20240811

Kebaktian Umum, Minggu 11 Agustus 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-5

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit 1bagaikan desau air bah dan 2bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu 3seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka 4menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka 5murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai 6korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.

14:5 Dan di dalam mulut mereka 7tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.

 

Kita sekarang berhadapan dengan kebijaksanaan Tuhan yang tertinggi, itulah pembukaan rahasia Firman. Hanya bisa kita terima jika kita memposisikan diri seperti anak kecil yaitu menanggalkan harga diri kita dan menanggalkan logika kita, pikiran daging. Karena kepada orang yang bijaksana yang mengandalkan logika, rahasia Firman tertutup. Tetapi justru Tuhan bukakan kepada anak kecil.

Matius 11:25

11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

 

Jika kita mengandalkan logika kita, tidak akan bisa menerima pembukaan Firman. Kita harus mengecilkan diri, menanggalkan semuanya untuk bisa menerima Firman. Kalau kita sudah bisa menerima Firman maka kita bisa mengikut Yesus ke mana saja Dia pergi. Firman mengatur harus A kita ikuti, Firman bilang B kita ikuti, karena kita sudah menanggalkan harga diri dan logika kita. Kita bisa mengikut Yesus Anak Domba Allah ke mana saja Yesus pergi.

 

Dalam Wahyu pasal 14 ada 7 hal tentang pengikutan gereja Tuhan kepada Yesus:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Bicara deruh guruh sebentar lagi hujan. Pengikutan kita adalah pengikutan yang ditandai dengan mau disirami oleh air hujan Firman pengajaran. Kita dibersihkan dan disucikan, kita bertumbuh. Tanaman kalau disirami pasti bertumbuh. Rohani kita bertumbuh, menghasilkan buah-buah yang berkenan bagi Tuhan.

3.      Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c). Ini yang sedang kita pelajari.

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3)

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a)

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b)

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5)

 

Kecapi ada kaitan dengan pelayanan. Jadi pengikutan kita kepada Tuhan ditandai dengan aktif melayani Tuhan, dengan setia dan benar, sehingga kita dibangun menjadi Tubuh Kristus yang sempurna.

 

Hati-hati, Babel mau menawan kita!

Mazmur 137:1-3

137:1 Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.

137:2 Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita.

137:3 Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!"

 

Iblis berusaha menghalangi pengikutan kita. Di sini lewat Babel mau menawan kehidupan kita, mau memenjarakan kehidupan kita, sehingga kita menggantung kecapi. Artinya tahbisan pelayanannya tidak benar sampai tinggalkan pelayanan. Kalau di dunia, kalau pemain bulu tangkis pensiun dia gantung raket, petinju gantung sarung tinju, sepakbola gantung sepatu. Ini menggantung kecapi, berarti tidak melayani lagi karena ditawan oleh Babel. Akibatnya masuk pembangunan tubuh Babel.

 

Ada 2 proyek besar secara rohani yang sedang dalam perkembangan untuk mencapai kesempurnaan:

1.      Pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna Yerusalem Baru.

2.      Ada proyek tandingan dari setan, pembangunan tubuh babel, gereja palsu, mempelai wanita setan yang akan dibinasakan.

 

Setan ini selalu meniru, Yesus ada mempelai wanitaNya, setan juga mau meniru dia juga ada mempelai wanita. Mempelai wanita Tuhan dari gereja yang disucikan dan disempurnakan. Mempelai wanita setan dari gereja yang tidak mau disucikan tetapi nanti sempurna juga, sempurna dalam kejahatan dan kenajisan. Jadi kepada kita diperhadapkan 2 proyek besar, kita sedang berada di mana? Pembangunan Tubuh Kristus atau pembangunan Babel, mempelai wanita setan. Hati-hati! Orang yang dulu aktif melayani, tiba-tiba sudah gantung kecapi.

 

Apa wujud Babel yang mau menawan gereja Tuhan? Kita lihat dari perkembangan Babel.

1.      Pembangunan menara Babel.

Kejadian 11:1-4,9

11:1 Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu logatnya.

11:2 Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.

11:3 Mereka berkata seorang kepada yang lain: "Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata itulah dipakai mereka sebagai batu dan tér gala-gala sebagai tanah liat.

11:4 Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."

11:9 Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.

 

Menara Babel dibangun dari batu bata, itulah tanah liat yang dibakar dengan api. Tanah liat menunjukan kita manusia daging, manusia dibuat dari debu tanah liat. Jadi batu bata adalah manusia daging yang dibakar dengan api setan. Apa itu api setan?

a)      Api hawa nafsu daging.

b)      Api dosa

c)      Api dunia, semangat dunia.

 

Melayani tetapi semangat dunia, itu batu bata dibakar api setan. Melayani tetapi hidup dalam dosa, itu batu bata dibakar api dosa. Melayani dengan ambisi daging, emosi daging, itu dibakar dengan api setan. Kita periksa masing-masing bagaimana pelayanan kita, dibakar oleh api Firman, Roh Kudus dan kasih Tuhan atau dibakar dengan api setan, api daging, api dosa, api dunia.

 

Orang yang dibakar dengan api daging, dosa dan dunia = praktek membangun menara Babel.

a)      Mencari nama. Artinya menyombongkan diri, ada sikap sombong dalam melayani Tuhan. Sementara melayani Tuhan harus dengan rendah hati. Melayani dengan sikap sombong adalah mencari ketenaran, popularitas, mencari kejayaan, gereja kami paling hebat, organisasi kami nomor 1. Kita berdoa supaya pengajaran ini disebarluaskan, bukan untuk ketenaran saya atau supaya jemaat populer. Kalau itu yang kita cari itu berarti menara babel dan Tuhan tidak akan berkati pelayanan kalau seperti itu. Di situlah api daging menyala, ambisi dan emosi daging.

 

Juga sekarang pelayanan mencari kekayaan. Gereja kami diberkati luar biasa, baru membeli sound system sekian milliar. Itu hanya cari kekayaan, kehormatan, kejayaan, sampai menyingkirkan Firman, menyingkirkan Yesus. Bukan Yesus lagi yang disembah, tetapi manusia yang diagungkan. Bukan Firman lagi yang ditampilkan tetapi manusia yang ditampilkan.

Mazmur 138:2

138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu.

 

Mazmur 138:2 (Terjemahan Lama)

138:2 Maka sujudlah aku di hadapan maligai kesucian-Mu sambil memuji nama-Mu, karena sebab kemurahan-Mu dan kebenaran-Mu; karena lebih dari pada segala kepujian-Mu Engkau telah membesarkan firman-Mu.

 

Seharusnya Firman yang dibesarkan, Tuhan yang diagungkan, tetapi manusia yang diagungkan, sesuatu secara daging dari dunia itu yang dipuji-puji. Bagaimana ibadahnya? Luar biasa gedungnya. Bagaimana KKRnya? Luar biasa banyaknya orang, luar biasa musiknya, luar biasa artisnya. Bukan lagi Tuhan! Itulah menara Babel. Jangan sampai kita merampas kemuliaan untuk Tuhan, kita ambil untuk kita!  

 

Kalau Yesus sudah disingkirkan, Firman disingkirkan, manusia yang dikedepankan ini berarti orang itu rela kehilangan keselamatan. Tidak peduli lagi dengan Firman pengajaran yang benar. Sekalipun yang disampaikan tidak benar yang penting dapat kejayaan, ketenaran, kekayaan, biar tidak benar tidak apa-apa.

 

Saya juga dikoreksi Tuhan. Waktu menggelar ibadah natal dan paskah mau cari apa? Memuliakan Tuhan atau mencari kemuliaan untuk diri kita. Kita gelar ibadah persekutuan Tubuh Kristus, mau cari apa? Cari populer, cari nama atau untuk pembentukan Tubuh Kristus. Tuhan tahu bagaimana isi hatiku menggelar ibadah Paskah, natal dan ibadah persekutuan. Kalau untuk cari nama, capek! Melayani 1 sidang saja capek, tambah 2 sidang, tambah 3 sidang. Kalau cuma mau cari nama lebih baik saya istirahat di rumah. Tetapi kalau untuk pembangunan Tubuh Kristus harus berkorban, korban tenaga, waktu dan apapun untuk pembangunan Tubuh Kristus.

 

Segala sesuatu yang kita lakukan kalau tidak sesuai Firman, Yesus sudah disingkirkan, hanya membangun menara Babel, sia-sia! Dan itu tidak akan pernah selesai, seperti menara babel tidak pernah selesai, hanya untuk binasa.

 

Selalu yang menjadi pokok persekutuan adalah Firman pengajaran. Menggelar ibadah pelayanan apapun hanya untuk menyebarkan Firman pengajaran, bukan untuk mencari sesuatu secara jasmani. Termasuk yang kegiatan di dunia, kalau hanya mencari kejayaan dan kehormatan di dunia sampai tidak benar, itu membangun menara Babel. Buka usaha tidak benar supaya jaya, supaya kaya, itu membangun menara Babel. Dapat ijazah tetapi tidak benar, supaya terkenal, ada gelar dan lain-lain tetapi tidak benar, itu membangun menara Babel.

 

b)      Bangun menara sampai ke langit. Artinya mau ke sorga tetapi menggunakan cara-cara sendiri yaitu beribadah dengan cara-cara dunia. Apa tujuan kita menggelar ibadah pelayanan? Supaya hubungan kita dengan Tuhan semakin erat sampai menyatu dengan Tuhan dalam kerajaan Sorga. Tetapi sekarang ini banyak ibadah pelayanan yang digelar tetapi menggunakan cara-cara dunia. Bukan kebenaran Firman yang ditampilkan melainkan kebenaran diri sendiri.

Roma 10:2-3

10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

 

Giat beribadah, mungkin subuh, pagi, siang, sore, malam beribadah, tetapi tanpa pengenalan yang benar. Cara-cara dunia diadopsi dibawa masuk dalam gereja, cara main musiknya, cara khotbahnya semua mengadopsi cara dunia. Mau ke sorga tetapi dengan cara-cara dunia. Beribadah hanya menambah dosa!

Yesaya 30:1-2

30:1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka bertambah-tambah,

30:2 yang berangkat ke Mesir dengan tidak meminta keputusan-Ku, untuk berlindung pada Firaun dan untuk berteduh di bawah naungan Mesir.

 

Mesir itu gambaran dunia, dunia dibawa masuk dalam gereja.

 

Kalau beribadah melayani hanya mencari nama, pakai cara sendiri, dengan kebenaran sendiri, bukan kebenaran Firman, akibatnya dikacaubalaukan oleh Tuhan! Mulai dari apa dikacaukan? Pelayannya kacau, gembala, ibu gembala kacau semua! Nikah juga dikacaukan. Begitu sudah kacau tercerai berai, terserak! Untuk saya sebagai hamba Tuhan ketika terjadi kekacauan dalam penggembalaan, saya pukul diri! Yang saya tampilkan apa? Kebenaran Firman Tuhan atau kebenaran manusia. Kalau kebenaran manusia pasti kacau, kalau diteruskan terserak, tidak bisa masuk dalam satu Tubuh Kristus yang sempurna. Berarti yang dikerjakan selama ini sia-sia dan gagal total. Sudah korban waktu, tenaga, korban segala-galanya, tetapi semua sia-sia dan gagal total. Apakah itu tidak miris? Sangat memprihatinkan!

 

Sama seperti dalam Matius 7:21-23, sudah hebat melayani tetapi Tuhan bilang ‘Aku tidak pernah mengenal kamu!’ jadi semua pelayanannya sia-sia! Bayangkan, Tuhan yang dilayani tidak kenal dia, malah diusir ‘enyahlah kamu pembuat kejahatan’ karena semuanya dikerjakan tanpa kebenaran Allah, hanya dengan kebenaran diri sendiri.

Matius 7:21-23

7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.

7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

 

Pelayanan yang kita kerjakan untuk kemuliaan nama Tuhan, bukan kemuliaan nama kita. Pelayanan yang kita kerjakan dengan cara-cara Tuhan, sesuai Firman Tuhan, bukan dengan cara kita sendiri, itu yang berkenan kepada Tuhan.

 

Manusia di zaman itu satu bahasa, satu logatnya. Tetapi karena mau mencari nama sampai menyingkirkan nama Tuhan, menggunakan cara-cara sendiri, akhirnya dikacaukan oleh Tuhan dan tercerai. Sekarang kita mau dibawa pada satu Tubuh Kristus yang sempurna. 1 tubuh berarti 1 kepala. 1 kepala berarti 1 bahasa satu logat satu suara. Apa itu? Suara penyembahan haleluya menyambut Yesus di awan-awan. Tetapi kalau pengajaran sudah disingkirkan, nama Tuhan sudah disingkirkan, hanya mencari nama kita, cari ketenaran, kejayaan dan lain-lain, cara-cara dunia dibawa masuk dalam gereja, kebenaran diri sendiri yang ditampilkan, tidak akan mencapai satu tubuh Kristus yang sempurna, satu kepala. Hanya terserak, tercerai berai dan masuk dalam penghukuman Tuhan disertai aniaya antikristus.

 

Dalam Wahyu 19:6-9 gereja yang sempurna satu bahasa semua dengan kata haleluya. Tetapi gereja yang tertinggal, masuk aniaya antikristus, masuk penghukuman Tuhan, akan berseru dengan bahasa masing-masing karena sengsara yang dialami.

 

Jangan kita masuk pembangunan menarra Babel, ibadah kita selama ini apa yang ditampilkan, apa yang kita cari, apa yang kita banggakan? Kalau yang jasman itu menara Babel. Kalau rohani melejit harus, tetapi kalau cuma mau lebih hebat dari yang lain tidak boleh! Itu menara Babel!

 

2.      Pembangunan kerajaan Babel. Ini menunjukan kesombongan yang meningkat. Sesudah dipakai dan diberkati Tuhan, seringkali justru sombong, kesombongannya malah meningkat. Ini bukan untuk kita tiru, tetapi supaya mawas diri jangan ada pada kita.

 

Ada 2 tingkatan kesombongan, kita lihat dari raja-raja Babel.

a)      Daniel 4:30-32,37

4:30 berkatalah raja: "Bukankah itu Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?"

4:31 Raja belum habis bicara, ketika suatu suara terdengar dari langit: "Kepadamu dinyatakan, ya raja Nebukadnezar, bahwa kerajaan telah beralih dari padamu;

4:32 engkau akan dihalau dari antara manusia dan tempat tinggalmu akan ada di antara binatang-binatang di padang; kepadamu akan diberikan makanan rumput seperti kepada lembu; dan demikianlah akan berlaku atasmu sampai tujuh masa berlalu, hingga engkau mengakui, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya!"

4:37 Jadi sekarang aku, Nebukadnezar, memuji, meninggikan dan memuliakan Raja Sorga, yang segala perbuatan-Nya adalah benar dan jalan-jalan-Nya adalah adil, dan yang sanggup merendahkan mereka yang berlaku congkak.

 

Ini kesombongan raja Nebukadnezar. Kesombongan raja Nebukadnezar adalah mengandalkan kekuatan sendiri atau mendewakan kekuatan sendiri sehingga tidak lagi mengandalkan Tuhan. Baik dalam pelayanan juga dalam hidup sehari-hari, dalam study, dalam pekerjaan. Kalau kekuatan sendiri yang diandalkan itu sudah kesombongan Babel, kesombongan Nebukadnezar.

Habakuk 1:11

1:11 Maka berlarilah mereka, seperti angin dan bergerak terus; demikianlah mereka bersalah dengan mendewakan kekuatannya.

 

Seringkali yang terbanyak melakukan ini justru kami gembala! Ketika baru merintis pelayanan jemaat belum ada atau sudah ada 1 2 jiwa datang, dia andalkan Tuhan, penyembahannya, puasa dan lain-lain. Firman Tuhan dilakukan sepenuhnya. Waktu sudah diberkati pelayanannya, bertambah jiwa, sudah ada cabang, bertambah lagi cabang, bertambah jiwa, diberkati secara ekonomi, mulai mengandalkan kekuatan sendiri. Saya sudah tahu khotbah, persiapannya mulai santai. Kalau dulu berdoa sungguh-sungguh ‘bukakanlah rahasia Firman, urapi kami. Begitu sudah berhasil dalam pelayanan, doa sudah tidak ada, persiapan mulai santai, dia anggap sudah tahu, paling jemaat sudah lupa apa yang saya khotbahkan 5 tahun 10 tahun lalu tinggal saya ulang, tidak ada pergumulan lagi!

 

Dalam pekerjaan juga, waktu merintis usaha berdoa terus, Tuhan tolong, pak gembala ditelpon ‘doakan usaha saya’. Begitu sudah maju usahanya sudah tinggalkan Tuhan, tidak beribadah, tidak melayani lagi.

 

Akibatnya direndahkan sampai seperti binatang. Nebukadnezar makan rumput seperti sapi. Artinya rusak moralnya. Kalau sudah mengandalkan kekuatan sendiri maka arahnya kerusakan moral, tidak berakal budi lagi. Setelah diberkati, mulai berbuat dosa. Beli ini beli itu yang sebenarnya tidak boleh dibeli, tidak boleh dikonsumsi, malah itu yang dibeli dan dikonsumsi. Kalau dia gembala mulai merendahkan yang lain, menghina yang lain. Itu betul-betul sudah rusak moralnya, tidak berakal budi. Sampai jatuh dalam puncaknya dosa, dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Waktu merintis usaha isteri menemani sampai berhasil. Begitu sudah berhasil sudah ada perempuan simpanan, atau ada laki-laki lain. Waktu baru kuliah mengandalkan Tuhan, apalagi waktu skripsi ‘pak gembala tolong doakan’. Begitu sudah dapat gelar, dapat pekerjaan yang mapan, gembala sudah tidak digubris, ibadah sudah tidak sungguh-sungguh, sudah aras-arasan. Itu nanti rusak moral, tidak berakal budi, jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa! Kalau sudah sombong, dekat dengan kejatuhan!

 

b)      Kesombongan Raja Belsyazar

Daniel 5:22-23

5:22 Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini.

5:23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.

 

Waktu dia membuat pesta, dia suruh perkakas-perkakas dari rumah Allah dibawa, kemudian mereka minum anggur dan mabuk-mabukan menggunakan perkakas dari rumah Tuhan. Ini kesombongan Belsyazar, menghina perkakas rumah Tuhan! Apa artinya menghina perkakas rumah Tuhan?

1)      Yesaya 52:11

52:11 Menjauhlah, menjauhlah! Keluarlah dari sana! Janganlah engkau kena kepada yang najis! Keluarlah dari tengah-tengahnya, sucikanlah dirimu, hai orang-orang yang mengangkat perkakas rumah TUHAN!

 

Perkakas rumah Tuhan itu dipikul oleh imam-imam yang suci. Jadi menghina perkakas rumah Tuhan artinya melayani Tuhan tetapi tanpa kesucian. Itu kesombongan! Kita menyanyi, main musik, saya khotbah lalu tanpa kesucian itu suatu kesombongan! Berbuat dosa sampai puncaknya dosa tetapi melayani, itu melayani tanpa keesucian. Pelayanan apapun besar atau kecil di mata manusia, itu sama dengan mengangkat perkakas rumah Tuhan, harus dikerjakan dengan kesucian, jangan asal. Apalagi kita yang sudah banyak menerima pengajaran, sudah banyak menerima Kabar Mempelai, lalu melayani tanpa kesucian, Alkitab mengatakan kepada yang banyak menerima, dituntut banyak! Akan dihukum lebih dari pada mereka yang tidak tahu Firman.

Lukas 12:48

12:48 Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut."

 

Ini kehendak Tuhan lewat Firman, kita sudah ada dalam Firman pengajaran, sudah mengerti apa itu kehendak Tuhan. Mereka yang tidak tahu, hanya menerima sedikit pukulan. Kita sudah banyak menerima Firman pengajaran, sudah menerima pelajaran Tabernakel, kitab nabi Zakharia, Yunus, Rut, Amos, Yehezkiel, Yeremia, Keluaran, Imamat, Yohanes, Kisah Para Rasul, Wahyu kepada kita banyak dituntut.

 

Semoga ini kita taruh di hati kita, membuat rasa takut kepada Tuhan bertumbuh sehingga tidak akan main-main dalam melayani Tuhan. Betul-betul melayani dengan menjaga kesucian, mulai kesucian hati, kesucian mata, kesucian mulut, kesucian perbuatan, kesucian nikah dan seluruh hidup kita jaga.

 

Sudah terlalu banyak kita terima, lalu melayani main-main dengan dosa, main-main dengan maut, betapa banyak yang dituntut dari kita! Hukuman yang akan diterima lebih berat dari mereka yang belum tahu Firman pengajaran.

 

Kaum muda layanilah Tuhan selalu dalam kekudusan dan kesucian. Makanya penting asuhan Tuhan dalam penggembalaan. Mungkin pulang gereja hari minggu, senin, selasa ada sesuatu yang kita perbuat, kita katakan, kita pikirkan yang tidak benar, tidak suci, hari rabu dengar Firman disucikan lagi. Pulang hari kamis jumat ada hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan yang kita perbuat, sabtu dengar Firman disucikan lagi, kita diasuh oleh Tuhan. Suatu saat nanti kita beribadah tiap hari dalam Bait Allah. Karena mengingat dosa itu begitu hebat bekerja, makanya kita perlu diasuh dalam penggembalaan tiap-tiap hari. Kita akan mengarah ke sana. Kalau sekarang dikurangi, tidak akan pernah masuk ke sana.

 

2)      Melepaskan jabatan pelayanan karena mempertahankan dosa. Dosanya yang dibuang, jabatannya jangan dibuang!

 

3)      Tidak memelihara perkakas rumah Tuhan secara jasmani! Perkakas-perkakas dalam gereja dipelihara, jangan dirusak. Kalau kita rusak, tidak diperhatikan, itu berarti Babel! Musiknya, sound systemnya di pelihara baik-baik.

 

Inilah kesombongan dari Babel, kesombongan raja Nebukadnezar, kesombongan raja Belsyazar. Jangan ada pada kita sekalian.

 

3.      Perempuan Babel

Wahyu 17:4-6

17:4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.

17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."

17:6 Dan aku melihat perempuan itu mabuk oleh darah orang-orang kudus dan darah saksi-saksi Yesus. Dan ketika aku melihatnya, aku sangat heran.

 

Ini kesempurnaan dalam kejahatan, kenajisan dan kebencian. Ketika ada perasaan tidak suka pada seseorang matikan itu, nanti memuncak pada perempuan Babel.

 

Wahyu 17:1,15

17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.

17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.

 

Ini Babel mau menguasai rakyat banyak, kaum dan bangsa. Seluruh dunia dikuasai Babel, dia mau menguasai manusia di manapun berada. Sekarang begitu mengerikan dosa kenajisan, kejahatan, kepahitan, kebencian, sampai orang membunuh tidak ada rasa takut lagi, manusia tidak ada lagi nilainya.

 

Jangan sampai kita gantung kecapi, meninggalkan pelayanan karena dikuasai Babel. Supaya tidak dikuasai oleh Babel, air yang banyak itu dibawa masuk dalam tempayan.

Yohanes 2:6-7

2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

 

Air menunjuk kedagingan kita, bendung dalam penggembalaan, bawa masuk dalam penggembalaan, itu jalan keluar supaya tidak dikuasai Babel. Bawa hidup kita tergembala, daging dibendung dalam penggembalaan, tidak bergerak bebas, betul-betul dikuasai oleh Tuhan. Tadi yang bersaksi tergembala jarak jauh karena keadaan tetapi bisa bertekun dalam penggembalaan. Kita yang bisa tatap muka langsung, bertekunlah dalam penggembalaan. Air yang banyak dibendung dalam penggembalaan.

 

Tadi disebut ada 6 tempayan. 6 terdiri dari 3+3. Siapa yang lebih dulu harus tergembala? Suami dan isteri. 3 yang pertama itu tubuh, jiwa dan roh suami. 3 yang kedua itu tubuh, jiwa dan roh isteri. Suami isteri masuk dalam penggembalaan untuk diteladani oleh anak dan diteladani oleh keluarga yang lain. Masing-masing bertanggung jawab, bawa hidup kita dalam kandang penggembalaan, bertekun dalam 3 macam ibadah pokok maka daging kita dibendung.

a)      Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.

b)      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya.

c)      Mezbah dupa, ketekunan dalam ibadah ibadah doa penyembahan

 

Memang hanya sedikit. Dari sekian banyak air, yang ditampung hanya 6 tempayan. Kalau kita bisa tergembala sampai saat ini, itu hanya karena kemurahan Tuhan, kasih karunia Tuhan, kita dipilih oleh Tuhan. Tidak semua orang bisa tergembala. Kalau semua orang bisa tergembala, tidak cukup gereja kita, harus dibesarkan lagi supaya masuk semuanya. Tidak semua bisa tergembala, hanya yang mendapat kemurahan, hanya yang mendapat kasih karunia. Ayo masuk dalam tempayan, bendung daging. Sudah dalam tempayan, dibendung dagingnya, masih ada juga yang terbuang, tertumpah keluar karena ada yang tidak sungguh-sungguh. Dipakai cuci kaki menurut adat istiadat Yahudi, dipakai cuci kaki berarti dibuang. Terbuang karena apa? Karena tradisi adat istiadat nenek moyang, terbuang karena dosa-dosa.

 

Jangan sampai kita terbuang, tetap berada dalam tempayan. Doa saya sebagai gembala jangan ada satupun yang tertinggal dari antara kami. Tiap hari, tiap malam sebelum tidur, bangun pagi itu terus yang saya sebutkan. Kita bisa menyatu di dalam Tubuh Kristus menyambut Yesus di awan-awan yang permai.

 

Kalau bisa tergembala sungguh-sungguh ada dalam tempayan maka air menjadi air anggur. Kita mengalami mujizat dari Tuhan. Terutama mujizat keubahan hidup. Berubah sampai pribadinya sendiri heran. Saya sendiri juga heran, dulu saya begini sekarang bisa berubah. Isteri saya heran lihat saya suami, dulu kasar minta ampun, sekarang romantisnya minta ampun. Suami heran lihat isteri, dulu nanti tidur baru diam. Sekarang berubah bisa tunduk. Anakku dulu tidak tenang di rumah, begitu dia tergembala bisa menikmati Firman, bisa tenang di rumah. Terjadi keubahan hidup, mujizat terjadi, air menjadi air anggur.

 

Mujizat keubahan hidup itu dimulai dari mulut.

Yohanes 2:8-10

2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.

2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki,

2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

 

Permulaan keubahan hidup dari lidah, dari mulut. Mulut ini yang menentukan manis tidaknya hidup kita. Mau manis nikahnya mulut harus berubah, mau manis dalam penggembalaan mulut kita harus berubah! Mulut hanya mengeluarkan perkataan-perkataan yang manis. Apa itu perkataan yang manis?

a)      Mengaku dosa. Dari pada salah-salahkan orang ‘si anu begini, si itu begitu’ lebih baik mengaku dosa, Tuhan ampuni saya, saya salah. Dari pada dia ini dia itu lebih baik saya ini saya itu, mengaku dosa! Pengakuan dosa itu bisa menggetarkan hati orang.

 

b)      Perkataan yang menjadi berkat bagi sesama, perkataan yang membangun.

Kidung Agung 7:9

7:9 Kata-katamu manis bagaikan anggur!" Ya, anggur itu mengalir kepada kekasihku dengan tak putus-putusnya, melimpah ke bibir orang-orang yang sedang tidur!

 

Banyak di sekeliling kita yang sedang tidur rohani, pakailah perkataan kita menjadi berkat supaya bangun kembali rohaninya. Jangan malah tanbah kita lemahkan. Bersaksi memuliakan Tuhan, itu perkataan yang membangun. Saksikan pengalaman dengan Firman Tuhan. Yang mendengar langsung kuat ‘ibu itu kuat yah, saya baru dibentak sedikit sudah loyo menghadapi suami. Itu sampai ditinggal di luar dia kuat. Ah saya juga harus kuat’. Ayo kesaksian-kesaksian kita biar membangun sesama kita.

 

Perkataan yang manis ini juga menggairahkan Yesus untuk menolong kita saat menghadapi angin dan gelombang.

Markus 4:37-39

4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.

4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"

4:39 Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

Apa itu perkataan manis yang membangunkan Yesus? Doa penyembahan! Saat diterpa angin dan gelombang serukan Yesus saja, jangan perkataan yang lain. Itu perkataan manis, itu membangunkan Yesus untuk menolong kehidupan kita sekalian tepat pada waktunya. Perahu tidak hancur, tidak tenggelam, tetapi ditolong Tuhan tepat pada waktunya.

 

Kadang kalau ada masalah malah berseru nama yang lain, saling mempersalahkan. Coba murid-murid dalam perahu saling mempersalahkan waktu diterpa angin gelombang. Tambah goyang perahunya tambah cepat tenggelam. Namun mereka berseru ‘Guru, Engkau tidak peduli kalau kami binasa!’. Lebih baik langsung berseru nama Yesus. Sudah tidak bisa diutarakan dengan kata-kata apa yang menjadi pergumulan kita, hanya dengan derai air mata. Yesus dengan kuasa kebangkitanNya sanggup meneduhkan angin dan gelombang. Perahu kehidupan kita bisa sampai ke Yerusalem Baru.

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar