20240908

Kebaktian Umum, Minggu 08 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

Penyerahan anak

 

Lukas 18:15-17

18:15 Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.

18:16 Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: "Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.

18:17 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."

 

Penyerahan anak bukan suatu kebiasaan tetapi suatu kebutuhan mutlak supaya anak itu diserahkan kepada Tuhan, dijamah dan diberkati Tuhan. Ada 2 pengertian anak-anak dibawa kepada Yesus:

1.      Anak-anak kecil secara jasmani, bahkan bayi di dalam kandungan harus dibawa kepada Tuhan di dalam ibadah pelayanan supaya sejak kecil dia sudah ada di dalam jamahan tangan Tuhan sehingga tidak bisa dijamah oleh setan. Karena sejak kecil bahkan sejak dari dalam kandungan setan ini berusaha untuk menjamah, maut mau menguasai hidup kita. Mulai dari dalam kandungan lewat perceraian orang tua. Ingat anak yang dirasuk roh bisu tuli, waktu Yesus bertanya sejak kapan anak ini seperti ini? Sejak masa kecilnya. Ingat waktu zaman Nuh tidak ada satupun anak kecil yang selamat. Jadi tujuan dibawa kepada Yesus supaya dijamah oleh Tuhan sehingga tidak bisa dijamah oleh setan.

 

2.      Kita harus menjadi seperti anak kecil secara rohani = mengecilkan diri yaitu kehidupan yang lahir dari Allah.

I Yohanes 5:18

5:18 Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.

 

Lahir dari Allah, lahir dari benih Firman. Makanya dari kecil dibawa beribadah mendengar Firman, biar benih Firman itu masuk dalam kehidupannya. Lewat pori-porinya Firman bisa masuk. Kehidupan yang lahir dari benih Firman tidak bisa dijamah setan. Apa bukti kita lahir dari benih Allah? Tidak berbuat dosa, sampai tidak dapat berbuat dosa. Mau dipaksa, diancam, digoda, tidak bisa berbuat dosa lagi. Maka kita layak disebut anak Allah. Seringkali berdoa ‘Bapa kami dalam sorga’ tetapi berbuat dosa, hidup di dalam dosa. Tuhan berkata Aku tidak kenal kamu, kamu bukan anakKu!

 

Anak kecil tidak bisa berbuat apa-apa, dia bergantung pada orang tuanya. Dia lapar, tidak bisa buat makanannya sendiri, orang tuanya yang siapkan. Begitu juga kita, buktikan kita anak Allah, hidup kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Buktinya kita bergantung sepenuh kepada Tuhan adalah kita tidak mau jauh dari Tuhan, selalu datang beribadah melayani Tuhan, tidak mau dihalangi bahkan tidak mau terhalang oleh apapun juga. Ibu ini tergembala jarak jauh secara online, berdomisi di Kasimbar. Cukup jauh datang ke sini untuk menyerahkan anaknya. Kita yang bisa tatap muka langsung, mari tergembala sungguh-sungguh, kita beribadah melayani Tuhan. Tidak bisa dihalangi, tidak mau terhalang bahkan oleh maut sekalipun sehingga betul-betul kita berada dalam jamahan tangan Tuhan. Lewat FirmanNya kita sedang dijamah oleh Tuhan. Setiap Yesus menyembuhkan, Yesus membangkitkan, Dia selalu menjamah. Membangkitkan anak berusia 12 tahun, Yesus menjamah, anak muda itu bangkit. Membangkitkan pemuda di Nain, Yesus menjamah dan dia bangkit. Yang buta Dia jamah sehingga sembuh, yang lumpuh Yesus jamah sehingga bisa berjalan. Anak ini dan kita semua datang beribadah melayani Tuhan, dijamah oleh Tuhan sehingga terjadi mujizat rohani yaitu keubahan hidup dan juga mujizat jasmani. Apa mujizat jasmani?

1.      Dibela oleh Tuhan. Murid-murid mencegah orang membawa anak-anak kepada Yesus, tetapi Yesus berkata jangan dicegah. Orang lain sudah meninggalkan kita, menyingkirkan kita tetapi Tuhan menyatakan pembelaan kepada kita.

2.      Kita diberkati oleh Tuhan. Dalam keadaan krisis akhir zaman tetapi berkat Tuhan dinyatakan kepada kita. Kebutuhan anak ini dan orang tuanya Tuhan yang sediakan semuanya. Tuhan juga mampu menyediakan segala yang kita butuhkan. Dia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.

 

Dikatakan anak yang dibawa kepada Tuhan itulah yang empunya kerajaan sorga. Kita datang kepada Tuhan, kita dijamah oleh tangan kasih Tuhan lewat FirmanNya, kita mengalami mujizat jasmani dan rohani, kita yang empunya kerajaan sorga.

 

 

Kebaktian Umum

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-3

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

 

Pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus ditandai 7 hal:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Menunjuk pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Ini pengikutan yang ditandai hujan Firman pengajaran untuk menumbuhkan rohani kita.

3.      Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c). Kecapi terdiri dari beberapa senar, kalau dibunyikan menghasilkan bunyi yang merdu. Itu menunjukan ada penyatuan Tubuh Kristus, berbeda-beda tetapi menyatu di dalam Tubuh Kristus yang sempurna.

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3).

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a).

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5).

 

Kita pelajari poin keempat ada nyanyian baru. Nyanyian itu ada nada naik dan turun. Turun itu pengalaman kematian bersama Yesus, naik pengalaman kebangkitan bersama Yesus. Jadi nyanyian baru adalah pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus yang menghasilkan pembaharuan hidup. Jadi pengikutan kita kepada Yesus ditandai dengan pembaharuan hidup.

 

Ada 3 macam pembaharuan hidup ditinjau dari Tabernakel:

1.      Pembaharuan lewat baptisan air yang benar, pembaharuan hati, tabiat/ karakter dan ketiga mulut dibaharui. Terkena bejana pembasuhan, wilayah halaman.

2.      Pembaharuan lewat doa penyembahan. Ini pembaharuan hati dan pembaharuan perilaku kita sehari-hari. Terkena mezbah dupa emas, ini di wilayah ruangan suci.

3.      Pembaharuan lewat percikan darah. Ini ruangan maha suci, ada percikan darah di situ. 7 kali di atas tutup pendamaian, sengsara yang dialami Yesus sampai mati di kayu salib. 7 kali di depan Tabut Perjanjian, sengsara yang harus dialami gereja Tuhan untuk bisa sempurna.

 

Ini pembaharuan terakhir untuk kita bisa sempurna, sengsara daging tanpa dosa bersama dengan Yesus. Apa yang dibaharui? Kembali lagi soal hati.

II Korintus 4:16-18

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

Lewat percikan darah kita mengalami pembaharuan hati yaitu tidak tawar hati = tidak takut. Untuk bisa dipakai dalam pembangunan Tubuh Kristus, dulu digambarkan dengan pembangunan Bait Allah Salomo, pesan Tuhan jangan tawar hati, jangan takut. Kalau kita tawar hati menghadapi percikan darah, mulai takut, mulai loyo, tidak akan bisa dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

I Tawarikh 28:20

28:20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

 

Memang tantangan yang akan kita hadapi semakin berat. Membangun Tubuh Kristus bukan seperti membangun rumah biasa. Membangun rumah saja sudah banyak pergumulannya. Sudah ada berkat buat pondasi, bergumul lagi bagaimana tiangnya. Tiangnya sudah ada, bergumul lagi dindingnya bagaimana, bergumul lagi guntingnya, sengnya bagaimana. Sudah jadi rumahnya bergumul lagi bagaimana isinya. Begitu juga dalam pembangunan Tubuh Kristus, tantangannya luar biasa, kita diperhadapkan dengan sengsara, percikan darah! Sikap kita jangan takut, jangan tawar hati. Kalau takut dan tawar hati pasti lari dari percikan darah. Lari dari percikan darah = lari dari hadapan Tuhan. Keadaan orang itu bagaimana? Telanjang!

Markus 14:50-52

14:50 Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.

14:51 Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai sehelai kain lenan untuk menutup badannya, mengikuti Dia. Mereka hendak menangkapnya,

14:52 tetapi ia melepaskan kainnya dan lari dengan telanjang.

 

Apa artinya melarikan diri meninggalkan Tuhan? Cepat-cepat meninggalkan pengajaran yang benar, tidak ada bekasnya! Begitu lekas beralih dari ajaran benar kepada ajaran-ajaran lain. Akhirnya telanjang, artinya jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, dia memalukan Tuhan dan dipermalukan Tuhan! Kalau dibiarkan terus nanti seperti Petrus yang menyangkal Tuhan.

 

Biarlah menghadapi percikan darah bukan dengan kekuatan sendiri tetapi dengan kekuatan Roh Kudus sehingga kita tidak tawar hati, tidak takut. Praktek sehari-hari tidak tawar hati, tidak takut menghadapi percikan darah.

1.      I Petrus 4:1-2

4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa —,

4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

 

Praktek pertama sengsara karena Yesus kita jadikan sebagai senjata, untuk:

a)      Bertobat, berhenti berbuat dosa. Waktu diperhadapkan dengan tantangan dan sengsara, periksa diri apa yang kita buat, kalau ada dosa selesaikan. Sengsara itu malah menjadi senjata untuk bertobat, berhenti berbuat dosa. Bukan malah kecewa, bersungut, saling mempersalahkan, tuding menuding.

b)      Hidup menurut kehendak Allah. Kita bisa hidup sesuai kehendak Allah, tidak undur. Sebagai contoh Nuh seorang diri, seluruh dunia sudah melakukan hidup yang rusak, tetapi Nuh seorang diri hidup di dalam kehendak Tuhan.

Kejadian 6:9

6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

 

Kita hidup di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya, semua manusia menjalankan hidup yang rusak. Kita seorang diri, mau hidup menurut kehendak Tuhan, kita diolok, diejek, itu sengsara!

 

Kejadian 6:9 (Terjemahan Lama)

6:9 Maka inilah anak buah Nuh. Maka Nuh itu seorang yang benar dan tulus hatinya di antara orang zamannya, dan Nuh itu hidup dengan Allah.

 

Kita berupaya hidup benar dan hidup tulus. Tulus = jujur, terutama jujur soal pengajaran. Yang benar bilang benar dan pegang teguh, yang salah hindari dan tolak. Kita sudah pegang teguh Firman pengajaran lalu orang lain bilangin salah, terserah mereka mau bilang salah!

 

Hidup benar, jujur, tulus dan bergaul dengan Allah. Lewat apa kita hidup bergaul dengan Allah? Lewat ibadah penggembalaan, 3 macam ibadah pokok:

1)      Ibadah raya kita bergaul dengan Allah Roh Kudus.

2)      Ibadah Pendalaman Alkitab bergaul dengan Yesus Anak Allah.

3)      Ibadah doa penyembahan bergaul dengan Allah Bapa.

Selama kita bergaul dengan Allah kita bisa berubah, pasti ada keubahan hidup. Kalau bergaul dengan orang bebal, menjadi bebal. Tergantung bagaimana pergaulan kita.

 

Jadi gunakanlah sengsara daging bersama Yesus untuk bertobat, untuk hidup menurut kehendak Tuhan yaitu hidup benar, jujur, tulus, bergaul dengan Allah, tekun dalam penggembalaan, maka hasilnya kita mendapat kasih karunia Tuhan.

Kejadian 6:8

6:8 Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata TUHAN.

 

Untuk apa kasih karunia Tuhan?

a)      Melindungi kita dari air bah. Wujudnya air bah sekarang ini adalah kemustahilan hidup di dunia ini, semakin berat bagaikan menghadapi air bah. Tetapi kasih karunia Tuhan memberikan hidup bagi kita, memelihara dan melindungi kehidupan kita sekalian.

 

b)      Memelihara dan melindungi kita secara rohani. Kita bisa hidup benar dan suci di tengah-tengah manusia yang telah rusak hidupnya. Tetap hidup benar, tetap hidup suci. Keluar rumah langsung berhadapan dengan dosa. Nonton televisi ada dosa dilihat. Buka handphone ada dosa di situ. Jalan ke gereja ada juga dosa di situ. Kita hadapi semua itu tetapi kasih karunia Tuhan memelihara dan melindungi kita secara rohani, tetap hidup benar dan suci.

 

Kejadian 6:1-2,11

6:1 Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan,

6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.

6:11 Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh dengan kekerasan.

 

Manusia menjalankan hidup yang rusak. Mulai dari merusak diri, lewat apa? Dosa makan minum, merokok, narkoba, minuman keras. Juga lewat dosa kenajisan, dosa kawin mawin, perzinahan, itu merusak diri!

Amsal 6:32

6:32 Siapa melakukan zinah tidak berakal budi; orang yang berbuat demikian merusak diri.

 

Setelah merusak diri, manusia merusak nikah, merusak penggembalaan, merusak tahbisan. Tahbisan sudah baik dan benar dirusak. Dan juga manusia merusak alam. Manusia merusak alam karena kepentingan sendiri, demi mengeruk kekayaan bumi ini rusaklah alam. Jangan heran kalau sekarang iklim tidak menentu, sudah tidak jelas.

 

c)      Melindungi kita dari hukuman Allah yang akan datang. Akhir zaman ini bumi akan dihukum dengan 21 penghukuman, 7 meterai dari Allah Roh Kudus, 7 sangkakala dari Anak Allah dan 7 malapetaka dari Allah Bapa. Ini mau dijatuhkan atas bumi ini, tetapi kasih karunia Tuhan melindungi kita sekalian.

 

Ayo gunakan sengsara itu sebagai senjata untuk bertobat, jadikan senjata untuk hidup menurut kehendak Allah, hidup benar, tulus, jujur soal pengajaran dan bergaul erat dengan Allah, tergembala sungguh-sungguh.

 

2.      Yakobus 5:8-11

5:8 Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

5:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? 

5:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

5:11 Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

 

Yang kedua sabar dan tekun dalam penderitaan bersama Yesus. Sabar menunggu waktu Tuhan, tekuni itu. Contohnya Ayub, dia adalah gambaran hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang saleh, jujur, takut akan Tuhan dan menjauhi kejahatan. Saleh itu tekun beribadah.

Ayub 1:1-3

1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.

1:2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.

1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

 

Kemudian nikah dan buah nikahnya diberkati. Secara jasmani juga dia diberkati. Tetapi dia diizinkan Tuhan menghadapi ujian habis-habisan, sengsara, percikan darah karena kebenaran, karena Yesus, karena Tuhan. Dia benar makanya iblis datang menguji. Waktu Tuhan tanya kepada iblis, dari mana kau? Iblis jawab, dari keliling-keliling. Sudah lihat hambaKu Ayub? Lalu setan bilang, coba kalau Tuhan izinkan saya jamah dia, dia pasti tidak akan beribadah lagi kepadaMu. Dan Tuhan izinkan. Sudah setan hantam semua harta Ayub dan anak-anaknya, datang lagi setan. Tuhan tanya, dari mana kau? Dari keliling-keliling. Sudah lihat hambaKu Ayub, dia suci saleh. Iblis bilang coba izinkan saya jamah dia. Tuhan bilang silahkan, tetapi sayangkan nyawanya. Iblis hantam Ayub dengan penyakit kulit sampai busuk badannya.

 

Ayub diperhadapkan dengan itu, sudah setia beribadah, sudah jujur, takut Tuhan, nikah buah nikah diberkati, hidup jasmaninya diberkati, diizinkan mengalami penderitaan, ujian habis-habisan.

 

Menghadapi percikan darah sikap kita bagaimana? Sikap pertama sabar, sabar menderita, sabar menunggu waktu Tuhan. Kalau belum ditolong, sabar! Buktinya kita sabar:

a)      Tidak bersungut-sungut.

Yakobus 5:9

5:9 Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? 

 

Jika bersungut-sungut, orang itu akan bertemu Yesus Hakim yang menghukum! Bukan bertemu dengan Yesus Imam Besar yang membela dan menolong.

b)      Tidak mempersalahkan orang lain apalagi mempersalahkan Tuhan.

c)      Tidak mencari jalan keluar sendiri di luar Firman.  

d)      Selalu mengucap syukur, sengsara tetapi bisa mengucap syukur, berseru haleluya, puji Tuhan.

 

Sikap kedua tekun seperti Ayub, yaitu:

a)      Tekun dalam iman. Iman timbul dari mendengar Firman. Jadi tekun dalam iman = tekun mendengar Firman. Lain kali begitu sengsara malah tinggalkan Tuhan, tidak mau beribadah, tidak mau dengar Firman. Justru dalam sengsara yang kita hadapi ayo kita mendengar Firman dan praktekan. Kalau Tuhan belum tolong itu karena Tuhan mau kita bertekun. Tuhan masih sibuk membenahi hidup kita, Tuhan lihat kita belum sabar, belum tekun.

b)      Tekun dalam 3 macam ibadah pokok penggembalaan, kita melekat pada Allah Tritunggal. Jangan malah ibadahnya dikurangi.

 

Jadi sabar dan tekun = tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal. Kalau melekat pada Allah Tritunggal kita mendapatkan segalanya, terutama kita disucikan dan dibaharui terus menerus.

Yohanes 15:1-3

15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.

15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah.

15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

 

Tunggu waktunya, dari ketekunan dan kesabaran kita pasti ada buah-buah yang memuaskan Tuhan, berkenan kepada Tuhan, berkenan kepada sesama. Terus sabar, terus tekun, melekat pada Allah Tritunggal, bagaikan ranting melekat pada pokok. 

 

Kalau kita sabar dan tekun maka kita akan bertemu dengan Tuhan Yang Maha Penyayang.

Yakobus 5:11

5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

 

Ini harus kita pahami, sabar dan tekun maka kita bertemu Tuhan Maha Penyayang dan penuh belas kasihan, itulah Yesus Gembala Agung, Yesus Imam Besar yang mengulurkan tangan belas kasihanNya kepada kita. Sabar dan tekun itu mengulurkan tangan kepada Tuhan, Tuhan yang Maha Penyayang dan penuh belas kasihan mengulurkan tanganNya kepada kita maka kita berada di dalam tangan Tuhan, tidak mungkin jatuh. Kalau kita menikmati pengalaman salib tidak akan mungkin jatuh sebab kita ada di dalam tangan Tuhan. Kenapa ada hamba Tuhan dan pelayan Tuhan yang jatuh? Karena tidak mau salib, tidak mau sengsara, maunya yang enak-enak bagi daging. Kalau kita ada di tangan Tuhan kita tidak akan jatuh, malah mujizat yang kita alami, betul-betul dipegang oleh Tuhan.

 

Kadangkala betul-betul sudah berada pada titik nadir, tetapi ingat Yesus Maha Penyayang dan penuh belas kasihan, kita menjadi kuat lagi, ada di tangan Tuhan. Kita disucikan, dibaharui, tanganNya mengadakan mujizat itulah pembaharuan.

 

Kita belajar dari Ayub, dia mengalami penderitaan sengsara namun dia sabar dan tekun, maka terjadi mujizat keubahan hidup, dia disucikan.

Ayub 32:1-2

32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.

32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

 

Dalam percikan darah yang dia alami, dibuka ternyata dalam dirinya ada tersembunyi dosa kebenaran diri sendiri, tetapi akhirnya dia sadar.

Ayub 42:5-6

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

 

Tadinya Ayub hanya mendengar nyanyian orang, sekarang dia bisa menyanyikan nyanyian baru. Ini mujizat keubahan hidup yang kita dapatkan dalam percikan darah kalau kita sabar dan tekun. Ini mujizat, orang kaya, diberkati, tetapi bisa duduk di dalam debu dan abu, merendahkan diri. Tadinya semua dilayani, semua tersedia, akhirnya bisa duduk di dalam debu dan abu.

 

Artinya duduk di dalam debu dan abu:

a)      Mengaku kita ini hanya tanah liat yang memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Terutama kelemahan dalam perkataan! Saat sengsara kita teledor berkata-kata. Koq begini Tuhan, koq engkau tidak adil, koq Tuhan tidak sayang saya, percuma ikut Tuhan kalau seperti ini, kalau tahu begini, kenapa begitu. Ini perkataan-perkataan yang salah. Kita banyak teledor dalam perkataan, ayo sekarang kita akui kita banyak kelemahan. Kelemahan itu bukan untuk kita pertahankan, serahkan kepada Tuhan biar Tuhan cabut semua. Akui kepada Tuhan, kelemahanku ini Tuhan, mulutku tidak bisa dikontrol.

 

b)      Bisa merendahkan diri serendah-rendahnya di bawah kaki Tuhan untuk tersungkur menyembah Tuhan. Lebih baik kita banyak menyembah di kaki Tuhan. Kalau banyak merendahkan diri di bawah kaki Tuhan maka kita bisa menerima ketika dipersalahkan orang. Sudah aktif dalam pelayanan, masih juga dihakimi, dicari kesalahannya! Tetapi kita bisa menerima ketika dipersalahkan. Ketika belum bisa menerima saat disalahkan orang, ayo menyembah Tuhan.

 

c)      Masuk dalam proses penciptaan kembali, dulu manusia diciptakan dari debu tanah. Artinya aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna. Saya bersyukur kepada Tuhan diberikan pelayanan yang padat supaya saya aktif di situ. Dari pada mau bergosip, mau baku telpon, lebih baik aktif dalam pelayanan.

 

Jangan takut, dengan sengsara karena Yesus kita justru mau dipakai dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna.

 

3.      II Korintus 4:16-17; 5:6

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

5:6 Maka oleh karena itu hati kami senantiasa tabah, meskipun kami sadar, bahwa selama kami mendiami tubuh ini, kami masih jauh dari Tuhan,

 

Yang ketiga kuat teguh hati = tabah. Seharusnya saat kita diperhadapkan dengan sengsara, sikap kita berbahagia. Kenapa demikian? Karena kita dianggap layak menderita untuk Tuhan, kita boleh mengambil bagian sedikit dari penderitaan Kristus.

Kisah Para Rasul 5:41

5:41 Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.

 

Kita ini manusia berdosa, untuk beribadah saja tidak boleh, tidak layak, apalagi mau masuk sorga. Kalau Tuhan izinkan menghadapi sengsara karena Yesus seharusnya berbahagia karena kita dianggap layak. Jika kita dianggap layak menderita karena Yesus maka pasti dianggap layak untuk masuk kemuliaan kekal bersama Yesus! Yesus dicaci maki, saya juga dicaci maki, berarti saya dianggap layak mengambil bagian sedikit dari penderitaan Yesus. Yesus dikhianati, saya dikhianati, berarti saya dianggap layak sengsara bersama Yesus. Yesus dibelakangi, saya juga dibelakangi, berarti saya dianggap layak untuk dipermuliakan bersama dengan Dia kelak!

Roma 8:17-18

8:17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

8:18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.

 

Penderitaan kita tidak sebanding dengan kemuliaan yang Tuhan sudah sediakan bagi kita. Ayo berbahagia! Tetapi bukan menantang Tuhan ‘tambah lagi Tuhan’. Berbahagia itu menikmati, kita mengambil bagian sedikit dari penderitaan Kristus.

I Petrus 4:12-14

4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

 

Belajar diam, belajar menikmati, itu berarti kita mengambil bagian dalam penderitaan Kristus. Ketika Yesus dicaci maki, Dia tidak membalas dengan caci maki, Dia diam. Anggaplah cacian itu berkat untuk kita, terima kasih Tuhan, saya mengambil bagian sedikit dari penderitaanmu. Tidak usah marah, tidak usah mau balas. Justru kita dapat kasih karunia Tuhan sebab sengsara itu kasih karunia.

I Petrus 2:19

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

 

Penderitaan yang sebenarnya tidak harus kita tanggung itu akan semakin banyak. Paulus menguatkan hati murid-murid, untuk masuk kerajaan Sorga hanya satu jalan, tidak ada jalan lain yaitu jalan salib.

Kisah Para Rasul 14:22

14:22 Di tempat itu mereka menguatkan hati murid-murid itu dan menasihati mereka supaya mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara.

 

Lebih banyak sengsaranya supaya masuk kemuliaan bersama dengan Yesus. Biarlah kita menerima salib Tuhan, nikmati jalan salib itu supaya betul-betul mulus, waktu Yesus datang bisa menyambut Dia dalam kemuliaan kekal.

 

Penderitaan ringan jangan diberat-beratkan. Kadangkala baru dikata-katai sedikit sudah diberat-beratkan, diekspose ke mana-mana, baru dikata-katai belum ditoki/jitak. Nanti kecewa, putus asa, mengeluh, akhirnya mundur.

 

I Korintus 4:17

4:17 Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.

 

Yang berat diringankan lewat doa penyembahan. Disebut penderitaan ringan. Yang berat dibilang ringan. Kalau yang selalu bilang berat akhirnya mundur! Kenapa sengsara yang berat bisa kita bilang ringan, bagaimana caranya supaya kita rasa itu ringan? Pandang Korban Kristus. Bandingkan sengsara kita dengan sengsara Yesus, mana yang lebih berat. Kalau kita sengsara itu karena kita manusia berdosa, memang wajar. Karena manusia berdosa sudah diusir, semua sengsara yang dia alami. Tetapi Yesus tidak berdosa namun Dia rela sengsara untuk kita. Saat mau kecewa dan putus asa, pandang Korban Kristus.

 

Dulu saya tanya sama papa kenapa papa bisa menyembah berjam-jam? Papa bilang setiap mau menyembah renungkan Korban Kristus, ingat Yesus yang disalib untuk saya. Sehingga tidak terasa penyembahan naik, air mata turun, bisa menyembah dengan hancur hati.

 

Jadi lewat percikan darah, perhatian kita dibaharui. Mungkin selama ini saat sengsara malah melihat yang kelihatan, melihat sengsara itu, melihat manusia yang dipikir bisa menolong, melihat dunia. Sekarang lewat percikan darah kita melihat yang tidak kelihatan, memandang Yesus. Pandang yang rohani, jangan lihat yang jasmani.

 

Waktu kita diperhadapkan dengan sengsara, ada orang membenci kita, tiba-tiba ada yang datang membela. Kadangkala pandangan kita mulai salah, rupanya ada yang membela saya. Akhirnya sudah cerita-cerita terus masalah itu ‘apa lagi dia bilang?’ itu masih memandang manusia! Jarang kalau ada yang datang cerita begini begitu, ayo sama-sama kita berdoa, bahkan mungkin tidak pernah. Saya juga dikoreksi Tuhan. Kalau saya selalu lihat manusia akhirnya malah salah. Lebih baik lihat Tuhan, lihat perkara yang rohani.

 

Jadi orang yang kuat dan teguh hati adalah orang yang hanya memandang perkara yang rohani saat dia diperhadapkan dengan sengsara apapun, tidak usah lihat yang jasmani. Pandang saja perkara yang rohani apapun yang kita alami. Waktu Yesus datang kita bisa memandang Dia muka dengan muka, masuk dalam kemuliaan kekal bersama dengan Yesus.

 

Jangan lihat akan besarnya beban kita, tetapi lihat Yesus yang sudah berkorban nyawa untuk kita. Lihat pekerjaan yang sudah Tuhan percayakan kepada kita. Lihat Korban Kristus, pandang Yesus, Dia memberikan penghiburan kepada kita, Dia memberikan kekuatan menghadapi sengsara, Dia akan mempermuliakan kita semua.

Wahyu 22:3-4

22:3 Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,

22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

 

Lihat saja Tuhan sampai nama Tuhan tertulis di dahi kita. Sampai kita menjadi miliknya Tuhan, Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar