Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Wahyu 14:4-5
14:4 Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.
14:5 Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.
Pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus ditandai 7 hal:
1. Bagaikan desau air bah (ayat 2a).
2. Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b).
3. Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c).
4. Ada nyanyian baru (ayat 3).
5. Murni sama seperti perawan (ayat 4a).
6. Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).
7. Tidak berdusta = tidak bercela (ayat 5).
Kita melangkah pada poin kelima, murni seperti perawan. Ini adalah kualitas rohani gereja Tuhan, ini juga yang kita kejar. Secara jasmani juga remaja puteri harus menjaga kesucian hidup.
Praktek murni seperti perawan:
1. Tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan. Ada 2 perempuan di dalam Alkitab yang mau mencemari gereja Tuhan:
a) Perempuan Babel
Wahyu 17:4-5; 18:7
17:4 Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.
17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
18:7 berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
Perempuan Babel adalah:
1) Ajaran palsu yang hanya menekankan tentang kemakmuran dan hiburan jasmani. Sekarang dalam gereja itu yang ditekankan, makmur, kaya, diberkati dan disertai hiburan-hiburan daging, hiburan jasmani. 7 sidang jemaat di Asia kecil dalam Wahyu pasal 2 dan 3, jemaat yang ketujuh menubuatkan gereja di akhir zaman yaitu jemaat Laodekia. Hanya bangga dengan yang jasmani ‘aku kaya, aku telah memperkayakan diriku, aku tidak kekurangan apa-apa. Padahal Tuhan katakan engkau malang, melarat, miskin, buta dan telanjang. Itu keadaan gereja di akhir zaman, hanya bangga dengan perkara jasmani padahal rohani sangat bobrok.
2) Pemuncakan dosa yaitu dosa makan minum dan dosa kawin mengawinkan. Dosa makan minum ini begitu hebat hari-hari terakhir ini, pesta pora begitu luar biasa, dosa merokok, narkoba dan minuman keras. Juga dosa kawin mengawinkan begitu hebat hari-hari terakhir ini. Dikatakan tadi mabuk darah orang-orang kudus, berarti ada yang dibunuh diambil darahnya, itu kebencian tanpa alasan.
Gereja hanya menjadi tempat untuk mencari kesenangan daging, tanpa penyucian di dalamnya sehingga antikristus menjadi kepala di situ dan kehidupan itu hanya untuk dihukum dan dibinasakan. Kalau gereja sudah dimasuki dengan hiburan dan kesenangan daging, itu sudah mengarah ke Babel.
b) Perempuan Izebel
Wahyu 2:20,24
2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
2:24 Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan yang tidak menyelidiki apa yang mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau menanggungkan beban lain kepadamu.
Perempuan Izebel adalah:
1) Ajaran palsu yang memperbolehkan perempuan mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan ibadah. Hal ini diperdebatkan sampai hari ini sekalipun dalam Alkitab sudah tertulis hitam di atas putih.
Wahyu 2:18-20
2:18 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Tiatira: Inilah firman Anak Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api dan kaki-Nya bagaikan tembaga:
2:19 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik kasihmu maupun imanmu, baik pelayananmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa pekerjaanmu yang terakhir lebih banyak dari pada yang pertama.
2:20 Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Memang kalau perempuan tampil mau mengajar dan memerintah laki-laki, kelihatan seperti berkembang. Tetapi Tuhan katakan ‘Aku mencela engkau!’. Dia dicela oleh Tuhan, berarti tidak bisa menjadi mempelai wanita Tuhan, karena mempelai wanita Tuhan itu tanpa cacat cela.
2) Ajaran palsu tentang seluk beluk iblis. Belajar neraka, belajar cara kerjanya iblis. Buat apa, kenapa mau mempelajari tentang iblis. Setiap ajaran itu ada rohnya, ada capnya. Kalau mendengar ajaran yang benar, cap Yesus yang kita miliki, rohnya Yesus yang kita miliki. Tetapi kalau mendengar ajaran palsu tentang iblis, yah rohnya iblis yang masuk, capnya iblis yang masuk.
Inilah 2 perempuan yang mau mencemari gereja Tuhan, perempuan Babel dann perempuan Izebel. Terutama perempuan Izebel, begitu kerja keras. Supaya kita bisa tahu bagaimana kedudukan wanita dalam nikah dan ibadah ayo kita lihat penjelasannya dalam Alkitab supaya tidak usah berdebat.
a) I Korintus 11:3
11:3 Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.
Pertama tentang susunan dalam nikah. Ini jelas, susunan nikah yang benar adalah isteri, kemudian suami sebagai kepala, Yesus sebagai kepala yang tidak tampak dengan mata jasmani tetapi kita lihat dengan mata iman dan Allah Bapa di Sorga. Kalau perempuan mau tampil sebagai kepala, mau mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan dalam ibadah maka Tuhan Yesus tidak menjadi kepala di situ, yang menjadi kepala adalah ular! Seperti Hawa yang mengambil keputusan sendiri tanpa bertanya kepada suaminya karena yang dia dengar adalah suara ular. Begitu Hawa memakan buah yang terlarang, dia mendengar suara ular lalu dia berikan buah terlarang itu pada Adam lalu mereka makan, maka ular menjadi kepala dalam nikah rumah tangga itu dan akibatnya nikah itu dalam suasana kutukan, diusir dari hadapan Tuhan.
Tempatkan suami sebagai kepala, biarlah dia yang mengambil keputusan, tetapi harus sesuai Firman. Perhatikan juga kaum muda, untuk masuk dalam nikah ayo mulai dari awal permulaan nikah, jangan perempuan yang mengatur-ngatur harus begini, harus begitu. Silahkan memberikan usul dan masukan, tetapi tetap laki-laki yang mengambil keputusan. Bukan mau diatur-atur, harus begini, harus begitu. Akhirnya ngotot-ngototan.
Masuk nikah itu masuk dalam masalah. Secara pribadi kita punya masalah. Lalu menikah dengan pasangan yang juga ada masalah. Masuk nikah ketemu masalah dengan masalah, masuk dalam masalah. Kalau permulaan nikah sudah bermasalah, bagaimana dengan perjalanan nikah. Makanya dijaga baik-baik, ingat selalu susunan nikah. Silahkan yang perempuan kasih masukan pestanya mau seperti apa, izinkan laki-laki yang mengambil keputusan. Supaya masuk dalam nikah jangan isteri yang memerintah! Mulai dari awalnya, sudah harus tahu posisinya bagaimana. Jangan memaksa harus begini, harus begitu, akhirnya ngotot-ngototan, tidak bagus. Kalau sudah ada masalah di permulaan nikah, dalam nikahnya nanti sudah menambah banyak masalah.
I Korintus 11:16
11:16 Tetapi jika ada orang yang mau membantah, kami maupun Jemaat-jemaat Allah tidak mempunyai kebiasaan yang demikian.
Kalau masih mau dibantah, itu bukan jemaat Tuhan. Jemaat Tuhan tidak punya kebiasaan membantah.
b) Kita lihat yang kedua yang seringkali menjadi sumber perdebatan yaitu soal Debora. Selalu ngotot Debora seorang hakim, Debora memimpin, jadi perempuan boleh mengajar dan memerintah laki-laki.
Efesus 2:20
2:20 yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.
Gereja dibangun atas dasar nabi dan rasul. Kita lihat bagaimana kesaksian nabi dan rasul tentang Debora.
I Samuel 12:11
12:11 Sesudah itu TUHAN mengutus Yerubaal, Barak, Yefta dan Samuel, dan melepaskan kamu dari tangan musuh di sekelilingmu, sehingga kamu diam dengan tenteram.
Ini kesaksian seorang nabi, nabi bersaksi tentang Barak, tidak bersaksi tentang Debora.
Ibrani 11:32
11:32 Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi,
Sekali lagi yang diangkat oleh rasul juga Barak, bukan Debora. Jadi sudah jelas, gereja dibangun di atas dasar nabi dan rasul. Nabi menampilkan laki-laki, rasul juga menampilkan laki-laki, bukan Debora. Kalau perempuan masih mau tampil mengajar dan memerintah laki-laki, berarti itu dibangun atas dasar yang lain, bukan atas dasar nabi dan rasul Jangan bilang Tubuh Kristus, kalau Tubuh Kristus berdasarkan nabi dan rasul.
Perjanjian Lama digenapkan dalam Perjanjian Baru. Nabi mengangkat Barak, rasul mengangkat Barak, bukan Debora. Apakah pelayanan Debora tidak dianggap oleh Tuhan? Bukan begitu. Tetapi supaya gereja tahu dan paham bagaimana kedudukan yang benar dalam nikah dan dalam ibadah. Perjanjian lama digenapkan dalam Perjanjian Baru, kalau perempuan ngotot mau mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan ibadah atas dasar Debora yang ada dalam Perjanjian Lama, maka suami-suami juga akan ngotot poligami karena di Perjanjian Lama laki-laki menikah dengan banyak isteri.
c) Penjelasan ketiga. Perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki. Jadi tidak usah paksa-paksa saya mau mengajar dan memerintah, karena perempuan itu sudah menyinarkan kemuliaan.
I Korintus 11:7
11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.
Kalau perempuan mau mengajar dan memerintah, mau menjadi kepala, maka laki-laki kehilangan kemuliaan, maka hilanglah kemuliaan Allah di dalam nikah dan di dalam ibadah, Ikabod! Tidak ada kemuliaan berarti tidak ada pembukaan rahasia Firman, tidak bisa mencapai kemuliaan kekal bersama dengan Yesus.
Debora paham tentang ini. Waktu Barak datang meminta Debora maju berperang, Debora berkata aku maju tetapi kamu kehilangan kemuliaan!
Hakim-hakim 4:8
4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju aku pun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju."
4:9 Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
Ini seringkali diperdebatkan terus, padahal Debora sadar diri. Cuma perempuan-perempuan sekarang merasa lebih hebat dari Debora, merasa mutu rohaninya lebih hebat dari Debora.
d) Yang keempat soal Ester. Katanya Ester mengajar, padahal dalam Alkitab tidak ada Ester mengajar. Ester berkata sampaikan kepada Mordekhai supaya berpuasa, akupun akan berpuasa. Tetapi tidak ada ayat mengatakan Ester khotbah di situ. Ester adalah isteri yang sangat tunduk kepada suaminya. Kalau dia tidak dipanggil oleh suaminya yang adalah raja, dia tidak akan menghadap. Kecuali dipanggil baru dia menghadap. Kalau dalam nikah dia tahu menempatkan dirinya, maka dalam ibadah juga pasti tahu menempatkan dirinya.
Ester 4:15-17
4:15 Maka Ester menyuruh menyampaikan jawab ini kepada Mordekhai:
4:16 "Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan dan berpuasalah untuk aku; janganlah makan dan janganlah minum tiga hari lamanya, baik waktu malam, baik waktu siang. Aku serta dayang-dayangku pun akan berpuasa demikian, dan kemudian aku akan masuk menghadap raja, sungguhpun berlawanan dengan undang-undang; kalau terpaksa aku mati, biarlah aku mati."
4:17 Maka pergilah Mordekhai dan diperbuatnyalah tepat seperti yang dipesankan Ester kepadanya.
Ester hanya memberi pesan, mengusulkan, bukan mengajar. Terserah Mordekhai kalau mau menerima usulannya. Dari sini kita lihat, kalau usulan isteri soal ibadah, untuk meningkatkan rohani, usulan yang baik, kenapa suami mau tolak? Isteri mengusulkan yang baik, soal ibadah, soal berpuasa, soal peningkatan rohani. Seharusnya sebagai suami paham ini usulan yang baik, terima! Isteri memberikan masukan, tetapi yang memutuskan adalah suami. Banyak isteri saya memberi masukan, namun tetap saya mengambil keputusan. Jangan juga isteri kalau mengusulkan lalu tidak didengar oleh suami lalu tidak mau makan, tidak mau memasak. Apalagi menghadapi suatu persoalan lalu isteri mengusulkan ‘Pa mari kita puasa, ini masalah nikah yang berat sekali’, jangan suami malah marah, ‘eh jangan mengajar dan memerintah!’, itu usulan yang baik.
e) Ini juga banyak diperdebatkan yaitu soal Febe.
Roma 16:1-2; 12:7-8
16:1 Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea,
16:2 supaya kamu menyambut dia dalam Tuhan, sebagaimana seharusnya bagi orang-orang kudus, dan berikanlah kepadanya bantuan bila diperlukannya. Sebab ia sendiri telah memberikan bantuan kepada banyak orang, juga kepadaku sendiri.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Sangat jelas ada karunia melayani, ada karunia mengajar. Karunia Febe adalah karunia melayani yaitu membantu pelayanan Paulus dengan hartanya. Bukan dia khotbah atau mengajar. Makanya Firman itu harus dibaca sambil mohon kemurahan Tuhan supaya diterangkan oleh ayat-ayat yang juga ada dalam Alkitab. Bukan dengan hikmat manusia, jangan ditafsirkan sendiri.
Dipertegas dalam surat I Timotius bahwa tidak boleh perempuan menjadi kepala.
I Timotius 2:11-14
2:11 Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.
2:12 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.
2:13 Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa.
2:14 Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa.
Jadi kalau perempuan menjadi kepala maka nikah dan ibadah itu tanpa Yesus sebagai Kepala. Wujud Yesus sekarang adalah Firman pengajaran. Ini kepala kita dalam pelayanan, komando dalam pelayanan supaya berkenan kepada Tuhan. Satu saja komandonya, jangan 2 atau 3 yaitu pengajaran yang benar. Kalau Yesus menjadi kepala dalam nikah dan pelayanan maka apa yang buruk menjadi baik. Kebalikannya, kalau Yesus tidak menjadi kepala, segala sesuatu yang tadinya baik menjadi buruk! Dalam Wahyu 2 tadi Tuhan katakan Aku tahu pekerjaanmu, kasihmu, imanmu yang sekarang lebih banyak dari yang semula. Tetapi Tuhan mencela, yang baik malah menjadi buruk. Tinggal kita mau pilih yang mana? Yang buruk menjadi baik atau yang baik malah menjadi buruk. Tinggal hati nurani kita masing-masing.
Contoh pelayanan tanpa kepala yang dicela Tuhan adalah pelayanan Marta.
Lukas 10:40-41
10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."
10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,
Perkataan Marta tadi “suruhlah dia membantu aku’. Ini menunjukan perempuan menempatkan diri sebagai kepala, sebagai suami. Karena Alkitab mengatakan isteri itu penolong yang sepadan bagi suami. Marta menyuruh Yesus supaya menyuruh Maria membantunya, jadi Marta menempatkan diri sebagai suami, perempuan mau mengajar dan memerintah laki-laki. Ini ajaran Izebel! Ajaran ini begitu kental dalam gereja sekarang ini.
Iblis memakai Izebel untuk menghambat rencana Allah. Rencana Allah adalah mewujudkan Yesus lahir ke dunia ini dari keturunan Daud, raja-raja Yehuda. Kemudian seorang raja di Israel bernama Ahab mengambil Izebel menjadi isteri. Izebel ini yang mengatur, Ahab hanya menjadi boneka saja.
I Raja-raja 16:31
16:31 Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya.
Kemudian dari pernikahannya dengan Ahab, Izebel mempunnyai anak yang bernama Atalya. Atalya ini dinikahkan dengan raja Yehuda yaitu raja Yoram. Keturunan Izebel sudah masuk dalam kerajaan Yehuda. Satu ketika Atalnya membunuh semua anak keturunan raja Yehuda supaya Yesus tidak lahir ke dunia. Tetapi syukur 1 anak diselamatkan. Mulai pengaruh Izebel masuk mau menghambat rencana Allah.
II Raja-raja 8:18, 11:1-2
8:18 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
11:1 Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja.
11:2 Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh.
Dia mau membunuh semua anak raja, tetapi syukur Yoas diselamatkan. Kalau semua anak raja mati, tidak akan ada Yesus lahir ke dalam dunia, maka binasalah seluruh dunia. Ini rencana Allah mau digagalkan. Dulu dalam Perjanjian Lama pekerjaan Izebel ini mau menghambat rencana Allah. Sekarang roh Izebel ini mau menghambat kita, mau mengagalkan kita menyambut Yesus yang akan datang kedua kali sebagai Raja segala raja, Mempelai Laki-laki Sorga. Hati-hati, jangan kita anggap biasa dalam nikah isteri mau menjadi kepala, itu menghambat rencana Allah. Rencana Allah tidak bisa gagal! Akhirnya Izebel dan Atalya dibunuh. Sekarang juga rencana Tuhan tidak mungkin gagal.
Yeremia 33:19-21
33:19 Firman TUHAN datang kepada Yeremia, bunyinya:
33:20 "Beginilah firman TUHAN: Jika kamu dapat mengingkari perjanjian-Ku dengan siang dan perjanjian-Ku dengan malam, sehingga siang dan malam tidak datang lagi pada waktunya,
33:21 maka juga perjanjian-Ku dengan hamba-Ku Daud dapat diingkari, sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang memerintah di atas takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang Lewi, yakni imam-imam yang menjadi pelayan-Ku.
Pertanyaannya apakah kita berhasil masuk dalam penggenapan rencana Allah atau tidak? Kalau ada roh Izebel dalam nikah kita dan dalam ibadah pelayanan kita maka kita akan gagal masuk dalam penggenapan rencanna Allah. Tuhan tolong jangan hal itu terjadi pada kita. Tuhan tidak akan pernah gagal, pertanyaannya kita ini bagaimana. Kita jaga sungguh-sungguh, jangan sampai pelayanan yang sudah baik, nikah yang sudah baik, kemudian perempuan mau tampil mengajar dan memerintah laki-laki, sehingga akhirnya dicela oleh Tuhan, hancur semuanya.
Sikap perempuan dalam nikah dan ibadah yang benar:
a) Menempatkan suami sebagai kepala. Suami yang harus mengambil keputusan sesuai Firman. Jangan mentang-mentang kepala seenaknya saja ambil keputusan. Ambillah keputusan sesuai Firman, bukan asal. Isteri sudah menempatkan dirinya sebagai tubuh, tunduk kepada suami sebagai kepala, tetapi suaminya asal saja mengambil keputusan sebagai kepala. Jangan! Nanti akibatnya seperti Nabal. Abigail sebagai isteri sudah tunduk, akhirnya Nabal yang dihantam oleh Tuhan. Isteri tinggal melapor kepada Tuhan ‘Tuhan suamiku ini nakal’ nanti Tuhan tarik telinga suami!
Pemudi yang mau menikah, kalau sekarang masih lajang, dibawa asuhan orang tua tidak bisa tunduk, jangan paksakan menikah. Sekarang tidak bisa tunduk, melawan terus pada orang tua, dalam penggembalaan juga suka melawan, bagaimana nanti dalam nikah! Dia tanduk terus suaminya nanti. Yang laki-laki juga, kalau sekarang malas ibadah, malas dengar Firman, jangan paksa menikah, nanti hancur. Nanti jadi jenderal yang sewenang-wenang seperti Nabal. Kalau memang ada rencana mau menikah, ayo sungguh-sungguh sejak permulaan nikah. Yang laki-laki sungguh-sungguh ibadah dan dengar Firman, supaya nanti bisa mengambil keputusan sesuai Firman. Bagaimana nanti dia ambil keputusan sesuai Firman kalau Firman tidak pernah dia dengar. Begitu juga perempuan.
b) I Korintus 14:34
14:34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.
Dengan perempuan berdiam diri maka nikah itu, ibadah itu menjadi kudus dan tidak bercela. Jangan berpikir kalau begitu saya tidak dipakai melayani, rugi dong! Tetapi kalau mau bicara silahkan, nikahnya jadi tidak kudus, nikahnya jadi bercela, pelayanannya juga begitu. Berdiam diri itu perhiasan rohani seorang perempuan.
I Petrus 3:3-5
3:3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah,
3:4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
3:5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,
Diam dan tunduk itu perhiasan rohani seorang perempuan. Biar suaminya tidak bisa belikan perhiasan emas, cincin, gelang, kalung dan lain-lain, tetapi dia bisa tunduk, itu sudah perhiasan. Berdiam diri itu bukan berarti kalau suaminya tanya dia diam, tidak mau menjawab atau mulai minggu depan perempuan sudah tidak mau bersaksi, bukan itu! Berdiam diri ini artinya perempuan tidak mau mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan ibadah. Di antara sesama kaum wanita boleh mengajar.
Dikaitkan dengan kejatuhan Hawa, karena Hawa yang lebih dahulu tergoda. Perintah Tuhan kepada manusia, semua pohon dalam taman ini tidak boleh kamu makan buahnya dengan bebas, kecuali 1 yaitu pohon di tengah-tengah taman. Kalau dikaitkan dengan pelayanan, semua pelayanan boleh dikerjakan oleh wanita, kecuali mengajar dan memerintah laki-laki. Kalau memimpin pujian bagaimana? Itu juga mengajar dan memerintah. Disuruh bangkit berdiri, angkat tangan, itu perintah. Kadangkala pemimpin pujian menyelipkan Firman, itu sudah mengajar dan memerintah.
Bagaimana kalau berdoa?
I Timotius 2:8
2:8 Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.
Di mana-mana laki-laki yang pimpin doa. Ayo suami-suami belajar berdoa! Masa sedangkan doa makan saja tidak tahu. Kecuali di antara sesama perempuan atau dalam ibadah sekolah minggu, itukan mengajar anak. Jadi semua pelayanan boleh dikerjakan oleh perempuan dalam bidang apa saja, kecuali mengajar dan memerintah laki-laki. Bagaimana mengajar paduan suara? Boleh karena latihannya itu di luar ibadah, menyanyinya nanti di dalam ibadah.
Perempuan mengajar dan memerintah laki-laki dalam nikah dan ibadah itu adalah praktek ketidaktaatan gereja kepada Tuhan sehingga mengarah pada penyembahan anak lembu emas, penyembahan yang palsu, bukan penyembahan kepada Tuhan.
Keluaran 32:1-2
32:1 Ketika bangsa itu melihat, bahwa Musa mengundur-undurkan turun dari gunung itu, maka berkumpullah mereka mengerumuni Harun dan berkata kepadanya: "Mari, buatlah untuk kami allah, yang akan berjalan di depan kami sebab Musa ini, orang yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir — kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia."
32:2 Lalu berkatalah Harun kepada mereka: "Tanggalkanlah anting-anting emas yang ada pada telinga isterimu, anakmu laki-laki dan perempuan, dan bawalah semuanya kepadaku."
Anting-anting bicara ketaatan. Itu mereka tanggalkan untuk membangun lembu emas.
Amsal 25:12
25:12 Teguran orang yang bijak adalah seperti cincin emas dan hiasan kencana untuk telinga yang mendengar.
Yang pertama tampil memberi adalah perempuan. Jadi penyembahannya bukan kepada Tuhan tetapi kepada anak lembu emas. Makanya dalam gereja ada pemberhalaan di situ, manusia yang disembah, bukan Tuhan lagi! Yang diagung-agungkan pendeta, bukan lagi Tuhan.
Kita bandingkan dengan pembangunan Tabernakel. Waktu Tabernakel dibangun, yang lebih dulu maju berkorban adalah laki-laki.
Keluaran 35:22,29
35:22 Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN.
35:29 Semua laki-laki dan perempuan, yang terdorong hatinya akan membawa sesuatu untuk segala pekerjaan yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa untuk dilakukan — mereka itu, yakni orang Israel, membawanya sebagai pemberian sukarela bagi TUHAN.
Jelas sekali, kita mau dibangun menjadi apa, anak lembu emas gereja palsu atau Tabernakel gereja yang benar. Kalau untuk Tabernakel, yang tampil di depan adalah laki-laki. Maka arah pelayanan kita pasti masuk pembangunan Tabernakel secara rohani, Tubuh Kristus yang sempurna. Jangan sampai dalam pelayanan sudah hebat, sudah bagus, tetapi akhirnya dicela karena masuk ajaran Izebel.
Suasana pelayanan yang dikepalai perempuan, bukan Yesus, suasananya kuatir dan menyusahkan diri = suasana duri, suasana kutukan. Nikah itu bersuasana kutukan, ibadah pelayanan di dalamnya bersuasana kutukan, bukannya bagus. Makanya jangan dipertahankan! Isteri-isteri kalau mau jadi jendril, bertobatlah, kalau tidak bertobat duri dalam nikah itu, kutukan yang ada di situ! Laki-laki juga ambil keputusan sesuai Firman, sungguh-sungguh dengan Tuhan.
Tinggal pilih mau seperti Marta berarti kutukan atau seperti Maria. Pelayanan yang benar seperti Maria, pelayanan yang dikomando oleh Yesus sebagai kepala.
Lukas 10:39,42
10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Ayo seperti Maria duduk di bawah kaki Tuhan, berdiam diri untuk mendengar Firman. Tempatkan Yesus sebagai kepala atas hidup kita, berarti susunan dalam nikah benar, susunan dalam ibadah juga benar, laki-laki menjadi kepala, makanya Yesus menjadi kepala di situ. Ayo seperti Maria duduk di bawah kaki Yesus mendengar Firman. Terima Firman tanpa komentar negatif, Firman didengar untuk di taati dan dilakukan, maka Tuhan berikan yang terbaik bagi kita. Kita berikan pelayanan yang terbaik, Tuhan berikan juga yang terbaik bagi kita sekalian. Menghargai Firman itu adalah sesuatu yang terbaik dan Tuhan juga akan memberikan yang terbaik. Tidak menghargai Firman itu sesuatu yang paling tidak baik! Maka hidupnya juga menjadi tidak baik. Jadi penentu baik tidaknya hidup kita, nikah kita, pelayanan kita, tergantung sikap kita terhadap Firman Tuhan, penghargaan terhadap Firman Tuhan.
Kita diperhadapkan 2 pilihan, Marta atau Maria. Pilihlah seperti Maria, mau duduk di bawah kaki Yesus, berdiam diri mendengar Firman. Tempatkan Yesus sebagai kepala. Dalam nikah kita, taruh Yesus sebagai kepala. Prakteknya isteri tahu posisinya sebagai apa, jangan dirampas kedudukan suami.
Pelayanan yang dikomandoi Yesus sebagai Kepala akan meningkat, bukan stagnan, peningkatan ke arah yang lebih baik. Akan meningkat pada penyembahan!
Yohanes 11:31-32
11:31 Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
11:32 Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."
Untuk meningkatkan pelayanan itu pada penyembahan Tuhan izinkan mengalami proses yang sakit bagi daging. Maria menghadapi Lazarus yang mati dan busuk. Tuhan izinkan terjadi, saya sebagai isteri sudah mau tunduk pada suami tetapi suamiku malah tambah kasar, suamiku tambah kejam. Saya suami berupaya menjadi kepala yang baik, tetapi isteriku tambah melawan, tambah cerewet. Dalam pelayanan kita juga sudah berubah melayani dengan baik, tetapi diizinkan Tuhan mengalami pelayanan seperti Maria menghadapi Lazarus yang mati. Kita mengalami pengalaman sengsara daging karena Yesus, karena kebenaran. Diizinkan supaya kita tersungkur menyembah, penyembahan kita bisa naik kepada Tuhan. Kadangkala ketika semua mulus dan aman, nikahnya baik, pelayanannya baik, penyembahan sudah kurang, bahkan hampir-hampir tidak ada lagi penyembahan. Tuhan izinkan terjadi sesuatu supaya bisa tersungkur menyembah Tuhan sampai menikmati doa penyembahan. Bukan sekedar haleluya, haleluya, tetapi sampai bisa menikmati penyembahan!
Puncak pelayanan adalah seperti Maria mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu 300 dinar dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya.
Yohanes 12:1-3
12:1 Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati.
12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus.
12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu.
Artinya apa? Tidak ada lagi keinginan daging. 300 dinar itu upah kerja 1 tahun, dikorbankan oleh Maria. Tidak ada lagi keinginan daging, semua sudah dirobek. Rambut dipakai untuk lap kaki, berarti tidak ada lagi kebanggaan-kebanggaan. Tidak ada lagi keinginan saya mau dihormati, mau dipuji. Melayani Tuhan saja, yang penting Tuhan senang, Tuhan dipuaskan. Tidak ada lagi bangga-bangga, kalau melayani dia rasa ‘hebat saya ini’. Semua sudah ditanggalkan, dirobek. Bahkan kita rela mengorbankan segalanya sampai rela menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.
Kalau perempuan keinginannya masih mengajar dan memerintah, tidak mungkin bisa berkorban segalanya untuk Tuhan. Keinginannya untuk mengajar dan memerintah laki-laki saja masih ada, bagaimana bisa melayani. Semua keinginan robek semua, kebanggaan-kebanggaan ditanggalkan semua, kita serahkan seluruh hidup kepada Tuhan, korban segalanya. Pelayanan seperti ini yang dibela oleh Tuhan. Jangan takut, meskipun tantangannya hebat tetapi kita dibela oleh Tuhan.
Yohanes 12:7
12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.
Yudas protes tetapi Tuhan membela. Banyak tantangan kita hadapi, banyak tuduhan, cibiran, kata-kata yang tidak baik, tetapi kalau pelayanan kita adalah pelayanan yang berkenan kepada Tuhan, yang meningkat, Tuhan pasti bela! Tidak perlu takut, tidak usah risau, Tuhan bela. Bahkan Tuhan berikan kemenangan kepada kita. Tempat untuk mengalami kemenangan adalah di bawah kaki Tuhan. Tempatkan Yesus seebagai kepala, taruh hidup kita di bawah kakinya untuk mendengar Firman, menikmati Firman, menyembah, menikmati doa penyembahan, serahkan seluruh hidup melayani Tuhan maka kita ada di bawah kaki Tuhan.
I Korintus 15:25-26
15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Masalah pergumulan apapun, Tuhan berikan kemenangan. Sampai kemenangan yang terakhir kita menjadi mempelai wanita Tuhan dan dari bawah kaki Tuhan kita diangkat untuk duduk di takhta Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar