20150809

Kebaktian Kaum Muda Remaja, Minggu 9 Agustus 2015 Pdt. Handri Legontu



Salam sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus.

Keluaran 6:13-14
6:13 Inilah para kepala kaum keluarga mereka: Anak-anak Ruben anak sulung Israel: Henokh, Palu, Hezron dan Karmi; itulah kaum-kaum Ruben.
6:14 Anak-anak Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, dan Saul, anak seorang perempuan Kanaan; itulah kaum-kaum Simeon.

Keluaran 6:13-26 perikopnya: Nenek moyang Musa dan Harun. Kalau kita baca dari silsilah mereka ini berasal dari keturunan Lewi tetapi mengapa dicantumkan ada Ruben, Simeon dan keturunannya apa hubungannya? Musa dan Harun dari keturunan Lewi tidak ada sangkut pautnya dengan Ruben dan Simeon. Berbicara nenek moyang itu menunjuk pada hidup lama, dari sini kita melihat bahwa seorang hamba Tuhan/ pelayan Tuhan harus lepas dari hidup lamanya yaitu kita harus lepas dari tabiat Ruben dan Simeon.

Tabiat Ruben :
Kejadian 35:22a; 49:3-4
35:22a Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel.
49:3 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.
49:4 Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!

Ruben sempat tidur dengan Bilha istri ayahnya berarti tabiat Ruben di sini adalah hidup di dalam kenajisan. Kita harus lepas dari kenajisan jangan melayani tetapi hidup dalam kenajisan, kenajisan adalah puncaknya dosa seks dan dosa makan minum, kaum muda remaja yang sudah kelihatan hebat melayani tetapi jika hidup dalam kenajisan, jatuh dalam dosa seks, hati-hati! kehidupan itu tidak lepas dari tabiat Ruben maka pelayanannya tidak akan diterima oleh Tuhan dan akan kehilangan hak kesulungan seperti Ruben anak sulung tetapi karena ia jatuh dalam kenajisan ia kehilangan hak sulung dan diberikan kepada Yusuf.

Hak sulung adalah:
1.      Hak untuk menikah= hak untuk menjadi mempelai wanita Tuhan
2.      Hak untuk mewarisi kerajaan sorga yang kekal.

Hidup dalam kenajisan = menghambat pedang dari penumpahan darah= tidak mau disucikan dengan Firman Pengajaran yang benar.
Yeremia 48:10
48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

Pedang itu adalah Firman Pengajaran yang benar, ini jangan dihambat. Tujuan kita dengar Firman adalah supaya terima pedang untuk memotong segala keinginan daging, tabiat daging, emosi daging, pikiran daging semua dipotong, disucikan. Memang sakit saat kena pedang keluar darah, daging yang suka mencuri, mulut suka bicara kotor dipotong, itu tujuan kita datang dengar Firman untuk cari pedang bukan Firman bulu ayam yang enak buat daging. Tabiat Ruben tidak mau disucikan oleh Firman Pengajaran yang benar, dengar Firman keras langsung marah memberontak kehidupan seperti ini tidak bisa dipakai oleh Tuhan.

Hamba Tuhan/ pelayan Tuhan harus lepas dari tabiat Ruben, lepas dari dari kenajisan, lepas dari tabiat yang suka menolak Firman Pengajaran yang benar.

“Terkutuklah orang yang menghambat pedang”, jadi kehidupan yang tidak mau disucikan sama dengan orang yang terkutuk!.

Kita mau menerima berkat Tuhan tetapi dalam ibadah tolak Firman, dengar Firman ngantuk-ngantuk, bermain-main tidak mau serius dengar Firman berarti dia mau bukan menerima berkat tetapi menerima kutuk dari Tuhan. Kita datang beribadah bukan untuk dikutuk tetapi untuk diberkati oleh Tuhan.

Yesus sudah menanggung dosa kita, Yesus rela di salib untuk mati terkutuk bagi kita yang terkutuk.
Galatia 3:13
3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

Kalau menolak penyucian Firman Pengajaran yang benar, tetap mempertahankan dosa = menjadikan dirinya sebagai musuh Tuhan/ seteru salib Kristus. Pelayanan orang seperti itu akan ditolak oleh Tuhan.
Semakin suci kita semakin diterima pelayanan kita, semakin meningkat pelayanan kita. Orang yang tidak mau disucikan itu yang gampang lepaskan/ tinggalkan pelayanan, hari ini melayani, minggu berikutnya tidak lagi mau melayani Tuhan, timbul tenggelam kadang muncul kadang hilang.

Suasana kutukan itu suasana beban berat, suasana kesusahan, penuh ratap tangis, kalau tidak mau disucikan hidupnya ada dalam beban berat, pelayanannya akan terasa semakin berat sehingga melepaskan pelayanan, tinggalkan pelayanan. Mengapa banyak hamba Tuhan/ pelayan Tuhan tinggalkan pelayanan? Karena melayani dalam kenajisan, melayani dalam suasana kutukan, hidupnya menderita berat dengan dosa. Kita harus lepaskan tabiat Ruben dan pelayanan kita tetap pertahankan dan melayani dalam kesucian itu yang berkenan kepada Tuhan.

Tabiat Simeon :
Kejadian 34:25-26; 49:5-7
34:25 Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.
34:26 Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.
49:5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.
49:6 Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.
49:7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.

Tabiat Simeon adalah hidup dalam kekerasan/ amarah, suka menyalahkan orang lain dan mempertahankan kebencian. Dalam Kejadian 34 mereka marah saat Sikhem merusak Dina adik mereka walaupun Sikhem dan orang tuanya sudah minta maaf tetapi mereka tetap mempertahankan amarahnya dengan membunuh Sikhem dan semua laki-laki dalam satu kota.

Kalau kaum muda remaja, pelayan Tuhan, apalagi pemberita Firman pertahankan kebencian saling menyimpan amarah suka menyalahkan orang lain maka tidak akan jadi pelayanan itu.

Ruben menghambat pedang dari penumpahan darah tetapi Simeon salah menggunakan pedang. Padahal dalam diri Simeon sudah ada pedang ini gambaran orang Kristen yang sudah ada dalam Firman Pengajaran yang benar tetapi sayang salah menggunakan pedang, membunuh orang lain, artinya kalau kita yang sudah dalam pengajaran yang benar kemudian hidup dalam kekerasan/ amarah/ kebencian suka menyalahkan orang lain, simpan dendam itu hanya membunuh rohani orang lain, menjadi sandungan bagi orang lain sehingga mati rohani maka itu tanggung jawab kita dan kita berhutang darah jika sudah menjadi sandungan bagi orang lain.

Kekerasan ini paling sering muncul di dalam rumah tangga/ nikah, sebagai anak yang seringkali kita lakukan tanpa kita sadari sudah melakukan kekerasan yaitu suka membantah orang tua.
Kejadian 34:30-31
34:30 Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku."
34:31 Tetapi jawab mereka: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!"

Jika kita sudah melayani tetapi suka sekali membantah orang tua itu orang yang hidup dalam kekerasan apalagi kekerasan yang paling tidak disukai oleh Tuhan yaitu membusukkan nama orang tua, mencemarkan nama baik orang tua karena kelakuan kita sebagai anak, orang tua yang menjadi sasaran dihina/ diejek orang, sehingga orang berkata: “orang tua tidak tahu mengajar/ mendidik anak”. Kita harus menjaga nama baik orang tua, jangan sampai membusukkan nama baik orang tua, contoh: hamil di luar nikah atau menghamili anak orang lain ini benar-benar membusukkan nama orang tua. Masa pacaran itu bukan masa untuk coba-coba. Kita harus jaga kekudusan.

Inilah kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, apalagi kalau orang tua belum ada dalam pengajaran tidak mungkin bisa dimenangkan akibat melihat ulah kita sebagai anak membusukkan nama orang tua atau orang tua yang sudah ada dalam pengajaran tetapi masih senin kamis lalu melihat ulah kita tidak jadi saksi sehingga membuat orang tua menjadi  tersandung. Jangan membusukkan nama orang tua terutama orang tua rohani (gembala).

Ayo kaum muda remaja layani Tuhan dengan sungguh-sungguh! lepaskan tabiat Ruben, lepaskan tabiat Simeon, terima pedang Firman Pengajaran untuk menyucikan kita dari tabiat Simeon dan kita akan menjadi berkat bagi orang lain, menjadi terang kesaksian bagi orang lain, orang tua yang belum dalam pengajaran bisa dimenangkan terima Firman Pengajaran.

Kesimpulannya Ruben dan Simeon salah menggunakan pedang Firman Pengajaran yang benar. Lewi sempat salah ikut-ikut Simeon salah menggunakan pedang membunuh orang tetapi sekalipun Lewi sudah salah menggunakan pedang, ia cepat sadar dan cepat berbalik kepada Tuhan itu sebabnya Lewi dan keturunannya yang dipilih untuk melayani Tuhan. Tuhan tidak salah memilih.
Keluaran 32:26-28
32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.
32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."
32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.

Kalau Tuhan memilih kita, Dia tidak akan pernah keliru walaupun banyak kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan kita seringkali salah menggunakan pedang, menghambat pedang yang menyucikan. Ciri/ tanda orang yang dipilih oleh Tuhan, saat salah ia langsung cepat berbalik kembali kepada Tuhan, saat teledor bicara ditegor segera minta ampun itulah orang yang dipilih oleh Tuhan, dia memihak kepada Tuhan. Jangan begitu salah, ditegor mala ketawa-ketawa tidak sadar/ tidak menyesali tetap mempertahankan dosa itu bukan orang pilihan Tuhan.

Ruben menolak penyucian tetap dalam kenajisan, Simeon sudah ada Firman tetapi hidup dalam kekerasan menjadi sandungan bagi orang lain, kita belajar dari Lewi sikap yang benar terhadap pedang Firman Pengajaran, ia mengikat pedang di pinggang dan berjalan kian kemari untuk membunuh saudaranya, temannya dan tetangganya.

Mengikat pedang pada pinggang artinya pegang teguh Firman Pengajaran yang benar dan praktekkan menjadi pengalaman hidup.

Dengar Firman pegang, pulang di rumah langsung praktekkan menjadi pengalaman hidup kita, ada dosa kenajisan berupa tontonan dsb, karena sudah dengar Firman praktekkan Firman, teman ajak merokok, minum minuman keras ditolak/ jangan mau lakukan, katakan tidak pada rokok! Katakan tidak pada narkoba, katakan tidak pada seks bebas!. Praktek Firman pegang teguh Firman menjadi pengalaman hidup, pedang melekat di pinggang.

Membunuh saudara, teman dan tetangga artinya:
1)      Jangan kompromi dengan daging/ jangan setuju dengan daging, jangan pertahankan hawa nafsu daging/ keinginan daging, pikiran dan  perbuatan daging. Kalau Firman datang menunjuk dosa kita harus terima untuk disucikan.

Kita datang gereja sejak di rumah kita berdoa “Tuhan saya datang beribadah bukan untuk kumpul-kumpul dengan teman tetapi saya beribadah untuk menerima pedang Firman, saya mau disucikan, saya tidak mau pertahankan daging”.

Jangan datang beribadah tidak berdoa, ke gereja juga tidak pakai helm malah hanya bercerita tentang game COC karena cuma itu yang diingat-ingat. Kita datang beribadah untuk datang terima pedang Firman, jangan kompromi dengan daging, bunuh saudara, bunuh teman, bunuh tetangga, kita harus singkirkan semuanya, jangan dibiarkan daging membengkak.
2)      Harus tegas pegang teguh Firman Pengajaran yang benar sekalipun bertentangan dengan saudara, bertentangan dengan teman dan bertentangan dengan tetangga.

Saudara atau tetangga mau ajak berbuat dosa harus tegas tidak mau lakukan, teman mau ajak dengar ajaran lain kita harus tegas untuk tolak sekalipun bertentangan! Bahkan mungkin orang tua mau ajak dengar ajaran lain kita harus tegas, bukan mau melawan orang tua tetapi jangan takut sebab kita memihak Tuhan dan Tuhan ada dipihak kita. Berdoa mohon kekuatan dari Tuhan supaya Tuhan yang akan menjamah orang yang menentang kita, Tuhan tampil menjadi pembela kita.

Kalau kita memihak Tuhan dan Tuhan dipihak kita hasilnya:
Ibrani 4:12-13
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
4:13 Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

a)      Firman Pengajaran yang benar memberi hidup kepada kita, kita dipelihara oleh Tuhan sampai hidup yang kekal. Hidup kita kaum muda remaja bukan bergantung pada ijasah, tidak bergantung pada pekerjaan, tidak bergantung pada kekayaan orang tua, bukan bergantung pada apa yang di dunia tetapi hidup kita bergantung pada Firman Pengajaran yang kita praktekkan. Kaum muda mau hidup, masa depanmu indah praktek Firman. Kalau antikrist berkuasa ijasahmu, kekayaan dan kedudukanmu tidak ada gunanya lagi.

b)      Firman Pengajaran memberi kekuatan ekstra kepada kita, saat menghadapi tantangan, menghadapi himpitan, di keluarga benar-benar menentang, orang tua  melarang kita mau datang dengar Firman Pengajaran yang benar tetapi kalau ada Firman yang kita mau praktekkan maka akan memberi kekuatan ekstra kepada kita sehingga kita menang atas segala cobaan, tantangan/ himpitan-himpitan terutama menang atas dosa.

c)      Firman Pengajaran yang benar mendorong kita untuk tekun dalam penggembalaan, kita disucikan sampai kita bisa mencapai kesempurnaan menjadi mempelai wanita Tuhan.

Ketika orang Lewi sudah membunuh saudara, teman dan tetangga yang mati ada 3000 orang.
3000 = 2000 + 1000 artinya 2000 itu ukuran volume Ruangan Suci
panjangnya = 20 hasta
lebarnya= 10 hasta
tingginya = 10 hasta
jadi 20x10x10 = 2000 hasta (angka Ruangan Suci)
1000= ukuran volume Ruangan Maha Suci
Panjang = 10 hasta
Lebarnya = 10 hasta
Tingginya = 10 hasta
Jadi 10x10x10 = 1000 hasta (angka Ruang Maha Suci)

Ruangan Suci menunjuk daerah penggembalaan,
ada 3 alat yang menunjuk 3 macam ibadah pokok.


Mari kaum muda remaja kita mau ikat pedang di pinggang kita, terima Firman Pengajaran yang benar praktekkan jadi pengalaman hidup. Bunuh saudara, teman, tetangga artinya jangan kompromi dengan daging, harus tegas sekalipun bertentangan dengan saudara, teman dan tetangga, orang tua, soal pengajaran harus tegas, soal jodoh harus tegas kalau bertentangan jangan dilakukan maka rohani kita hidup, jasmani hidup. Firman Pengajaran akan memberikan kita kekuatan, tantangan/ himpitan  datang kita menang, dosa datang kita menang dan Firman pengajaran yang benar mendorong kita untuk bisa tergembala, bertekun dalam 3 macam ibadah pokok, kita disucikan sampai sempurna menjadi mempelai wanita Tuhan masuk dalam Ruangan Maha Suci.

Ayo kaum muda remaja singkirkan tabiat Ruben (kenajisan), singkirkan tabiat Simeon (kekerasan). Mungkin kita sudah ada dalam keadaan kenajisan sudah melakukan dosa makan minum, dosa seks pada diri sendiri, tontonan-tontonan yang porno, bicara yang kotor, pikiran-pikiran yang kotor yang najis, terima pedang jangan hambat pedang penyucian, Tuhan akan menolong kita. Tabiat seperti Simeon, di rumah sudah melakukan kekerasan selalu menjadi beban bagi orang tua, membusukkan nama orang tua, membantah orang tua, menjadi sandungan dalam keluarga.

Kita belajar seperti Lewi, Lewi juga pernah salah tetapi ia juga cepat berbalik, cepat memihak kepada Tuhan, demikian kita juga berusaha mau berbalik mau memihak kepada Tuhan mau pegang pedang Firman Pengajaran mau praktekkan jadi pengalaman hidup, kita hidup, kita kuat dan kita suci sampai sempurna.

Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar