20240901

Kebaktian Umum, Minggu 1 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu


Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Wahyu 14:1-3

14:1 Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.

14:2 Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.

14:3 Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.

 

Pengikutan gereja Tuhan kepada Tuhan Yesus ditandai 7 hal:

1.      Bagaikan desau air bah (ayat 2a). Artinya pengikutan yang cepat, kuat dan tidak bisa dihalangi oleh apapun.

2.      Bagaikan deruh guruh yang dahsyat (ayat 2b). Ini pengikutan yang ditandai hujan Firman pengajaran untuk menumbuhkan rohani kita.

3.      Bagaikan bunyi kecapi (ayat 2c). Ada bunyi yang berbeda-beda tetapi begitu dibunyikan menciptakan suatu bunyi yang harmonis. Ini menunjuk penyatuan Tubuh Kristus. Memang ada perbedaan di antara kita tetapi menyatu di dalam Tuhan. Dimulai dari satu pengajaran dan seterusnya sampai satu Tuhan.

4.      Ada nyanyian baru (ayat 3).

5.      Murni sama seperti perawan (ayat 4a).

6.      Menjadi korban sulung bagi Allah (ayat 4b).

7.      Tidak berdusta =  tidak bercela (ayat 5).

 

Kita pelajari poin keempat. Nyanyian itu ada nada naik dan turun. Turun itu pengalaman kematian bersama Yesus, naik pengalaman kebangkitan bersama Yesus, menghasilkan pembaharuan hidup. Itu nyanyian baru yang tidak seorangpun bisa mempelajari selain 144.000 yang bersama dengan Yesus. Artinya pengalaman kematian dan kebangkitan bersama Yesus yang menghasilkan keubahan hidup adalah pengalaman pribadi kita dengan Tuhan, tidak bisa diwakilkan oleh orang. Tidak bisa orang lain mati dan bangkit untuk mewakili dia. Juga tidak bisa ditiru, tidak sama kematian dan kebangkitan satu orang dengan yang lain. Ada yang mengalami sampai buta, mati kemudian dibangkitkan, kalau kami hamba Tuhan ada yang tidak makan, tidak minum tetapi Tuhan pelihara, diserang dengan kata-kata, tetapi tidak kecewa, tidak putus asa. Itu pengalaman pribadi dengan Tuhan, bukan hanya mendengar kata orang. Seperti Ayub yang hanya mendengar kata orang.

 

Ayub 42:5-6

42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

 

Jadi tidak bisa diwakili atau mendengar kata orang, kematian dan kebangkitan itu seperti ini. Biarlah kita punya pengalaman pribadi dengan Tuhan. Mungkin 1 bis sama-sama tetapi ada pengalaman secara pribadi dengan Tuhan yang menghasilkan keubahan hidup. Dan pengalaman pribadi dengan Tuhan ini tidak bisa dihalangi oleh apapun dan siapapun.

 

Jadi pengikutan yang ditandai nyanyian baru adalah pengikutan yang ditandai keubahan hidup. Ada 3 macam pembaharuan ditinjau dari Tabernakel.

1.      Pembaharuan lewat baptisan air yang benar, ditunjukan oleh alat bejana pembasuhan di halaman. Tidak bisa dihalangi, ini pengalaman pribadi dengan Tuhan. Kita beri diri kita dibaptis, menghasilkan pembaharuan hati nurani, hati yang rela memberi dengan tulus ikhlas, hati yang damai sejahtera, hati yang taat dengar-dengaran.

2.      Pembaharuan lewat doa penyembahan, mezbah dupa emas di ruangan suci.

3.      Pembaharuan lewat percikan darah, sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus, itu percikan darah di dalam ruangan maha suci.

 

Kita pelajari poin kedua, pembaharuan lewat doa penyembahan.

Markus 9:2-3

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,

9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

 

Ini bukan sekedar naik gunung. Dikatakan tadi Yesus naik ke atas gunung untuk berdoa.

Lukas 9:28

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

 

Jadi penyembahan itu suatu proses peningkatan rohani sampai sempurna sama mulia dengan Yesus. Ayo banyak menyembah hari-hari terakhir ini supaya rohani kita meningkat. Sebab kalau kita tidak naik gunung, tidak mengalami peningkatan rohani, di ayat-ayat selanjutkan begitu Yesus turun dari gunung, di kaki gunung ternyata ada orang yang anaknya dirasuk roh bisu dan tuli, sehingga sakit ayan. Dalam terjemahan lama dikatakan gila babi, anak itu digoncang-goncang, dibanting-banting Kalau tidak mau menyembah terus terjadi kegoncangan-kegoncangan, dibanting sana, dibanting sini dalam dosa. Ayo kita naikan doa penyembahan, tingkatkan. Tahun ini adalah tahun penyembahan, tingkatkan rohani sampai mencapai kesempurnaan.

 

Yang diajak naik gunung adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes. Petrus menunjuk pengharapan, surat-suratnya berisi pengharapan. Yakobus adalah rasul yang pertama mati karena iman kepada Yesus, jadi Yakobus bicara iman, Yohanes menunjuk kasih, dalam surat-suratnya berisi tentang kasih Allah. Jadi dari sini kita melihat bahwa peningkatan rohani ditandai dengan peningkatan iman, pengharapan dan kasih sampai sempurna sampai permanent. Imannya permanent, pengharapan permanent, kasihnya permanent.

 

Dalam Tabut Perjanjian ada 3 benda yang dimasukan di situ:

1.      Tongkat Harun yang bertunas, berbunga dan berbuah badam, menunjuk pengharapan yang sempurna, yang permanent. Kenapa disebut pengharapan? Tongkat itu kayu yang mati, tetapi tiba-tiba bisa bertunas, berbunga dan berbuah, itu menunjuk pengharapan.

2.      2 loh batu menunjuk kasih yang sempurna. 10 hukum dalam 2 loh batu itu adalah hukum kasih.

3.      Buli-buli emas berisi manna. Manna bicara Firman penggembalaan, Firman menimbulkan iman. Jadi buli-buli emas berisi manna menunjuk iman yang permanen.

 

3 benda ini diisi dalam peti perjanjian yang terdiri dari 2 komponen. Tutupnya itu bicara Yesus Mempelai Pria Sorga, petinya menunjuk kita gereja yang sempurna Mempelai Wanita Tuhan. Jadi Mempelai Wanita Tuhan adalah kehidupan yang memiliki iman, pengharapan, kasih yang permanen. Inilah gereja Tuhan yang sempurna.

 

Tabut Perjanjian ini terletak di ruangan maha suci, untuk masuk ke sana ada pintu tirai. Untuk bisa melihat Tabut Perjanjian, tirainya harus dirobek. Waktu Yesus mati di kayu salib, Dia menyerahkan nyawaNya maka tabir Bait Suci terobek dan terjadilah gempa bumi, kelihatanlah Tabut Perjanjian.

 

Jadi penyembahan itu suatu proses perobekan daging sampai daging ini tidak bersuara lagi. Sehingga kita bisa tampil menjadi Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna, tabut perjanjian.

Wahyu 11:19

11:19 Maka terbukalah Bait Suci Allah yang di sorga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu dan terjadilah kilat dan deru guruh dan gempa bumi dan hujan es lebat.

 

Inilah wujud dari tabut perjanjian itu:

Wahyu 12:1

12:1 Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.

 

Berselubung matahari, itu 2 loh batu, kasih yang sempurna. Berdiri di atas bulan, itu buli-buli emas berisi manna, iman yang sempurna. Bermahkotakan 12 bintang, menunjuk tongkat Harun yang bertunas, berbunga, berbuah, itu pengharapan yang sempurna. Itulah wujud Mempelai Wanita Tuhan yang sempurna. Inilah arah tujuan kita, sasaran akhir perjalanan rohani kita sampai kita menjadi Mempelai Wanita Tuhan. Bagaimana untuk mencapai Mempelai Wanita Tuhan? Rohani harus meningkat. Bagaimana supaya rohani bisa meningkat? Lewat doa penyembahan, banyak menyembah supaya rohani meningkat sampai sempurna.

 

Jadi daging dirobek maka terjadi kemuliaan, semakin daging dirobek, semakin besar kemuliaannya. Mungkin di dunia kita dihina dan tidak dianggap orang, tetapi kalau kita mau menyembah Tuhan, daging dirobek, maka terjadi kemuliaan, Tuhan akan mempermuliakan kita nanti. Di duniapun kita nanti dipermuliakan. Kemuliaan secara rohani adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia yang rohani seperti Yesus.

 

Keubahan hidup lewat penyembahan dimulai dari apa?

Markus 9:2-3

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,

9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

 

Kemuliaan hidup dimulai dari wajah dan pakaian. Kita bahas dulu tentang wajah. Wajah ini cermin hati. Kelihatan kalau orang tidak senang, dari wajahnya kelihatan. Dia takut, wajahnya pucat, dia marah wajahnya merah. Baptisan air pembaharuan hati, penyembahan lebih lagi ditingkatkan itu pembaharuan hati, hati kita mau dibaharui. Apa yang mau dibaharui lewat doa penyembahan? Yesus mengajak 3 orang murid, 3 dari 12 berarti ¼. Bicara ¼ mengingatkan penaburan benih. Ada 4 jenis tanah ditaburi benih, yang baik hanya 1 dari 4, berarti ¼. Kita belajar pembaharuan hati lewat perumpamaan tentang penaburan benih.  Ada 3 macam hati yang harus dibaharui lewat doa penyembahan:

1.      Tanah di pinggir jalan

Markus 4:4,15

4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.

 

Matius 13:19

13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

 

Jadi tanah di pinggir jalan adalah hati yang tidak mengerti Firman. Kenapa tidak mengerti? Karena waktu Firman diberitakan hatinya mengembara. Entah apa yang dia pikir, banyak hal yang membuat hati mengembara saat pemberitaan Firman sehingga tidak fokus pada pemberitaan Firman.

 

Celakanya justru ada gembala yang tidak mengerti Firman. Ini sangat miris, seharusnya gembala yang mengajar jemaat tetapi dia khotbah namun tidak mengerti apa yang dia bilang. Coba baca waktu Yesus dipermuliakan di atas gunung, Petrus berkata ‘baiklah didirikan 3 kemah’ tetapi dia sendiri tidak mengerti apa yang dia bilang, cuma sekedar ngomong. Banyak pendeta seperti itu, khotbah tetapi dia sendiri tidak mengerti Firman.

Yesaya 56:10-11

56:10 Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;

56:11 anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

 

Tanda gembala yang tidak mengerti Firman:

a)      Dia melayani hanya mengejar laba, hanya mencari untung jasmani. Saya khotbah dapat berapa, saya diutus ke mana-mana yang saya tahu jemaat sudah tanggung tiketnya. Itu mengejar laba!

b)      Mengikuti jalan sendiri, maunya sendiri. Artinya melayani tanpa ketaatan pada Firman Tuhan. Tidak mengikut jalan Tuhan, tidak mengikuti jalan Firman. Firman ditafsirkan seenaknya sendiri, karena tujuannya poin pertama tadi, mau cari untung. Ada jemaat yang sudah kawin cerai datang, karena orang kaya tidak berani dia tegur seperti Yohanes Pembaptis menegor Herodes. Kalau dia tegur dengan Firman pengajaran yang benar nanti keluar, tidak masuk uangnya. Akhirnya hanya dia elus-elus.

c)      Seperti anjing yang tidak tahu menyalak, tidak tahu menggonggong, anjing bisu. Artinya tidak berani menyampaikan Firman yang menggonggong dosa. Karena kembali lagi pada poin pertama, kalau sampaikan Firman yang keras menunjukan dosa nanti ditinggal jemaat.

 

Akibatnya jemaat juga tidak mengerti Firman. Praktek gembala dan jemaat yang tidak mengerti Firman.

a)      Roma 10:2-3

10:2 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar.

10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.

 

Yang ada padanya kebenaran diri sendiri, artinya dia salah dan berdosa tetapi salahkan orang lain, salahkan Tuhan atau Firman, bahkan salahkan setan. Waktu Adam dan Hawa jatuh dalam dosa lalu ditanya oleh Tuhan, Adam malah menyalahkan Tuhan ‘perempuan yang Kau tempatkan di sisiku’ isterinya dia salahkan, Tuhan dia salahkan. Begitu Hawa ditanya dia jawab ‘ular ini yang memperdaya aku’ dia salahkan setan. Tidak pernah ada kebenaran Tuhan, tidak terjadi penyucian. Tidak akan pernah mengalami penyucian, dosa dipertahankan karena salahkan orang, salahkan setan, salahkan Tuhan/ salahkan Firman.

 

Kalau cenderung salahkan orang, tuding-tuding orang lain, itu tidak mengerti Firman. Gembala suka salahkan orang, gembala tidak mengerti Firman. Jemaat salahkan orang, itu jemaat yang tidak mengerti Firman. Tidak ada kebenaran Tuhan! Kebenaran Tuhan adalah kebenaran yang didapat dari saling mengaku dan saling mengampuni, bukan menyalahkan orang. Ketika kena Firman langsung datang mengaku ‘ampuni saya’. Yang benar juga mengampuni ‘iya saya ampuni dan saya lupakan’ karena dia juga mendengar dan mengerti Firman.

 

Sama-sama mengaku ‘saya salah’ terjadi penyatuan karena mau mengaku. Tetapi kalau sama-sama merasa benar, berpisah, perceraian terjadi. Pengalaman saya dengan isteri seperti itu, saya merasa benar, dia juga merasa benar. Lalu Tuhan ingatkan kamu ini melayani berapa jemaat di belakangmu. Saya datang, dia datang, sama-sama mengaku salah, berpelukan.

 

b)      Tanah itu di pinggir jalan, artinya beredar-edar, tidak tergembala. Gembalanya beredar-edar, tidak tergembala. Saya gembala, harus kembali ke kandang memberi makan domba-domba yang Tuhan percayakan. Jadi langsung 3 macam ibadah di gelar kembali di 3 tempat penggembalaan.

 

Amsal 28:5

Amsal 28:5  Orang yang jahat tidak mengerti keadilan, tetapi orang yang mencari TUHAN mengerti segala sesuatu.

 

Orang yang tergembala dia mencari Tuhan, mencari makanan double, makanan yang rohani. Orang tidak tergembala dia tidak cari Tuhan tetapi mencari sesuatu di dunia ini, mencari hormat, mencari duit dan lain-lain. Seperti Esau berburu daging, cari rusa, cari kijang, jerapah dan lain-lain. Itulah orang yang tidak tergembala, akhirnya letih lesu. Coba kalau ke sana kemari, beredar-edar, mengeluh terus, letih lesu, capek, beban berat. Begitu orang yang tidak tergembala, nikahnya selalu dalam keadaan capek, letih lesu, beban berat. Dalam pelayanannya selalu mengeluh capek. Itu karena beredar-edar, tidak tergembala. Tetapi kalau seperti Yakub yang tenang di kemah, dapat segalanya. Dalam penggembalaan dapat segalanya.

 

Akibat tidak mengerti Firman, Firman ditabur namun dimakan burung:

a)      Firman tidak penah bertumbuh tetapi dirampas setan, kosong dari Firman. Rohaninya tidak bertumbuh malah mati dan kalau dibiarkan menuju pada kematian kedua di neraka.

b)      Burung yang menguasai, burung gambaran roh najis. Artinya hidupnya dikuasai roh najis.

Wahyu 18:2

18:2 Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,

 

Firman yang kita mengerti membuat kita hidup, tidak mengerti Firman berarti mati.

Mazmur 119:144

119:144 Peringatan-peringatan-Mu adil untuk selama-lamanya, buatlah aku mengerti, supaya aku hidup.

 

Kalau mengerti Firman, hidup rohani kita. Jasmani juga ikut hidup.

 

2.      Tanah berbatu = hati keras

Yakobus 4:5-6,16-17

4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar.

4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira,

4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad.

 

Prakteknya senang mendengar Firman tetapi Firman tidak berakar, tidak menjadi iman di dalam hati. Ini orang yang seperti Herodes, Herodes senang mendengar Firman. Herodes gambaran setan, setan saja senang dengar Firman, masa kita manusia malas dengar Firman.

Markus 6:20

6:20 sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.

 

Saya suka ikut KKR Kabar Mempelai, tetapi hanya sebatas senang, tidak menjadi iman di hati. Begitu datang panas terik pencobaan, angin yang membawa panas itulah angin pengajaran palsu, langsung dia kecewa dan putus asa dan segera murtad. Kita berdoa supaya kita yang ikut KKR bukan hanya sebatas senang, tetapi menjadi iman di dalam hati.

 

Orang yang sebatas senang mendengar Firman seperti Herodes tetapi tidak menjadi iman, dia tidak akan tahan mendengar Firman yang mengoreksi nikah. Apalagi kalau baru sampai ketika diberitakan ‘kita benar maka kita diberkati, kita suci seperti Yesus suci, dipelihara oleh Tuhan’ dia senang. Tetapi waktu ditegur nikahnya seperti Herodes, dia marah, sampai memancung Yohanes. Inilah orang yang murtad!

Ibrani 6:4-6

6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,

6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,

6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

 

Orang murtad tidak mungkin dibaharui lagi. Jangan sampai kita tinggalkan pengajaran yang sehat. Koq bisa meniggalkan pengajaran yang sehat? Berarti selama ini hatinya itu tanah berbatu, selama ini dia keras hati, hanya sebatas senang mendengar Firman tetapi tidak menjadi iman di dalam hati.

 

3.      Tanah bersemak duri.

Markus 4:7,18-19

4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah.

4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu,

4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

 

Tanah semak duri adalah hati yang kuatir dan bimbang. Kuatir timbul saat diperhadapkan himpitan-himpitan dari dunia dengan segala pengaruhnya. Himpitan dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan daging, itu yang membuat kuatir dan bimbang.

 

Kalau sudah kuatir pasti bimbang. Bimbang ini bingung mau pilih yang mana? Pilih Tuhan, pengajaran benar, perkara-perkara rohani atau memilih sesuatu di dunia ini, pilih perkara-perkara yang jasmani. Kalau sudah bimbang pasti memilih yang salah. Dia pilih yang jasmani dan mengabaikan yang rohani.

Matius 6:31-33

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

 

Sebab itu perlu penyembahan, tingkatkan penyembahan. Biarlah hati yang mengembara, hati yang keras, hati yang kuatir dan bimbang dibaharui menjadi hati yang baik, hati yang lembut yang siap menerima penaburan benih Firman dan bertumbuh menghasilkan buah-buah yang rohani. Kita sudah datang ke Manado, ikut persekutuan ke mana-mana, kita minta kepada Tuhan ‘lembutkan hatiku biar bisa menerima Firman’. Rugi kalau sudah pergi jauh-jauh lalu tidak bisa menerima Firman.

 

Firman ini adalah Firman kasih karunia, kalau ada yang bisa menerima itu kasih karunia Tuhan. Kalau kita sekarang masih bertahan dalam Kabar Mempelai, ini kasih karunia Tuhan. Jangan salah gunakan kasih karunia Tuhan. Apapun tantangan dan persoalan kita hadapi, jangan tinggalkan kasih karunia Tuhan. Pertahankan perkara yang rohani, pilih yang rohani. Itu yang membawa kita pada hidup yang kekal. Kalau yang rohani yang kita pilih, hidup kekal kita pilih, maka yang jasmani itu urusannya Tuhan, Tuhan sediakan semuanya. Tuhan tidak pernah menipu kita.

 

Biarlah hati kita dibaharui menjadi hati yang lembut yaitu bisa menerima Firman sekeras apapun.

Yakobus 1:21

1:21 Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

 

Semoga kita bisa melembutkan hati, Firman sekeras apapun bisa kita terima karena untuk keselamatan jiwa kita. Kalau kita selalu berpikir ini untuk keselamatan jiwa kita, biar keras selalu kita terima. Keadaan saya seperti itu Tuhan, terima kasih. Bukannya malah mengamuk.

 

Perempuan Siro Fenesia menghadapi anaknya yang kerasukan setan, tidak disebutkan suaminya ada di situ. Berarti ini perempuan yang hancur nikahnya, hancur buah nikahnya, bahkan keadaannya seperti anjing, najis! Tetapi begitu Firman keras datang ‘tidak patut mengambil roti dan melemparkannya kepada anjing’ Firman yang keras menunjuk keadaannya seperti anjing, dia tidak mengeraskan hati, dia tidak mengamuk, tidak marah, tetapi dia berkata benar Tuhan, dia mengaminkan Firman, namun anjing mau menjilat remah-remah roti. Ini sikap yang baik, mau melembutkan hati.

 

Bukti hati kita sudah lembut, Firman bertumbuh maka ada buahnya. Bisa dilihat orang ini menerima Firman dengan hati lembut, ada buah yang dia hasilkan. Ada 3 macam buah di sini:

Markus 4:20

4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."

 

1.      Buah 30 kali lipat. Angka 30 menunjuk Korban Kristus, Yesus dijual dengan harga 30 keping perak. Oleh Korban Kristus menjadi sarana untuk kita bisa bertobat. Jadi buah 30 kali lipat adalah buah pertobatan. Firman dia terima ‘benar saya orangnya, minta ampun Tuhan, saya tidak mau mengulangi lagi’. Ini buah permulaan, sudah harus ada. Biarpun pohon itu berdaun lebat, kalau tidak ada buah permulaan dia dikutuk oleh Tuhan. Ingat pohon di pinggir jalan, Tuhan datang cari buah tetapi tidak ada. Yesus mengutuk pohon itu ‘tidak ada lagi yang makan buahmu!’ sekonyong-konyong pohon itu kering sampai ke akar-akarnya.

 

Buah pertobatan sudah harus ada, stop dosa, berhenti berbuat dosa kembali kepada Tuhan. Waktu yang sisa sedikit ini kita gunakan untuk bertobat.

II Petrus 3:9

3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

 

Segala pencapaian yang kita dapat di dunia ini gunakan untuk bertobat. Karena semua yang kita capai di dunia ini kalau tidak digunakan untuk bertobat, binasa! Kaum muda mungkin punya ijazah, sudah diberkati ijazah S1, S2 mungkin mau S3 tetapi kalau tidak bertobat, nanti susah di neraka, sia-sia semuanya kalau tidak bertobat! Mungkin tidak punya gelar, tetapi kalau bertobat itu berarti ada buah yang berkenan kepada Tuhan, yang menyenangkan, memuaskan hati Tuhan. Lain kali sudah tambah pandai, tambah kekayaannya, tambah kedudukannya, malah tambah berbuat dosa. Seharusnya semakin banyak yang kita dapat di dunia ini semakin bertobat, semakin sungguh-sungguh dengan Tuhan, hargai Korban Kristus, itu buah 30 kali lipat.

 

2.      Buah 60 kali lipat

Kidung Agung 3:7-9

3:7 Lihat, itulah joli Salomo, dikelilingi oleh enam puluh pahlawan dari antara pahlawan-pahlawan Israel.

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

3:9 Raja Salomo membuat bagi dirinya suatu tandu dari kayu Libanon.

 

Tampil seperti pahlawan yang menjaga joli Salomo. Artinya kita tampil sebagai pahlawan Tuhan, dengan kekuatan Tuhan untuk menjaga kesucian kita. Firman itu adalah pedang.

Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Jadi kekuatan Tuhan adalah pedang Firman pengajaran. Jaga kesucian nikah dengan pedang Firman pengajaran yang benar. Kaum muda menghadapi masa pacaran, masa tunangan, jaga dengan pedang Firman pengajaran yang benar supaya mendapat berkat nikah yang utuh. Kita menghadapi dahsyatnya malam untuk menghancurkan dosa yaitu dosa-dosa yang semakin hebat sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan dan minum serta dosa kawin mengawinkan. Lebih baik beli ikan untuk dimakan sama-sama keluarga dari pada beli rokok. Apalagi narkoba, lebih baik beli rumah untuk suami isteri tinggal dari pada beli narkoba. Dari pada beli minuman keras lebih baik beli yang berguna bagi nikah. Anak tidak bisa beli seragam sekolah, tetapi minuman keras bisa dibeli. Buku tidak bisa dibeli untuk anak sekolah, tetapi rokok bisa dibeli. Apalagi judi, hati-hati sekarang ini dengan judi online. Pertama pasang dapat, akhirnya mulai diikat. Kalah, kalah, kalah, jual semua sampai bisa terjadi jual isteri, jual anak. Ini kedahsyatan malam yang menghancurkan nikah. Ayo jaga dengan pedang Firman.

 

Cara menjaganya dengan terlatih berperang. Apa gunanya ada pedang tetapi tidak terlatih menggunakan. Kita punya pedang Firman, ini pengajaran, tetapi kalah, nikahnya hancur, buah nikahnya hancur. Sebab sudah punya pedang tetapi tidak terlatih berperang. Apa latihan perang? Doa penyembahan. Terlatih berperang itu banyak menyembah. Punya pedang Firman pengajaran harus disertai doa penyembahan. Apalagi yang sudah hancur-hancuran nikahnya, hancur-hancuran buah nikahnya, punya pedang Firman pengajaran belum cukup, harus latihan perang, harus ada doa penyembahan, Tuhan pasti tolong.

Lukas 9:28

9:28 Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.

 

Lewat doa penyembahan kita perang roh-roh di udara, roh jahat, roh najis, roh durhaka yang mau menghancurkan nikah kita. Tambah dengan doa puasa dan doa semalaman. Saya tambah kuat mendengar Firman di Manado, beliau mengatakan rumus saya doa puasa ditambah doa semalaman. Mulai bulan ini digalakan doa puasa dan langsung doa semalaman. Harus ditingkatkan supaya kita terlatih berperang, kita kuat menghadapi dahsyatnya malam, berarti ada buah kesucian. Buah 60 lipat ini buah kesucian.

 

Kalau mau ikuti daging lebih baik saya tidur dari pada doa semalaman, lebih baik tidak usah puasa. Apalagi kalau alasan sakit maag, asam lambung. Saya juga sakit maag, tetapi kalau puasa aman, malah sehat, tidak terganggu. Kecuali puasanya tidak benar makanya naik asam lambung, tambah sakit maagnya. Kalau puasanya benar semuanya sehat, sembuh, penggilingannya diistirahatkan untuk sementara.

 

3.      Buah 100 kali lipat

Lukas 15:4-5

15:4 "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?

15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira,

 

Dari 100 tidak boleh kurang, kurang 1 dicari supaya genap 100. Jadi buah 100 kali lipat itu buah kesempurnaan Tubuh Kristus, buah mempelai. Waktu Daud mau menikah denagn anak Saul, mas kawinnya adalah 100 kulit khatan orang Filistin. Angka 100 angka nikah, kita mau masuk nikah yang rohani.

I Samuel 18:25

18:25 Kemudian berkatalah Saul: "Beginilah kamu katakan kepada Daud: Raja tidak menghendaki mas kawin selain dari seratus kulit khatan orang Filistin sebagai pembalasan kepada musuh raja." Saul bermaksud untuk menjatuhkan Daud dengan perantaraan orang Filistin.

 

100 = 10x10. 10 yang pertama mendengar Firman dan 10 yang kedua melakukan Firman. Ke gereja mendengar Firman, pulang melakukan. Lain kali kita sudah mendengar Firman, tetapi pulang tidak melakukan, berarti 10x0=0. Kenapa sudah lama dalam pengajaran tetapi tidak pernah bertumbuh? Karena tidak pernah praktek Firman, datang nol, pulang nol.

 

Mendengar Firman tetapi melawan Firman berarti 10x(-1)=-10, 2 kali melawan 10x(-2)= -20, turun terus rohaninya sampai masuk lautan api kekal di neraka. Jangan melawan Firman, nanti minus terus. Jangan heran yang jasmani juga ikutan mines karena suka melawan Firman. Gembala kalau suka melawan Firman dia minus terus, tekor terus dombanya. Tetapi kalau lakukan Firman bertambah, rohani bertambah, jasmani juga Tuhan tambahkan.

 

Ayo wajah dibaharui, hati dibaharui. Hati yang lembut yang mau menerima Firman sekerang apapun, menghasilkan buah pertobatan, buah kesucian, sampai buah kesempurnaan.

 

Yang kedua yang harus dibaharui adalah pakaian menjadi putih berkilau-kilai Pakaian menunjuk tingkah laku sehari-hari, baik perbuatan maupun perkataan.

Markus 9:2-3

9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,

9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

 

Pakaian yang putih berkilat-kilat ini menunjuk kesucian dari dalam hati. Ada orang berupaya membuat pakaiannya menjadi putih, tetapi tidak seperti hasil dari penyembahan. Oleh undang-undang  negara, menjaga untuk tidak berbuat yang tidak baik. Kelihatan suci, tetapi itu buatan manusia. Hukum adat istiadat, kelihatan membuat suci, tidak boleh begini, tidak boleh begitu. Tetapi suci buatan manusia. Bukan itu yang Tuhan mau!

 

Kesucian yang Tuhan mau adalah hasil pekerjaan Firman pengajaran dan penyembahan. Ini kesucian yang Tuhan mau, kesucian dari dalam hati. Manusia kelihatan suci tetapi hanya karena takut dengan hukum yang berlaku. Padahal dalam hatinya siapa yang tahu, dalam rumahnya ketika tidak dilihat orang siapa yang tahu. Tetapi kesucian yang Tuhan mau dari dalam hati, mau dimanapun kita berada, kita jaga tingkah laku dan perbuatan kita. Jaga perkataan kita suci dalam dan luar.

 

Kesucian bagian dalam, itu di dalam nikah. Lihat bagaimana tingkah laku dalam nikah, perkataan berkilau-kilau, menjadi kesaksian. Suami di luar kelihatan baik dan perhatian, di dalam nikah bagaimana. Apalagi gembala, kalau di luar kelihatan semua dia doakan, tumpangi tangan, dijaga betul-betul seperti menjaga kesucian. Tetapi bagaimana dalam nikah? Isterinya dia tendang, tempeleng, kasari dengan kata-kata, tetapi diancam ‘awas, jangan bilang-bilang di luar, kalau tidak uang bulanan saya tidak kasih!’ bisa seperti itu.  

 

Tuhan mau kesucian dalam nikah dulu. Dalam nikah menjadi kesaksian, perilaku, perkataan, perbuatan kita suci dalam nikah, baru keluar, dalam bermasyarakat, dalam penggembalaan, antara penggembalaan terpancar kilauannya. Itulah kesucian dari dalam hati. Maka waktu Yesus datang kita siap sebagai Mempelai Wanita Tuhan dengan pakaian berkilau-kilauan.

Wahyu 19:8

19:8 Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" [Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.]

 

Yesus datang kita bisa tampil sebagai Mempelai Wanita dengan pakaian putih berkilau-kilauan, kesucian dari dalam. Sidang jemaat boleh menilai kami sebagai gembala, nikah kami bagaimana. Kalau tidak ada kesucian di dalamnya, rugi bapak ibu datang tergembala di sini! Saya berupaya terus menjaga kesucian lewat kekuatan Firman dan terlatih berperang, lewat penyembahan.

 

Keubahan hidup itu mujizat rohani, kalau yang rohani terjadi, mujizat yang jasmani juga pasti terjadi. Apa yang mustahil menjadi tidak mustahil, Tuhan sanggup menghapus kemustahilan. Kita ambil contoh saja, di atas gunung penyembahan ada Musa. Musa tidak boleh masuk tanah Kanaan karena melanggar kekudusan nama Tuhan dan Musa akhirnya mati. Tetapi waktu Yesus dipermuliakan di atas gunung, Musa ada dalam tubuh kemuliaan, bukan arwah gentanyangan, dia berada di atas gunung di tanah Kanaan.

 

Yang mustahil menjadi tidak mustahil. Mungkin ada yang sudah divonis gagal, mati, habis, susah, hancur dan lain-lain, tetapi dengan pedang Firman kita mau disucikan,

terlatih berperang, banyak menyembah Tuhan. Maka terjadi mujizat keubahan hidup, terjadi mujizat yang jasmani yang mustahil menjadi tidak mustahil.

Kidung Agung 3:8

3:8 Semua membawa pedang, terlatih dalam perang, masing-masing dengan pedang pada pinggang karena kedahsyatan malam.

 

Mari kita latihan perang, banyak menyembah. Galakan penyembahan secara pribadi, penyembahan secara berjemaah ayo kita tingkatkan. Doa pagi, doa puasa, doa semalaman kita tingkatkan semua supaya waktu Yesus datang kita sudah punya pakaian putih berkilau-kilau, kita siap menyambut Yesus.

 

 

Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar