20240814

Kebaktian Doa Semalaman Sesi 1, Rabu 14 Agustus 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

Keluaran 26:37; 36:38

26:37 Haruslah kaubuat lima tiang dari kayu penaga untuk tirai itu dan kausalutlah itu dengan emas, dengan ada kaitannya dari emas, dan untuk itu haruslah kautuang lima alas dari tembaga."

36:38 dan kelima tiangnya dengan kaitan untuk tiang itu; disalutlah ujungnya dan penyambung-penyambungnya dengan emas, dan kelima alasnya itu adalah dari tembaga.

 

Ini tentang tiang pintu kemah. Ada 5 tiang pintu kemah, menunjuk 5 pribadi:

Ø  3 tiang di bagian tengah menunjuk Allah Bapa yaitu Tuhan, Anak Allah yaitu Yesus dan Allah Roh Kudus yaitu Kristus.

Ø  2 tiang yang mengapit menunjuk Musa dan Yohanes Pembaptis.

 

Tiang ini berdiri kokoh, jadi tiang ini menunjuk keteguhan hati. Untuk mengikut Tuhan dibutuhkan keteguhan hati dan supaya bisa teguh hati dibutuhkan Roh Kudus. Pintu kemah secara keseluruhan menunjuk baptisan Roh Kudus. Ini yang membuat kita bisa kuat teguh hati menghadapi tantangan apapun. Dalam melayani harus teguh hati supaya kita tidak minder dan juga tidak sombong.

 

Kita sudah belajar keteguhan hati Musa, sekarang kita belajar keteguhan hati Yohanes Pembaptis.

Yohanes 11:2-3

11:2 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 

11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."

 

Saat dipenjara, Yohanes sempat bimbang terhadap Yesus. Padahal sebelumnya, dalam pelayanannya, Yohanes mengenal pribadi Yesus dengan jelas bahkan dia bersaksi tentang Yesus.

1.      Yohanes 1:29

1:29  Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

 

Yohanes bersaksi Yesus Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Kalau sekarang ini kesaksian tentang Firman penginjilan. Kita juga mengenal Yesus menghapus dosa dunia, kita saksikan lewat Firman penginjilan.

 

2.      Yohanes 1:36; 3:29

1:36 Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

 

Wahyu 19:7

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Yohanes mengenal Yesus dan bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Domba Allah = Mempelai Pria Sorga. Jadi ini sudah meningkat dari penginjilan ke pengajaran.

 

Sekalipun seseorang sudah meningkat dari penginjilan ke pengajaran, masih bisa dibimbangkan. Sesi pertama ini kita bergumul supaya jangan bimbang. Setan itu bekerja lebih hebat, sudah ada dalam pengajaran dia kejar terus untuk membuat kita bimbang. Dengan berbagai cara setan mau menekan dan menghimpit kerohanian kita supaya bimbang kepada Yesus. Tetapi syukur kepada Tuhan, ketika Yohanes bimbang dia menyuruh murid-muridnya bertanya kepada Yesus. Bagi kita sekarang, saat kita bimbang, ketika diperhadapkan tekanan hidup dan sengsara daging karena Yesus, kita harus banyak bertanya kepada Yesus. Prakteknya banyak mendengar Firman pengajaran yang benar di dalam ibadah. Ketika kita bimbang lalu mendengar yang lain sudah pasti pilih yang salah. Jadi begitu kebimbangan muncul, dengar Firman pengajaran! Itu yang membuat kita kuat kembali.

 

Ketika murid-muridnya bertanya kepada Yesus, Yesus memberikan jawaban.

Matius 11:4-6

11:4 Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat:

11:5 orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.

11:6 Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."

 

Jawaban Yesus, Dia tunjukan aktivitas dan kuasaNya. Jadi saat kita ragu karena menghadapi tekanan dan himpitan, dengar Firman pengajaran. Maka kita akan mengalami aktivitas dan kuasa Yesus dari Firman pengajaran itu. Kemudian murid-murid kembali memberitahukan kepada Yohanes, ini berarti ada kesaksian. Saat kita beribadah di situ ada kesaksian, terutama dalam ibadah raya. Kesaksian pengalaman dengan Firman Tuhan itu juga yang membuat kita kembali teguh. Jangan malu bersaksi, mungkin kesaksian kita sederhana, tetapi dengan kesaksian yang sederhana mungkin ada orang yang punya pengalaman seperti kita, dia sudah bimbang, mendengar kesaksian kita dia kembali kuat. Jangan malu bersaksi, penting bersaksi untuk menguatkan orang yang sempat bimbang. Biarlah kita kembali kuat, kembali punya pendirian yang teguh, bagaikan tiang pintu kemah yang tidak goyah, tidak ambruk.

 

Praktek punya pendirian yang teguh hati:

1.      Matius 7:24-25

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.

7:25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

 

Seperti rumah yang dibangun di atas batu. Artinya punya dasar rohani yang kuat dari mendengar dan dengar-dengaran pada Firman Tuhan. Apa dasar rohani kita? Dasar rohani kita di halaman.

a)      Pintu gerbang yaitu iman kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat dari mendengar Firman dalam urapan Roh Kudus.

b)      Mezbah korban bakaran, bertobat oleh dorongan Firman pengajaran yang benar. Hati percaya, mulut mengaku dosa, berhenti berbuat dosa.

c)      Bejana pembasuhan, masuk baptisan air juga oleh dorongan Firman. Bukan oleh dorongan manusia atau karena dipaksakan, ikut ramai. Baptisan air itu jangan disuruh dan tidak boleh dihalangi tetapi oleh dorongan Firman Tuhan.

d)      Pintu kemah, mengalami baptisan Roh Kudus, berpindah dari suasana halaman ke suasana ruangan suci, suasana Taurat ke suasana kemurahan.

 

Pada gereja mula-mula ada yang memaksakan suasana Taurat.

Kisah Para Rasul 15:5

15:5 Tetapi beberapa orang dari golongan Farisi, yang telah menjadi percaya, datang dan berkata: "Orang-orang bukan Yahudi harus disunat dan diwajibkan untuk menuruti hukum Musa."

 

Dalam terang Tabernakel Kisah Para Rasul pasal 15 ini kena pintu kemah. Suasana Taurat ini mau dipaksakan. Itupun tanpa kita sadari memaksakan suasana Taurat dalam penggembalaan. Apa itu suasana Taurat?

a)      Ketika ada yang salah langsung dihukum, pecat memecat dalam gereja. Pdt. Pong mengatakan kalau saya mau pecat orang, saya lebih dulu memecat diri saya karena saya juga banyak salah. Saya tidak berani memecat, biar Firman yang bekerja. Kalau dia tidak berubah nanti Tuhan yang pecat. Yudas tidak berubah, Petrus tidak mengusir dia tetapi Tuhan yang pecat karena dia tidak berubah. Pecat memecat itu suasana Taurat yang dipaksakan dalam penggembalaan.

 

b)      Terlalu banyak aturan yang mengatasnamakan Firman tetapi sebenarnya untuk kepentingan manusia. Sehingga akhirnya ibadah pelayanan itu dikerjakan dengan terpaksa dan bersungut-sungut. Pdt. Pong pernah berkata saya menyusun AD/ART dalam semalam dengan aturan yang sesederhana mungkin. Sebab kalau terlalu banyak aturan nanti itu seperti burung bersarang. Apa itu burung bersarang? Roh najis berkembang biak di sana! Banyak aturan harus begini, harus begitu, itu suasana Taurat yang dipaksakan. Akhirnya semua beribadah dengan terpaksa, takut kepada manusia, bukan takut kepada Tuhan. Nanti saya dipecat, saya discorsing dan lain-lain.

 

Orang Israel saja tidak mampu melakukan Taurat, kenapa kita bangsa kafir mau melakukan Taurat di dalam gereja.

Kisah Para Rasul 15:10,19

15:10 Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?

15:19 Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah,

 

Kita sudah harus punya dasar rohani yang kuat yaitu percaya, bertobat, baptisan air, baptisan Roh Kudus, menghasilkan hidup benar, kita beralih pada suasana kemurahan. Tetapi ingat, suasana kemurahan jangan dijadikan murahan. Pelayanan dijadikan murahan, biar salah tetap melayani, jangan seperti itu! Ingat, kalau kemurahan Tuhan dipermainkan ada kekerasan Tuhan. Diberikan kesempatan untuk kita bisa berubah. Baptisan Roh Kudus menghasilkan hati seperti merpati, hati yang tulus, hati yang jujur dan taat.

 

2.      Mazmur 92:13-16

92:13 Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;

92:14 mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.

92:15 Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,

92:16 untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

 

Seperti pohon di tanam di Bait Allah = tergembala, tekun dalam 3 macam ibadah pokok.

a)      Meja roti sajian, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab, kita diberi makanan yang rohani.

b)      Pelita emas, ketekunan dalam ibadah raya, kita mendapat minum secara rohani.

c)      Mezbah dupa emas, ketekunan dalam ibadah doa penyembahan, kita bisa bernafas.

 

Orang yang tekun dalam penggembalaan tidak sia-sia, ada hasilnya. Ikut Tuhan itu begitu kita lakukan Firman dengan sungguh-sungguh, kita ikuti kehendak Tuhan, ada hasilnya. Hasil tergembala:

a)      Bertunas seperti pohon korma artinya hidup dalam pengharapan dan kesucian sehingga ada kemanisan di dalam hidup kita. Terutama di dalam nikah kita. Semakin kita bertekun, semakin manis, percayalah! Sampai nanti puncak kemanisan kita masuk pesta nikah Anak Domba Allah. Salomo menggambarkan Sulamit sebagai pohon korma, itu menunjuk masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

I Yohanes 3:2-3

3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

 

Semakin bertekun, semakin disucikan, semakin manis hidup kita.

 

b)      Tumbuh subur seperti pohon aras. Pohon aras itu pohon yang kuat, makanya dibikin jadi kapal, dijadikan dinding Bait Allah. Artinya kuat menghadapi tantangan apapuun. Kita mau bertekun dalam penggembalaan itu banyak tantangannya. Ada yang dari jarak jauh mau bertekun beribadah banyak tantangannya. Yang dekat ada juga tantangannya, masing-masing punya tantangannya.

 

c)      Berbunga

Mazmur 92:14 (Terjemahan Lama)

Mazmur 92:13  (92-14) Barangsiapa yang telah tertanam dalam rumah Tuhan, ia itu akan berbunga-bunga dalam segala halaman Allah kami!

 

Bunga itu indah, menunjuk jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus. Kalau kita bertekun pasti Tuhan perlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus, kita dipakai Tuhan dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Kalau kita mendukung yang benar kecipratan berkatnya. Saya mendukung bukan karena orang tua rohani saya itu orang tua kandung. Sekarang kecipratan berkatnya. Mari bertekun, nanti Tuhan perlengkapi dengan jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, Tuhan pakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Semakin kita melayani semakin indah hidup kita. Kita melayani dalam pelayanan Tubuh Kristus berarti kita menempatkan Yesus sebagai kepala atas hidup kita, Dia bertanggung jawab atas hidup kita, Dia menjadikan semua indah pada waktunya.

 

d)      Berbuah, gemuk dan segar. Artinya:

1)      Dipelihara dan diberkati Tuhan menjadi berkat sampai di masa tua.

2)      Berubah dari manusia daging menjadi manusia rohani, sampai menghasilkan buah-buah roh, buah mempelai, 100% menjadi sama dengan Yesus.

 

Betapa nikmatnya orang tergembala. Sampai raja Daud mengatakan lebih baik 1 hari di Bait Allah dari pada 1000 hari di luar, sangking dia menikmati Bait Tuhan. Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, diam di rumah Tuhan seumur hidupku,  menikmati BaitMu. Kita tergembala sampai menikmati penggembalaan. Bukan hanya sebatas bertekun, bukan sebatas mantap tergembala, tetapi sampai menikmati penggembalaan. Dalam pemecahan 5 roti orang banyak duduk di rumput, itu mantap tergembala. Tetapi dalam Mazmur 23 berbaring di rumput, itu sudah menikmati penggembalaan.

 

3.      Seperti Yohanes yang dipenggal kepalanya. Kalau tidak teguh hati baru kesulitan dalam penggembalaan saja sudah tidak mampu. Ini Yohanes sampai rela dipancung kepalanya.

Markus 6:16-18

6:16 Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata: "Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi."

6:17 Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri.

6:18 Karena Yohanes pernah menegor Herodes: "Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu!"

 

Ini artinya rela menerima percikan darah, sengsara daging karena kebenaran. Dalam Tabernakel ini sudah suasana ruangan maha suci. Dalam ruangan maha suci ada 2 kali 7 percikan darah, 7 kali di atas tutup pendamaian, 7 kali di depan Peti Perjanjian.

 

Jangan mundur, kalau karena kebenaran kita harus sengsara, maju terus! Markus pasal 6 itu tentang nikah, Yohanes menegur Herodes karena nikahnya salah. Jangan heran, kalau kita mempertahankan nikah yang benar diperhadapkan dengan percikan darah, dengan sengsara. Kita mau melakukan kewajiban utama kita dalam nikah, diperhadapkan dengan percikan darah, sengsara daging. Juga seringkali sengsara itu datang dari orang-orang terdekat kita dalam nikah, itu percikan darah yang saya rasa paling berat. Kalau cuma orang luar yang ngomong masih bisa kuat.

 

Kita diperhadapkan dengan percikan darah sampai daging tidak bersuara lagi. Kadangkala kalau diperhadapkan dengan sengsara masih memakai logika pikiran kita. Kalau kepala sudah dipancung, tidak bisa lagi andalkan logikanya. Kalau kepala sudah dipancung berarti tidak ada lagi kepala, Yesus jadi kepala di situ. Maka dalam menghadapi sengsara percikan darah, pakai pikiran dan perasaan Yesus, jangan pakai pikiran perasaan daging kita. Menghadapi sengsara dalam nikah pakai pikiran daging, akhirnya sakit, loyo, lemas. Saya bodoh pakai pikiran perasaan daging saya akhirnya sakit. Setelah serahkan kepada Tuhan sudah sembuh.

 

Sengsara paling berat itu sengsara dalam nikah, pakai pikiran perasaan Kristus.

Filipi 2:6-8

2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Pikiran perasaan Yesus itu merendahkan diri. Artinya kemampuan untuk mengaku dosa, kalau sudah diampuni jangan diperbuat lagi. Merendahkan diri di sini juga artinya rela direndahkan, tidak bereaksi daging sekalipun diapa-apakan. Memang sakit bagi daging, langsung strap saja. Kalau sudah mau emosi bilang haleluya supaya reda. Taat sampai daging tidak bersuara. Kosongkan diri, tidak mengandalkan apapun yang kita miliki di dunia ini. Mungkin ada yang berkata saya kakak kamu adik, saya hamba Tuhan kamu bukan hamba Tuhan. Tidak usah andalkan itu, kosongkan diri saja. Nikmati semuanya sampai dipancung, pikiran perasaan Yesus yang ada pada kita, tidak usah pikiran perasaan daging, buang jauh-jauh. Habis energi kalau pakai pikiran perasaan daging, capek! Jadi loyo sendiri, semua jadi berat, melayani jadi berat, dalam nikah juga berat. Kalau pakai pikiran perasaan Yesus, kekuatan kita dapatkan dari Tuhan, sebentar lagi menang. Masalah nikah masalah yang terberat, pakai pikiran perasaan Yesus, pasti menang. Semoga sesi 1 ini betul-betul kita tanggalkan pikiran daging kita, kita taklukan kepada Yesus, pakai pikiran perasaan Yesus, pasti menang.

Filipi 2:9-10

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

 

Kita mengalami kemenangan oleh kuasa nama Yesus. Menang atas setan tritunggal sumbernya masalah, sumbernya air mata, perusak nikah! Seberat apapun masalah pasti menang, tinggal mau menanggalkan pikiran perasaan daging atau tidak. Doa semalaman mempercepat perobekan daging, mempercepat menanggalkan pikiran dan perasaan daging. Pakai pikiran perasaan Yesus, taklukan semua kepada Tuhan.

II Korintus 10:5

10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,

 

Sepanjang malam ada seruan ratapan, fajar menyingkir ada sorak sorai kemenangan.

 

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar