya. Kaum muda jangan kawin campur. Kawin campur ini terang dengan gelap atau tidak 1 keyakinan. Kesatuan roh dimulai dari satu tubuh, satu tubuh berarti satu kepala, berarti satu pengajaran. Jadi kalau tidak satu pengajaran itu kawin campur, jangan! Begitu sudah tergoda dengan yang berbeda keyakinan, yang tidak satu pengajaran, itu sudah kehilangan tameng, sudah tidak ada pelindungnya, maka mudah sekali dihancurkan. Usaha iblis untuk mencemari gereja Tuhan sangat besar! Sudah 1 pengajaranpun kalau tidak hati-hati bisa jatuh! Apalagi kalau tidak satu keyakinan!

Kejadian 6:1-2

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

 

Anak-anak Allah ini adalah keturunan Adam dari jalur Set.

Lukas 3:38

3:38 anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.

 

Anak-anak manusia itu keturunan Adam dari jalur Kain. Jalur Kain itu disebut jalur yang jahat, Kain berasal dari si jahat. Dengan tegas Tuhan berfirman lewat rasul Paulus, janganlah kamu menjadi pasangan yang tidak seimbang.

II Korintus 6:14

6:14 Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?

 

Jadi memang daya tariknya begitu kuat. Begitu sudah tertarik, pelindungnya sudah tidak ada. Akhirnya terjadi kejatuhan ‘kamu tanggung jawab tetapi ikut keyakinanku!’ akhirnya ditarik ke luar. Jadi kalau sayang dia, bawalah dulu untuk dengar Firman, untuk sungguh-sungguh dengan Tuhan.

 

Hati-hati, daya tariknya sangat kuat. Sangat besar usaha setan untuk mencemari gereja. Makanya dalam kelahiran pasal 6 lahirlah raksasa-raksasa yaitu manusia dengan hawa nafsu daging yang kuat, yang besar, yang tidak wajar, akhirnya ke sana arahnya. Kalau dipaksakan kawin campur yang tidak satu keyakinan, tidak satu pengajaran, itu sedang mengarah pada kejatuhan. Kalau sudah terjadi, yang jatuh itu akan diangkat oleh Tuhan. Siapa yang bertugas mengangkat? Hamba Tuhan lewat pembukaan Firman. Ayo sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan, sungguh-sungguh bertobat, sungguh-sunggu minta ampun, biar Firman yang menyucikan dan mengubahkan kita.

 

Kejadian 6:11-12

6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.

6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia menjalankan hidup yang rusak di bumi.

 

Dosa kawin campur, kawin mawin, Tuhan melihat manusia hidupnya rusak, manusia merusak dirinya dan merusak nikah. Awal Tuhan menyediakan nikah, Tuhan menyediakan pasangan yang sepadan. Itu yang sesuai rencana Tuhan, nikah yang benar itu pasangan yang sepadan. Kalau dalam II Korintus pasal 6 dikatakan yang seimbang. Kalau tidak sepadan, tidak seimbang, berarti rusak!

Kejadian 2:18

2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."

 

Adam diciptakan segambar dengan Allah Tritunggal, yang sepadan yah manusia yang sepadan dengan Allah Tritunggal. Lewat Firman pengajaran yang benar kita mau dikembalikan pada gambar Allah. Makanya pasangannya juga harus sepadan yaitu orang yang mau menerima Firman pengajaran supaya sama-sama dikembalikan pada gambar Allah, maka nikah itu baik, tidak rusak.

II Korintus 4:4

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

 

Itu yang sepadan, sama-sama mau dibina oleh Firman pengajaran yang sehat. Makanya bawa dulu dengar Firman pengajaran. Kita dibentuk segambar dengan Allah, dia juga dibentuk segambar dengan Allah, itu sudah pasangan yang sepadan. Nikah itu untuk mendapatkan keturunan Ilahi, artinya rohaninya berkembang, bertumbuh. Waktu masih lajang rohani bertumbuh. Begitu kenal seseorang, menjalin hubungan rohaninya malah merosot, masuk nikah tambah hancur! Bukan seperti itu rencana Tuhan. Nikah yang benar itu sepadan, sesudah itu begitu masuk dalam nikah menghasilkan keturunan Ilahi, terjadi pertumbuhan rohani.

Maleakhi 2:15

2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

 

Menikah untuk menghasilkan keturunan Ilahi, supaya rohani kita bertumbuh. Sebelum menikah setia, setelah menikah tambah setia, itu yang sesuai rencana Tuhan. Ini soal hati yah. Kaum muda mungkin merasa ‘saya lagi yang ditembak ini’ tidak ada tembak-tembak! Kalau tersinggung berarti masih hidup, kalau sudah tidak ada rasa apa-apa berarti sudah mati. Ini demi nikah kita baik, berkenan kepada Tuhan, ada keturunan Ilahi.

 

Musa ketemu Zipora di tepi sumur penggembalaan. Ishak ketemu Ribka di tepi sumur penggembalaan. Yesus dengan perempuan Samaria juga bertemu di tepi sumur penggembalaan. Di tepi sumur, jangan di luar.

 

Dulu di zaman Nuh semua manusia dihukum dengan air bah. Bayangkan, semua yang sudah dikumpulkan berrtahun-tahun, habis disapu air bah, bahkan jiwanya melayang. Jadi akibatnya kalau mempertahankan semua yang rusak-rusak ini, Tuhan hapus semua kebahagiaan kita! Waktu pacaran seperti dunia ini milik mereka berdua saja, yang lain cuma kos. Begitu menikah karena paksakan yang tidak sama, yang tidak satu, air bah datang, dihapus semua kebahagiaan. Apa yang dibayangkan selama ini, nanti masuk nikah akan indah, ternyata tidak ada terjadi, habis semua disapu air bah. Bahkan segala yang kita miliki dihabiskan oleh Tuhan. Sampai nanti dihukum dengan api dan belerang. Jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Saya sebagai hamba Tuhan menganjurkan kepada kaum muda, yang sepadan, jangan jalankan yang rusak. Kalau sudah terlanjur, yang rusak itu bisa diperbaiki lewat Firman Tuhan. Jangan berpikir kalau begitu biar saja rusak-rusak, nanti saya datang diperbaiki. Jangan! Kalau belum terlanjur, masih bisa yang sepadan, ayo bergumul supaya yang sepadan. Bagaimana supaya bisa dapat yang sepadan? Bagaimana Adam ketika Hawa diciptakan? tidur! Tidur di sini bukan tidur waktu dengar Firman, tidur waktu sembayang. Artinya tidur itu menyerah sepenuh kepada Tuhan. 

 

Jadi hati ini menentukan kita dihukum atau selamat. Kalau dikaitkan dengan nikah hati ini menentukan nikah kita nikah yang baik, sepadan atau yang rusak. Dulu karena hati Nuh baik maka Nuh sekeluarga selamat, masuk di dalam bahtera. Hanya 1 bahtera, perahu lain tidak ada yang selamat! Untuk kita sekarang untuk selamat hanya lewat 1 baptisan air yang benar. Yang bagaimana baptisan air yang benar?

Matius 3:13-14

3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.

3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"

 

Baptisan air yang benar itu seperti Yesus dibaptis. Baptisan air itu kuburan manusia yang berdosa untuk bangkit dalam hidup yang baru. Yesus satu-satunya manusia yang tidak berdosa, kenapa harus dibaptis? Memberi teladan kepada kita baptisan air yang benar. Bagaimana Yesus dibaptis? Masuk dalam air dan keluar dari dalam air. Sedalam apa airnya? Sedalam kuburan. Kuburan itu bagaimana? Orang dibaringkan, semua tertutup tanah. Jadi tidak usahlah berdebat, baptisan yang benar seperti Yesus dibaptis. Namun sebelumnya ada syaratnya. Orang dikubur itu syaratnya mati terhadap dosa. Bertobat, itu syarat baptisan air.

Roma 6:2

6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

 

Dan jangan lupa, dibaptis dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Harus ada meterai nama yang lengkap! Aku baptiskan engkau dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu Tuhan Yesus Kristus, mati sertaNya dan bangkit sertaNya. Kemudian siapa yang menangani? Jangan sembarang, harus yang benar tahbisannya. Untuk pelaksanaan baptisan air, Tuhan mengutus Yohanes Pembaptis, manusia yang besar. Tuhan pakai hamba Tuhan ini dengan tahbisan yang luar bisa. Kemudian dilanjutkan dengan Paulus, murid-murid Yesus, Filipus yaitu salah satu orang yang dipercaya pembagian berkat yang jasmani. Semua yang benar, bukan yang asal! Karena ini menentukan meterai nama Tuhan ada pada kita atau tidak, hati nurani kita baik atau tidak.

 

Kalau yang membaptis tidak jelas tahbisannya, seperti anak-anak Skewa yang menangani orang yang dirasuk setan, aku sumpahi engkau demi nama Yesus yang diberitakan Paulus. Dia suruh keluar roh jahatnya. Orang yang dirasuk setan itu berkata ‘Paulus aku kenal, Yesus aku kenal, kamu siapa!’ langsung mereka digagahi, dilukai, ditelanjangi. Seperti itulah kalau kita dibaptis hamba Tuhan yang tidak jelas tahbisannya, begitu keluar, tidak dikenal oleh Tuhan. Apalagi kalau yang melayani itu hamba Tuhan yang hidup dalam kenajisan, nanti kenajisannya melekat pada yang dia baptis.

 

Jadi baptisan air ini menentukan hati kita baik atau tidak, jadi jangan digampangkan! Hati inilah dasar pembangunan Tubuh Kristus. Kita yang sudah rusak, diperbaiki, dibaharui menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Apa itu hati nurani yang baik?

1.      Keluaran 25:2

25:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka memungut bagi-Ku persembahan khusus; dari setiap orang yang terdorong hatinya, haruslah kamu pungut persembahan khusus kepada-Ku itu.

 

Hati nurani yang baik itu hati yang rela memberi, tanpa paksaan, tanpa ancaman, tanpa pamrih. Sebab sasaran pembangunan Tabernakel rohani yaitu Tubuh Kristus yang sempurna adalah sampai kita bisa memberi seluruh hidup kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Makanya dikatakan Mempelai Wanita Tuhan sedang mengandung. Itu tanda penyerahan diri isteri kepada suami. Itulah kita, mau menyerahkan diri kita sepenuh kepada suami kita, Yesus Mempelai Pria Sorga.

 

Apa yang harus kita berikan dengan kerelaan hati?

II Korintus 8:12

8:12 Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.

 

Jadi yang kita beri apa yang ada pada kita yang didorong oleh Firman, mulai dari harta, tenaga, waktu sampai seluruh hidup kita sebagaimana Yesus memberikan seluruh hidupnya sampai mati di kayu salib. Jadi tidak ada istilah janji iman, karena janji iman itu berarti tidak ada padanya! Saya janji iman 1 juta, 5 juta, 10 juta, akan dibayarkan tenggang waktunya tanggal sekian. Sampai tanggal sekian tidak ada, janji tinggal janji. Alkitab tidak mengajarkan seperti itu, seharusnya apa yang yang ada pada kita itu yang kita beri. Dan jangan berhutang untuk pekerjaan Tuhan. Kami dalam membangun gereja, 1 batang pakupun tidak ada dihutang, tidak ada proposal-proposal. Betul-betul semua yang ada pada kita, bukan yang tidak ada.

 

Tuhan ajarkan untuk kita beriman sungguh-sungguh, apa yang ada pada kita itu yang kita beri. Janda yang miskin memberi seluruh nafkahnya dan itu Tuhan perhitungkan. Janda di Sarfat apa yang ada padanya yang dia beri, dia tidak pinjam tepung pada tetangga, tidak pinjam minyak pada tetangga.

 

Waktu membayar pajak, Yesus tidak berkata ‘Petrus pinjam dulu sama itu perempuan-perempuan kaya’ tidak! Yesus suruh Petrus pancing ikan, buka mulutnya, ada 2 dirham di dalamnya.

 

II Korintus 9:8

9:8 Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

 

Tuhan tidak pernah menipu, Tuhan tidak akan pernah memiskinkan kita kalau kita memberi untuk Tuhan. Jika kita memberi dengan kerelaan hati, Tuhan melimpahkan segala kasih karunia kepada kita. Untuk apa kasih karunia Tuhan yang melimpah?

a)      Memelihara kita secara berkecukupan. Artinya saat kita butuh Tuhan sediakan.

b)      Kasih karunia Tuhan membuat kita berkelimpahan dalam pelbagai kebajikan. Kita bisa melakukan segala yang baik dalam hidup kita, sampai nanti kita memiliki pakaian mempelai.

Wahyu 19:8 (Terjemahan Lama)

19:8 Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang suci itu."

 

Jadi, dengan hati yang rela memberi kita sedang menenun pakaian mempelai, tidak telanjang. Memberi itu bukan ukurannya kaya atau miskin tetapi hati yang rela dan hati nurani baik, hasil baptisan air yang benar.

 

Memberi itu dimulai dari persembahan khusus, persembahan khusus itu milik Tuhan. Jadi memberi itu dimulai dari mengembalikan milik Tuhan, digandeng dengan persembahan khusus.

Maleakhi 3:8

3:8 Bolehkah manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus!

 

Perpuluhan dan persembahan khusus tidak bisa dipisah. Perpuluhan itu pengakuan bahwa kita sudah diberkati Tuhan. Yang Tuhan mau itu pengakuannya. Perpuluhan dasarnya kebenaran. Persembahan khusus adalah ucapan syukur bahwa kita sudah diberkati oleh Tuhan, dasarnya kerelaan hati.

 

Jadi dengan kita mengembalikan milik Tuhan, kita sedang dibangun menjadi Tabernakel rohani, Tubuh Kristus yang sempurna. Jadi bukan masalah uangnya tetapi sampai kita terbangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.

 

2.      Hati nurani yang baik itu hati yang damai sejahtera. Kita belajar dari pembangunan Bait Allah Salomo.

I Raja-raja 6:7

6:7 Pada waktu rumah itu didirikan, dipakailah batu-batu yang telah disiapkan di penggalian, sehingga tidak kedengaran palu atau kapak atau sesuatu perkakas besi pun selama pembangunan rumah itu.

 

Jadi dasar pembangunan Bait Allah adalah hati nurani yang baik yaitu hati yang damai sejahtera. Tidak ada bunyi perkakas besipun, itu menunjuk suasana damai sejahtera. Tidak ada bunyi palu, tidak ada bunyi kapak, batunya sudah disediakan dari penggalian, tinggal disusun di Yerusalem menjadi Bait Allah.

 

Pengertian hati damai sejahtera:

a)      Roma 8:6

8:6 Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera.

 

Hati damai sejahtera itu tidak ada keinginan daging sehingga kita bisa menuruti kehendak Tuhan. Kalau ingin sesuatu itu tidak damai! Coba kalau ada keinginan waktu mau natal, pergi ke tetangga lihat kuenya sudah bertoples-toples, sedangkan di rumah riki tutup toples tidak ada. Sementara secara ekonomi masih sulit, tetapi karena ada keinginan akhirnya pulang rumah sudah murung-murung, sudah marah-marah suami. Seperti itu kalau ada keinginan, tidak damai sejahtera. Natal itu bukan nanti makan kukis baru natal itu ada nilai rohaninya. Sudah Tuhan berkati kendaraan, lihat tetangga motornya baru, dia ingin lagi. Akhirnya tidak damai sejahtera.

 

Hati damai itu tidak ada keinginan daging sehingga hanya menuruti kehendak Tuhan. Jadi hati damai sejahtera = hati taat pada Firman.

 

b)      Filipi 4:6-7

4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.

 

Hati damai itu tidak ada kekuatiran sehingga bisa berdoa menyembah Tuhan. Selama masih kuatir, sulit untuk menaikan doa penyembahan. Jadi hati damai = hati yang menyembah. Ayo dibuang semua kekuatiran sehingga hati damai, bisa menyembah Tuhan.

 

c)      Tidak ada kepahitan hati, iri, benci, dendam = hati yang sejuk. Kita mau dibangun menjadi Tubuh Kristus, dalam rumah tangga, datanglah hati yang sejuk. Yang besar masalahnya jadi kecil, yang kecil ditiadakan supaya sejuk. Jangan yang kecil jadi besar, yang tidak ada malah jadi ada. Betapa indah kalau melayani dengan hati taat, hati menyembah, hati yang sejuk, maka dalam pelayanan kita tidak akan pernah bosan, terus melayani sampai garis akhir.

 

3.      Yohanes 2:19-21

2:19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."

2:20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"

2:21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.

 

Rombak Bait Allah ini dan dibangun kembali dalam 3 hari menunjukan Korban Kristus, kemurahan Tuhan bagi kita. Yesus rela mati menunjukan kelembutan hati Tuhan untuk mengampuni dosa-dosa kita manusia. Jadi hati nurani yang baik adalah hati nurani yang lembut, hati yang bisa mengampuni dan melupakan dosa orang lain. Pasangannya rendah hati, yaitu hati yang bisa mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama.

 

Di sini Yesus katakan rombak Bait Allah ini, dalam 3 hari Aku akan membangunnya. Lalu mereka tantang ‘Bait Allah ini dibangun dalam 46 tahun!’ 46 tahun Ini menunjuk suasana Taurat. 4+6= 10 menunjuk hukum Taurat. Kalau masih mempertahankan suasana Taurat, tidak akan memiliki hati yang lembut. Kadangkala dalam gereja diisi dengan suasana Taurat. Apa itu ibadah suasana Taurat?

a)      Ibadah hanya kebiasaan.

 

b)      Terlalu banyak aturan yang tidak bisa dilakukan sendiri. Pdt. Pong Dongalemba membuat AD/ART organisasi kita dalam semalam. Sederhana aturannya, tidak bertele-tele. Akhirnya sekarang dirombak, diperbanyak dibuat ini dan itu, membingungkan. Terlalu banyak aturan yang memaksa, harus begini, harus begitu. Kita ini sudah ada dalam suasana kemurahan, yang mengatur kita adalah Firman. Dan di zaman kemurahan ini Tuhan tidak pernah memaksa. Ingat Lazarus, waktu dia bangkit Tuhan katakan buka semua tali pengikatnya, biarkan dia pergi. Tidak dipaksa suruh dia ikut saya! Sekarang ini dalam gereja terlalu banyak aturan yang memaksa, yang hamba Tuhan sendiri tidak bisa lakukan! Itulah suasana Taurat.

 

c)      Kalau salah langsung dihukum. Mata ganti mata, gigi ganti gigi, nyawa ganti nyawa. Yang salah langsung dihukum, pecat memecat dalam gereja. Apakah Yesus tidak tahu Yudas itu pencuri! Apakah Yesus tidak tahu bagaimana hatinya Yudas? Tetapi pernah baca dalam Alkitab Yesus memecat Yudas? Tidak ada! Itulah suasana kemurahan, bukan pecat memecat. Diberi kesempatan, kalau dia tidak mau bertobat, dia memecat dirinya sendiri, dia yang hancur sendiri! Tetapi jangan dijadikan murahan. Sekarang dalam gereja terlalu banyak pemaksaan, hukum menghukum, bukan begitu sistemnya Tuhan. Apakah Yesus tidak tahu perempuan Samaria itu perempuan berdosa? Yesus tahu hukum Taruat, orang berzinah itu harus dilempar dengan batu, tetapi Yesus tidak lakukan demikian. Ada perempuan kedapatan berzinah, Yesus tahu hukum Taurat perempuan itu harus dilempar dengan batu, tetapi apakah Yesus lakukan? Yesus menggenapi Taurat, sekarang kita dalam sistem kemurahan.

 

Jangan ada lagi sistem Taurat dalam gereja, tetapi sistem kemurahan. Tetapi jangan dijadikan murahan. Tanda-tanda ibadah sistem kemurahan:

a)      II Korintus 4:1

4:1 Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati.

 

Tanda ibadah sistem kemurahan adalah tidak tawar hati = kuat teguh hati. Mulai dari saya sebagai gembala. Tugas gembala untuk membawa sidang jemaat bertemu Yesus Mempelai Pria Sorga dengan memberitakan Firman pengajaran yang benar dan memberikan teladan hidup benar dan suci. Jangan membuat hati jemaat tawar dengan perilaku-perilaku yang tidak berkenan kepada Tuhan. Gembala itu orang tua rohani bagi jemaat. Firman Tuhan katakan hai bapa-bapa, jangan membuat hati anakmu tawar.

Kolose 3:21

3:21 Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.

 

Bapa di sini menunjuk orang tua kandung dan juga orang tua rohani. Tugas saya sebagai gembala jangan membuat hati jemaat tawar. Artinya jangan menuruti keinginan sidang jemaat yang tidak sesuai Firman dan jangan memaksakan kehendak saya pada jemaat yang tidak sesuai Firman. Bagaimana bisa masuk Firman kalau jemaat sudah tawar hatinya, sudah tersakiti hatinya. Biar saya khotbah sampai putus urat leher tidak akan masuk karena sudah tawar hati sama jemaat. 

 

Juga sidang jemaat jaga hati, jangan sedikit-sedikit tawar, sedikit-sedikit kecewa, sedikit-sedikit putus asa. Kadangkala kita melihat dari sudut pandang kita, tidak melihat bagaimana dari sudut pandangnya Tuhan. Seringkali kalau pakai sudut pandang kita jadi kecewa, tawar hati dan lain-lain. Ayo lihat dari sudut pandang Tuhan sehingga kita menjadi kuat teguh hati.

 

b)      Rombak Bait Allah, berarti mengalami perombakan atau keubahan hidup. Rombak hidup lama, manusia daging dengan segala tabiatnya dirombak semua, beralih pada hidup yang baru, manusia yang rohani. Semua dari hati nurani yang baik, hati yang lembut. Bisa berubah kalau hatinya lembut. Selama keras hati sulit untuk berubah. Kalau lihat secara jasmani, merombak suatu bangunan pasti menggunakan alat yang berat dan keras. Proses perombakan itu sakit bagi daging, kalau hati keras tidak bisa menerima.

 

Proses perombakan:

1)      Yeremia 23:29

23:29 Bukankah firman-Ku seperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti palu yang menghancurkan bukit batu?

 

Lewat palu Firman pengajaran. Hati keras, ketemu dengan Firman yang keras, yah dia mengamuk. Tetapi kalau hatinya lembut, begitu dipalu hancur, semua yang lama-lama itu hancur. Manusia lamanya hancur, yang muncul manusia baru, manusia yang rohani. Memang sakit bagi daging. Datang hari minggu ditoki, baru awal sudah langsung kawin campur. Dipalu semua, yang lama disingkirkan, pulangnya kita tampil sebagai manusia baru.

 

2)      Lewat doa penyembahan. Doa penyembahan itu juga sakit bagi daging. Doa puasa dan doa semalaman mempercepat proses perobekan daging. Daging ini dirombak total, jangan ada lagi bentuk yang lama, biarlah yang ada bentuk yang baru, bentuknya Yesus semakin nyata di dalam kita.

 

Apa yang lebih dulu harus dirombak? Orang Yahudi katakan Bait Allah ini dibangun 46 tahun, ini mengandung kesombongan, kebanggaan. Jadi yang pertama harus kita rombak adalah kebanggaan-kebanggaan diri, harga diri kita. Kalau masih mempertahankan harga diri, waktu dosanya ditunjuk dia mengamuk. Bait Allah kalau dibongkar menjadi debu. Kalau semua sudah dirombak kita bisa mengaku hanya debu. Seringkali kita masih merasa saya bangunan yang megah, saya gedung bertingkat, saya rumah yang mewah. Ketika Firman datang menegur, tidak bisa menerima. Tuhan mau supaya kita rombak semuanya sampai kita mengaku hanya debu tanah.

 

Mengaku debu tanah artinya merasa tidak layak, kita manusia berdosa, bisa melayani Tuhan itu hanya kemurahan Tuhan, saya tidak mampu, saya banyak kekurangan, tetapi bukan untuk dipertahankan. Kita berserah kepada Tuhan, biar Tuhan yang membaharui hidup saya. Kekurangan kelemahan kita serahkan kepada Tuhan, Tuhan saya tempramen, saya orang yang emosian, saya gampang kecewa, gampang putus asa, gampang tersinggung, suka bergosip dan lain-lain. Kekurangan apapun akui kepada Tuhan, mengaku hanya debu tanah, saya orang berdosa banyak kekurangan, tetapi saya serahkan hidupku ke dalam tanganmu, Engkau yang merombak, Engkau juga yang sanggup membaharui. Kita debu tanah ada di tangan Yesus. Kalau sudah ada di tangan Yesus Sang Penjunan, maka kita dibentuk menjadi sesuatu yang indah.

 

Hasilnya:

1)      Roma 9:21-23

9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?

9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan --

9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan,

 

Tangan kemurahan Tuhan membentuk kita tanah liat menjadi bejana kemurahan. Artinya memakai kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Begitu mengaku saya hebat, saya bisa, saya mampu, tidak dipakai Tuhan! Pelayanan kepada Tuhan ini akan semakin membesar, pekerjaan Tuhan akan semakin membesar, kita siap-siap masuk dalam kegerakan ini. Kita akan dipakai Tuhan masuk dalam kegerakan yang akan semakin membesar. Tetapi hati kita harus hati nurani yang baik, hati yang rela memberi, hati yang damai, hati yang lembut, pasti dipakai oleh Tuhan!

 

2)      Tangan kemurahan Tuhan sanggup menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, dari yang mustahil menjadi tidak mustahil. Bahkan lebih dari pada itu, tangan kemurahan Tuhan menciptakan kita kembali segambar dengan Allah Tritunggal. Ketika Yesus datang, kita siap menyambut kedatangan Yesus di awan-awan, layak masuk pesta nikah Anak Domba Allah, layak masuk Yerusalem Baru.

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar