20240930

Ibadah Doa Pagi, Selasa, 01 Oktober 2024 Pdt. Handri Legontu

 

 

Salam damai sejahtera di dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus

 

Kisah Rasul 21:37-40 Paulus minta izin berbicara

21:37 Ketika Paulus hendak dibawa masuk ke markas, ia berkata kepada kepala pasukan itu: "Bolehkah aku mengatakan sesuatu kepadamu?" Jawabnya: "Tahukah engkau bahasa Yunani?

21:38 Jadi engkau bukan orang Mesir itu, yang baru-baru ini menimbulkan pemberontakan dan melarikan empat ribu orang pengacau bersenjata ke padang gurun?"

21:39 Paulus menjawab: "Aku adalah orang Yahudi, dari Tarsus, warga dari kota yang terkenal di Kilikia; aku minta, supaya aku diperbolehkan berbicara kepada orang banyak itu."

21:40 Sesudah Paulus diperbolehkan oleh kepala pasukan, pergilah ia berdiri di tangga dan memberi isyarat dengan tangannya kepada rakyat itu; ketika suasana sudah tenang, mulailah ia berbicara kepada mereka dalam bahasa Ibrani, katanya:


Di sini Paulus sudah dibawa ke markas, sudah lolos dari amukan massa, ada kelegaan. Kalau orang yang lain begitu sudah lepas dari amukan massa sudah tidak mau lagi datang pada massa yang ada di situ apalagi nyawanya sudah terancam.

 

Sebenarnya Paulus sudah ada kesempatan untuk bebas untuk lepas dari aniaya, dari penghukuman, tetapi di sini Paulus mau menceritakan bagaimana pengalamannya bertemu dengan Yesus dan dia boleh menjadi alatnya Tuhan, dia mau bersaksi.

 

Ada 2 pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman Paulus di sini:

1.      Bersikap tenang menghadapi fitnahan, gosip-gosip, bahkan menghadapi penderitaan karena Yesus, karena ibadah pelayanan yang benar dan karena Firman pengajaran yang benar. Bersikap tenang = bisa menguasai diri. Jadi, saat kita mengalami percikan darah merupakan ujian apakah kita sudah menghasilkan buah-buah rohani yang berkenan kepada Tuhan, yang baik untuk Tuhan.

 

Ada 9 buah roh ditutup dengan penguasaan diri.

Galatia 5:22-23

5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,

5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

 

Jadi, Tuhan izinkan kita menghadapi penderitaan, percikan darah sebagai ujian apakah kita sudah menghasilkan buah-buah rohani, buah-buah roh dikunci dengan penguasaan diri.

 

Jadi, menghadapi kebencian, menghadapi serangan-serangan dari sesama baik lewat kata-kata, lewat media sosial, bahkan mungkin sudah lewat fisik, bersikaplah tenang, menguasai diri, jangan dengan emosi daging. Kalau kita menghadapinya dengan emosi daging kita belum lulus ujian.

 

Mengusai diri = bijaksana, diambil dalam bahasa Yunani “sophronos” yang berarti berpikiran sehat, mengontrol diri, menahan kata, menahan hawa nafsu.

 

Amsal 14:17

14:17 Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

 

Amsal 17:27

17:27 Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya, orang yang berpengertian berkepala dingin.

 

Kalau kita bisa bijaksana menahan kata, berpengetahuan, berkepala dingin maka kita akan dipakai oleh Tuhan di dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.

 

Contohnya Salomo dipakai untuk membangun bait Allah. Salomo adalah seorang yang bijaksana.

2 Tawarikh 2:12

2:12 Lalu Huram melanjutkan: "Terpujilah TUHAN, Allah orang Israel, yang menjadikan langit dan bumi, karena Ia telah memberikan kepada raja Daud seorang anak yang bijaksana, penuh akal budi dan pengertian, yang akan mendirikan suatu rumah bagi TUHAN dan suatu istana kerajaan bagi dirinya sendiri!

 

Semakin kita dibenci, semakin diserang justru semakin dipakai oleh Tuhan dan semakin diberkati oleh Tuhan.

 

Bagaimana supaya kita bisa bijaksana?

Ulangan 4:5-6

4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

 

1)      Banyak membaca, mendengar dan melakukan/menuruti Firman Pengajaran yang benar, sehingga mendarah daging menjadi karakter rohani kita.

 

Orang yang menyerang tambah bodoh, tambah kering. Kita semakin dipakai oleh Tuhan.

 

Yang harus dijaga adalah pergaulan atau persekutuan, jangan salah bergaul, jangan salah bersekutu. Persekutuannya harus berdasarkan Firman pengajaran yang benar supaya tambah bijak.

Amsal 13:20

13:20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.

 

2)      Tidak takut dalam menghadapi kebencian, aniaya malah bersaksi.

Tadinya Paulus sudah bisa bebas, diperiksa nanti oleh kepala prajurit lalu ditanya-tanya tidak didapati kesalahannya, bisa bebas. Apalagi waktu dia katakan  dia orang Kilikia, kota yang terkenal saat itu, dia katakan dia warga Roma, kalau warga Roma statusnya orang yang terpandang dibandingkan orang Yahudi orang jajahan, dia bisa bebas, tapi dia malah mau bersaksi di situ.

 

Markus 13:9-11

13:9 Tetapi kamu ini, hati-hatilah! Kamu akan diserahkan kepada majelis agama dan kamu akan dipukul di rumah ibadat dan kamu akan dihadapkan ke muka penguasa-penguasa dan raja-raja karena Aku, sebagai kesaksian bagi mereka.

13:10 Tetapi Injil harus diberitakan dahulu kepada semua bangsa.

13:11 Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.

 

Ketika kita dibenci orang, kita diserang, difitnah, dll, jadilah kesaksian, itu kesempatan bagi kita untuk bersaksi. Kalau datangnya dari luar Yesus, orang belum percaya Yesus, saksikan Firman penginjilan kepada mereka bahwa Yesus Juruselamat, lewat kata-kata juga lewat perbuatan yaitu hidup benar sesuai Firman.

 

Kalau serangannya dari orang kristen orang yang sudah selamat, saksikan Firman Pengajaran lewat kata-kata juga lewat perbuatan yaitu hidup suci sesuai Firman.

 

Tenang = sikap bertahan

Bersaksi = sikap menyerang untuk mencapai tujuan yang rohani,

untuk memenangkan jiwa bawa kepada Yesus. Kita bersaksi Tuhan menyertai kita.

Matius 28:19-20

28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

 

Keadaan kita memang sungguh-sungguh tidak berdaya seperti Paulus menghadapi begitu banyak massa yang beringas yang mau membunuh dia, tapi dia bisa bersaksi Tuhan menyertainya.

 

Kalau Tuhan menyertai, kita pasti menang. Kemenangan yang bisa kita raih adalah memenangkan jiwa bawa kepada Yesus. Kemenangan puncak adalah kita berhasil dibentuk menjadi mempelai wanita Tuhan yang sempurna menyambut Yesus di awan-awan ketika Dia datang, masuk pesta nikah Anak Domba Allah.

 

Tuhan Yesus memberkati.

 

 

 

 

GPT “Kristus Penebus”

Jl. Langgadopi No.4 Tentena

Kec. Pamona Puselemba, Kab. Poso, 94663

HP: 081334496911

www.gptkp.blogspot.com

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar