20240914

Kebaktian Doa Penyembahan, Sabtu 14 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

 

 

 

 

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Yohanes 12:20-36 terbagi 3 bagian:

1.      Ayat 20-27 Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus dan Yesus menjawab dengan menunjuk pada kematianNya.

2.      Ayat 28-34 Suara Bapa di Sorga dan Yesus dipermuliakan di atas salib.

3.      Ayat 35-36 Berjalan di dalam terang.

 

Kita membahas bagian pertama.

Yohanes 12:20-27

12:20 Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.

12:21 Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."

12:22 Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus.

12:23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.

12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.

12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.

 

Orang-orang Yunani ingin bertemu Yesus dan Yesus menjawab dengan menunjuk pada kematianNya. Jadi di sini kita belajar, untuk bisa bertemu dengan Yesus maka kita harus mengikut Yesus. Pengikutan kepada Yesus masih dibagi menjadi 2:

1.      Pengikutan yang salah kepada Yesus yaitu mencintai nyawa sehingga kehilangan nyawa.

2.      Pengikutan yang benar kepada Yesus yaitu rela kehilangan nyawa.

 

Kita pelajari yang pertama, pengikutan yang salah kepada Yesus, mencintai nyawa sehingga kehilangan nyawa. Ada 3 macam pengikutan yang salah:

1.      Pengikutan tanpa salib. Ikut Tuhan tetapi tidak mau salib, contohnya Petrus.

Matius 16:21-25

16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

16:25 Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

 

Petrus ini menjadi batu sandungan. Kalau kita ikut Yesus tetapi tidak mau salib, hanya menjadi batu sandungan. Padahal sebelumnya Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup, sehingga Yesus mengakui Petrus sebagai batu karang. Tetapi mendadak berubah menjadi batu sandungan.

Matius 16:15-18

16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"

16:16 Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" 

16:17 Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.

16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

 

Jadi pengenalan Petrus kepada Yesus hanya sekedar pengakuan di mulut tetapi tanpa praktek! Banyak kali kita hanya mengenal Yesus di mulut, mengakui Yesus yang mati di kayu salib, menyanyi pikullah salib, tetapi prakteknya tidak ada!.

 

Yesus adalah batu karang yang teguh. Kalau kita mengaku Yesus adalah Anak Allah yang hidup, kita mau mengikuti Dia, mau memikul salib, maka kita sedang dibentuk untuk menjadi sama dengan Yesus.

I Korintus 10:4

10:4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

 

Petrus disebut batu karang, Yesus juga batu karang. Jadi kita mau dibawa menjadi sama dengan Yesus lewat memikul salib. Hanya ada satu jalan, jalan salib.

 

Bagaimana praktek menolak salib seperti Petrus:

a)      Matius 16:23

16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Pikirannya daging yaitu hanya tertuju pada perkara yang menyenangkan daging, maunya yang senang-senang, tidak mau sengsara daging karena mengikut Yesus. Sengsara daging mengikut Yesus dibagi 2:

1)      Sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa, untuk bertobat.

I Petrus 4:1-2

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

Apalagi kalau dosa itu sudah menjadi kesenangan dan mendatangkan keuntungan, untuk berhenti itu sakit bagi daging! Ada jemaat yang buat cap tikus, ada yang sabung ayam, itu semua selalu membawa keuntungan. Untuk berhenti dari itu sakit bagi daging. Tetapi puji Tuhan mereka berhenti, lepas semuanya, mengalami kelepasan. Itu sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa.

 

2)      Sengsara daging karena Yesus dan karena Firman pengajaran yang benar

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Pikiran daging menolak semua itu. Dia tidak mau sengsara daging, ikut Yesus maunya yang enak bagi daging, jangan ada salib! Ini berarti dia bukan mengikut Yesus yang benar, Yesus tanpa salib itu Yesus yang palsu.

 

b)      Menarik Yesus ke samping, artinya:

1)      Tidak mau tergembala

Yohanes 10:3-4

10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

10:4 Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya.

 

Posisi gembala itu di depan, kita domba-domba mengikut dari belakang. Menarik Yesus ke samping berarti tidak mau tergembala, tidak mau setia, tidak mau tekun dalam kandang penggembalaan. Itulah ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

Ø  Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan suci (meja roti sajian).

Ø  Ibadah Raya (pelita emas).

Ø  Ibadah Doa Penyembahan (mezbah dupa emas).

Dan tidak mau mendengar suara gembala, tidak mau taat pada Firman penggembalaan = tidak mau makan. Banyak hamba Tuhan begitu, pelayanannya padat tetapi tidak mau masuk kandang, tidak mau makan makanya pelayanannya ambruk, pingsan rohani sampai sakit bahkan mati rohani.

 

2)      Yesus harusnya di depan sebab Dia kepala. Menarik Yesus ke samping berarti tidak mau Yesus menjadi kepala atas hidupnya yang diwujudkan dalam nikah.

I Korintus 11:3

11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.

 

Kalau kita menempatkan suami sebagai kepala dalam nikah maka Yesus menjadi kepala di situ. Menarik Yesus ke samping, Yesus tidak menjadi kepala, itu artinya nikah terbalik, isteri yang mau menjadi kepala, mau memerintah dan mengajar laki-laki. Juga dalam ibadah, Yesus tidak mau menjadi kepala karena perempuan yang mau tampil memerintah dan mengajar laki-laki.

 

Ini seperti Petrus menolak salib, rohani sudah meningkat, tetapi begitu mencari yang enak bagi daging bisa langsung merosot drastis. Contoh dalam Perjanjian Lama adalah Daud, sudah meningkat, sudah dipakai oleh Tuhan, kemenangan demi kemenangan dia raih. Satu ketika mau mencari yang enak bagi daging, semua berperang, dia tinggal di istana tidak mau berperang, hanya mengutus Yoab untuk berperang. Langsung merosot drastis, dia jatuh dengan Betsyeba. Ini pelajaran bagi kita. Siapapun kita hamba Tuhan pelayan Tuhan, kalau kita sudah dipakai, rohani sudah meningkat, lalu mau mencari yang enak bagi daging, kesenangan daging, bisa langsung merosot drastis rohani kita.

 

Pada akhirnya Petrus menyangkal Yesus dan kembali menjadi penjala ikan.

Yohanes 21:3

21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

 

Hati-hati dengan orang yang rohaninya merosot drastis, dia menarik orang lain, pengaruh negatifnya begitu kuat. Petrus kembali menjadi penjala ikan, dia tarik murid-murid yang lain untuk ikut dengan Petrus kembali menjadi penjala ikan. Padahal Yesus sudah mengangkat mereka menjadi penjala manusia, tetapi mereka kembali menjadi penjala ikan. Ini menunjuk ketidaksetiaan dalam pelayanan dan ketidaktaatan pada Firman Tuhan, seharusnya menjadi penjala manusia tetapi menjadi penjala ikan. Akhirnya pada ayat 1517 di situ ditunjukan bahwa Petrus ternyata telah kehilangan kasih! Orang yang menolak salib pasti kehilangan kasih, karena kasih itu dari kayu salib.

I Yohanes 4:10

4:10  Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

 

Jangan seperti Petrus, kehilangan kasih!

Yohanes 21:15-17

21:15 Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."

21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

 

Ini pelajaran bagi kita, begitu kita mencari yang enak bagi daging, menolak salib, maka kehilangan kasih, seperti Petrus kehilangan kasih. Sama juga jemaat Efesus kehilangan kasih mula-mula, karena mau yang enak bagi daging. Jadi Petrus sudah gagal total, tidak punya kasih Allah, tidak punya kasih sesama. Karena tanpa kasih semua sia-sia, biar kita menyerahkan diri kita dibakar tetapi kalau tidak ada kasih, semua sia-sia. Petrus sudah gagal total, seharusnya binasa, sebab siapa menyangkali Yesus akan disangkali di depan Bapa di sorga.

Matius 10:33

10:33 Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

 

Mungkin kita seperti Petrus. Dulu rohani kita begitu meningkat, tetapi begitu mencari yang enak bagi daging, senang bagi daging, langsung merosot drastis rohani kita. Tetapi kalau masih mau datang beribadah kemudian ada Firman penggembalaan diberitakan lalu kita mau terima, masih ada harapan untuk dipulihkan. Ketika Firman disampaikan Petrus masih mau menerima. 3 kali Yesus bertanya tentang kasih dikaitkan dengan penggembalaan, ini menunjuk Firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok. Ini yang bisa memulihkan kasih kita, memulihkan kerohanian kita yang sudah merosot drastis bisa kembali. Tinggal dari kita mau melembutkan hati atau tidak. Jangan pertahankan batu sandungan yang keras itu. Biarlah kita mau melembutkan hati sehingga dari batu sandungan Tuhan bisa mengubahkan kita menjadi karang, menjadi sama dengan Yesus. Makanya saya masih ada rasa optimis kalau melihat pelayan Tuhan yang dulu melayani kemudian merosot drastis rohaninya, tetapi masih mau datang beribadah, masih mau mendengar Firman, masih ada harapan. Tinggal doa saya supaya Tuhan melembutkan hatinya, jangan hanya sekedar datang tetapi Firman Tuhan tidak masuk.

 

Bukti melembutkan hati, maka sedih hatinya Petrus. Artinya menyadari dosa, menyadari keadaannya yang sudah merosot, menyesalinya dan mengakuinya kepada Tuhan dan kepada sesama. Kembali kepada salib untuk menerima kasih mula-mula itu, maka kasih kita dipulihkan, dicurahkan kembali. Tinggal dari kita mau melembut atau tidak, mau mengaku atau tidak. Lain kali hanya sebatas sadar dan menyesal tetapi tidak mau mengaku. Itu sama seperti Yudas, dia sadar dia salah tetapi malah menggantung diri. Yudas berkata ‘aku menyesal telah menyerahkan orang tidak bersalah’ imam-imam kepala berkata itu urusanmu. Akhirnya dia pergi gantung diri. Banyak kali kita sebatas sadar dan menyesal. Untuk mengaku rasanya malu, gengsi, harga diri dia pertahankan. Pertahankan batu keras, batu sandungan, akhirnya tambah tenggelam. Batu sandungan itu tenggelam di mana? Di Babel!

Matius 18:6

18:6 "Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut.

 

Menyesatkan dari kata skandalon artinya menyandung. Lihat dalam kitab Wahyu, ke mana batu kilangan, batu sandungan itu.

Wahyu 18:21

18:21 Dan seorang malaikat yang kuat, mengangkat sebuah batu sebesar batu kilangan, lalu melemparkannya ke dalam laut, katanya: "Demikianlah Babel, kota besar itu, akan dilemparkan dengan keras ke bawah, dan ia tidak akan ditemukan lagi.

 

Akhirnya tenggelam ke dalam dosa Babel, dosa makan minum dan kawin mengawinkan sampai binasa selamanya.

 

Semua tergantung dari hati, mau melembut atau tidak. Seperti Petrus melembut akhirnya dia ditolong, dipulihkan kembali, kembali menjadi batu karang. Ayo kita melembutkan hati, biar kasih dari kayu salib dicurahkan kepada kita, kasih kita dipulihkan kembali oleh Tuhan. Kita tidak kehilangan kasih mula-mula.

 

Bukti kasih kita dipulihkan:

Yohanes 21:18-19

21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

 

Buktinya bisa mengulurkan tangannya untuk diikat dan dibawa ke tempat yang tidak dia kehendaki, tempat di mana dia dihukum mati. Artinya kasih kita sudah dipulihkan adalah taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan apapun resiko yang kita hadapi sampai daging ini tidak bersuara lagi. Mengasihi Tuhan itu dibuktikan dengan ketaatan. Bukan cuma di mulut kita katakan aku mengasihi engkau Yesus tetapi dibuktikan dengan ketaatan.

I Yohanes 5:3

5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Seluruh perintah Tuhan kita turuti, bukan hanya sebagian, semuanya kita turuti.

Yohanes 14:15

14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

 

Orang taat, rohaninya sedang bertumbuh sampai dewasa.

Yohanes 21:18

21:18  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."

 

Tua yang dimaksud di sini matang rohani, dewasa rohani. Kalau sudah matang rohani, dewasa rohani, tinggal mengulurkan tangan, taat pada Firman Tuhan apapun resikonya sampai daging tidak bersuara lagi. Kalau sudah taat, bisa ikut Tuhan. Mengikut Yesus = memikul salib. Petrus tulis dalam suratnya bahwa dia sudah taat dan dia mau mengikuti Yesus.

I Petrus 2:21

2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

 

Petrus menuliskan ini karena sudah dia ikut, dia ajarkan apa yang sudah dia kerjakan. Ikut Yesus, mengikuti jejak salib, jalan kematian dan kebangkitan bersama Yesus. Pengikutan kepada Yesus, sasaran akhirnya adalah sampai ke mata air kehidupan, itulah takhta Sorga! Betapa bahagianya kita, ikut Yesus sengsara salib tetapi sampai ke takhta Sorga. Tetapi kalau menolak salib bertemu dengan antikristus, ketemu setan.

Wahyu 7:17, 22:1

7:17 Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

 

Ke sana nanti arah kita. Makanya disebut dalam Yohanes 12:26 di mana Aku berada di situ kamu berada. Ini pengikutan kita, sampai di mana Yesus berada di situ nanti kita berada. Yesus berada di takhta Sorga, di situ juga kita berada sampai ke takhta Sorga. Ayo pikul salib! Kemarin doa semalaman, kita pikul salib. Nanti senin kita isi lagi dengan doa puasa. Pak gembala ini, hari libur mau refreshing tetapi malah doa puasa. Seringkali kita gombal sama Tuhan ‘hanya dekat Allah saja aku tenang’ tetapi kalau ada masalah bukannya dekat dengan Tuhan, malah pergi refreshing di luar, tidak mau beribadah, tidak mau dengar Firman. Kalau kita paham penghiburan sejati hanya ada pada Tuhan, mari datang beribadah, dengar Firman. Di mana Yesus berada di situ kita berada. Yesus katakan di mana 2, 3 orang berkumpul Aku ada. Apalagi kalau berapa banyak kita ini, ada Yesus di sini.

 

Ayo tekun pikul salib sampai ke takhta sorga. Pengikutan kita sampai ke takhta Sorga. Kalimat di mana Aku berada di situ kami berada adalah pengikutan isteri kepada suami. Kalau hanya sebatas majikan dan hamba tidak bisa seperti itu, kakak beradik juga belum bisa seperti itu. Hanya suami isteri yang bisa berkata di mana Aku berada di situ kamu berada. Makanya bisa dilihat orang yang pengikutannya kepada Tuhan itu benar, ditandai dengan ketaatan, ditandai dengan memikul salib, dia jaga kesucian nikahnya, kesatuan nikahnya dia jaga, jangan dipermainkan! Sekalipun suami isteri kalau sudah mati rasa, tidak bisa dia katakan di mana aku berada di situ engkau berada. Apalagi kalau suami isteri sembunyi soal keuangan, dia pergi ke bank isterinya tidak boleh ikut, nanti ketahuan uangnya berapa. Kalau sudah tidak satu lagi hatinya, sudah dingin kasihnya, itu berarti sudah cerai diam-diam. Akhirnya begitu ada masalah sedikit langsung memicu pertengkaran dan keributan dalam rumah tangga, karena sudah tidak satu hatinya, tidak ada kasih di situ. Kalau seperti itu maka hancurlah nikah itu, gagallah pengikutannya kepada Tuhan selama ini.

 

Kita mengikut Yesus, pikul salib, dibuktikan dengan menjaga hubungan dalam nikah kita sekalian. Belajar untuk setia dan taat dalam mengikut Tuhan, setia juga di dalam nikah.

 

Yesus menuntun kita sampai ke takhta sorga. Sambil menuntun Yesus menghapus segala air mata kita, Dia angkat segala beban kita, Yesus selesaikan segala masalah kita. Semakin setia dan taat kepada Tuhan, semakin diangkat bebannya, semakin diselesaikan segala masalahnya, semakin bahagia. Tuhan berikan kebahagiaan sorga kepada kita. Sampai kita mencapai takhta sorga, tidak ada lagi air mata di sana.

Wahyu 21:4

21:4 Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."

 

Segala sesuatu yang lama telah berlalu, ayo hubungan rumah tangga yang tidak baik, yang lama-lama itu diselesaikan semuanya. Setia kepada Tuhan, taat pada Firman Tuhan, isi nikah kita dengan kasih Tuhan, Yesus ada di situ menuntun kita sambil menghapus segala air mata kita. Beban-beban kita diangkat oleh Tuhan. Masalah apapun diselesaikan oleh Tuhan.

 

Sebaliknya kalau kita tidak mau setia, tidak mau taat, tidak mau pikul salib, air mata akan semakin banyak. Kalau rumah tangga tercerai, yang menangis bukan lagi hanya suami isteri, anak-anak juga jadi korban. Penuh dengan air mata, sampai nanti menangis sengsara dalam aniaya antikristus, bahkan menangis selamanya di neraka.

 

Terhapus tidaknya air mata kita tergantung kesetiaan dan ketaatan kita kepada Tuhan, tergantung pengikutan kita kepada Tuhan, mau pikul salib atau tidak. Salib itu memang rasanya sakit bagi daging, tetapi Tuhan katakan itu kuk yang enak dan ringan karena ada Yesus bersama dengan kita.

Matius 11:28-29

11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Di mana kita melihat kelemahlembutan Yesus? Di kayu salib Yesus mengampuni segala dosa kita. Di mana kita melihat kerendahan hati Yesus? Seharusnya kita yang disalibkan tetapi Yesus yang mengaku dosa-dosa kita di kayu salib.

 

Matius 11:30

11:30 ebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

Beban berat apapun yang kita rasakan saat ini, tetap setia dan taat kepada Tuhan. Jangan justru dikurangi kesetiaan dan ketaatan kita, begitu dikurangi malah tambah banyak air matanya, tambah berbeban berat, sampai menangis sengsara dalam aniaya antikristus, menangis sengsara di neraka. Kelihatan setia datang beribadah, orang bilang kasihan hidupnya, berat sekali hidupnya. Padahal tidak, justru kita merasa semakin enak dan ringan hidup kita. Ada kelegaan, ada damai sejahtera, beban-beban diangkat oleh Tuhan, air mata dihapus oleh Tuhan. Hidup kita enak dan ringan sampai mencapai takhta sorga. Dibandingkan dengan penderitaan di dunia ini, takhta sorga ada kebahagiaan kekal jauh melebihi penderitaan kita di dunia. Ketika kita berbeban berat datang kepada Yesus, setia, taat beribadah melayani Tuhan.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar