20160713

Kebaktian PA Imamat, Rabu 13 Juli 2016 Pdt. Bernard Legontu



Salam sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

Imamat 17:1-9
17:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
17:2 "Berbicaralah kepada Harun dan kepada anak-anaknya dan kepada seluruh orang Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah firman yang diperintahkan TUHAN:
17:3 Setiap orang dari kaum Israel yang menyembelih lembu atau domba atau kambing di dalam perkemahan atau di luarnya,
17:4 tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, untuk dipersembahkan sebagai persembahan kepada TUHAN di depan Kemah Suci TUHAN, hal itu harus dihitungkan kepada orang itu sebagai hutang darah, karena ia telah menumpahkan darah, dan orang itu haruslah dilenyapkan dari tengah-tengah bangsanya.
17:5 Maksudnya supaya orang Israel membawa korban sembelihan mereka, yang biasa dipersembahkan mereka di padang, kepada TUHAN ke pintu Kemah Pertemuan dengan menyerahkannya kepada imam, untuk dipersembahkan kepada TUHAN sebagai korban keselamatan.
17:6 Imam harus menyiramkan darahnya pada mezbah TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan dan membakar lemaknya menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN.
17:7 Janganlah mereka mempersembahkan lagi korban mereka kepada jin-jin, sebab menyembah jin-jin itu adalah zinah. Itulah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi mereka turun-temurun.
17:8 Dan haruslah kaukatakan kepada mereka: Setiap orang dari kaum Israel atau dari orang asing yang tinggal di tengah-tengah mereka, yang mempersembahkan korban bakaran atau korban sembelihan,
17:9 tetapi tidak membawanya ke pintu Kemah Pertemuan supaya dipersembahkan kepada TUHAN, maka orang itu haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya."

Pada ayat 7 ditekankan tentang menyembah jin-jin, itu berarti menyembah setan, menyembah iblis. Dua kali dikatakan “akan dilenyapkan dari antara bangsa Israel” itu ada pada ayat 4 dan ayat 9. Pada kedua ayat ini benar-benar Tuhan serius, Tuhan tidak segan-segan bila umat Tuhan mempersembahkan suatu korban di padang, di tempat-tempat yang lain dengan tidak dilakukan di depan pintu kemah dan tidak ditangani oleh imam maka nasibnya orang itu dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa Israel. Ini menunjukkan keseriusan Tuhan akan ibadah umat Israel dan penanganan oleh imam yang dipilih oleh Tuhan.

Dua ketetapan ini adalah ketetapan sorga yang tidak boleh dilanggar sebab bila dilanggar maka orang itu akan dilenyapkan dari tengah bangsa Israel. Artinya untuk kita sekarang adalah tidak masuk dalam pembentukkan Tubuh Kristus, keluar dari pembentukan Tubuh Kristus.

Dari 27 pasal kitab Imamat ini, 35 kali dikatakan “Tuhan berfirman”. 30 kali Tuhan berfirman kepada Musa. 4 kali Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun. 1 kali Tuhan berfirman kepada Harun.

Angka 30 menunjuk angka Korban Kristus. Jadi Firman Tuhan yang kita terima itu datang karena pekerjaan Korban Kristus. Dulu hanya berupa gambaran, sekarang ini sudah menjadi nyata bahwa Firman yang dikumandangkan di dalam gereja Tuhan, dasarnya adalah Korban Kristus. Olehnya jangan sedikitpun kita mengentengkan kesempatan di saat-saat kita mendengarkan Firman Tuhan.

Lebih dalam lagi rahasia Firman Tuhan dibukakan oleh karena darah Anak Domba Allah. Jadi sekarang kita mendapatkan kesempatan menikmati Firman Tuhan dan hanya orang yang menghargai Korban Kristus yang bisa mengerti penampilan Firman dan lebih dalam lagi kita dibukakan rahasia Firman Tuhan yaitu rahasia nikah Kristus dan gereja serta rahasia ibadah.

Oleh karena itu jangan kita menjadi umat Tuhan yang mengentengkan saat penampilan Firman karena itu datang seharga Korban Kristus. Amat terlebih kita bangsa kafir, kita bisa menerima Firman karena Korban Kristus. Itu sebabnya wajarlah kita menghargai Firman, itu seharga Korban Kristus. Begitu saudara menerima, menyerap dan menghargai Firman berarti saudara menghargai Korban Kristus.

Jangan kita meremehkan penampilan Firman sebab pasti akan menanggung akibatnya. Ini ancaman kepada orang yang meremehkan Firman:
Amsal 13:13
13:13 Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.

Biarlah kita menaruh perhatian yang serius saat kita beribadah. Saat kita beribadah itulah saat kita mendengarkan Firman Tuhan. Olehnya porsi pemberitaan Firman di dalam ibadah harus diberikan seluas-luas mungkin. Hanya ada hal yang rancu hari-hari terakhir ini, kesempatan untuk memberitakan Firman dipersempit dan pujian yang diperbanyak.

Kenapa ini diselewengkan? Karena pengetahuan manusia yang masuk, mereka memperalat Firman Tuhan dengan salah. Dalam Kisah Para Rasul dikatakan “lebih berkat memberi dari pada menerima”. Mereka menganggap pemberitaan Firman itu berarti Tuhan memberi dan pujian itu berarti kita memberi. Hal ini diterjemahkan dengan logika manusia dan disejajarkan memberi kepada Tuhan sama dengan memberi kepada manusia.

Kalau kita memberi kepada manusia maka orang itu tidak mau tahu bagaimana dengan kita, pemberian kita itu saja yang dia terima. Tetapi kalau memberi kepada Tuhan maka bukan apa yang diberi itu yang Tuhan lihat, tetapi Tuhan akan melihat siapa yang memberi itu. Orang yang memalingkan telinganya dari mendengarkan Firman itu sudah dianggap orang fasik dan doa orang fasik itu jadi kekejian bagi Tuhan. Jadi sekalipun kita memberi, jangan diibaratkan seperti memberi kepada manusia.
Amsal 28:9
28:9 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.

Dalam ibadah itu yang penting adalah pemberitaan Firman sebab dalam pemberitaan Firman Tuhan tampil untuk menyucikan kita. Di mana bukti bahwa Tuhan hadir dalam puji-pujian yaitu saat pemberitaan Firman. Ini saya utarakan kepada kita semua supaya jangan kita rancu seperti kebanyakan orang.

Banyak pekabarmempelai kena hal-hal seperti ini sehingga mereka merubah citra dan meniru hal seperti ini. Mereka mendengar bahasa di luar yang mengatakan “mendengar Firman terlalu lama membuat orang bosan dan tidak suka masuk gereja seperti”. Karena melihat orang kurang datang maka mereka berpikir supaya porsi Firman dikurangi dan pujian diperbanyak sebab itu yang disukai banyak orang. Padahal itu sudah tertipu oleh iblis.

Imamat 17:1-2
17:1 TUHAN berfirman kepada Musa:
17:2 "Berbicaralah kepada Harun dan kepada anak-anaknya dan kepada seluruh orang Israel, dan katakan kepada mereka: Inilah firman yang diperintahkan TUHAN:

Jadi Firman yang diterima oleh Musa, lebih dahulu disampaikan kepada Harun dan anak-anaknya, berarti hamba Tuhan. Setelah itu baru kepada umat Tuhan. Jadi Tuhan tidak lompat kepada umat tetapi lewat Harun dan anak-anaknya. Mereka ini hamba Tuhan, imam-imam yang diangkat oleh Tuhan untuk menyelenggarakan kebaktian atau ibadah.

Tujuan ini diangkat adalah untuk mengoreksi umat Tuhan yang melaksanakan ibadah yang lepas dari imam besar dan imam-imam. Ibadah seperti itu dikategorikan oleh Tuhan sebagai penyelewengan dan diibaratkan seperti penumpahan darah. Ini sangat-sangat disesali oleh Tuhan karena berakibat ibadah itu ditolak dan orang itu keluar dari pembentukan Tubuh Kristus.

Begitu besar perhatian Tuhan kepada imam-imam, jangan sampai imam-imam itu sendiri mengentengkan pelayanannya. Olehnya itu imam-imam atau hamba Tuhan jangan hanya bawa senter dari mimbar sehingga umat Tuhan terang dan dia sendiri gelap! Itu pelayanan yang penuh dengan sandiwara!

Menggelar ibadah itu tidak boleh asal-asal karena itu ada kaitannya dengan hubungan umat sebagai tubuh dengan Tuhan sebagai kepala. Itulah tugas imam yaitu mengatur hubungan Tubuh dan Kepala sehingga mencapai hubungan Mempelai yaitu kepala dan tubuh menjadi satu.

Umat harus membawa korban di depan pintu kemah, berarti mereka membawa pada kehadiran Tuhan sebagai saksi. Tentu hamba Tuhan harus lebih dahulu mengerti keberadaan Tuhan. Masakan hamba Tuhan itu hanya menunjukkan kepada jemaat “awas, Tuhan itu menjadi saksi” padahal dirinya sendiri yang melayani itu tidak jelas bagaimana keadaan tahbisannya.

Rasul Yohanes hamba Tuhan yang dipakai Tuhan, dia ada dalam penderitaan dan kesusahan di pulau Patmos namun masih bisa berucap kasih karunia dan damai sejahtera. Jadi penderitaan dan kesusahan tidak menjadi penghambat untuk dia melayani Tuhan. Dalam kesusahan dia tetap damai dan tetap bisa melayani Tuhan.
Wahyu 1:9
1:9 Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Wahyu 1:4-5
1:4 Dari Yohanes kepada ketujuh jemaat yang di Asia Kecil: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu, dari Dia, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, dan dari ketujuh roh yang ada di hadapan takhta-Nya,
1:5 dan dari Yesus Kristus, Saksi yang setia, yang pertama bangkit dari antara orang mati dan yang berkuasa atas raja-raja bumi ini. Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya --

Surat ini dikirimkan dari tiga serangkai ini. Yohanes paham ada Tuhan Yesus Kristus saksi yang setia, Dia tidak akan menelantarkan Yohanes yang ada di pulau Patmos. Dalam penderitaan kita, Tuhan tidak akan menelantarkan kita. Itu sebabnya Yohanes berbesar hati dan dalam penderitaan tetap bisa mengucapkan kasih karunia dan damai sejahtera.

Pelayan Tuhan sekarang ini sulit kalau dikatakan mau menderita, mereka maunya langsung yang senang-senang. Ini yang seringkali membuat pelayan Tuhan gagal di dalam pelayanan.

Kami hamba Tuhan harus mengerti keberadaan Tuhan tentu dengan iman. Setiap pelayanan kita harus didasari dengan iman bahwa kita melayani pribadi Tuhan. Kita harus yakin Tuhan ada dalam pelayanan kita.
Ibrani 11:6
11:6 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Iman ini harus lebih dahulu ada pada imam yaitu hamba Tuhan. Tuhan memberikan aturan kepada umat supaya jangan mereka langkahi imam (hamba Tuhan) yaitu harus membawa korban itu ke depan pintu kemah, artinya Tuhan menjadi saksi. Imam harus lebih dahulu sadar bahwa Tuhan ada menjadi saksi ketika dia melayani, jangan dia macam-macam! Maksudnya supaya jangan imam itu bersandiwara. Bukan berarti imam ini sudah sempurna tetapi rasul Paulus mengatakan “dalam segala hal aku berupaya supaya jangan pelayananku menjadi sandungan bagi umat”. Artinya dia berupaya, ada kemauan.
II Korintus 6:3
6:3 Dalam hal apa pun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela.

Nasib orang yang beribadah tanpa Tuhan menjadi saksi dan tanpa ditangani oleh imam adalah keluar dari pembentukan Tubuh Kristus. Bagaimana dengan imam yang melayani? Tentu mereka yang lebih dahulu dibenahi oleh Tuhan.

Ibadah tanpa Tuhan menjadi saksi dan tanpa ditangani oleh imam, itu disejajarkan dengan menyembah jin-jin. Ada dua bangsa dalam Alkitab di mana mereka beribadah kepada jin-jin yaitu Babel dan Edom.

Babel itu sarangnya kenajisan. Kalau kami melayani ibadah dan membawa sidang jemaat untuk menyembelih korban di depan pintu kemah sedangkan pendeta itu sendiri hidup dalam kenajisan maka berarti dia beserta sidang yang dia layani menyembah jin-jin, kasihan nanti umat Tuhan tidak bisa jumpa dengan Tuhan Yesus sebagai Kepala.
Yesaya 13:19,21-22
13:19 Dan Babel, yang permai di antara kerajaan-kerajaan, perhiasan orang Kasdim yang megah, akan sama seperti Sodom dan Gomora pada waktu Allah menunggangbalikkannya:
13:21 tetapi yang akan berbaring di sana ialah binatang gurun, dan rumah-rumah mereka akan penuh dengan burung hantu; burung-burung unta akan diam di sana, dan jin-jin akan melompat-lompat;
13:22 anjing-anjing hutan akan menyalak di dalam puri-purinya, dan serigala-serigala di dalam istana-istana kesenangan. Waktunya akan datang segera, dan usianya tidak akan diperpanjang.

Ada anjing hutan berarti ada keberingasan dan kebuasan di sana. Burung unta ini adalah burung yang tidak punya belas kasihan. Dia menggali lubang dan bertelur di situ, ketika telurnya menetas dan anak mengejar induknya malah induknya menendang anaknya. Kalau melayani seperti Babel berarti tidak punya belas kasihan. Kalau pendeta melayani tanpa belas kasihan maka yang jadi korban adalah isteri dan anak-anaknya. Kalau pendeta ini melayani tetap seperti ini maka satu saat kehidupannya pasti hancur!

Jangan kami menghadirkan ibadah jin-jin, yang ada di dalamnya kekejaman dan kekerasan, tidak ada belas kasihan di sana. Babel dan Edom ini jangan ditiru.

Imam harus lebih dahulu membenahi diri karena akan mengatur hubungan jemaat sebagai tubuh dengan Tuhan sebagai kepala. Betapa riskan kalau imam punya penampilan seperti yang dikatakan tadi, bagaimana jemaat bisa menjadi tubuh yang menyatu dengan Tuhan sebagai kepala kalau imam salah menangani.

Yesaya 34:5,9,12-14
34:5 Sebab pedang-Ku yang di langit sudah mengamuk, lihat, ia turun menghakimi Edom, bangsa yang Kukhususkan untuk ditumpas.
34:9 Sungai-sungai Edom akan berubah menjadi tér, dan tanahnya menjadi belerang; negerinya akan menjadi tér yang menyala-nyala.
34:12 Jin-jin akan diam di dalamnya, dan para pemukanya akan tidak ada lagi; tidak ada lagi di sana yang dimaklumkan sebagai raja, dan semua pemimpinnya sudah lenyap.
34:13 Duri-duri akan tumbuh di puri-purinya, rumput dan puteri malu di tempat-tempatnya yang berkubu, sehingga menjadi tempat kediaman serigala, dan lapangan bagi burung unta.
34:14 Di sana berpapasan binatang gurun dengan anjing hutan, dan jin bertemu dengan temannya; hantu malam saja ada di sana dan mendapat tempat perhentian.

Jin-jin ini cepat mencari teman sehingga membentuk persekutuan jin-jin. Ibadah yang tidak ditangani benar oleh imam maka persekutuannya akan cepat sekali. Ini jangan terjadi pada kita.

Berat rasanya pelayanan ini, pelayanan kami tidak enteng. Tetapi itu menjadi ringan kalau seperti Yohanes. Dalam derita sengsara dia meminta untuk didukung dalam doa oleh umat.

Dalam Wahyu 1:4-5 asal surat itu dari tiga serangkai yaitu dari Yohanes, dari tujuh roh dan dari Yesus Kristus saksi yang setia. Surat itu satu tetapi alamat pengirimnya di tanda tangani oleh tiga serangkai. Alangkah indahnya kalau kita menjadi mitra kerjanya Tuhan Yesus Kristus saksi yang setia. Dia tahu kesengsaraan kita, Dia tahu kita makan apa, asalkan ketika dalam sengsara kita tidak mengeluh dan tetap dapat berkata “kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu”.

Umat Tuhan di dalam Imamat 17 itu sudah salah karena mereka mengabaikan imam.
Tujuan imam menangani umat Tuhan dan alasan umat Tuhan tidak boleh mengabaikan imam adalah:
1.      Mengatur hubungan umat Tuhan sebagai tubuh agar bisa jadi satu dengan Tuhan yang adalah Kepala. Jadi dalam setiap ibadah adalah tempatnya umat Tuhan sedang dipulihkan dan dibenahi oleh Tuhan lewat pelayanan imam untuk dibentuk menjadi Tubuh yang siap menerima Tuhan Yesus sebagai kepala sehingga terciptalah nikah yang rohani.

2.      Sebab jabatan imam, jabatan hamba Tuhan itu adalah jabatan tertinggi dalam suatu ibadah. Bukan jabatan yang enteng, bukan jabatan yang dapat direndahkan melainkan jabatan besar dalam ibadah.
Kalau kami memahami bahwa itu jabatan tertinggi dalam ibadah maka kami hamba Tuhan jangan merendahkan dengan perilaku yang najis. Umat Tuhan juga jangan merendahkan. Mengapa umat Tuhan seringkali merendahkan? Karena imam itu sendiri tidak menghargai jabatan yang dia pangku itu sebagai jabatan yang tinggi.

Bukan jabatan organisasi itu yang tinggi, bukan jabatan kepala organisasi atau pimpinan daerah itu yang tinggi. Tetapi jabatan hamba Tuhan itu sendiri yang tinggi di hadapan Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sendiri yang mentahbiskan dia.

Coba saudara lihat bagaimana nyanyian Malaikat ketika lahir Imam Besar?
Lukas 2:14
2:14 "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Jabatan saya sebagai hamba Tuhan adalah dari Yang Mahatinggi, itu sebabnya seorang hamba Tuhan memiliki jabatan yang tinggi.

Ini kelahiran Tuhan Yesus Imam Besar yang dulu digambarkan sebagai imam besar Harun. Anak-anak Harun itulah imam-imam, sekarang adalah hamba-hamba Tuhan. Itu jabatan yang tertinggi, jabatan maha tinggi hanya milik Tuhan Yesus Kristus Imam Besar. Itu sebabnya kita yang sudah diserahi jabatan yang tinggi, itu kepercayaan Tuhan kepadamu, jangan saudara entengkan.

Mengapa jabatan kita itu yang tertinggi?
a)      Karena pada jabatanmu ada darah korban sembelihan, berarti ada darah pendamaian. Bagaimana hamba Tuhan mau mengajak sidang jemaat mendamaikan dirinya dengan Tuhan kalau dia yang mengajar tidak ada roh perdamaian. Itu berarti pelayanannya hanya bersandiwara! Berarti pelayanan orang itu motivasinya salah, dia hanya  mencari sesuap nasi! Karena dia tidak menghargai darah Korban Pendamaian.

Jabatanmu tidak ditentukan dari banyaknya jiwa yang saudara layani. Tetapi jabatanmu itu berasal dari Tuhan!

Korban pendamaian itu harus mewarnai pelayanan imam, jangan bersandiwara!
II Korintus 5:18:19
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Berita pendamaian itu dipercayakan kepada kami dan itu adalah jabatan yang tertinggi.

II Korintus 5:20-21
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.

Ini salah satu alasannya mengapa harus ditangani oleh imam dan harus di depan pintu kemah berarti disaksikan oleh Tuhan. Sebab Tuhan mempercayakan berita pendamaian itu kepada imam/ hamba Tuhan.

b)      Karena imam itu ada persekutuan dengan korban sajian (dengan Firman pengajaran)
Pada korban sajian ini ada tiga macam roti.
1)      Roti fatir berarti roti tidak beragi.
Ini menunjuk Firman penginjilan. Berarti dimulai dengan Firman penginjilan. Bagaimana kami harus memberitkan Firman penginjilan kalau dalam pelayanan itu ternyata ada ragi. Ragi itu tidak terlihat tetapi akan terasa suasananya. Hamba Tuhan yang dalam pemberitaannya tidak ada ragi itu adalah alamat Tuhan membawa sidang jemaat untuk dibentuk menjadi tubuh yang akan menyatu dengan Kristus sebagai Kepala.
II Korintus 2:17
2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Kalau ada ragi berarti mencari keuntungan dari Firman Tuhan. Dalam motivasi pelayanan tidak boleh sedikitpun tersirat tujuan-tujuan yang berseberangan dengan Firman Tuhan.

Filipi 1:15-17
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
1:17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.

Ada 4 ragi di sini
ü  Memberitakan Firman karena dengki.
ü  Memberitakan Firman karena perselisihan.
ü  Memberitakan Firman karena kepentingan diri sendiri.
ü  Memberitakan Firman karena maksud yang tidak ikhlas.

Motivasi pemberitaan Firman agar Firman itu sampai pada orang yang mendengar dan orang itu dipulihkan oleh Tuhan, bukan karena dengki, perselisihan, kepentingan diri atau maksud yang tidak ikhlas.

Dalam penggembalaan kita harus mengabdi jangan dengan tidak ikhlas.
I Petrus 5:2
5:2 Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.

Karena melayani dengan ikhlas dan sukarela maka sekalipun dalam penderitaan bisa melayani karena memberitakan damai sejahtera dan kasih karunia.

Yang positif ada pada ayat 16 yaitu memberitakan Kristus dengan kasih. Ini tuntutan Tuhan utamanya kepada saya, apakah saya memberitakan Firman dengan kasih. Motivasinya adalah mengatur hubungan umat Tuhan sebagai tubuh untuk diperhadapkan kepada Tuhan Yesus sebagai Kepala sehingga mencapai hubungan Mempelai yaitu Kepala dan Tubuh menjadi satu.

Kalau roh perdamaian ada maka tidak mungkin ada dengki, tidak mungkin ada perselisihan, tidak mungkin ada kepentingan sendiri, tidak mungkin ada maksud yang tidak ikhlas.

2)      Roti bundar yang tidak beragi
Ini menunjuk Firman pengajaran yang sehat.
I Timotius 4:6
4:6 Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

Kenapa diberi penekanan “yang telah engkau ikuti selama ini”? Supaya Timotius waspada, jangan sampai diselewengkan oleh pengajaran yang lain. Bagaimana mau melayani umat Tuhan sementara umat Tuhan sudah dipatok oleh Tuhan “jangan engkau menyembelih korban tidak di depan pintu kemah dan harus ditangani imam” sementara imam sendiri tidak berpegang kepada ajaran yang sehat.

Di dunia sekarang ini kelihatannya masih campur baur tetapi satu saat akan terlihat pemisahan.
II Timotius 1:13
1:13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Kalau mendengar ini dengan suara daging maka pasti bisa berkata “sombong sekali rasul Paulus ini, padahal sesungguhnya itu adalah suara dari Tuhan yang memakai Paulus. Kalau melihat ayat ini memang Paulus membatasi dan memagari, tetapi dia memagari dengan kebenaran Firman. Sebab dia tahu bahwa dia adalah alamat di mana umat Tuhan harus membawa korban di depan pintu kemah (berarti Tuhan menjadi saksi) maka dia sebagai penyelenggara harus benar.

Besar kemungkinan karena imam sudah menyeleweng dari pengajarannya sehingga umat tidak lagi mempersembahkan korban ditangani oleh imam. Walaupun demikian Tuhan tidak pernah merubah Firmannya. Akhirnya karena bersikap seperti itu maka itu sama dengan mereka mempersembahkan kepada jin-jin.

Bagaimana sikap kita terhadap hamba Tuhan yang sudah menyeleweng dari pengajarannya?
II Tesalonika 3:6,14
3:6 Tetapi kami berpesan kepadamu, saudara-saudara, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, supaya kamu menjauhkan diri dari setiap saudara yang tidak melakukan pekerjaannya dan yang tidak menurut ajaran yang telah kamu terima dari kami.
3:14 Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia, supaya ia menjadi malu,

Roma 16:17
16:17 Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka!

Orang yang menyimpang dari pengajaran itulah yang menyebabkan perpecahan. Tetapi yang aneh orang yang menyimpang ini yang menuduh yang tetap berpegang pada ajaran yang benar ini sebagai pemecah belah. Sulit bagi orang yang menyimpang dari pengajaran yang benar untuk kembali.

Kalau hamba Tuhan menempatkan diri sebagai alamat yang Tuhan tetapkan di mana umat Tuhan harus membawa korban di muka pintu kemah maka pasti akan ada jiwa yang Tuhan percayakan untuk dilayani. Tidak usah kita memaksa orang sana sini, tunggu saja, pasti akan ada orang yang menyerahkan diri untuk digembalakan. Yang penting kita tidak mengeluh, tidak bersungut, pelihara persekutuan dengan darah korban sembelihan, pelihara persekutuan dengan korban sajian, maka pasti menjadi alamat untuk menangani jiwa untuk menjadi Tubuh yang siap menyambut Tuhan Yesus sebagai Kepala..

3)      Roti tipis
Ini menunjuk Firman nubuatan.
II Petrus 1:16-19
1:16 Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya.
1:17 Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
1:18 Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus.
1:19 Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

Firman nubuatan dikaitkan dengan kedatangan Tuhan Yesus sebagai Raja di dalam kemuliaan. Kita bukan berangan-angan tetapi harus memiliki pengharapan untuk ke sana. Nubuatan itu jangan ada ragi. Yang terjadi di hari-hari terakhir ini, di mana-mana kita menemukan nubuatan-nubuatan tetapi penuh ragi. Tidak jelas ke mana arah nubuatannya. Bukan membuat orang merendahkan diri sebaliknya jadi sombong rohani.

Firman nubuatan yang tanpa ragi menampilkan Tuhan Yesus yang akan datang sebagai Raja dan Mempelai Laki-laki Sorga dalam kemuliaan. Jadi bukan hanya Firman penginjilan dan Firman pengajaran harus sehat tetapi Firman nubuatan jelas harus sehat.

Jangan kita beribadah hanya mengharapkan nubuatan-nubuatan yang sifatnya daging. Pelayanan kita jangan ditunggangi motivasi daging, itu ragi!

Korban sajian ini untuk dimakan. Di mana kesempatan kita makan? Pada waktu ibadah saat Firman disampaikan dan ada perjamuan kudus. Itu berarti makan secara nyata dan bukan  hanya sekedar berucap.

Di dalam perjamuan kudus ini ada 4 hal yang harus kita perhatikan sebagai orang yang menangani dan umat Tuhan yang ditangani, agar nyata benar bahwa kita ada dalam persekutuan yang dilihat dengan mata bukan hanya sekedar kata. Hanya ada satu roti yang tidak beragi, itulah Tuhan Yesus.
1 Korintus 10:17
10:17 Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

1)      Disertai dengan mengucap syukur.
Lukas 22:17-19
22:17 Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: "Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.
22:19 Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku."

Baik anggur, baik roti, semuanya disertai dengan mengucap syukur. Mulai dari kami hamba Tuhan sebagai penyelenggara ibadah, bukan hanya saat makan perjamuan suci mengucap syukur. Justru saat itu Tuhan Yesus sebentar lagi menghadapi sengsara tetapi mampu mengucap syukur. Menghadapi cobaan dan sengsara mampukah kita masih mengucap syukur? Jangan kita hanya mengucap syukur waktu dompet tebal. Waktu dompet isinya angin mana ada lagi syukur, apalagi kalau sudah sakit kepala, sudah flu, apakah masih ada syukur.

Jadi perjamuan suci itu bukan sekedar ritual, bukan sekedar tradisi, tetapi mana syukur kita. Kalau berantam terus, terus melakukan kekerasan, dengki dan iri hati, itu bukan syukur.

2)      Mengucap berkat
Markus 14:22
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."

Di depanNya ada derita sengsara tetapi bisa memberkati. Ini nilai-nilai rohani di dalam perjamuan kudus. Supaya bisa menjadi alamat umat Tuhan datang untuk ditangani maka hamba Tuhan itu harus bisa memberkati.
I Petrus 3:8-9
3:8 Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati,
3:9 dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat. Sebab:

Sudah dicaci maki tetapi bisa memberkati. Ini tidak bisa dan tidak mampu dilakukan oleh Kristen duniawi. Kalau sudah disakiti hatinya maka ketika bertemu di jalan dia malah buang muka. Sialnya lagi kalau hamba Tuhan seperti ini. Dia tidak akan bisa menjadi alamat Tuhan menyuruh umatNya untuk pergi supaya dilayani di sana. Dia tidak bakal dipercayakan jiwa oleh Tuhan. Lebih sial lagi yang sudah ada diambil lalu diberikan kepada hamba Tuhan lain. Ini jangan terjadi pada diri kita.

Supaya kita bisa menjadi alamat maka kita tidak boleh membalas maki dengan maki, Tuhan Yesus adalah teladannya. Tetapi kenapa kita tidak tiru, yang diikuti malah teladan lain, yang diikuti diri kita sendiri.
I Petrus 2:21-23
2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.
2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.
2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

Menghadapi derita, Tuhan Yesus malah bernyanyi.
Markus 14:26
14:26 Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.

Dalam nikah rumah tangga dapatkan suami menyanyi, masih bisakah isteri mengucap syukur dan suami memberkati ketika diperhadapkan dengan sengsara? Orang Kristen duniawi sulit untuk mempraktekkan. Yang ada pada suami ketika melihat isterinya malah menampar, isteri melihat suami malah diomeli.

3)      Membagi
Setelah dipecah-pecahkan roti itu dibagi. Artinya kita menanggalkan kepentingan kita sendiri. Bagaimana mau menjadi alamat jiwa datang kalau tidak bisa menanggalkan kepentingan diri sendiri.
Roma 15:1-2
15:1 Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.
15:2 Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya.

Menanggalkan kepentingan diri sendiri tujuannya untuk membangun orang lain.

Contoh orang yang mementingkan dirinya sendiri:
I Korintus 11:21-22
11:21 Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan dahulu makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.
11:22 Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan Jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa? Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.
Contoh yang tidak mementingkan diri sendiri:
I Korintus 11:23-26
11:23 Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti
11:24 dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"
11:25 Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
11:26 Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

Memang kita memberitakan kematian Tuhan, tetapi bagaimana prakteknya. Prakteknya memberitakan kematian Tuhan adalah menyalibkan daging sampai Dia datang kembali, itulah kemuliaanNya. Jadi kalau kita bisa menyalibkan daging berarti kita sudah memberitakan kematian Tuhan Yesus dan itu berarti kemuliaan pada waktu kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, sudah ada di tangan saudara.

4)      Melepaskan diri dari roh pengkhianatan
ü  Yudas Iskariot membuka telinganya mendengar bisikan iblis dibandingkan mendengarkan suara Tuhan Yesus, itu pengkhianatan! Kalau kita hanya membuka teling untuk perkara yang menajiskan kita dan tidak membuka telinga pada Firman Tuhan yang menyucikan kita, itu berarti berada pada pihak pengkhianatan.

Yudas mendapat pelayanan istimewa dari Tuhan. Tetapi pelayanan istimewa dari Tuhan itu dia injak-injak, kemudian dia ditelan oleh kegelapan. Tidak dapat disangkal kita sudah mendapatkan pelayanan yang istimewa dari Tuhan yaitu lewat Firman yang dibukakan rahasianya dalam setiap ibadah, itu jangan kita injak-injak atau menista Firman Allah.

ü  Pengkhianatan dari kelompok serdadu, begitu menerima uang mereka diam. Mereka mengkhianati fakta, mengkhianati kenyataa. Ada fakta-fakta bagaimana Tuhan telah menolong saudara, menolong saya, menolong isteri dan anak-anakku tetapi kadang kala bisa terjadi pengkhianatan fakta. Kalau sudah mendapat pertolongan dari Tuhan melalui hamba Tuhan atau dari sesama, jangan kita khianati fakta itu. Semoga ini jangan terjadi pada kita.

Berapa banyak kita melihat pertolongan Tuhan, mulai dari nikah kita. Jangan bangun nikah saudara dengan rembesan air mata dan konflik! Itu berarti mengkhianati ciptaan Tuhan. Isterimu itu adalah karunia Tuhan kepada saudara, jangan engkau khianati. Demikian juga sebaliknya isteri terhadap suami.

Ibadah kita adalah ibadah yang mengkaitkan hubungan kita dengan Tuhan, kita tubuh dan Dia kepala. Dalam ibadah pelayanan singkirkanlah soal kekerasan, soal kebencian, soal kepentingan diri dan maksud-maksud yang tidak ikhlas. Jangan khianati Korban Kristus yang menahbiskan kita menjadi hamba Tuhan yang menyandang jabatan yang tertinggi.

Mengapa Tuhan mengancam orang yang beribadah tidak di depan pintu kemah dan tanpa dilayani oleh imam? Itu bukti Tuhan menghargai FirmanNya yang mengangkat imam-imam untuk menyelenggarakan kebaktian. Para imam adakah saudara menghargai jabatan yang tinggi yang Tuhan percayakan kepada saudara? Jangan kita menjadi pengkhianat.
  
Tuhan memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar