20240916

Kebaktian Doa Puasa Sesi 3, Senin 16 September 2024 Pdt. Handri Otniel Legontu

 


Salam sejahtera di dalam kasih Tuhan Yesus Kristus.

 

Kita lanjutkan pelajaran kitab Keluaran.

Keluaran 6:13-14

6:13 Inilah para kepala kaum keluarga mereka: Anak-anak Ruben anak sulung Israel: Henokh, Palu, Hezron dan Karmi; itulah kaum-kaum Ruben.

6:14 Anak-anak Simeon: Yemuel, Yamin, Ohad, Yakhin, Zohar, dan Saul, anak seorang perempuan Kanaan; itulah kaum-kaum Simeon.

 

Pasal 16 ayat 13-26 mencatat nenek moyang Musa dan Harun. Kalau dari silsilahnya nenek moyang Musa dan Harun berasal dari suku Lewi. Tetapi kalau lihat pencatatannya dicantumkan juga Ruben dan Simeon. Apa kaitannya dengan Musa dan Harun? Musa dan Harun ini adalah orang-orang yang diutus Tuhan, sekarang menunjuk hamba Tuhan pelayanan Tuhan. Bicara nenek moyang menunjuk hidup lama. Jadi seorang hamba Tuhan, pelayan Tuhan harus lepas dari hidup lamanya yaitu tabiat Ruben dan Simeon. Apa tabiat Ruben dan Simeon?

 

1.      Tabiat Ruben

Kejadian 35:22a; 49:3-4

Kejadian 35:22a  Ketika Israel diam di negeri ini, terjadilah bahwa Ruben sampai tidur dengan Bilha, gundik ayahnya, dan kedengaranlah hal itu kepada Israel.

49:3 Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang terutama dalam kesanggupan.

49:4 Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!

 

Ruben tidur dengan Bilha isteri anaknya = hidup dalam kenajisan. Harus kita akui bahwa hidup lama kita hidup dalam kenajisan = menghambat pedang dari penumpahan darah, menghambat pedang Firman menyucikan kehidupan kita.

Yeremia 48:10

48:10 Terkutuklah orang yang melaksanakan pekerjaan TUHAN dengan lalai, dan terkutuklah orang yang menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah!

 

Jadi kalau sekarang kita sudah melayani lalu tidak mau disucikan, menolak Firman pengajaran yang benar, tadi dikatakan terkutuk, tidak mungkin dipakai oleh Tuhan. Padahal sebenarnya Yesus sudah rela mati terkutuk di kayu salib. Jadi kalau kita menolak pedang firman, tetap hidup dalam kenajisan, kita adalah musuh salib! Tuhan tidak akan pakai! Di dunia saja kalau musuh tidak mungkin dipakai, malah dibinasakan.

Galatia 3:13

3:13 Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!"

 

Tuhan sudah tanggung kutuk dosa, jangan kita pertahankan lagi kutuk dosa itu. Seringkali hamba Tuhan itu pintar bersembunyi di balik ayat-ayat Alkitab, dia menyembunyikan kenajisannnya, kenajisan nikahnya dengan ayat-ayat Alkibat. Makanya dalam kegerakan Kabar Mempelai yang kita pandang 2 objek, pandang Tabut Perjanjian itulah Firman yang disampaikan dan yang memikul tabut yaitu hamba Tuhan yang memberitakan. Bapak ibu boleh mendengar Firman yang saya sampaikan dan bisa menilai saya. Kalau saya hidup dalam kenajisan, jangan mau digembalakan, rugi! Sebab nanti kita hanya mengarah pada suasana kutukan.

 

Hidup dalam kenajisan = menghambat pedang penyucian.

 

2.      Tabiat Simeon

Kejadian 34:25-26,31; 49:5-7

34:25 Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki.

34:26 Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.

34:31 Tetapi jawab mereka: "Mengapa adik kita diperlakukannya sebagai seorang perempuan sundal!"

49:5 Simeon dan Lewi bersaudara; senjata mereka ialah alat kekerasan.

49:6 Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka telah memotong urat keting lembu.

49:7 Terkutuklah kemarahan mereka, sebab amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.

 

Waktu itu adik mereka, Dina dirusak kesuciannya oleh Sikhem. Ternyata Sikhem cinta kepada Dina lalu dia minta supaya Dina ini boleh menjadi isterinya. Akhirnya Simeon dan Lewi anak-anak Yakub mengatakan pada orang-orang di kota Sikhem itu, boleh bersama kami kawin mengawinkan tetapi syaratnya semua harus disunat. Mereka semua disunat, lalu sementara dalam kesakitan, datanglah Simeon dan Lewi dengan pedang membunuh semua laki-laki yang ada.

 

Jadi hidup lama seperti Simeon adalah hidup dalam kekerasan, hidup dalam kebencian. Dan suka menyalahkan orang lain. Padahal kalau kita baca ayat-ayat di atasnya, sudah terjadi perdamaian di situ. Sikhem dan bapanya datang, bicara baik-baik, terjadi perdamaian. Inilah hidup lama, apa yang sudah diperdamaikan masih diungkit-ungkit, itulah orang yang hidup dalam kekerasan.

 

Pada Simeon ada pedang menunjuk orang yang sudah hidup dalam pengajaran tetapi dipakai membunuh orang. Simeon ini gambaran orang dalam pengajaran tetapi hidupnya dalam kekerasan, hidupnya dalam kebencian, selalu menyalahkan orang lain, sehingga  menjadi sandungan bagi orang lain, orang tidak mau mendengar Firman. Padanya ada pengajaran tetapi hidup dalam kekerasan. Apa bukti hidup dalam kekerasan? Apa yang sudah diperdamaikan diungkit-ungkit. Coba suami isteri sementara makan lalu suami ungkit apa yang dilakukan isteri padahal sudah berdamai, tidak akan bisa menikmati makanan. Waktu mau tidur isteri ungkit apa yang diperbuat suami, tidak bisa tidur! Ini hidup dalam kekerasan. Kadangkala kekerasan seperti ini masih berlanjut dalam hidup rumah tangga kita. Bahkan dalam penggembalaan juga, gembala yang pegang pedang Firman ungkit-ungkit kesalahan jemaat! Ini hidup lama yang harus disucikan. Tuhan tolong jangan terjadi dalam kehidupan kita.

 

Kejadian 34:30

34:30 Yakub berkata kepada Simeon dan Lewi: "Kamu telah mencelakakan aku dengan membusukkan namaku kepada penduduk negeri ini, kepada orang Kanaan dan orang Feris, padahal kita ini hanya sedikit jumlahnya; apabila mereka bersekutu melawan kita, tentulah mereka akan memukul kita kalah, dan kita akan dipunahkan, aku beserta seisi rumahku."

 

Simeon dan Lewi membusukan nama Yakub. Abraham gambaran Allah Bapa, Ishak gambaran Anak Allah, Yakub menggambarkan Allah Roh Kudus. Jadi kalau hidup dalam kekerasan berarti kita mendukakan Roh Kudus. Nanti kalau sudah berduka, Roh Kudus bisa padam. Baru mau mencari kepenuhan Roh Kudus sudah setengah mati. Kalau dibiarkan berlarut-larut nanti menghujat Roh Kudus, sudah tidak ada pengampunan.

 

Sebagai hamba Tuhan, pelayanan Tuhan harus lepas dari kenajisan dan kekerasan serta kebencian supaya kita bisa dipakai Tuhan!

 

Kalau disimpulkan Ruben dan Simeon salah menggunakan pedang. Ruben menolak pedang penyucian. Simeon memakai pedang untuk melakukan kekerasan. Kami hamba Tuhan dipercaya Tuhan pedang firman pengajaran, pakai untuk menyucikan, bukan menjadi alat kekerasan bagi sidang jemaat. Seringkali hamba Tuhan memakai pedang Firman pengajaran sebagai alat kekerasan, dia hantam saja sidang jemaat. Jangan! Biarlah dipakai menyucikan. Makanya Firman dipraktekan dulu baru diajarkan supaya terjadi penyucian di dalam sidang jemaat.

 

Yang membunuh orang-orang di kota Sikhem adalah Simeon dan Lewi. Lewi sempat salah menggunakan pedang, tetapi bedanya Lewi cepat sadar dan memihak Tuhan. Dalam perjalanan hidup bangsa Israel selanjutnya, ketika mereka sudah keluar dari Mesir, ada di padang gurun, mereka sempat membuat anak lembu emas dan menyembahnya. Lalu Musa berkata siapa memihak Tuhan datang kepadaku, ikat pedang pada pinggangnya dan bunuhlah saudara, teman dan tetangganya. Dan Lewi berpihak kepada Tuhan.

Keluaran 32:26-28

32:26 maka berdirilah Musa di pintu gerbang perkemahan itu serta berkata: "Siapa yang memihak kepada TUHAN datanglah kepadaku!" Lalu berkumpullah kepadanya seluruh bani Lewi.

32:27 Berkatalah ia kepada mereka: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Baiklah kamu masing-masing mengikatkan pedangnya pada pinggangnya dan berjalanlah kian ke mari melalui perkemahan itu dari pintu gerbang ke pintu gerbang, dan biarlah masing-masing membunuh saudaranya dan temannya dan tetangganya."

32:28 Bani Lewi melakukan seperti yang dikatakan Musa dan pada hari itu tewaslah kira-kira tiga ribu orang dari bangsa itu.

 

Sempat salah menggunakan pedang tetapi akhirnya Lewi menggunakan pedang dengan benar. Dari kisah Lewi ini kita belajar bahwa Tuhan tidak pernah keliru dalam memilih seseorang. Tuhan tidak pernah menyesali panggilan dan pilihanNya. Jadi orang yang dipilih Tuhan adalah orang yang ketika dia salah cepat sadar dan berbalik kepada Tuhan!

 

Kita raba apakah benar kita orang yang dipilih Tuhan? Kalau kita orang yang dipilih Tuhan, ketika salah kita cepat sadar, cepat berbalik kepada Tuhan, jangan berlarut-larut dalam kesalahan itu. Siapa di antara kita yang tidak pernah salah. Musa dalam pelayanannya pernah salah. Elia hebat, tetapi dalam pelayannya pernah salah. Petrus hebat dipakai Tuhan, Yohanes, Simson semua orang hebat yang dipakai Tuhan, semua pernah salah. Daud pernah salah bahkan pernah melakukan kesalahan yang fatal. Tetapi mereka cepat sadar dan berbalik kepada Tuhan. Saya sebagai hamba Tuhan juga banyak kesalahan dan kekurangan. Tetapi kalau saya orang yang dipilih Tuhan harus cepat sadar dan cepat berbalik.

 

Sebagai orang yang dipilih Tuhan, sikap kita adalah ikat pedang pada pinggang dan berjalan kian kemari membunuh saudara, teman dan tetangga. Artinya:

1.      Pegang teguh Firman pengajaran yang benar, jangan kompromi dengan daging. Saudara, teman, tetangga, itu semua menunjuk daging. Robek segala hawa nafsu daging jangan kompromi apalagi menurutinya. Memang keinginan daging itu enak, tetapi jangan kompromi, robek daging kita! Setiap kita datang beribadah ada Firman diberitakan, itu bagaikan pedang diayunkan, terima! Jangan dielus ini daging. Jangan seperti Yudas berkata ‘bukan saya’ atau berkata tidak kena, jangan! Setiap Firman disampaikan katakan itu untuk saya. Saya tidak mau bertahan pada kesalahan, iya Tuhan tadi saya kasar sama isteri, tadi saya isteri yang tidak tunduk pada suami saya lawan suami. Tadinya saya anak yang tidak hormat kepada orang tua, bentak orang tua. Harus cepat sadar, terima Firman Tuhan.

 

2.      Tegas berpegang pada Firman pengajaran sekalipun bertentangan dengan saudara, teman dan tetangga kita. Kita sudah dalam pengajaran, saudara kita belum dalam pengajaran, lalu saudara kita itu ajak sesuatu yang tidak cocok dengan Firman pengajaran, harus tegas, jangan mau! Kalau mereka marah itu hanya untuk sesaat, setelah itu mereka cari ulang, yang penting kita berpegang pada pengajaran.

 

Jangan takut kalau pegang teguh Firman, mempraktekan Firman, tegas berpegang pada Tirman pengajaran maka kita memihak Tuhan dan Tuhan juga di pihak kita.

Roma 8:31

8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?

 

Kalau Tuhan di pihak kita, siapa lawan kita? Tidak usah takut! Mungkin sekarang kita seperti ditinggal sendiri. Saya rasakan bagaimana itu seperti ditinggal sendiri, sengsara rasanya. Tetapi percaya dan yakin kita berpegang pada kebenaran, kita dipihak Tuhan, Tuhan juga di pihak kita. Tidak apa orang lain menjauh yang penting Tuhan jangan menjauh dari kita. Kalau Tuhan sudah menjauh dari kita mau apa kita!

 

Dengan pedang kita pegang, mau tegas, mau praktekan Firman pengajaran maka ada hasil yang Tuhan berikan kepada kita:

1.      Ibrani 4:12

4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

 

Firman Allah itu hidup. Hasilnya Firman pengajaran yang benar memberi hidup kepada kita. Kalau saudara berkomentar, tetangga berkomentar miring kepada kita, teman berkomentar negatif tentang kita, belum tentu dia jamin hidup kita. Dia tidak menentukan hidup kita, jadi ngapain kita mau peduli dia ngomong apa. Dia tidak bisa menentukan hidup saya. Yang bisa menentukan hidup kita adalah Tuhan lewat FirmanNya yang kita praktekan, Firman hidup! Tuhan memberikan hidup kepada kita baik secara jasmani sampai hidup yang kekal di Yerusalem Baru.

 

2.      Firman Allah itu kuat. Hasilnya Firman pengajaran memberikan kekuatan yang melimpah dalam menghadapi segala tantangan, segala himpitan, bahkan menghadapi maut.

II Korintus 4:7-10

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;

4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

 

Kalau seandainya pelayanan itu adalah suatu usaha pencaharian, sudah lama kita gulung tikar, terlalu banyak tantangan. Kalau nikah itu ibaratnya perusahaan, sudah lama gulung tikar, terlalu banyak tantangan dihadapi di dalam nikah. Tetapi kekuatan kita dapatkan dalam pengajaran. Kita berbahagia berada dalam pengajaran, kita mempunyai kekuatan yang melimpah. Nikah sudah dihempaskan, tetapi tetap bertahan sampai sekarang ini. Pelayanannya sudah dibanting oleh orang tetapi kita tetap bertahan sampai saat ini.

 

Kita mau hidup dari Firman Tuhan, Firman pengajaran ini. Mungkin keluarga sudah himpit sana sini tidak apa-apa, hidup Yesus semakin nyata di dalam kita.

II Korintus 4:10

4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

 

Hidup Yesus semakin nyata, kita semakin berubah. Dia ini semakin ditekan tetapi dia diam. Seperti Yesus, Dia ditekan tetapi malah diam. Tetapi kalau bereaksi berarti bejananya sudah hancur, sudah pecah. Kalau kita jalan tanpa pakai alas kaki, bisa luka kaki kita. Seringkali kita jadi bejana pecah yang melukai tangan dan kaki orang. Yang membanting kita malah kita balas melukai, lukai di media sosial, di dunia nyata, di dunia maya.

 

3.      Orang Lewi membunuh 3.000 orang. Itu volume ruangan suci (2000 hasta) dan ruangan maha suci (1000 hasta). Jadi hasil yang ketiga, Firman pengajaran yang benar menyucikan kita (angka 2000) sampai menyempurnakan kita sekalian (angka 1000).

 

Semoga lewat doa puasa sepanjang hari ini, Firman yang telah kita dengar dari sesi 1, 2 dan 3 ini untuk kita praktekkan dan pegang teguh. Jangan kompromi dengan daging, robek daging! Kita pegang teguh Firman pengajaran sekalipun ditentang dari sana sini. Kita memihak Tuhan, Tuhan memihak kita. Ada hidup, ada kekuatan, kita disucikan dan disempurnakan.

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

Email: imamat_raja@yahoo.com

www.gptkp.blogspot.com

Tuhan Memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar