20240918

Kebaktian PA Imamat, Rabu 18 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Imamat 26:30-32

26:30 Dan bukit-bukit pengorbananmu akan Kupunahkan, dan segala pedupaanmu akan Kulenyapkan. Aku akan melemparkan bangkai-bangkaimu ke atas bangkai-bangkai berhalamu dan hati-Ku akan muak melihat kamu.

26:31 Kota-kotamu akan Kubuat menjadi reruntuhan dan tempat-tempat kudusmu akan Kurusakkan dan Aku tidak mau lagi menghirup bau persembahanmu yang menyenangkan.

26:32 Aku sendiri akan merusakkan negeri itu, sehingga musuhmu yang tinggal di situ akan tercengang karenanya.

 

Ini kutuk yang kelima akibat tidak taat pada Firman Tuhan yaitu ibadah dihancurkan. Ibadah orang Israel adalah ibadah yang mati di hadapan Tuhan karena dikaitkan dengan berhala. Praktek ibadah yang mati:

1.      Ada bukit pengorbanan. Bukit pengorbanan ini kadang dipakai untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan, kadang dipakai untuk ilah lain. Artinya beribadah tetapi tidak mengenal Yesus dengan jelas.

 

2.      Mendirikan tugu berhala = keadaan 6 bangsa yang dihalau Tuhan dari tanah Kanaan.

Keluaran 34:11-13

34:11 Tetapi engkau, berpeganglah pada yang Kuperintahkan kepadamu pada hari ini. Lihat, Aku akan menghalau dari depanmu orang 1Amori, orang 2Kanaan, orang 3Het, orang 4Feris, orang 5Hewi dan orang 6Yebus.

34:12 Berawas-awaslah, janganlah kauadakan perjanjian dengan penduduk negeri yang kaudatangi itu, supaya jangan mereka menjadi jerat bagimu di tengah-tengahmu.

34:13 Sebaliknya, mezbah-mezbah mereka haruslah kamu rubuhkan, tugu-tugu berhala mereka kamu remukkan, dan tiang-tiang berhala mereka kamu tebang.

 

Angka 6 itu bicara daging. Jadi mendirikan tugu berhala artinya beribadah tetapi masih mempertahankan tabiat daging. Ini ibadah yang mati. Dulu ibadah Israel ibadah yang mati, sekarang kita periksa bagaimana ibadah kita.

 

3.      Ada pedupaan tetapi bukan untuk Tuhan, menunjukan penyembahan yang palsu. Penyembahan yang benar didorong oleh pengajaran yang benar. Jadi penyembahan yang palsu didorong oleh ajaran yang palsu.

Lukas 9:28

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

 

4.      Tuhan katakan Aku tidak mau menghirup bau persembahanmu. Berarti bau persembahannya bukan harum tetapi busuk = mezbahnya cemar, yaitu beribadah tetapi dalam keadaan yang cemar. Kita raba diri kita masing-masing, saya yang menyelenggarakan kebaktian keadaannya bagaimana, kalau cemar berarti itu ibadah yang mati.

 

Praktek beribadah dalam keadaan yang cemar:

a)      Melayani Tuhan dengan pribadi yang cemar, yaitu:

1)      Hati yang cemar yaitu hati yang berisi keinginan jahat, keinginan najis dan juga kepahitan hati.

Matius 15:19-20

15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

15:20 Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

 

Kalau dikelompokan yang ada di hati ini menjadi 3 kelompok yaitu keinginan najis, keinginan jahat dan kepahitan hati. Beribadah tetapi pahit hati sama orang. Karena pahit hati sama orang lain, Firman yang dia rasa kena pada orang itu dia ambil lalu masukan dalam media sosial untuk hantam orang lain. Ini sebenarnya ibadah cemar! Tidak dia sadari pribadinya sudah cemar, tetapi merasa orang lain yang cemar. Kalau hatinya murni, Firman yang kena pada dia itu yang dia bagikan. Bukan yang mau dia kena-kenakan pada orang lain itu yang dibagikan. Ini tidak betul, hatinya cemar!

 

2)      Perkataan dan perbuatan cemar, itulah perkataan dosa, perbuatan dosa.

Yesaya 59:1-3

59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;

59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

59:3 Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.

 

Ini melayani Tuhan tetapi dengan keadaan diri yang cemar. Mulai dari hatinya, perkataannya dan juga perbuatannya cemar.

 

b)      Melayani Tuhan dengan nikah yang cemar. Apa itu kecemaran dalam nikah?

1)      Pada permulaan nikah sudah terjadi kejatuhan, berbuat kenajisan. Kalau sudah terlanjur terjadi, selesaikan kepada Tuhan, mengaku kepada Tuhan dan juga mengaku kepada sesama. Dalam hal ini tentu mengaku kepada orang tua. Ketika ada kaum muda dalam keadaan seperti itu segera selesaikan, akui kepada orang tua supaya diangkat oleh Tuhan. Kalau tidak tetap dalam keadaan di dalam lubang.

 

Dan juga didoakan oleh gembala. Dalam penataran nikah saya selalu bertanya sampai mendetail, karena menangani nikah ini tidak sembarang, ini menentukan bagaimana nasibnya nanti. Kalau saya sebagai hamba Tuhan asal dalam menangani nikah, kasihan nikah itu nanti. Dan saya kelak akan mempertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Ditanya semua mengenai hal ini dan harus jujur diakui semua kepada Tuhan, kepada orang tua, kemudian didoakan oleh gembala, supaya nikahnya dibersihkan, tidak lagi cemar.

 

2)      Tidak direstui oleh orang tua. Dalam kitab Kejadian aturan nikah itu sudah jelas, maka laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya untuk bersatu dengan isterinya. Meninggalkan di sini bukan kawin lari, tetapi ada restu dari orang tua.

Kejadian 2:24

2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.

 

Kalau tidak direstui jangan dipaksakan, berdoa sampai dapat restu dari orang tua. Seharusnya menikah ini untuk menjadi satu, baik laki-laki dan perempuan yang menikah itu menyatu, termasuk keluarga kedua belah pihak menyatu. Kalau menikah lalu dia tercerai dari keluarganya, itu tidak sesuai kehendak Tuhan. Tuhan tidak mau keluarga yang sudah menyatu bertahun-tahun, masuk anggota keluarga baru malah terjadi perpisahan, tidak boleh seperti itu!

 

Saya menikah dengan isteri saya waktu usia 26 tahun.  Saya hanya menerima jadi, yang membentuk isteri saya adalah orang tuanya, 26 tahun dia bersama keluarganya. Jadi saya menikah dengan dia dengan kelebihan dan kekurangannya, saya juga terima keluarganya dengan kelebihan dan kekurangannya. Jangan justru buang keluarga! Saya tidak menemukan isteri saya dari pohon pisang atau dari lubang batu, tetapi ada keluarga yang membesarkannya. Begitu juga isteri saya terhadap saya!

 

3)      Kawin campur, tidak satu keyakinan, tidak satu pengajaran. Kalau dipaksakan berarti kecemaran itu berlanjut terus. Yang sudah terlanjur jangan diceraikan, berdoa supaya pasangan yang belum 1 pengajaran bisa dimenangkan oleh Tuhan. Kalau dipaksakan nanti anak-anaknya menjadi anak-anak yang cemar.

I Korintus 7:12-14

7:12 Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.

7:13 Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.

7:14 Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.

 

Yang sudah dalam pengajaran harus pertahankan itu. Kalau mengalah, tidak mau bertahan pada pengajaran maka anak-anaknya adalah anak-anak cemar. Sedapat mungkin buah nikahnya dibawa masuk pada pengajaran, jangan mengalah! supaya buah nikah itu jangan menjadi anak-anak cemar. Dan memang harus rela menanggung resikonya.

 

4)      Tidak diberkati, diteguhkan di dalam Tuhan. Suka sama suka langsung kumpul satu rumah tanpa dibawa kepada Tuhan. Harus diberkati dan diteguhkan di dalam Tuhan. Kalau sudah jatuh harus diangkat, dibawa kepada Tuhan untuk diteguhkan.

 

5)      Tidak dicatat pemerintah. Pemerintah itu wakil Tuhan di dunia ini, jadi kita harus taat pada aturan pemerintah. Kalau aturan negara ini harus dicatat di catatan sipil, harus dibawa pada catatan sipil.

 

6)      Perjalanan nikah diisi dengan kekerasan, perselingkuhan, akhirnya terjadi kawin cerai sampai kawin mengawinkan, sudah bebas dengan siapa saja. Termasuk nikah yang terbalik, itu nikah yang cemar! Isteri mau menjadi kepala, memerintah dan mengajar suami.

 

Kita periksa diri kita, selama ini kita beribadah keadaan kita cemar atau bersih. Mulai dari pribadi saya, hatiku bagaimana, perbuatan dan perkataanku bagaimana. Kemudian lihat lagi nikahku bagaimana. Kalau ada kecemaran biarlah diperbaiki dan dibersihkan. Firman Tuhan itu sanggup membersihkan segala yang cemar.

 

c)      Melayani Tuhan dengan tahbisan yang cemar. Apa itu tahbisan cemar?

1)      Menjadi hamba uang.

Lukas 16:13-14

16:13 Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

16:14 Semuanya itu didengar oleh orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, dan mereka mencemoohkan Dia.

 

Menjadi hamba uang yaitu beribadah melayani hanya untuk mencari keuntungan yang jasmani. Pelayanan sudah menjadi profesi bukan lagi tahbisan. Kalau main musik dan soundman saja dibayar tinggi apalagi yang khotbah, dapat berapa. Termasuk meninggalkan ibadah untuk mendapatkan keuntungan yang jasmani.

 

Seperti pada ayat 14, orang seperti ini tidak bisa menerima Firman, Firman datang malah dicemooh. Sebab pikirnya coba kalau dia lakukan Firman, dia anggap belangnya terbalik, tidak ada isinya lagi.

 

2)      Menjadi hamba manusia yaitu beribadah melayani Tuhan hanya untuk menyenangkan manusia, bukan Tuhan! Jadi kalau si A bilang harus begini yah dia ikut, yang penting manusia itu senang. Itu hanya menyenangkan manusia!

Galatia 1:10

1:10 Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

 

Menjadi hamba manusia = hamba daging. Akhirnya ibadah pelayanan hanya untuk menyenangkan dagingnya. Mana ada manusia mau dagingnya sakit, mana ada mau yang susah. Pada umumnya daging ini tidak mau yang sengsara, maunya yang enak-enak. Itulah yang sekarang banyak dalam gereja, ibadah hanya untuk menyenangkan daging, karena ibadahnya hanya untuk menyenangkan manusia, bukan menyenangkan Tuhan.

 

3)      Menjadi hamba dosa, seperti Hofni dan Pinehas. Mereka melayani tetapi menjadi orang dursila, sampai tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di pintu kemah. Saya dikoreksi Tuhan, melayani harus dengan kesucian. Makanya syarat utama melayani Tuhan adalah suci!

Keluaran 29:1

29:1 "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

 

4)      Menjadi hamba dunia, artinya beribadah melayani Tuhan dengan cara-cara dunia. Mulai dari cara berpakaian, tidak usah ikut-ikut orang dunia. Kalau di luar sana perempuan berpakaian yang belum selesai dijahit, masih lubang sana, lubang sini, jangan seperti itu di gereja. Sekarang orang Kristen ke gereja santai, busananya bukan busana orang pergi beribadah. Sampai sudah nenek-nenekpun begitu pakaiannya! Pendetapun berpakaian cara-cara dunia.

 

Inilah yang disebut dengan mezbah cemar. Kalau ibadah kita cemar hanya membuat Tuhan muak. Kelihatan hebat di mata manusia, main musik hebat, khotbah hebat, nyanyinya hebat, tetapi Tuhan muak! Setiap menyanyi Tuhan malah mau muntah mendengarnya. Dan itu hanya mendatangkan hukuman Tuhan. Semakin melayani justru semakin dimurkai oleh Tuhan. Supaya Tuhan tidak muak, maka kita harus paham betul apa itu mezbah.

 

Dulu mezbah merupakan tempat mempersembahkan korban yang berbau harum bagi Tuhan untuk keperluan ibadah bagi Tuhan. Semua hewan kurban sudah digenapkan oleh korban Kristus Yesus.

Ibrani 10:12-14

10:12 Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa, Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah, 

10:13 dan sekarang Ia hanya menantikan saatnya, di mana musuh-musuh-Nya akan dijadikan tumpuan kaki-Nya.

10:14 Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.

 

Mezbah itu tempat mempersembahkan korban, sekarang adalah korban Kristus yang menjadi dasar ibadah kita, maka kita akan menghargai setinggi-tingginya ibadah pelayanan itu. Jangan dientengkan!

Ibrani 9:14

9:14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.

 

Hargai setinggi-tingginya ibadah itu karena berdasarkan Korban Kristus. Tanpa Korban Kristus, kita bangsa kafir tidak boleh beribadah melayani Tuhan.

 

Mezbah dalam bahasa Gerikanya disebut altare artinya tempat yang ditinggikan. Jadi tinggikanlah ibadah pelayanan.

I Timotius 3:16

3:16 Dan sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."

 

Kata agung dalam bahasa Gerikanya adalah rosh artinya yang paling atas. Ibadah itu kita taruh pada tempat yang paling atas, yang ditinggikan dari segalanya. Supaya kita beribadah jangan dalam keadaan cemar, kita taruh ibadah itu pada tempat yang paling tinggi. Kita berupaya mengerjakan ibadah itu dengan keadaan yang suci, bukan keadaan yang cemar.

 

Mezbah ini ada perkembangannya dari zaman ke zaman.

a)      Zaman Allah Bapa, dari Adam sampai Abraham, 2000 tahun. Adam bapa manusia, Abraham bapa orang percaya. Makanya disebut zaman Bapa karena diapit oleh 2 bapa. Mezbahnya dari batu, mezbah yang sederhana, diawali dari Habel mendirikan mezbah.

b)      Zaman Anak Allah, dimulai dari Ishak anak tunggal Abraham dengan Sara sampai pada Yesus Anak tunggal Allah. Mezbahnya dari kayu penaga yang disalut dengan tembaga. Mezbahnya bentuknya sudah bagus, ada ukurannya.

c)      Zaman Allah Roh Kudus, zaman kita sekarang. Mezbahnya adalah mezbah Yesus yaitu korban Kristus, mezbah yang sempurna. Mezbah Yesus adalah ibadah pelayanan yang didasari korban Kristus. Terserah di mana kita mau beribadah, mungkin ibadah di gereja, ibadah di rumah, ibadah di kamar secara pribadi, di kebun dan tempat-tempat yang lain, tetapi dasarnya adalah korban Kristus.

 

Mezbah batu dan mezbah kayu itu hanya berlaku 4.000 tahun yaitu zaman Allah Bapa dan zaman Anak Allah. Sesudah itu diganti dengan mezbah Yesus yang sempurna. Tidak boleh lagi membuat mezbah batu atau kayu. Jika dibuat lagi mezbah batu atau mezbah kayu di zaman Allah Roh Kudus, itu sama dengan berhala! Biarlah ibadah kita adalah ibadah yang didasari oleh Korban Kristus.

 

Manusia dengan Allah itu terpisah, tetapi oleh Korban Kristus kita didamaikan dengan Allah, kita mengalami pengampunan dosa, kita dilayakan untuk beribadah melayani Tuhan. Kita selamat oleh Korban Kristus. Tidak ada lagi mezbah yang lain. Tuhan tidak mengizinkan kita mendirikan mezbah yang lain selain mezbah Yesus sendiri yang didirikan di bukit Golgota, itulah Korban Kristus. Artinya ibadah pelayanan tanpa Korban Kristus= tanpa pendamaian dosa, itu ibadah yang sia-sia! Tidak menyelamatkan. Jadi kalau beribadah lalu tidak berdamai, sia-sia ibadahnya! Dosa dipertahankan, tidak pernah diperdamaikan lalu beribadah, ibadahnya sia-sia!

 

Saya sebagai hamba Tuhan, ada kesalahan dalam pelayanan, lalu tinggalkan pelayanan buka di tempat lain. Sia-sia kalau tidak diperdamaikan! Ingat kisah rombongan nabi yang mau membuat tempat tinggal mereka, kapak yang dipinjam jatuh di air. Elisa tanya di mana kapak itu jatuh. Artinya di mana dia jatuh, perbaiki di situ. Melayani di tempat A, dia jatuh di situ, perbaiki di situ. Jangan ditinggalkan! Jangan sudah jatuh, tidak diselesaikan, malah buka di tempat lain. Akhirnya ibadah pelayanannya sia-sia. Selesaikan di mana tempat terjadi kejatuhan, ibadah kita harus didasari oleh Korban Kristus, korban pendamaian. Berdamai supaya ibadah kita tidak sia-sia.

 

Kalau ada jemaat lain datang, saya katakan selesaikan dengan gembalamu, berdamai, selesaikan! Jangan tidak berdamai. Di manapun kita pergi beribadah kalau tidak berdamai sia-sia ibadah kita.

 

Yesus yang berkorban nyawa untuk kita = sebagai batu Yesus yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan tetapi menjadi batu penjuru.

I Petrus 2:4-5,7

2:4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

 

Yesus telah menjadi batu penjuru ini memberi kesempatan bagi kita bangsa kafir untuk:

a)      I Petrus 2:9-10

2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

 

Oleh Korban Kristus, kita bangsa kafir diberi kesempatan menjadi imam dan raja, yaitu hamba Tuhan, pelayan Tuhan yang aktif di dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus. Kemurahan Tuhan, Korban Kristus memberi kesempatan bagi kita bangsa kafir, bisa menjadi hamba Tuhan pelayan Tuhan yang aktif dalam pelayanan peembangunan Tubuh Kristus. Yang belum melayani mohon kemurahan Tuhan, biar Tuhan yang memberikan jabatan dan karunia yang sudah melayani pertahankan keaktifannya, jangan pasif, jadilah batu hidup. Yesus batu yang dibuang menjadi batu penjuru, supaya kita batu yang terbuang karena dosa, diangkat  dan dijadikan batu hidup.

 

Lihat bangunan ini, disusun rapi dari batu bata. Kalau tidak aktif itu bagaikan batu bata yang tidak rapi, menonjol keluar. Lain kali beribadah melayani, lain kali keluar, masuk keluar. Kalau sudah bengkok-bengkok disusun, bagaimana jadinya. Lama-lama ambruk.

 

Jadilah hamba Tuhan yang aktif dalam pelayanan pembangunan Tubuh Kristus.

 

b)      Matius 21:42-43

21:42 Kata Yesus kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.

21:43 Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

 

Kita diberikan kesempatan untuk aktif dalam ibadah pelayanan untuk menghasilkan buah kerajaan sorga. Jadi sebagai orang yang beribadah melayani, harus menghasilkan buah kerajaan sorga. Buah ini yang Tuhan cari. Kita periksa diri kita, sekian tahun kita melayani, ada buah yang kita hasilkan atau jangan-jangan seperti bangsa Israel, kebun anggur Tuhan yang hanya menghasilkan buah yang asam, yang busuk, buah  kelaliman dan keonaran.

 

Berbuah ini untuk dimakan = korban api-apian yang berbau harum menyenangkan hati Tuhan. Sudah harus ada buah, apalagi sudah melayani bertahun-tahun. Pohon ara di tepi jalan dikutuk karena tidak berbuah.

 

Apa itu buah kerajaan sorga yang harus kita hasilkan?

Wahyu 22:1-2

22:1 Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.

22:2 Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.

 

Di dalam kerajaan sorga, ada pohon kehidupan yang berbuah terus, tidak pernah dia tidak menghasilkan buah. Jadi buah kerajaan sorga = buah pohon kehidupan. Apa wujudnya sekarang? Kita belajar mulai dari taman Eden. Dulu di taman Eden ada 3 macam pohon

Kejadian 2:8-9

2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu.

2:9 Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

 

1)      Pohon yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya dengan bebas. Ini menunjukan Firman Allah yang bisa kita makan dengan bebas

 

2)      Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ini menunjukan hukum Taurat, manusia tahu yang baik dan yang jahat karena ada hukum Taurat, ini boleh, ini tidak boleh. Kalau di makan buah ini akan mati! Hukum Taurat hanya satu hukumnya, kalau dilanggar, mati!

 

3)      Pohon kehidupan di tengah-tengah taman. Ini menunjukan Yesus yang menjadi sentral dalam kehidupan kita. Baik di bumi ini menjadi sentral kehidupan kita dan juga di sorga. Pohon kehidupan itu ada di dalam kerajaan sorga. Pusat penyembahan kita di sorga adalah Yesus.

 

Yesus sebagai pohon kehidupan rela disalibkan dan dibunuh, supaya kita bangsa kafir yang seharusnya mati beroleh kesempatan untuk hidup, beribadah dan menghasilkan buah kerajaan sorga, buah pohon kehidupan. Kita akan mempelajari apa itu buah pohon kehidupan yang harus kita hasilkan. Ada 3 macam buah pohon kehidupan yang harus kita hasilkan

1)      Amsal 11:30

11:30 Hasil orang benar adalah pohon kehidupan, dan siapa bijak, mengambil hati orang.

 

Amsal 11:30 (Terjemahan Lama)

11:30 Adapun buah-buah orang yang benar itulah dari pada pohon kehidupan dan barangsiapa yang mengambil hati orang, ia itulah orang berbudi adanya.

 

Ini yang pertama, buah kebenaran. Kita sudah harus menghasilkan buah kebenaran mulai dari hal-hal yang kecil. Untuk bisa menghasilkan buah kebenaran harus menghargai Korban Kristus. Kita periksa dan raba diri kita, saya sudah punya buah kebenaran atau belum.

 

Bukti ada buah kebenaran:

Ø  I Petrus 2:24

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

 

Bukti ada buah kebenaran yaitu mati terhadap dosa! Dosa tidak kita perbuat lagi. Mati terhadap dosa dan hidup untuk kebenaran, hidup kita untuk kebenaran bukan melawan kebenaran. Kita periksa apakah kita mati terhadap dosa, bertobat, matikan dosa dan hidup untuk kebenaran. Hidup untuk kebenaran itu lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Bagaimana baptisan airnya? Kalau ada yang merindu mau menguburkan hidup lamanya silahkan melapor. Masih ada kesempatan 1 kali lagi sebelum berakhir tahun 2024 ini. Mati terhadap dosa, bertobat, kemudian lahir baru lewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, kuburkan hidup lama di dalam baptisan air yang benar dan baptisan Roh Kudus. Menghasilkan hidup untuk kebenaran.

 

Kalau Firman datang lalu kita seringkali mengomentari ‘masa begitu!’ berarti itu belum berbuah. Atau sudah berbuah tetapi buahnya masih mentah. Jangan-jangan buah yang busuk, buah yang tidak bagus. Seringkali kita terlalu banyak berkomentar terhadap Firman. Masa Firman seperti itu, tidak mungkin. Ada yang sampai bilang, jadi kalau tidak pakai helm tidak masuk sorga? Tidak usah dikomentari, lakukan saja. Kadang saya dengar komentar seperti, saya sedih karena buah kebenaran saja belum ada, bagaimana dengan buah-buah yang lain.

 

Lebih baik begitu Firman datang kita langsung mau melakukan. Kalau belum sanggup melakukan mintalah kepada Tuhan supaya diberikan kemampuan untuk bisa melakukan Firman Tuhan.

 

Ayo hasilkan buah kebenaran mulai yang kecil-kecil, hidup untuk kebenaran. Hasilnya oleh bilur-bilurnya kamu sudah sembuh, artinya sehat. Baik sehat secara jasmani, tubuhnya sehat. Kalau hidup benar, tidak makan racun untuk tubuh seperti rokok, minuman keras dan narkoba, sehat tubuhnya. Juga sehat ekonominya, sehat nikahnya, sampai rohaninya sehat. Dosa itu penyakit! Bukti rohaninya sehat tidak ada yang menuduh di dalam hatinya.

I Yohanes 3:19-21

3:19 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,

3:20 sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.

3:21 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,

 

Ini rohani sehat, hati tidak tertuduh lagi, tidak ada dosa yang menuduh dalam hati. Hatinya tenang, damai, bisa mendekat kepada Tuhan, bisa beribadah, bisa berdoa menyembah karena tidak ada yang menuduh di hati. Ketika kita beribadah hati berdebar-debar, ketemu orang berdebar-debar hati kita, itu berarti rohaninya belum sehat. Secara jasmani saja kalau jantungnya berdebar-debar terus, itu sakit jantung! Bahaya. Rohani juga begitu, ketemu isteri berdebar-debar, berarti ada dosa yang disembunyi. Suami pinjam handphonenya, isteri berdebar-debar, berarti ada dosa disembunyi di handphonenya. Orang tua pinjam handphonenya langsung berdebar-debar, nanti ketahuan apa yang ada di dalam.

 

Ayo mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Buah kebenaran ini sudah harus ada, maka pasti kita sembuh, sehat jasmani dan rohani.

 

Ø  I Petrus 2:25

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

 

Bukti kedua tidak tersesat, tetapi tergembala pada Firman pengajaran yang benar. Di dalam penggembalaan kebenaran kita dimantapkan. Bagaikan daging itu dibawa masuk lalu diikat dengan tali 3 lembar supaya tidak liar ke sana kemari. Tergembala itu kita diikat dengan tali 3 macam ibadah pokok. Kebenarannya dimantapkan dan ditingkatkan pada kesucian sehingga tidak jatuh lagi di dalam dosa. Kita dipanggil Tuhan, oleh Korban Kristus kita bisa hidup dan beribadah, ayo hasilkan buah kebenaran. Kaum muda ayo hasilkan buah kebenaran. Mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran, tergembala dengan benar, disucikan.

 

Kesucian itu adaah kebenaran yang telah diuji. Mungkin awalnya masih kadang benar, kadang tidak. Kalau dilihat orang benar, kalau tidak dilihat orang lain tidak benar. Kalau sudah mantap tergembala, biar tidak dilihat orang dia tetap hidup benar, ini kebenaran yang sudah teruji.

 

Tergembala itu seperti duduk di rumput, tidak mungkin jatuh. Kecuali Eutikhus duduk di jendela, dia jatuh. Apalagi kalau kita sudah menikmati penggembalaan, itu berbaring di rumput, tidak mungkin jatuh. Doa saya selalu supaya saya sebagai gembala bersama seluruh sidang jemaat bisa menikmati penggembalaan. Bukan hanya sekedar datang beribadah tetapi sampai menikmati penggembalaan. Tidak mau sampai tidak beribadah, berupaya untuk bisa menikmati penggembalaan.

 

2)      Amsal 3:13,18

3:13 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,

3:18 Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut berbahagia.

 

Yang kedua menghasilkan buah hikmat. Apa itu buah hikmat?

I Korintus 1:23-24

1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,

1:24 tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

 

Yesus yang disalibkan adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah. Makanya tidak bisa diterima oleh hikmat dan akal manusia. Orang-orang di luar sana seringkali mengejek, Tuhan koq mati, Tuhan koq disalib, Tuhan koq telanjang. Itu karena hikmat manusia tidak bisa menjangkau itu. Yesus yang disalib itu hikmat Allah, kekuatan Allah. Untuk disalibkan Yesus taat sampai mati.

Filipi 2:8

2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

 

Jadi kalau disimpulkan buah hikmat adalah buah ketaatan pada Firman sampai daging tidak bersuara lagi. Firman itu untuk ditaati, tidak usah diperdebatkan, bukan untuk dilawan. Kita dengar Firman di gereja langsung dipraktekan. Pulang langsung diperhadapkan dengan praktek. Kalau ada buah hikmat kita berbahagia, ada kebahagiaan sorga. Kita bisa taat pada Firman itu ada kebahagiaan sorga. Memang sakit bagi daging tetapi ada kebahagiaan sorga yang tidak bisa diterangkan dengan kata-kata, bisa kita alami dan rasakan. Dan secara jasmani kita akan mendapatkan hasil:

Ø  Pengkhotbah 10:10

10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

 

Keadaan dunia akhir zaman ini bagaikan besi yang tumpul, untuk digunakan harus diperbesar tenaganya. Sebagai contoh, dulu untuk jadi guru dulu D3 sudah bisa, sekarang harus S1. Dulu untuk jadi dosen sudah bisa S1, sekarang harus S2 dan S3. Harus memperbesar tenaganya, itu rumus dunia karena semua serba sulit sekarang ini. Tetapi bagi Tuhan, untuk berhasil cukup menghasilkan buah hikmat saja, taat. Itu sudah menjamin keberhasilan di dunia yang semakin sulit ini.

 

Taat itu permulaan keberhasilan. Percayalah, kita taati Firman, Tuhan yang menjamin keberhasilan. Sampai yang tidak pernah kita pikirkan, tidak pernah timbul di dalam hati, itu yang Tuhan kerjakan semua bagi kita.  

 

Ø  Pengkhotbah 7:12

7:12 Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.

 

Ada jaminan pemeliharaan dan perlindungan, mulai sekarang ini dijamin dan dilindungi, sampai di zaman antikristus. Dengan hikmat dari Tuhan kita luput dari antikristus.

Wahyu 13:18

13:18 Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

 

Dengan buah-buah ini saja sudah luar biasa hasil yang kita dapatkan. Pertama kita dapatkan kesehatan. Mahal kesehatan, tetapi dengan kita hidup benar, tergembala, disucikan, Tuhan sudah jamin kesehatan tubuh, kesehatan nikah, kesehatan ekonomi, kesehatan rohani. Sehat rohani itu damai, sekarang orang mencari kedamaian, istilahnya healing time dengan refreshing ke mana-mana. Tetapi dengan kita hidup benar, ada kedamaian, hidup tenang. Kemudian dengan buah ketaatan sudah mendapat jaminan keberhasilan, jaminan pemeliharaan dan perlindungan. Apa lagi yang kurang? Tinggal praktek!

3)      Amsal 15:4

15:4 Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati.

 

Buah lidah yang lembut. Ayo keluarkan perkataan yang lembut, perkataan yang baik. Pada umumnya lidah manusia adalah lidah yang buas. Makanya ada peribahasa dunia, mulutmu harimaumu. Lidah yang buas berasal dari hati yang keras yang dikuasai oleh setan binatang buas.

Yakobus 3:7-8

3:7 Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia,

3:8 tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.

 

Praktek lidah buas:

Ø  Dikuasai setan di udara dengan roh jahat dan roh najisnya, menghasilkan perkataan yang jahat dan najis.

 

Ø  Dikuasai nabi palsu, binatang buas di bumi yaitu perkataan dusta. Sekarang ini bahkan hamba Tuhan pelayan Tuhanpun banyak yang tidak malu-malu lagi untuk berdusta, sudah menjadi dosa otomatis. Termasuk bersaksi tentang ajaran palsu, itu lidah yang buas.

 

Ø  Dikuasai antikristus, binatang buas dari dalam laut, yaitu perkataan hujat. Termasuk gosip, fitnah, juga ujaran-ujaran kebencian baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Perkataan-perkataan yang memahitkan hati orang, orang yang mendengar langsung pahit hatinya.

 

Yesus sudah mati di kayu salib, Dia bangkit mengalahkan setan tritunggal binatang buas itu. Yesus taat sampai mati di kayu salib, karena ketaatan Yesus maka kepadaNya dikaruniakan nama di atas segala nama untuk mengalahkan setan tritunggal. Jadi buah lidah yang lembut ini kelanjutan dari buah ketaatan. Kalau sudah taat, lidahnya pasti lembut, perkataannya pasti baik. Bukan perkataan yang melemahkan, yang jahat, yang najis, pahit, dusta dan sebagainya.

Filipi 2:9-11

2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,

2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

 

Oleh nama Yesus bertekuk lutut yang ada di langit itulah naga setan di udara, yang ada di bumi itulah nabi palsu, yang ada di bawah bumi itulah antikristus, semua kalah! Dengan kita mau taat pada Firman Tuhan, kita mengalami kuasa nama Yesus mengalahkan setan tritunggal, lidah kita menjadi lidah yang lembut, menghasilkan perkataan yang lembut. Apa itu perkataan yang lembut?

Ø  Bisa mengaku dosa dan mengakui segala keadaan kita kepada Tuhan dan sesama untuk diampuni dan setelah diampuni tidak berbuat dosa lagi. Penjahat di sebelah Yesus yang sebentar lagi akan mati, di saat-saat terakhir menjelang dia mati bisa menghasilkan perkataan yang lembut, mau mengaku dosanya. Pada awalnya dia ikut menghujat, namun dalam Injil Lukas diceritakan akhirnya dia sadar. Temannya yang menghujat dia tegur ‘orang ini tidak salah, kita sepatutnya dihukum, Yesus ingatlah aku ketika Engkau datang kembali sebagai Raja’. Yesus berkata ‘hari ini juga Engkau bersama-sama Aku di Firdaus’. Buah pohon kehidupan itu di Firdaus. Kalau kita mengaku dosa itu kita sudah bersuasana Firdaus. Kadang kita takut dengan resikonya kalau mengaku dosa, berarti kita kehilangan suasana Firdaus.

Matius 23:33-35,39-43

23:33 Ketika mereka sampai di tempat yang bernama Tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu, yang seorang di sebelah kanan-Nya dan yang lain di sebelah kiri-Nya.

23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya. 

23:35 Orang banyak berdiri di situ dan melihat semuanya. Pemimpin-pemimpin mengejek Dia, katanya: "Orang lain Ia selamatkan, biarlah sekarang Ia menyelamatkan diri-Nya sendiri, jika Ia adalah Mesias, orang yang dipilih Allah."

23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"

23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?

23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."

23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."

23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

 

Untuk mengalami suasana Firdaus, diawali dengan mengaku dosa. Ketika kita tidak mau mengaku malah mempersalahkan orang, betul-betul yang ada di situ hanya suasana neraka! Neraka itu tempatnya setan, setan itu pendakwa, setan suka menuduh. Banyak kali kita sudah salah, masih juga mempersalahkan orang. Sudah jelas-jelas salah, tetap orang lain yang salah. Ini lidah yang buas. Biar mulut kita hanya mengaku dosa kepada Tuhan dan kepada sesama, setelah diampuni jangan diperbuat lagi.

 

Termasuk berkata-kata untuk mengampuni dosa orang lain, itu lidah yang lembut. Terserah dia mau bilang apa, ampuni dia. Tidak usah berdebat, bertengkar, mau disakiti terserah dia. Dia sudah sakiti kita, ampuni, doakan. Itu lidah yang sangat lembut, mengampuni orang yang menyakiti kita.

 

Ø  Bisa bersaksi memuliakan Tuhan. Kita berkata-kata sebagai kesaksian. Di luar, bermasyarakat, di lingkungan kerja, di lingkungan sekolah, keluarkanlah perkataan yang menjadi kesaksian hidup. Orang yang mendengar terbangun rohaninya, bukan berkata-kata yang melemahkan. Bukan nanti bersaksi di gereja! Memang kalau ada pengalaman dengan Firman harus disaksikan, itu baik. Tetapi perkataan sehari-hari itu sudah menjadi kesaksian. Kita panggil isteri kita saja sudah jadi kesaksian. Coba kalau panggil isterinya “woi!” orang dengar tidak jadi kesaksian, bukan main isterinya dia panggil woi, kayak di hutan saja. Saya juga masih banyak kekurangan dalam perkataan, terus berupaya dan bergumul supaya perkataan menjadi berkat.

 

Ø  Bisa menyembah Tuhan dengan perkataan haleluya. Sampai satu saat tidak salah lagi dalam perkataan hanya menyeru haleluya menyambut Yesus datang kedua kali.

 

Ini buah yang terakhir, lidah yang lembut, buah yang menentukan kesempurnaan. Untuk menghasilkan buah lidah yang lembut ini prosesnya harus melewati percikan darah. Kadangkala saat percikan darah mulut kita bersungut atau waktu menghadapi percikan darah mulut ini saling mempersalahkan. Yesus mati di kayu salib, itu percikan darah yang dialami oleh Yesus. Dengan matinya Yesus di kayu salib, Dia bangkit, Dia menerima kuasa nama Yesus maka segala lidah bisa mengaku Yesus. Penjahat di sebelah Yesus, dia memang berdosa, berbuat salah setimpal dengan kesalahannya, tetapi dengan dia mengaku dosanya, penderitaan selanjutnya itu adalah percikan darah.

 

Saat diizinkan Tuhan menghadapi percikan darah, mulut kita bagaimana? Tuhan tolong biar mulut ini jangan salah, tinggal menyeru Yesus, terima kasih. Kalau saya diperhadapkan dengan percikan darah berarti Engkau anggap layak untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus.

I Petrus 4:13

4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

 

Bersukacita, kita mengambil bagian dari penderitaan Kristus. Mengucap syukur, bukan bersungut. Sampai nanti tidak salah dalam perkataan, hanya menyeru haleluya.

Yakobus 3:2

3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

 

Wahyu 19:7

19:7 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.

 

Biarlah kita menghasilkan buah pohon kehidupan. Hasilkan buah kebenaran, buah hikmat dan ditutup dengan buah lidah yang lembut, perkataan yang baik. Mulai dari mengaku dosa, bisa mengampuni orang, perkataan menjadi kesaksian, menyembah Tuhan, bisa mengucap syukur saat dalam sengsara daging karena Yesus. Ketika Yesus datang kembali kita bisa menyambutNya di awan-awan dengan seruan haleluya.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar